8
audit dan kualitas audit berpengaruh secara serempak terhadap kinerja perusahaan yang di ukur dengan Return on Asset, namun komisaris independen dan komite
audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap Return on Asset. Tetapi kualitas audit berpengaruh secara parsial terhadap Return on Asset.
Sektor property dan real estate merupakan bidang yang menjanjikan untuk berkembang di Indonesia melihat potensi jumlah penduduk yang besar dengan
rasio pemilikan rumah yang cukup rendah. Kondisi lainnya adalah semakin meningkatnya daya serap pasar terhadap produk property serta adanya usaha-
usaha untuk menarik investor yang dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, perusahaan property dan real estate di Indonesia dihadapkan pada suatu
keputusan penting untuk meningkatkan kemampuannya dalam memperoleh laba melalui pengelolaan sumber dayanya serta keputusan pendanaan untuk
memperoleh sumber daya tersebut. Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan Property dan Real
Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut : apakah dewan komisaris, komisaris independen,
dewan direksi, dan komite audit good corporate governance secara parsial dan serempak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan?
Universitas Sumatera Utara
9
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi, dan komite audit good corporate
governance secara parsial dan serempak terhadap kinerja perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Peneliti Menambah wawasan serta pegetahuan peneliti mengenai pengaruh
good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. 2.
Bagi Investor Memberikan masukan untuk pengambil keputusan mengenai investasi
pada perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance. 3.
Akademisi Penelitian ini diharapkan dapat menambah bukti empiris dari
penelitian sebelumnya mengenai praktik good corporate governance dalam hubungannya dengan kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Good Corporate Governance
Secara sederhana good corporate governance adalah seperangkat sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk menciptakan
nilai tambah bagi stakeholder. Corporate governance merupakan tata kelola yang berhubungan dengan interaksi antara pemerintah dan
masyarakat. Definisi corporate governance menurut OECD Organization for
Economic Cooperation and Development, corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan. Struktur corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi
seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya Sudana dan Putu, 2011.
Istilah corporate governance mulai dikenal pada tahun 1992 oleh Cadbury Committee yang menggunakan istilah tersebut dalam laporan
keuangannya yang dikenal dengan Cadbury Report. Cadbury Report menjelaskan corporate governance sebagai seperangkat aturan yang
merumuskan hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya, baik
Universitas Sumatera Utara
11
internal maupun eksternal sehubungan dengan hak-hak dan tanggung jawab mereka.
Good corporate governance dijelaskan oleh IICG Indonesian Institute of Corporate Governance sebagai proses dan struktur yang
diterapkan dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain. Good corporate governance juga merupakan kumpulan hukum, peraturan dan kaidah yang
wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja perusahaan bekerja secara efisien, menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang
berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar secara keseluruhan.
Good corporate governance merupakan sebuah sistem tata kelola perusahaan yang berisi seperangkat peraturan yang mengatur hubungan
antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang kepentingan internal dan
eksternal lainnya dalam kaitannya dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain, suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan
perusahaan, dengan tujuan untuk meningkatkan nilai tambah value
added bagi semua pihak yang berkepentingan Purwani, 2010.
Dari beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance adalah sistem yang mengatur, mengelola dan
mengawasi proses pengendalian usaha untuk menaikkan nilai perusahaan,
Universitas Sumatera Utara
12
sekaligus sebagai bentuk perhatian pada para pemegang saham, kreditor dan masyarakat.
Menurut FCGI dalam Nursetyorini 2012 : 18, dalam penerapan good corporate governance terdapat beberapa prinsip yang harus
dipenuhi, yaitu : 1.
Hak pemegang saham untuk mendapat informasi yang tepat waktu dan benar tentang perusahaan, sehingga dapat
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. 2.
Perlakuan yang sama pada setiap pemegang saham, khususnya pemegang saham minoritas dan asing dengan pengungkapan
penuh mengenai informasi material. 3.
