33
12 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA
13 Jaya Real Property Tbk. JRPT
14 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI
15 Lippo Cikarang Tbk. LPCK
16 Lippo Karawaci Tbk. LPKR
17 Modernland Realty Tbk. MDLN
18 Summarecon Agung Tbk. SMRA
3.3 Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Adapun data yang diambil bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2009-2012
yang di peroleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu
yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu. Jenis data yang
digunakan antara lain berupa : 1.
Informasi total laba bersih pada periode pengamatan untuk setiap perusahaan yang diteliti,
2. Informasi total ekuitas tahun 2009-2011 untuk setiap perusahaan yang
menjadi objek pengamatan, 3.
Informasi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian.
Universitas Sumatera Utara
34
3.4 Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini pengumpulan data di lakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan property dan
real estate yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan mendownload melalui situs www.idx.co.id yang kemudian diolah dengan
menggunakan software pengolah data statistik untuk dianalisis serta dapat diambil kesimpulan berdasarkan analisis tersebut.
3.5
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan dapat diamati atau diobservasi. Konsep dapat diamati atau
diobservasi itu sangat penting, karena hal yang dapat diamati membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa,
sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain Harianja, 2012 : 26. Definisi operasional memberikan pengertian terhadap
konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Adapun variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
3.5.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai
hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya
Universitas Sumatera Utara
35
Erlina, 2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah good corporate governance.
3.5.1.1 Dewan Komisaris
Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan, salah satunya adalah posisi keanggotaannya. Efektivitas
fungsi pengawasan dewan tercermin dari komposisnya, apakah pengangkatan anggota dewan berasal dari dalam perusahaan atau
dari luar perusahaan. Komposisi dewan komisaris berperan dalam menjalankan fungsi pengawasan. Komposisi dewan dapat
mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang
berkualitas.
3.5.1.2 Komisaris Independen
Komisaris independen merupakan semua komisaris yang tidak memiliki kepentingan bisnis yang substantial dalam
perusahaan. Komisaris independen yang memiliki sekurang- kurangnya 30 tiga puluh persen dari jumlah seluruh anggota
komisaris, berarti telah memenuhi pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan keputusan
yang efektif, tepat, dan cepat.
3.5.1.3 Dewan Direksi
Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang
Universitas Sumatera Utara
36
saham untuk memastikan suatu perusahaan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan. Dewan direksi tersebut diukur dengan
menggunakan jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan.
3.5.1.4 Komite Audit
Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu
atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk
membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.
3.5.2 Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan dimana dalam kinerja keuangan perusahaan
merefleksikan segala fundamental perusahaan. Adapun kinerja perusahaan diukur dengan data laporan keuangan perusahaan selama
periode 2009-2012. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Equity ROE. Return on Equity ROE
merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. Return on Equity di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
��� = ��� ������
����� ������
Universitas Sumatera Utara
37
Keterangan : ROE
= Return on Equity
Net Income =
Laba Bersih Total Equity =
Total Ekuitas
3.6 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika yang menggunakan regresi linier berganda dan menggunakan software
SPSS. Data penelitian dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini.
Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
3.6.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan suatu metode dalam mengorganisis dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang
teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain : frekuensi, tendensi sentral mean, median dan modus,
dispersi standar deviasi dan varian dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung
pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian Ghozali, 2010.
3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik
Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian
hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi :
Universitas Sumatera Utara
38
3.6.2.1 Uji Normalitas
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Menurut Ghozali 2010, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman
pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov
dapat dilihat dari : 1.
Nilai Sig. atau signifikan 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal.
2. Nilai Sig. atau signifikan 0,05, maka distribusi data adalah
normal Ghozali, 2010.
3.6.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel
independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independen Erlina, 2011. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi
dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya
Universitas Sumatera Utara
39
multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,1 atau VIF 10 Ghozali, 2010.
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina 2011, “jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya
tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”.
Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisidas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi
variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis :
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. 2.
Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas Ghozali, 2010.
3.6.2.4 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
Universitas Sumatera Utara
40
periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Erlina, 2011. Uji autokorelasi akan muncul bila data yang
dipakai adalah data runtut waktu time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk
mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson DW. Menurut Santoso dalam Alhamdi 2012, kriteria untuk uji
autokorelasi adalah : 1.
