Jenis dan Sumber Data Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

33 12 Perdana Gapuraprima Tbk. GPRA 13 Jaya Real Property Tbk. JRPT 14 Lamicitra Nusantara Tbk. LAMI 15 Lippo Cikarang Tbk. LPCK 16 Lippo Karawaci Tbk. LPKR 17 Modernland Realty Tbk. MDLN 18 Summarecon Agung Tbk. SMRA

3.3 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Adapun data yang diambil bersumber dari laporan keuangan tahunan perusahaan selama periode 2009-2012 yang di peroleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data yang digunakan adalah gabungan antara data time series dan cross section. Data time series adalah sekumpulan data dari suatu fenomena tertentu yang terdapat dalam beberapa interval waktu tertentu, sedangkan data cross section adalah data untuk meneliti suatu fenomena tertentu. Jenis data yang digunakan antara lain berupa : 1. Informasi total laba bersih pada periode pengamatan untuk setiap perusahaan yang diteliti, 2. Informasi total ekuitas tahun 2009-2011 untuk setiap perusahaan yang menjadi objek pengamatan, 3. Informasi lainnya yang berhubungan dengan variabel penelitian. Universitas Sumatera Utara 34

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pada penelitian ini pengumpulan data di lakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini di lakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan property dan real estate yang dipublikasikan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dan mendownload melalui situs www.idx.co.id yang kemudian diolah dengan menggunakan software pengolah data statistik untuk dianalisis serta dapat diambil kesimpulan berdasarkan analisis tersebut. 3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat yang didefinisikan dapat diamati atau diobservasi. Konsep dapat diamati atau diobservasi itu sangat penting, karena hal yang dapat diamati membuka kemungkinan bagi orang lain selain peneliti untuk melakukan hal yang serupa, sehingga apa yang dilakukan peneliti terbuka untuk diuji kembali oleh orang lain Harianja, 2012 : 26. Definisi operasional memberikan pengertian terhadap konstruk atau memberikan variabel dengan menspesifikasikan kegiatan atau tindakan yang diperlukan peneliti untuk mengukur. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.5.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya Universitas Sumatera Utara 35 Erlina, 2011. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah good corporate governance.

3.5.1.1 Dewan Komisaris

Peranan dewan komisaris dapat dilihat dari karakteristik dewan, salah satunya adalah posisi keanggotaannya. Efektivitas fungsi pengawasan dewan tercermin dari komposisnya, apakah pengangkatan anggota dewan berasal dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Komposisi dewan komisaris berperan dalam menjalankan fungsi pengawasan. Komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen dalam menyusun laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas.

3.5.1.2 Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan semua komisaris yang tidak memiliki kepentingan bisnis yang substantial dalam perusahaan. Komisaris independen yang memiliki sekurang- kurangnya 30 tiga puluh persen dari jumlah seluruh anggota komisaris, berarti telah memenuhi pedoman good corporate governance guna menjaga independensi, pengambilan keputusan yang efektif, tepat, dan cepat.

3.5.1.3 Dewan Direksi

Dewan direksi merupakan organ yang berperan penting dalam perusahaan yang bertindak sebagai agen para pemegang Universitas Sumatera Utara 36 saham untuk memastikan suatu perusahaan dikelola sesuai dengan tujuan perusahaan. Dewan direksi tersebut diukur dengan menggunakan jumlah anggota dewan direksi dalam suatu perusahaan.

3.5.1.4 Komite Audit

Komite audit adalah sekelompok orang yang dipilih oleh kelompok yang lebih besar untuk mengerjakan pekerjaan tertentu atau untuk melakukan tugas-tugas khusus atau sejumlah anggota dewan komisaris perusahaan klien yang bertanggung jawab untuk membantu auditor dalam mempertahankan independensinya dari manajemen.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan perusahaan dimana dalam kinerja keuangan perusahaan merefleksikan segala fundamental perusahaan. Adapun kinerja perusahaan diukur dengan data laporan keuangan perusahaan selama periode 2009-2012. Kinerja keuangan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Equity ROE. Return on Equity ROE merupakan tingkat hasil pengembalian investasi bagi pemegang saham. Return on Equity di hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : ��� = ��� ������ ����� ������ Universitas Sumatera Utara 37 Keterangan : ROE = Return on Equity Net Income = Laba Bersih Total Equity = Total Ekuitas

