Cara Penularan Diagnosis Soil Transmitted Helminths

Gambar 2.3. Siklus hidup cacing tambang 12

2.1.4. Cara Penularan

Cacing Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Ancylostoma duodenale dan Necator americanus dikelompokkan sebagai STH karena cara penularannya pada setiap orang sama yaitu melalui tanah. Secara gambaran epidemiologi, STH biasa terdapat di daerah beriklim tropis dan daerah beriklim sedang dan perbedaannya hanya terletak pada jenis spesies dan beratnya penyakit yang ditimbulkan. Adapun cara cacing ini menginfeksi manusia yakni dengan menembus kulit manusia oleh larva infeksius larva matang atau menelan telur cacing yang lengket pada makanan atau minuman yang tidak dimasak dengan matang. 13

2.1.5. Diagnosis

Cara menegakkan diagnosis adalah dengan pemeriksaan feses secara langsung. Adanya telur dalam feses dapat memastikan diagnosis infeksi STH. Selain itu diagnosis dibuat bila cacing dewasa keluar sendiri baik melalui mulut atau hidung maupun melalui feses 11 Pemeriksaan feses dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif, yaitu dengan metode Natif, metode Apung, metode Harada-Mori dan metode Kato-Katz. Metode yang direkomendasikan ialah dengan metode Kato-Katz. 13 Untuk mengetahui intensitas infeksi pada individu adalah dengan cara menghitung jumlah telur per gram feses. Dengan metode Kato-Katz, penghitungan egg per gram epg dilakukan dengan mengalikan jumlah telur yang dihitung pada hapusan yang digunakan dengan faktor multiplikasi. Faktor ini bervariasi tergantung dari luas hapusan yang digunakan. 11,14 Jumlah cacing di dalam usus dapat dihitung dengan cara melihat rata-rata berat tinja yang dikeluarkan per hari umumnya 150 sampai 200 gram. 11 Pada infeksi cacing tambang, derajat keparahan dinilai bukan hanya berdasarkan jumlah cacing yang ditemukan, namun juga berdasarkan umur, asupan nutrisi dan asupan zat besi. Hal ini berkaitan dengan kehilangan hemoglobin melalui feses, dimana dikatakan derajat intensitas ringan jika berkaitan dengan kehilangan kurang dari 2 miligram hemoglobin per gram feses dan dikatakan derajat intensitas berat jika kehilangan lebih dari 5 miligram hemoglobin per gram feses. 3

2.2. Pengukuran Status Nutrisi