Peran stakeholders harus diakui sebagaimana ditetapkan oleh hukum dan adanya kerjasama aktif antara perusahaan dan
stakeholders dalam menciptakan kekayaan, lapangan kerja dan finansial yang baik.
4. Pengungkapan tepat waktu, akurat, dan transparan pada semua
hal-hal penting bagi kinerja perusahaan, kepemilikan dan stakeholder.
5. Tanggung jawab dewan dalam manajemen, pengawasan
manajemen dan akuntabilitas kepada perusahaan dan pemegang saham.
Menurut IICG dalam Sari 2010 The Indonesian Institute for Corporate Governance terdapat 7 dimensikonsep penerapan Good
Corporate Governance yang diambil dari panduan yang telah ditetapkan oleh OECD dan KNKCG. Tujuh dimensi tersebut yaitu:
1. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan-sistem manajemen
yang mendorong anggota perusahaan menyelenggarakan tata kelola perusahaan yang baik.
2. Tata kelola dewan komisaris-sistem manajemen yang
memungkinkan optimalisasi peran anggota dewan komisaris dalam membantu penyelenggaraan tata kelola perusahaan yang
baik.
3. Komite-komite fungsional-sistem
manajemen yang memungkinkan optimalisasi peran anggota komite-komite
fungsional dalam penyelenggaraan tata kelola perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
13
4. Dewan direksi-sistem manajemen yang memungkinkan
optimalisasi peran anggota dewan direksi dalam penyelenggaraan tata kelola perusahan yang baik.
5. Transparansi dan Akuntabilitas, sistem manajemen yang
mendorong adanya pengungkapan informasi yang relevan, akurat, dan dapat dipercaya, tepat waktu, jelas, konsisten dan
dapat diperbandingkan tentang kegiatan perusahaan.
6. Perlakuan terhadap pemegang saham-sistem manajemen yang
menjamin perlakuan yang setara terhadap pemegang saham dan calon pemegang saham.
7. Peran pihak berkepentingan lainnya stakeholders, sistem
manajemen yang dapat meningkatkan peran pihak berkepentingan lainnya.
Pada dasarnya prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja
perusahaan. Prinsip-prinsip utama dari good corporate governance yang menjadi indikator, sebagaimana yang telah dirancang oleh The Indonesian
Intitute of Corporate Governance IICG, 2009:12-13 dan Organization for Economic Cooperation and Development OECD, 2004:49-58 dalam
Taman 2009, yaitu: a.
Fairness Keadilan Keadilan merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi seluruh
pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada
pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan kesalahan perilaku insider. Dalam
melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
b. DisclosureTransparency KeterbukaanTranparansi
Transparansi adalah pengungkapan yang akurat dan tepat pada waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja
perusahaan, kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan
harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh
Universitas Sumatera Utara
14
peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditor,
dan pemangku kepentingan lainnya.
c. Accountabillity Akuntabilitas
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan
antara komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring, evaluasi serta pengendalian terhadap manajemen
untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang saham dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.
d. Responsibility Responsibilitas
Responsibilitas adalah tanggung jawab pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban
kepada perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan
konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan
wewenang kekuasaan, menjadi professional, dan menjunjung etika serta memelihara bisnis yang sehat.
e. Independency Independen
Adanya masing-masing organ perusahaan yang tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain
merupakan salah satu bentuk independensi dalam suatu perusahaan. Independen diperlukan untuk menghindari adanya
potensi konflik kepentingan yang mungkin timbul oleh para pemegang saham mayoritas. Mekanisme ini menuntut adanya
rentang kekuasaan antara komposisi komisaris, komite dalam komisaris, dan pihak luar seperti auditor. Keputusan yang dibuat
dan proses yang terjadi harus objektif dan tidak dipengaruhi oleh kekuatan pihak-pihak tertentu.
Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance ditujukan untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang efektif dan efisien melalui
harmonisasi manajemen perusahaan. Dalam penerapan prinsip-prinsip good corporate governance tersebut dibutuhkan peran yang penuh
komitmen dan independen dari dewan direksi dan dewan komisaris dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk menghasilkan kinerja perusahaan
yang baik. Prinsip-prinsip dasar dari good corporate governance pada
Universitas Sumatera Utara
15
dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu perusahaan. Secara konkret, penerapan prinsip-prinsip good
corporate governance menurut Alhamdi 2012 memiliki tujuan sebagai berikut :
a. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan
kewajaran.
b. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-
masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Rapat Umum Pemegang Saham.
c. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris, dan
anggota Direksi agar dalam membuat dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
d. Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan.
e. Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan
tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. f.
Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga mampu menigkatkan kepercayaan pasar
yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan.
Penerapan good corporate governance akan mengurangi dorongan manajer untuk melakukan manipulasi. Manajer akan melaporkan
kinerjanya sesuai dengan keadaan ekonomi yang sebenarnya dari perusahaan. Dengan melaksanakan corporate governance, menurut
Forum of Corporate Governance in Indonesia FCGI dalam Alhamdi 2012 : 16 ada beberapa manfaat yang diperoleh, antara lain:
a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan
kepada stakeholder.
Universitas Sumatera Utara
16
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
dan tidak rigid karena faktor kepercayaan yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value.
c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya di Indonesia. d.
Pemegang saham akan puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholder value dan dividen.
Dari tujuan dan manfaat di atas maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan good corporate governance akan selalu
melindungi kepentingan para pemegang sahamnya serta pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan perusahaan. Selain itu, dengan adanya
penerapan good corporate governance dapat lebih meningkatkan nilai tambah perusahaan tersebut dimata publik karena kinerja perusahaan juga
lebih terarah dan dapat meningkatkan laba perusahaan.
2.1.2 Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan organ peranan penting dalam pengimplementasian good corporate governance di suatu perusahaan.
Komisaris merupakan organ yang mengawasi kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perusahaan serta memberikan nasihat kepada direksi. Untuk
menjamin pelaksanaan good corporate governance berjalan dengan baik diperlukan anggota dewan komisaris yang berintegrasi tinggi, tidak cacat
hukum, serta mampu bekerja secara profesional tanpa memihak dengan salah satu pemegang saham pengendali mayoritas secara langsung
maupun tidak langsung. Di Indonesia, dewan komisaris merupakan organ yang bersifat pasif dan tidak dapat menjalankan fungsi pengawasannya
secara efektif terhadap direksi. Atau sebaliknya, peran komisaris yang
Universitas Sumatera Utara
17
terlalu kuat dalam perusahaan sehingga sering kali melakukan intervensi terhadap kebijakan direksi. Fenomena ini menjadi masalah pada
perusahaan yang sudah go public, sikap pasif dewan komisaris dapat merugikan kepentingan pemegang saham serta para stakeholders lainnya.
2.1.3 Komisaris Independen
Keberadaan komisaris independen sangat diperlukan. Secara langsung keberadaan komisaris independen menjadi penting, karena di
dalam praktek sering ditemukan transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang mengabaikan kepentingan pemegang saham publik
pemegang saham minoritas serta stakeholders lainnya, terutama pada perusahaan di Indonesia yang menggunakan dana masyarakat didalam
pembiayaan usahanya. Adanya komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan diharapkan akan direaksi positif oleh pasar investor,
karena kepentingan investor akan lebih dilindungi.
2.1.4 Dewan Direksi
Dewan direksi sangat berperan penting dalam pengelolaan perusahaan. Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting
dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang saham untuk memastikan satu perusahaan di kelola sesuai dengan tujuan
perusahaan. Menurut undang-undang Perseroan Terbatas, direksi merupakan organ perseroan yang bertanggung jawab penuh atas
pengurusan perseroan untuk kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan
Universitas Sumatera Utara
18
ketentuan anggaran dasar. Dewan direksi bertanggung jawab penuh atas manajemen perusahaan serta memastikan perusahaan telah sepenuhnya
menjalankan seluruh ketentuan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1.5 Komite Audit
Komite audit adalah organ tambahan yang diperlukan dalam pelaksanaan prinsip good corporate governance. Komite audit dibentuk
oleh dewan komisaris untuk melakukan pemeriksaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap pelaksanaan fungsi direksi dalam melaksanakan
pengelolaan perusahaan serta melaksanakan tugas penting berkaitan dengan sistem pelaporan keuangan perusahaan. Anggota komite audit
diharuskan mempunyai keahlian yang memadai, karena komite ini memiliki kewenangan dalam mengakses fasilitas dan data perusahaan.