3.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika yang menggunakan regresi linier berganda dan menggunakan software SPSS. Data penelitian dikumpulkan untuk diolah, kemudian akan dianalisis untuk memperoleh jawaban atas permasalahan yang timbul dalam penelitian ini. Metode dan teknik analisis dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

3.6.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan suatu metode dalam mengorganisis dan menganalisis data kuantitatif, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskripsi antara lain : frekuensi, tendensi sentral mean, median dan modus, dispersi standar deviasi dan varian dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Ukuran yang digunakan dalam statistik deskriptif tergantung pada tipe skala pengukuran construct yang digunakan dalam penelitian Ghozali, 2010.

3.6.2 Pengujian Asumsi Klasik

Untuk menghasilkan suatu model yang baik, maka analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian asumsi klasik tersebut meliputi : Universitas Sumatera Utara 38

3.6.2.1 Uji Normalitas

Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali 2010, ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov dapat dilihat dari : 1. Nilai Sig. atau signifikan 0,05, maka distribusi data adalah tidak normal. 2. Nilai Sig. atau signifikan 0,05, maka distribusi data adalah normal Ghozali, 2010.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Erlina, 2011. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya Universitas Sumatera Utara 39 multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,1 atau VIF 10 Ghozali, 2010.

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji ini memiliki tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Menurut Erlina 2011, “jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas”. Untuk melihat ada atau tidaknya heteroskedastisidas dilakukan dengan mengamati grafik scatterplot antar nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Deteksi ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dengan dasar analisis : 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2010.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada Universitas Sumatera Utara 40 periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya Erlina, 2011. Uji autokorelasi akan muncul bila data yang dipakai adalah data runtut waktu time series. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi adanya autokorelasi bisa digunakan tes Durbin Watson DW. Menurut Santoso dalam Alhamdi 2012, kriteria untuk uji autokorelasi adalah : 1. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi 3. Angka D-W di atas 2 berarti ada autokorelasi negatif

3.6.3 Analisis Regresi

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk mengukur kekuatan dua variabel atau lebih dan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Keterangan : Y = Kinerja Perusahaan ROE a = Konstanta X 1 = Dewan Komisaris X 2 = Komisaris Independen X 3 = Dewan Direksi Universitas Sumatera Utara 41 X 4 = Komite Audit b 1 , b 2 , b 3 , b 4 = Koefisien regresi dari variabel independen e = Error

3.6.4 Pengujian Hipotesis

Adapun pengujian terhadap hipotesis yang diajukan di lakukan dengan cara sebagai berikut : 3.6.4.1 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi � 2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai � 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 dan 1.

3.6.4.2 Uji Serempak

Menurut Ghozali 2010, “Uji F di lakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi berganda memiliki pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen”. Uji F di lakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut : 1. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti secara Universitas Sumatera Utara 42 serempak variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara serempak variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

3.6.4.3 Uji Parsial

Uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial dalam menerangkan variansi dependen. Uji parsial ini dilakukan dengan membandingkan t hitung dengan t tabel Ghozali, 2010. Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tesebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika t hitung t tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 3.7 Jadwal penelitian Jadwal penelitian yang direncanakan adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 3.3 Rencana Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Oktober 2012 November 2012 Desember 2012 Januari 2013 Februari 2013 Maret 2013 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Pengumpulan dan Pengolahan Data Bimbingan Skripsi Penyelesaian Skripsi Ujian Komprehensif Universitas Sumatera Utara 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011 sebagai objek penelitian. Setelah dilakukan penyeleksian berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka didapat 18 perusahaan sebagai sampel penelitian dalam tiga tahun penelitian yang berarti 54 unit analisis. Metode yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik dan analisis regresi berganda. Pengolahan di mulai dari menginput dan mengolah data ke microsoft excel kemudian melakukan pengujian dengan menggunakan software SPSS versi 20. Kemudian di dapat output-output yang dihasilkan berdasarkan metode analisis yang telah ditentukan.

