BAB III
KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI DALAM UNDANG- UNDANG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PERDAGANGAN
A.  Ekspor dan Impor
Ekspor  dan  impor  merupakan  bagian  dari  perdagangan  internasional,  yang pada  prinsipnya,  terdapat  barang,  jasa  atau  modal  dan  pihak-pihak  yang  akan
melakukan  perjanjian  jual  beli.  Pengertian  perdagangan  ekspor  impor,  dapat diartikan  sebagai  perdagangan  bermacam  jenis  dan  kualitas  barang  yang  terjadi
antara  negara  satu  dengan  negara  lainnya.  Apabila  transaksi  ini  sudah  melewati batas-batas  negara,  akan  terjadi  disatu  pihak  disebut  eksportir  yaitu  pihak  yang
menjual  barang  dan  jasa,  sedangkan  di  pihak  lain  yang  membeli  disebut  dengan importir.
1. Ekspor
Ekspor  adalah  kegiatan  penjualan  atau  pengiriman  barang,  jasa  atau  modal yang  berasal  dari  daerah  pabean  ke  luar  daerah  pabean  melalui  perjanjian  atau
tidak,  yang  dilakukan  oleh  orang,  badan  hukum  atau  negara.
81
Daerah  pabean adalah wilayah negara kesatuan Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat,
perairan, ruang udara, di atasnya, serta tempat tertentu di Zona Ekonomi Eksklusif ZEE  dan  landasan  kontinen  yang  di  dalamnya  berlaku  undang-undang
kepabeanan.
82
Kegiatan ekspor, antara lain:
81
Ali purwito. Op.cit, hlm.7
82
Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, Pasal 1 angka 15.
45
Universitas Sumatera Utara
a. Ekspor langsung
Ekspor langsung adalah kegiatan dengan cara mengirimkan barang langsung kepada  pihak  yang  membeli  barang  yang  disebut  dengan  konsumen  atau
pembeli  oleh  pihak  yang  memiliki  asal  barang  disebut  dengan  penjual. Pelaksanaan ekspor langsung, biasanya dilakukan dengan cara mengirimkan
barang  berserta  dokumen  pelindungnya  ke  pembeli.  Pembayaran  barang ekspor,  harus  di  perjanjikan  terlebih  dahulu  mengenai  kondisi  dan
proseduralnya agar tidak terjadi sengketa. b.
Ekspor tidak langsung Ekspor  tidak  langsung  dilakukan  melalui  pihak  ketiga  yang  disebabkan
beberapa  hal  yang  melatarbelakangi,  seperti  lokasi  pasar,  ketersediaan sarana  dan  prasarana  telekomunikasi,  perbankan,  transportasi  serta
networking.  Barang-barang  yang  diekspor  merupakan  barang  setengah  jadi dan selanjutnya diolah atau barang jadi  yang memerlukan pengemasan dan
labeling sebelum dikirimkan ke negara pembeli. c.
Re-ekspor Re-eskpor adalah kegiatan yang dilakukan oleh importir untuk mengekspor
kembali  barang-barang  yang  telah  dipesandibeli  yang  telah  sampai  di pelabuhan tujuan. Re-ekspor dilakukan hanya terhadap barang-barang  yang
tidak sesuai dengan pesanan,  adanya cacat, dan adanya peraturan baru yang melarang atau membatasi barang tersebut. Re-ekspor hanya dapat dilakukan
pada barang yang belum mendapatkan nomor pendaftaran.
Universitas Sumatera Utara
d. Diekspor kembali
Dieskpor  kembali  suatu  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  importir  dengan menggunakan  fasilitas  impor  sementara  dan  mendapatkan  penangguhan
pembayaran bea masuk dan pajak dalam rangka impor, impor sementara ini digunakan terutama mendorong investasi dan meningkatkan mutu komoditi
ekspor dalam persaingan bebas.
83
a. Barang bebas ekspor
Kegiatan  ekspor  impor  tentu  akan  ada  barang  yang  akan  di  ekspor,  barang ekspor dikelompokkan dalam;
Barang  bebas  ekspor  adalah  barang  yang  tidak  termasuk  dalam  kelompok barang dibatasi ekspor dan barang dilarang ekspor.
84
b. Barang dibatasi ekspror
Barang dibatasi ekspor adalah barang yang dibatasi eksportit, jenis dan atau jumlah yang diekspor.
85
c. Barang dilarang ekspor
Barang dilarang ekspor adalah barang yang tidak boleh diekpor.
