1. 3. Etiologi 1. 4. Klasifikasi 1. 5. Diagnosis Banding

bipolar adalah pada usia 20 hingga 25 tahun. Beberapa survei menunjukkan gejala-gejala premorbid bahkan bisa dimulai lebih awal, pada masa remaja. Jarang awitan di atas usia 60 tahun. 8 Berbeda dengan depresi unipolar, gangguan bipolar terjadi pada laki-laki dan perempuan dengan prevalensi yang seimbang, kira-kira 1:1 tidak seperti depresi, di mana kejadian pada perempuan diperkirakan dua kali lebih sering dibandingkan laki-laki. 7,12 Gangguan depresif mayor dan gangguan bipolar frekuensinya lebih tinggi pada kejadian perceraian, perpisahan dan pada janda. 12

2. 1. 3. Etiologi

Dalam usaha memahami etiologi gangguan bipolar, para peneliti terus melakukan penelitian untuk mencari hubungan antara manifestasi penyakit yang sangat kompleks dengan dasar biologinya. Gangguan bipolar dihubungkan dengan berbagai gangguan otak seperti gangguan struktur, fungsi, kimia, neurokimia, neuroendokrin, dan transduksi sinyal otak. 9 Stres yang terjadi dalam peristiwa kehidupan sering mengawali terjadinya episode pertama gangguan mood. Peristiwa-peristiwa seperti itu dapat menyebabkan perubahan neuronal permanen yang menjadi predisposisi pada seseorang bagi terjadinya rentetan episode gangguan mood. 13 UNIVERSITAS SUMATRA UTARA

2. 1. 4. Klasifikasi

Berdasarkan DSM-IV-TR klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut: 2 a. Gangguan bipolar I. Ditandai oleh satu atau lebih episode manik atau campuran yang biasanya disertai oleh episode-episode depresi mayor; b. Gangguan bipolar II Gambaran utama ditandai oleh terjadinya satu atau lebih episode depresi mayor yang disertai oleh paling sedikit satu episode hipomanik; c. Gangguan siklotimik Ditandai paling sedikit dua tahun dari sejumlah periode waktu gejala hipomanik yang tidak memenuhi kriteria episode manik dan sejumlah periode gejala depresif yang tidak memenuhi kriteria depresif mayor; d. Gangguan bipolar yang tidak terinci Gangguan ini mencakup gambaran bipolar yang tidak memenuhi kriteria di atas.

2. 1. 5. Diagnosis Banding

Gangguan bipolar didiagnosis banding dengan cara sebagai berikut: 7 1. Menyingkirkan kondisi medis umum UNIVERSITAS SUMATRA UTARA Beberapa kondisi medis dapat menginduksi terjadinya mania, termasuk penyakit Cushing di mana tubuh menghasilkan kortikosteroid yang berlebih, hipertiroidisme, stroke, epilepsi lobus temporal, tumor otak khususnya mempengaruhi ventrikel ketiga, trauma kepala, infeksi HIV, gangguan jaringan ikat seperti systemic lupus erythematosus atau multiple sclerosis. 2. Menyingkirkan obat yang dapat menginduksi terjadinya mania Penggunaan obat stimulan seperti metamfetamin atau kokain dapat menyebabkan terjadinya agitasi, berpikir yang cepat, flight of ideas atau gejala psikotik yang dengan mudah dapat menjadi episode manik. Saat pasien sedang menggunakan obat ini “crash” dan pengalaman mood swing akan muncul mengikuti perjalanan mood swing yang tampak pada bipolar. Obat antidepresan dapat menginduksi episode manik pada individu yang rentan terhadap perkembangan gangguan bipolar. Suatu episode dari mania yang berespons terhadap obat antidepresan dipertimbangkan sebagai diagnosis dari gangguan bipolar primer. Perbedaannya, perkembangan mania yang berespon pada obat-obatan lain tidak ditempatkan pada pasien yang berisiko tinggi pada perkembangan gangguan bipolar. Satu contoh yang paling sering dari obat-obatan yang terlibat pada mania sekunder adalah prednison, suatu kortikosteroid yang dapat menyebabkan mania pada beberapa pasien. Simetidin dapat juga menyebabkan terjadinya mania, UNIVERSITAS SUMATRA UTARA psikosis atau depresi. Obat-obatan lain yang terlibat menghasilkan mania termasuk levodopa L-Dopa dan bromocriptine kemungkinan aksi dasarnya dalam meningkatkan aktivitas dopaminergik pada otak, obat relaksasi otot seperti baclofen dan obat antituberkulosis seperti isoniazid. 3. Menyingkirkan gangguan psikiatri Mood swing merupakan gejala yang sering terdapat pada beberapa kondisi psikiatri, seperti: a. Gangguan skizoafektif Pasien yang mengalami gangguan skizoafektif sering mempunyai riwayat depresi dan episode manik. Bagaimanapun juga, pasien ini mempunyai gejala psikotik yang kronis dari skizofrenia, seperti delusi dan halusinasi, meskipun selama periode mood yang normal. b. Gangguan kepribadian Pasien yang mempunyai gangguan kepribadian kemungkinan mempunyai mood yang tidak stabil. Hal ini khususnya terjadi pada gangguan kepribadian kelompok B, yaitu: histrionik, borderline, narsistik dan antisosial. Perubahan mood ini dapat dihubungkan dengan siklotimia, tetapi lebih sering berhubungan dengan faktor lingkungan. Pasien yang mempunyai gangguan kepribadian sering salah didiagnosis sebagai gangguan bipolar. UNIVERSITAS SUMATRA UTARA c. Skizofrenia Pasien dengan gangguan bipolar terkadang didiagnosis sebagai pasien dengan skizofrenia, kemungkinan hal ini disebabkan oleh munculnya gejala psikotik pada mania dan awitan pada usia muda yang menyerupai skizofrenia. Salah diagnosis juga terjadi ketika pasien dan dokter berasal dari etnis yang berbeda. 2. 2. Masalah Psikososial dan Lingkungan