4.2 Analisis Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif

Menurut Erlina 2011, “statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan”. Statistik deskriptif umumnya digunakan untuk memberi informasi mengenai variabel penelitian yang utama. Ukuran yang digunakan berupa : frekuensi, tendensi sentral rata-rata, median, modus, dispersi deviasi standar, variance dan pengukur- pengukur bentuk measure of shape. Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 54 .0023 .3137 .092296 .0657188 Dewan Komisaris 54 2.0000 10.0000 5.074074 1.9700766 Komisaris Independen 54 .3300 .7500 .447444 .0994021 Dewan Direksi 54 2.0000 10.0000 5.888889 2.2875105 Komite Audit 54 2.0000 3.0000 2.962963 .1906259 Valid N listwise 54 Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa : a. Persentase Return on Equity ROE yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 0.23, maksimum 31.37, mean nilai rata-rata 9.22 dan standar deviasi simpangan baku 6.57. b. Jumlah dewan komisaris yang dimiliki perusahan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 10 orang, mean nilai rata-rata 5 orang dan standar deviasi simpangan baku 1.97. c. Persentase komisaris independen yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 33, maksimum 75, mean nilai rata-rata 44.74 dan standar deviasi simpangan baku 9.94. d. Jumlah dewan direksi yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 10 orang, mean nilai rata-rata 6 orang dan standar deviasi simpangan baku 2.2875. e. Jumlah komite audit yang dimiliki perusahaan sampel adalah minimum 2 orang, maksimum 3 orang, mean nilai rata-rata 3 orang dan standar deviasi simpangan baku 0.1906. Universitas Sumatera Utara 46 4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Normalitas Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut Ghozali 2010, “ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik”. Penelitian ini menggunakan analisis statistik dengan uji Kolmogrov Smirnov. Pedoman pengambilan keputusan rentang data tersebut mendekati atau merupakan distribusi normal berdasarkan uji Kolmogrov Smirnov dapat dilihat dari : 1. Nilai Sig. atau signifikan 0.05, maka distribusi data tidak normal. 2. Nilai Sig. atau signifikan 0.05, maka distribusi data adalah normal. Apabila distribusi data tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data atau menambah maupun mengurangi data. Hasil uji normalitas untuk penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 47 Tabel 4.2 Uji Normalitas Berdasarkan hasil pengolahan data one-sample kolmogrov- smirnov di atas dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel sudah berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari nilai Asymp Sig. 2-tailed Kolmogrov-Smirnov dari penelitian ini lebih besar dari 0.05, yaitu sebesar 0.418. Dengan demikian, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai observasi data telah terdistribusi secara normal dan dapat dilanjutkan dengan uji asumsi klasik lainnya. Hal ini juga ditunjukkan dengan gambar histogram dan PP plot, yaitu sebagai berikut : One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 54 Normal Parameters a,b Mean 0E-7 Std. Deviation .06348755 Most Extreme Differences Absolute .120 Positive .120 Negative -.063 Kolmogorov-Smirnov Z .882 Asymp. Sig. 2-tailed .418 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Universitas Sumatera Utara 48 Gambar 4.1 Histogram Pada tampilan grafik histogram terlihat bahwa grafik memberikan pola distribusi normal. Hal ini dapat di lihat dari bentuk kurva yang memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik sisi kiri maupun sisi kanan. Gambar 4.2 Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Universitas Sumatera Utara 49 Pada grafik normal P-P plot menunjukkan bahwa titik-titik pada grafik telah mendekati sumbu diagonalnya. Hasil tersebut menunjukkan bahwa residual telah terdistribusi secara normal. Dengan demikian, dapat dilanjutkan dengan pengujian asumsi klasik lainnya.

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Batasan umum yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0,1 atau VIF 10. Tabel 4.3 Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Dewan Komisaris .893 1.119 Komisaris Independen .936 1.069 Dewan Direksi .844 1.185 Komite Audit .903 1.107 a. Dependent Variable: ROE Universitas Sumatera Utara 50 Dari tabel di atas menunjukkan hasil sebagai berikut : a. Variabel dewan komisaris tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,893 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,119 10. b. Variabel komisaris independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,936 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,069 10. c. Variabel dewan direksi tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,844 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,185 10. d. Variabel komite audit tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance sebesar 0,903 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,107 10.