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2.
Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi 3.
Angka D-W di atas 2 berarti ada autokorelasi negatif
3.6.3 Analisis Regresi
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua
variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Model regresi yang digunakan
adalah sebagai berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ b
4
X
4
+ e Keterangan :
Y = Kinerja Perusahaan ROE
a = Konstanta
X
1
= Dewan Komisaris X
2
= Komisaris Independen X
3
= Dewan Direksi
Universitas Sumatera Utara
41
X
4
= Komite Audit b
1
, b
2
, b
3
, b
4
= Koefisien regresi dari variabel independen e
= Error
3.6.4 Pengujian Hipotesis
Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan di lakukan
dengan cara sebagai berikut : 3.6.4.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi �
2
pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai �
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.
3.6.4.2 Uji Serempak
Menurut Ghozali 2010, “Uji F di lakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan
dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen”. Uji F di lakukan dengan
membandingkan F hitung dengan F tabel. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut :
1. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis ditolak
koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti secara
Universitas Sumatera Utara
42
serempak variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara serempak variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
3.6.4.3 Uji Parsial
Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan
variansi dependen. Uji parsial ini dilakukan dengan
membandingkan t hitung dengan t tabel Ghozali, 2010. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria
sebagai berikut : 1.
Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti secara parsial
variabel independen tesebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika t hitung t tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. 3.7
Jadwal penelitian
Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
43
Tabel 3.3 Rencana Jadwal Penelitian
Tahapan Penelitian
Oktober 2012
November 2012
Desember 2012
Januari 2013
Februari 2013
Maret 2013
Pengajuan Judul Penyelesaian
Proposal Bimbingan
Proposal Pengumpulan
dan Pengolahan Data
Bimbingan Skripsi
Penyelesaian Skripsi
Ujian Komprehensif
Universitas Sumatera Utara
44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011 sebagai objek penelitian.
Setelah dilakukan penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka didapat 18 perusahaan sebagai sampel penelitian dalam tiga tahun penelitian yang
berarti 54 unit analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan analisis
regresi berganda. Pengolahan di mulai dari menginput dan mengolah data ke microsoft excel kemudian melakukan pengujian dengan menggunakan software
SPSS versi 20. Kemudian di dapat output-output yang dihasilkan berdasarkan metode analisis yang telah ditentukan.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Menurut Erlina 2011, “statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah
dipahami dan diinterprestasikan”. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama.
Ukuran yang digunakan berupa : frekuensi, tendensi sentral rata-rata, median, modus, dispersi deviasi standar, variance dan pengukur-
pengukur bentuk measure of shape.
Universitas Sumatera Utara
45
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation ROE
54 .0023
.3137 .092296
.0657188 Dewan Komisaris
54 2.0000
10.0000 5.074074 1.9700766
Komisaris Independen 54
.3300 .7500
.447444 .0994021
Dewan Direksi 54
2.0000 10.0000 5.888889
2.2875105 Komite Audit
54 2.0000
3.0000 2.962963 .1906259
Valid N listwise 54
Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa : a.
Persentase Return on Equity ROE yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 0.23, maksimum 31.37, mean nilai rata-rata
9.22 dan standar deviasi simpangan baku 6.57. b.
Jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 10 orang, mean nilai rata-rata 5 orang
dan standar deviasi simpangan baku 1.97. c.
Persentase komisaris independen yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 33, maksimum 75, mean nilai rata-rata 44.74
dan standar deviasi simpangan baku 9.94. d.
Jumlah dewan direksi yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 10 orang, mean nilai rata-rata 6 orang
dan standar deviasi simpangan baku 2.2875. e.
Jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 3 orang, mean nilai rata-rata 3 orang
dan standar deviasi simpangan baku 0.1906.
Universitas Sumatera Utara
46
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Tujuan uji
normalitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut
Ghozali 2010, “ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan
analisis statistik”. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan
rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov Smirnov dapat dilihat dari :
1. Nilai Sig. atau signifikan 0.05, maka distribusi data tidak
normal. 2.
Nilai Sig. atau signifikan 0.05, maka distribusi data adalah normal.
Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Hasil
uji normalitas untuk penelitian ini adalah :
Universitas Sumatera Utara
47
Tabel 4.2 Uji Normalitas
Berdasarkan hasil pengolahan data one-sample kolmogrov- smirnov di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah
berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp Sig. 2-tailed Kolmogrov-Smirnov dari penelitian ini lebih besar dari
0.05, yaitu sebesar 0.418. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah
terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar histogram
dan PP plot, yaitu sebagai berikut :
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parameters
a,b
Mean 0E-7
Std. Deviation .06348755
Most Extreme Differences
Absolute .120
Positive .120
Negative -.063
Kolmogorov-Smirnov Z .882
Asymp. Sig. 2-tailed .418
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Universitas Sumatera Utara
48
Gambar 4.1 Histogram
Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat di lihat dari
bentuk kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun sisi kanan.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Universitas Sumatera Utara
49
Pada grafik normal P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Dengan demikian, dapat dilanjutkan dengan pengujian asumsi
klasik lainnya.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel
independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai
tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance 0,1 atau VIF 10.
Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Dewan Komisaris
.893 1.119
Komisaris Independen .936
1.069 Dewan Direksi
.844 1.185
Komite Audit .903
1.107 a. Dependent Variable: ROE
Universitas Sumatera Utara
50
Dari tabel di atas menunjukkan hasil sebagai berikut : a.
Variabel dewan komisaris tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,893 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,119
10. b.
Variabel komisaris independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,936 0,1 dan nilai VIF sebesar
1,069 10. c.
Variabel dewan direksi tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,844 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,185
10. d.
Variabel komite audit tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,903 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,107
10.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.
Uji heteroskedastisitas dapat di lakukan dengan memperhatikan pola gambar Scatterplot di mana bila membentuk titik-titik yang
Universitas Sumatera Utara
51
menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas maka menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas
Grafik Scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang
teratur, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
penganggu pada periode sebelumnya. Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi
Universitas Sumatera Utara
52
autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik dipakai prediksi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah
autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson.
Tabel 4.4 Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson 1
.258
a
.067 -.009
.0660280 1.762
a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi
b. Dependent Variable: ROE
Dari tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa nilai Durbin Watson diperoleh sebesar 1.762. Angka ini terletak di antara -2
dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.
4.2.3 Analisis Regresi
Analisis regresi di lakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam
penelitian ini digunakan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 20, maka diperoleh hasil
sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
53
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.032 .143
-.227 .822
Dewan Komisaris .006
.005 .190
1.299 .200
Komisaris Independen -.001
.094 -.002
-.013 .989
Dewan Direksi -.006
.004 -.218
-1.450 .153
Komite Audit .044
.050 .127
.877 .385
a. Dependent Variable: ROE
Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat di bentuk adalah :
Y = -0.32 + 0.006X
1
- 0.001X
2
- 0.006X
3
+ 0.044X
4
+ e Keterangan :
Y = Kinerja Perusahaan ROE
a = Konstanta
X
1
= Dewan Komisaris X
2
= Komisaris Independen X
3
= Dewan Direksi X
4
= Komite Audit b
1
, b
2
, b
3
, b
4
= Koefisien regresi dari variabel independen e
= Error
Universitas Sumatera Utara
54
Interpretasi dari persamaan regresi tesebut adalah sebagai berikut : a.
Konstanta sebesar -0.32 maka nilai variabel ROE akan tetap sebesar -0.32 jika semua variabel independen bernilai nol.
b. Koefisien dewan komisaris sebesar 0.006, artinya jika nilai variabel ini
ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel ROE sebesar 0.006 dengan variabel lain tetap.
c. Koefisien komisaris independen sebesar -0.001, artinya jika nilai
variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.001 dengan variabel lain tetap.
d. Koefisien dewan direksi sebesar -0.006, artinya jika nilai variabel ini
ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.006 dengan variabel lain tetap.
e. Koefisien komite audit sebesar 0.044, artinya jika variabel ini
ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel ROE sebesar 0.044 dengan variabel lain tetap.