Selain itu komite audit dituntut harus memiliki sikap yang independen. Hal ini perlu didasari dikarenakan komite audit merupakan pihak yang
menjembatani antara eksternal auditor dan perusahaan yang juga sekaligus menjembatani antara fungsi pengawasan dewan komisaris dengan internal
auditor. Keberadaan komite audit dalam suatu perseroan terbatas untuk membantu pemberdayaan empowerment dewan komisaris. Oleh karena
itu, pertanggungjawaban komite audit kepada dewan komisaris.
2.1.6 Kinerja Perusahaan
Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi perusahaan. Pengukuran kinerja didefinisikan sebagai performing
Universitas Sumatera Utara
19
measurement yaitu kualifikasi dan efisiensi perusahaan dalam pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Dengan demikian
pengertian kinerja adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari aktivitas
perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu Paradita, 2009.
Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan lain. Pengukuran kinerja di lakukan untuk menekan perilaku yang semestinya diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada
waktunya. Bagi investor, informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi
mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga di lakukan untuk memperlihatkan kepada penanam
modal maupun pelanggan atau masyarakat umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas yang baik Paradita, 2009.
Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain terkonsentrasi atau tidak terkonsentrasinya kepemilikan, manipulasi laba
serta pengungkapan laporan keuangan. Kepemilikan yang banyak terkonsentrasi oleh institusi akan memudahkan pengendalian sehingga
akan meningkatkan kinerja perusahaan. Dalam hubungannya dengan kinerja suatu perusahaan dapat dilihat
dari laporan keuangan yang sering dijadikan sebagai dasar untuk penilaian
Universitas Sumatera Utara
20
kinerja perusahaan. Salah satu jenis laporan keuangan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu adalah
laporan laba rugi. Akan tetapi angka lain yang dihasilkan dalam laporan laba rugi sering kali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.
Disclosure laporan keuangan akan memberikan informasi yang berguna bagi pemakai laporan keuangan. Disclosure sebagai salah satu aspek good
corporate governance diharapkan dapat menjadi dasar untuk melihat baik buruknya kinerja perusahaan.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam indikator atau variabel untuk mengukur keberhasilan perusahaan, pada umumnya
berfokus pada informasi kinerja yang berasal dari laporan keuangan. Laporan keuangan tersebut bermanfaat untuk membantu investor, kreditor,
calon investor dan para pengguna lainnya dalam rangka membuat keputusan investasi, keputusan kredit, analisis saham serta menentukan
prospek suatu perusahaan di masa yang akan datang. Return on Equity ROE merupakan salah satu pengukuran kinerja
keuangan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan
laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan sehingga kemungkinan suatu
perusahaan dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Investor lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh
keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini
Universitas Sumatera Utara
21
banyak diamati oleh para pemegang saham serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham bank yang bersangkutan. Kenaikan
dalam rasio ini berarti telah terjadi kenaikan laba bersih perusahaan. Kenaikan tersebut akan menyebabkan naiknya harga saham perusahaan
dan meningkatnya kinerja perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan dilakukan bertujuan untuk
memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang ditetapkan sebelumnya agar tercapai
tujuan perusahaan yang baik. Melalui penilaian kinerja, maka perusahaan dapat memilih strategi dan struktur keuangannya.
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
No. Nama
Peneliti Terdahulu
Judul Variabel
Penelitian Hasil
Penelitian
1. Dita Paradita
2009 Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Keuangan pada Perusahaan yang
Termasuk Kelompok Sepuluh Besar
Menurut Corporate Governance
Perception Index CGPI
Variabel Independen:
Good Corporate Governance
Variabel Dependen:
Kinerja keuangan
perusahaan yang diukur dengan
ROI, ROE, NPM Menunjukkan
bahwa Good Corporate
Governance tidak
berpengaruh signifikan
terhadap kinerja
keuangan secara parsial
2. Syaprianur
2011 Pengaruh Good
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Pada Variabel
Independen: Kepemilikan
Institusional, Menunjukkan
bahwa variabel
Kepemilikan
Universitas Sumatera Utara
22
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI
tahun 2007-2009 Kepemilikan
Manajerial dan Komisaris
Independen Variabel
Dependen: Kinerja
keuangan yang diukur dengan
ROA Institusional,
Kepemilikan Manajerial
dan Komisaris Independen
tidak berpengaruh
secara signifikan
terhadap ROA
3. Teuku Qaedi
Aufar 2011
Pengaruh Implementasi
Corporate Governance Terhadap
Kinerja Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Variabel Independen:
Kepemilikan Manajerial,
Proporsi Dewan Komisaris dan
Komite Audit Variabel
Depeden: Kinerja
perusahaan yang diukur dengan
ROA, NPM dan ROE
Menunjukkan bahwa
Kepemilikan Manajerial,
Proporsi Dewan
Komisaris, dan Komite
Audit tidak berpengaruh
terhadap kinerja
perusahaan secara parsial
dan serempak
4. Pareme
Yunita Harianja
2012 Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Kinerja pada
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Variabel
Independen: Komisaris
Independen, Komite Audit
dan Kualitas Audit
Variabel Dependen:
Kinerja perusahaan yang
diukur dengan ROA
Menunjukkan bahwa
Komisaris Independen,
Komite Audit dan Kualitas
Audit berpengaruh
secara serempak
terhadap kinerja
perusahaan. Komisaris
Independen dan Komite
Audit tidak berpengaruh
secara parsial terhadap
Universitas Sumatera Utara
23
kinerja perusahaan,
namun Kualitas
Audit berpengaruh
secara parsial terhadap
kinerja perusahaan
1. Dita Paradita 2009 Penelitian yang dilakukan Dita Paradita 2009 bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Variabel independennya adalah good
corporate governance GCG dan variabel dependennya diukur dengan ROI, ROE dan NPM. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang
termasuk kelompok sepuluh besar menurut CGPI yang dipilih dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
good corporate governance tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan secara parsial.
2. Syaprianur 2011 Tujuan Penelitian Syaprianur 2011 adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan good corporate governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel independen penelitian ini adalah good corporate governance
yang diproksikan ke dalam kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen. Sedangkan variabel dependennya
adalah kinerja keuangan yang diukur dengan rasio Return on Aset ROA.
Universitas Sumatera Utara
24
Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial dan komisaris independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA.
3. Teuku Qaedi Aufar 2011 Tujuan penelitian Teuku Qaedi Aufar 2011 adalah untuk mengetahui
pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 sampai
dengan 2008. Variabel penelitian ini terdiri dari good corporate governance yang diproksikan ke dalam kepemilikan manajerial, proporsi
dewan komisaris dan komite audit sebagai variabel independen, dan kinerja perusahaan dengan tiga indikator ROA, NPM dan ROE sebagai
variabel dependen. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008. Hasil
penelitian ini adalah ketiga variabel independen tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial dan serempak.
4. Pareme Yunita Harianja 2012 Penelitian Pareme Yunita Harianja bertujuan untuk mengetahui
corporate governance terhadap kinerja pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah komisaris independen, komite audit dan kualitas audit sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel
dependen. Sampel penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang
Universitas Sumatera Utara
25
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komisaris independen, komite audit dan kualitas audit berpengaruh secara
serempak terhadap kinerja perusahaan. Komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan, namun
kualitas audit berpengaruh secara parsial terhadap kinerja perusahaan.
2.3 Kerangka Konseptual