4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dapat di lakukan dengan memperhatikan pola gambar Scatterplot di mana bila membentuk titik-titik yang Universitas Sumatera Utara 51 menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas maka menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas Grafik Scatterplot di atas memperlihatkan bahwa titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk sebuah pola yang teratur, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau bersifat homoskedastisitas.

4.2.2.4 Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel penganggu pada periode sebelumnya. Persamaan regresi yang baik adalah yang tidak memiliki masalah autokorelasi, jika terjadi Universitas Sumatera Utara 52 autokorelasi maka persamaan tersebut menjadi tidak baik dipakai prediksi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi masalah autokorelasi adalah dengan menggunakan nilai uji Durbin Watson. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .258 a .067 -.009 .0660280 1.762 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi b. Dependent Variable: ROE Dari tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa nilai Durbin Watson diperoleh sebesar 1.762. Angka ini terletak di antara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi positif maupun autokorelasi negatif.

4.2.3 Analisis Regresi

Analisis regresi di lakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 20, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.032 .143 -.227 .822 Dewan Komisaris .006 .005 .190 1.299 .200 Komisaris Independen -.001 .094 -.002 -.013 .989 Dewan Direksi -.006 .004 -.218 -1.450 .153 Komite Audit .044 .050 .127 .877 .385 a. Dependent Variable: ROE Dari nilai-nilai koefisien di atas, persamaan regresi yang dapat di bentuk adalah : Y = -0.32 + 0.006X 1 - 0.001X 2 - 0.006X 3 + 0.044X 4 + e Keterangan : Y = Kinerja Perusahaan ROE a = Konstanta X 1 = Dewan Komisaris X 2 = Komisaris Independen X 3 = Dewan Direksi X 4 = Komite Audit b 1 , b 2 , b 3 , b 4 = Koefisien regresi dari variabel independen e = Error Universitas Sumatera Utara 54 Interpretasi dari persamaan regresi tesebut adalah sebagai berikut : a. Konstanta sebesar -0.32 maka nilai variabel ROE akan tetap sebesar -0.32 jika semua variabel independen bernilai nol. b. Koefisien dewan komisaris sebesar 0.006, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel ROE sebesar 0.006 dengan variabel lain tetap. c. Koefisien komisaris independen sebesar -0.001, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.001 dengan variabel lain tetap. d. Koefisien dewan direksi sebesar -0.006, artinya jika nilai variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menurunkan nilai variabel ROE sebesar 0.006 dengan variabel lain tetap. e. Koefisien komite audit sebesar 0.044, artinya jika variabel ini ditingkatkan satu satuan maka akan menaikkan nilai variabel ROE sebesar 0.044 dengan variabel lain tetap. 4.2.4 Pengujian Hipotesis 4.2.4.1 Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi � 2 bertujuan untuk menentukan kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Apabila nilai R Square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Universitas Sumatera Utara 55 Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Uji koefisien determinasi disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.6 Uji Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .258 a .067 -.009 .0660280 a. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi b. Dependent Variable: ROE Pada model summary di atas nilai koefisien determinasi R Square adalah 0.068 yang berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 6.7 . Maka dapat disimpulkan bahwa 6.7 ROE dipengaruhi oleh dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit. Sedangkan sisanya sebesar 93.3 dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

4.2.4.2 Uji Serempak Uji F

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh seluruh variabel independen dalam model regresi linier berganda secara bersama- sama atau serempak terhadap variabel dependen. Uji F-test dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel dengan ketentuan sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 56 1. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Hal ini berarti secara serempak atau secara bersama-sama variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika F hitung F tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Hal ini berarti secara serempak atau secara bersama-sama variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji serempak penelitian ini berdasarkan pengolahan spss adalah sebagai berikut : Tabel 4.7 Uji F ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression .015 4 .004 .876 .485 b Residual .214 49 .004 Total .229 53 a. Dependent Variable: ROE b. Predictors: Constant, Komite Audit, Dewan Komisaris, Komisaris Independen, Dewan Direksi Berdasarkan hasil pengolahan data di atas, dapat di lihat bahwa F hitung sebesar 0.876 dengan nilai signifikansi 0.485. Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa F hitung F tabel 0.876 2.56, sedangkan nilai signifikansi dari 0.05 0.485 0.05. Universitas Sumatera Utara 57 Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara serempak variabel dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE.

