FK = Faktor Konfersi pada makanan = 6,25
Perhitungan kadar protein murni dapat dilihat pada Lampiran 13, halaman 56 dan data hasil penetapan kadar protein murni pada sampel yang dilihat pada Lampiran
14, halaman 57.
3.10 Penentuan Kadar Non Protein Nitrogen NPN
Penentuan kadar NPN dilakukan sesuai prosedur yang tercantum pada Silalahi 1994. Sampel yang dianalisa secara tidak langsung dengan cara mengurangi kadar
protein kasar terhadap protein murni. Kadar NPN yang terdapat dalam bahan yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
NPN = N-total - N-protein Perhitungan kadar NPN terhadap bahan sampel dapat dilihat pada Lampiran 21,
halaman 74 dan data hasil kadar NPN terhadap bahan sampel dapat dilihat pada Lampiran 22, halaman 75.
Kadar NPN terhadap N-total dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Kadar NPN = kadar protein kasar-kadar protein murni
kadar protein kasar × 100
Perhitungan kadar NPN terhadap N-total dapat dilihat pada Lampiran 29, halaman 94 dan data hasil kadar NPN terhadap bahan sampel dapat dilihat pada
Lampiran 30, halaman 95.
3.11 Analisis Data Secara Statistik
Kadar nitrogen dan kadar protein yang diperoleh dari hasil penetapan kadar masing-masing sampel dianalisis dengan metode standar deviasi menggunakan uji t
dengan rumus:
Universitas Sumatera Utara
SD = 1
2
− −
∑
n x
xi
Untuk menghitung apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus: t-hitung =
n sd
x xi
−
Dasar penolakan data jika t
hitung
≥ t
tabel
dan bila t
hitung
mempunyai nilai negatif, ditolak jika t
hitung
≤ - t
tabel
Gholib, 2007. Menurut Wibisono 2005, untuk menentukan kadar sebenarnya dengan taraf
kepercayaan 95, α = 0.05, dk = n-1, dapat digunakan rumus:
μ = x ± t
n SD
×
Keterangan : µ
= interval kepercayaan X
= kadar rata-rata sampel t
= harga t tabel sesuai dengan dk = n-1 α = tingkat kepercayaan
SD = standar deviasi n = jumlah perlakuan
Perhitungan kadar N-total dan N-protein sebenarnya pada sampel berturut-turut tertera dari Lampiran 15-20, halaman 58-72 dan Perhitungan kadar protein kasar dan
protein murni sebenarnya pada sampel berturut-turut tertera dari Lampiran 23-28, halaman 76-91.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Sampel
Hasil identifikasi sampel menunjukkan bahwa sampel yang di uji adalah ulat kidu Rhynchophorus ferrugineus famili Curculionidae, dapat dilihat pada Lampiran 1,
halaman 43.
4.2 Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan sebagai analisis pendahuluan untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam sampel. Pemeriksaan kualitatif pada sampel dilakukan dengan
menggunakan metode reaksi Xanthoprotein dengan pereaksi HNO
3
pekat dan reaksi
Biuret dengan pereaksi CuSO
4
dan NaOH. Hasil analisis kualitatif protein dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Lampiran 33, halaman 98.
Tabel 4.1 Analisis kualitatif protein dalam sampel
No. Sampel
Pereaksi HNO
3
P CuSO
4
dan NaOH 1.
Ulat kidu segar Warna kuning
Warna ungu 2.
Ulat kidu goreng Warna kuning
Warna ungu 3.
Ulat kidu rebus Warna kuning
Warna ungu
Berdasarkan Tabel 4.1 tersebut dapat dilihat bahwa ketiga sampel positif mengandung protein. Menurut Poedjiadi 1994, sampel dikatakan positif mengandung
protein jika terbentuk warna kuning dengan penambahan HNO
3
pekat pada reaksi Xanthoprotein dan pada reaksi Biuret dengan penambahan CuSO
4
dan NaOH akan membentuk warna ungu.
Universitas Sumatera Utara