4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi �
2
bertujuan untuk menentukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila nilai R Square semakin mendekati satu, maka variabel-
variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Universitas Sumatera Utara
55
Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen semakin terbatas. Uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.258
a
.067 -.009
.0660280 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris
Independen, Dewan Direksi b. Dependent Variable: ROE
Pada model summary di atas nilai koefisien determinasi R Square adalah 0.068 yang berarti kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 6.7 . Maka dapat disimpulkan bahwa 6.7 ROE dipengaruhi oleh dewan
komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit. Sedangkan sisanya sebesar 93.3 dipengaruhi oleh variabel lain
di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
4.2.4.2 Uji Serempak Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen dalam model regresi linier berganda secara bersama-
sama atau serempak terhadap variabel dependen. Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan
ketentuan sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
56
1. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis ditolak
koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti secara serempak atau secara bersama-sama variabel independen
tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima
koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara serempak atau secara bersama-sama variabel independen tersebut
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji serempak penelitian ini berdasarkan pengolahan spss adalah sebagai berikut :
Tabel 4.7 Uji F
ANOVA
a
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.015 4
.004 .876
.485
b
Residual .214
49 .004
Total .229
53 a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi
Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat di lihat bahwa F hitung sebesar 0.876 dengan nilai signifikansi 0.485.
Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa F hitung F tabel 0.876 2.56, sedangkan nilai signifikansi dari 0.05 0.485 0.05.
Universitas Sumatera Utara
57
Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite
audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE.
4.2.4.3 Uji Parsial Uji t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis di lakukan dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka hipotesis ditolak
koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tesebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen. 2.
Jika t hitung t tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel
independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Hasil uji t disajikan dalam tabel berikut :
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.8 Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-.032 .143
-.227 .822
Dewan Komisaris .006
.005 .190
1.299 .200
Komisaris Independen -.001
.094 -.002
-.013 .989
Dewan Direksi -.006
.004 -.218
-1.450 .153
Komite Audit .044
.050 .127
.877 .385
a. Dependent Variable: ROE
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.8 di atas dapat di ambil kesimpulan :
1. Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung t-tabel yaitu 1.299 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan
nilai sebesar 0.20 yang berarti lebih besar 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak.
2. Variabel komisaris independen secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung t-tabel yaitu -0.013 2.01 dan nilai
signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.989 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka
hipotesis ditolak. 3.
Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung
Universitas Sumatera Utara
59
t-tabel yaitu -1.450 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.153 yang berarti lebih besar dari 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak. 4.
Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung
t-tabel yaitu 0.877 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.385 yang berarti lebih besar dari 0.05.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan baik secara serempak atau bersama-sama
maupun parsial pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur
dengan Return On Equity ROE. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan sebanyak 52 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive
sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 18 sampel dengan 54 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah uji asumsi klasik normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan
Universitas Sumatera Utara
60
autokorelasi dan uji hipotesis uji serempak, uji parsial dan koefisien determinasi.
Hasil pengujian pengaruh variabel independen yaitu dewan komisaris X1 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja
perusahaan. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.20 dan t hitung t tabel 1.299 2.01. Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Teuku Qaedi Aufar 2011 yang menyatakan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja perusahaan. Variabel komisaris independen X2 memperlihatkan secara parsial tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan Y. Terlihat dari nilai t-hitung t-tabel -0.013 2.01 dan signifikan t pada penelitian ini lebih besar
dari 0.05 yaitu 0.989. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syaprianur 2011 yang menyatakan komisaris independen tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengujian variabel dewan direksi X3 secara parsial tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja perusahaan Y karena t-hitung yang lebih kecil dari t- tabel -1.450 2.01 dan nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.153.
Penelitian ini tidak sejalan dengan Pareme Yunita Harianja 2012. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real
estate sedangkan Pareme Yunita Harianja 2012 menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
61
Berdasarkan uji t diatas menunjukkan bahwa variabel komite audit X4 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan Y karena
t-hitung t-tabel yaitu 0.877 2.01 dan nilai signifikansi t pada penelitian ini 0.385 0.05. Hasil ini sesuai dengan penelitian Teuku Qaedi Aufar 2011 yang
menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial.
Hasil pengujian variabel penelitian secara serempak atau bersama-sama diketahui bahwa variabel independen yaitu dewan komisaris, komisaris
independen, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai F hitung F tabel
0.876 2.56 dan nilai signifikansi 0.485 0.05. Hasil ini tidak sejalan dengan Pareme Yunita Harianja 2012 karena beliau menggunakan Return On Assets
ROA sebagai pengukuran kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa baik secara serempak
maupun secara parsial good corporate governance yang diproksikan ke dalam dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan