Ulat Kidu Rhynchophorus ferrugineus

mengendapkan protein dalam bahan makanan. Keuntungan pemakaian larutan asam trikloroasetat ATA ialah pengerjaan mudah, endapan protein yang diperoleh mudah dipisahkan dari larutan asam trikloroasetat ATA dan tidak mempengaruhi ketelitian metode Kjeldahl Silalahi, 1994.

2.10 Ulat Kidu Rhynchophorus ferrugineus

Nama latinnya adalah Rhynchophorus ferrugineus atau lebih dikenal dengan ulat sagu. Masyarakat Karo di Sumatera Utara menyebutnya dengan ulat kidu. Ulat ini adalah larva dari kumbang sagu yang diperoleh dari batang pohon sagu yang membusuk yaitu cara mengetahuinya dengan cara mendengar, bila dari batang pohon terdengar ada suara bergerak bearti didalamnya ada ulat kidu. Ulat kidu merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat dikonsumsi dan diolah sebagai bahan makanan dengan cara digoreng, direbus dan dapat juga dijadikan sebagai bahan substitusi pakan ternak. Ulat ini juga mengandung beberapa asam amino non esensial seperti asam aspartat 1,84, asam glutamat 2,72, tirosin 1,87 dan asam amino esensial seperti lisin 1,97, dan 1, 07 methionin Anonim, 2011. Sistematika dari ulat kidu menurut Anonim, 2012 adalah: Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Coleoptera Suku : Curculionidae Genus : Rhynchophorus Spesies : Rhynchophorus ferrugineus Olivier Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah metode korelasional untuk mengetahui hubungan antara pengaruh pengolahan secara penggorengan dan perebusan terhadap kadar protein dan NPN. Penelitian ini meliputi pengumpulan sampel, identifikasi sampel, pengolahan sampel serta penetapan kadar protein dan NPN pada sampel dan hasil olahannya dengan metode Kjeldahl.

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Pangan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Waktu penelitian dari bulan Agustus - Oktober 2011.

3.2 Alat-alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik AND GF- 200, labu kjeldahl, kompor gas, pendingin liebig pyrex, erlenmeyer pyrex, labu ukur pyrex, kertas saring whatman no 42, buret 50 mL pyrex, cawan porselin, eksikator, oven, blender, mortir dan stemper, kaca arloji, tabung reaksi pyrex, dan alat-alat gelas pyrex laboratorium lainnya. 3.3 Bahan-bahan 3.3.1 Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ulat kidu Rhynchophorus ferrugineus yang diperoleh dari Pasar Pancur batu, Kelurahan Tuntungan II, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara Gambar dapat dilihat pada Lampiran 32, halaman 97. Universitas Sumatera Utara