4.2.4.3 Uji Parsial Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Penerimaan atau penolakan hipotesis di lakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika t hitung t tabel pada α 0.05, maka hipotesis ditolak koefisien regresi tidak signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tesebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika t hitung t tabel pada α 0.05 maka hipotesis diterima koefisien regresi signifikan. Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji t disajikan dalam tabel berikut : Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.8 Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -.032 .143 -.227 .822 Dewan Komisaris .006 .005 .190 1.299 .200 Komisaris Independen -.001 .094 -.002 -.013 .989 Dewan Direksi -.006 .004 -.218 -1.450 .153 Komite Audit .044 .050 .127 .877 .385 a. Dependent Variable: ROE Berdasarkan hasil penelitian tabel 4.8 di atas dapat di ambil kesimpulan : 1. Variabel dewan komisaris secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung t-tabel yaitu 1.299 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.20 yang berarti lebih besar 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak. 2. Variabel komisaris independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung t-tabel yaitu -0.013 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.989 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak. 3. Variabel dewan direksi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung Universitas Sumatera Utara 59 t-tabel yaitu -1.450 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.153 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak. 4. Variabel komite audit secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan ROE karena t-hitung t-tabel yaitu 0.877 2.01 dan nilai signifikansi menunjukkan nilai sebesar 0.385 yang berarti lebih besar dari 0.05. Berdasarkan hasil penelitian ini maka hipotesis ditolak.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh good corporate governance terhadap kinerja perusahaan baik secara serempak atau bersama-sama maupun parsial pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit serta variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diukur dengan Return On Equity ROE. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 dimana jumlah populasi yang digunakan sebanyak 52 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 18 sampel dengan 54 data penelitian. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan Universitas Sumatera Utara 60 autokorelasi dan uji hipotesis uji serempak, uji parsial dan koefisien determinasi. Hasil pengujian pengaruh variabel independen yaitu dewan komisaris X1 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Y yaitu kinerja perusahaan. Hal ini sesuai dengan nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0.05 yaitu sebesar 0.20 dan t hitung t tabel 1.299 2.01. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Teuku Qaedi Aufar 2011 yang menyatakan bahwa dewan komisaris tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Variabel komisaris independen X2 memperlihatkan secara parsial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan Y. Terlihat dari nilai t-hitung t-tabel -0.013 2.01 dan signifikan t pada penelitian ini lebih besar dari 0.05 yaitu 0.989. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Syaprianur 2011 yang menyatakan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Pengujian variabel dewan direksi X3 secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan Y karena t-hitung yang lebih kecil dari t- tabel -1.450 2.01 dan nilai signifikansi t yang lebih besar dari 0.05 yaitu 0.153. Penelitian ini tidak sejalan dengan Pareme Yunita Harianja 2012. Hal ini disebabkan karena perusahaan yang diteliti adalah perusahaan property dan real estate sedangkan Pareme Yunita Harianja 2012 menggunakan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 61 Berdasarkan uji t diatas menunjukkan bahwa variabel komite audit X4 tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan Y karena t-hitung t-tabel yaitu 0.877 2.01 dan nilai signifikansi t pada penelitian ini 0.385 0.05. Hasil ini sesuai dengan penelitian Teuku Qaedi Aufar 2011 yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan secara parsial. Hasil pengujian variabel penelitian secara serempak atau bersama-sama diketahui bahwa variabel independen yaitu dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari nilai F hitung F tabel 0.876 2.56 dan nilai signifikansi 0.485 0.05. Hasil ini tidak sejalan dengan Pareme Yunita Harianja 2012 karena beliau menggunakan Return On Assets ROA sebagai pengukuran kinerja perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa baik secara serempak maupun secara parsial good corporate governance yang diproksikan ke dalam dewan komisaris, komisaris independen, dewan direksi dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Universitas Sumatera Utara 62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010

2 60 84

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Kinerja Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 62 96

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 2 71

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 5

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010

0 0 12

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2008-2010

0 1 11

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, Tahun 2013-2016)

0 0 17