86
Selain  pengelompokkan  barang  ekspor  diatas,  dikenal  juga  adanya  komoditi atau  barang  yang  di  perdagangkan  dalam  bentuk  ekspor  maupun  impor.  Barang
komoditi dapat dibagi atas:
83
Ali purwito. Op.cit, hlm7-9
84
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13M-DAGPER32012 tentang Ketentuan Umum di bidang Ekspor, Pasal 1 angka 5
85
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13M-DAGPER32012 tentang Ketentuan Umum di bidang Ekspor, Pasal 1 angka 6
86
Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 13M-DAGPER32012 tentang Ketentuan Umum di bidang Ekspor, Pasal 1 angka 7
Universitas Sumatera Utara
a. Barang ekspor umum
Barang  yang  tidak  termasuk  dalam  larangan  dan  pembatasan  serta  bukan merupakan barang ekspor hkusus, dengan persyaratan yang telah ditentukan
oleh  menteri  Perindustrian.  Semua  barang  yang  dperbolehkan  untuk diperjualbelikan  dalam  perdagangan  internasional,  dapat  diatur  sesuai
dengan  ketentuan  World  Trade  Organization  WTO  maupun  peraturan nasional masing-masing negara.
b. Barang ekspor khusus
Secara  selektif  ditetapkan  oleh  menteri  Perdagangan  dan  dimaksudkan untuk  kepentingan  nasional  atau  dalam  negeri  dan  memerlukan  tindakan
segera, seperti impor kedelai yang dilakukan untuk mengatasi gejolak harga tempe. Ekspor khusus juga merupakan suatu fasilitas yang diberikan kepada
orang  atau badan  yang  mengekspor barang,  seperti  barang-barang  kiriman, pindahan perwakilan negera asingbadan internasional, contoh cinderamata,
keperluan  penelitian,  serta  ibadah  untuk  umum,  sosial,  pendidikan, kebudayaan dan olahraga.
Selain barang komoditi, eksportir juga dibagi atas: a.
Eksportir produsen Perusahaan  yang  memproduksi  barang  barang  untuk  diekspor.  Produsen
eksportir  tidak  menggunakan  jasa  perantara  yaitu  pedagang  ekspor. Perusahaan  yang  biasa  berperan  sebagai  produsen  eksportir  biasanya
merupakan perusahaan besar atau berskala internasional. Eksportir ini dapat
Universitas Sumatera Utara
mengolah bahan baku menjadi barang jadi, yang bahannya dibeli dari dalam negeri kawasan berikat atau dengan cara mengimpor sendiri.
b. Eksportir terdaftar
Perusahaan  atau  perorangan  yang  telah  mendapat  pengakuan  dari  Menteri Perindustrian  dan  Perdagangan  untuk  mengekspor  barang  tertentu  sesuai
dengan  ketentuan  yang  berlaku.  Eksportir  terdaftar  juga  harus  memenuhi persyaratan yang telah di tentukan.
c. Pedagang ekspor
Orang atau badan hukum yang diberi izin oleh pemerintah untuk melakukan kegiatan ekspor, setelah memiliki izin berbentuk Surat Pengakuan Eksportir
disertai dengan Angka Pengenal Ekspor APE.
87
2. Impor
Impor adalah kegiatan memasukkan barang, jasa atau modal yang berasal dari luar  daerah  pabean  ke  dalam  daerah  pabean,  dengan  tujuan  untuk  dipakai,
dimiliki, dialihkan atau dijual dengan mendapatkan manfaat atau keuntungan atas barang,  jasa  atau  modal  dimaksud.  Impor  dilakukan  oleh  orang  pribadi  maupun
badan  hukum  yang  dibawa  oleh  sarana  pengangkut  telah  melintasi  batas  negara dan kepadanya diwajibkan memenuhi kewajiban pabean seperti, pembayaran bea
masuk  dan  pajak  dalam  rangka  impor,  penyampaian  pemberitahuan  pabean,  dan kelengkapan  dokumen-dokumen  yang  diperlukan  dalam  penelitian  dokumen  dan
pemeriksaan fisik atas barang. Kegiatan impor juga tidak terlepas dari ketentuan-
87
Ali purwito. Op.cit, hlm 9-10
Universitas Sumatera Utara
ketentuan  dalam  perdagangan.
88
Dalam  kegiatan  impor  dikenal  istilah  importir, importir  adalah  orang  perseorangan  atau  lembaga  atau  badan  usaha,  baik  yang
berbentuk badan  hukum  maupun  bukan badan  hukum  yang  melakukan  impor.
89
a. Importir terbatas
Importir dapat dibagi atas:
Importir terbatas adalah orang atau badan hukum yang telah memiliki Angka Pengenal Importir API untuk perdagangan umum, untuk
melakukan importasi barang-barang tertentu, seperti beras, gula, dan komoditi lain yang diatur tata niaganya.
b. Importir produsen
Importir produsen merupakan produsen atas barang yang membutuhkan bahan baku untuk dalam proses produksi barang yang dihasilkan. Atas
subjek ini harus memiliki izin dari pemerintah untuk mengimpor barang yang dibutuhkan.
Jenis-jenis impor, antara lain: a.
Impor untuk dipakai Impor untuk dipakai import for consuming goods adalah terminologi yang
digunakan di internasional untuk membedakan barang impor untuk dipakai, dijual  kembali  atau  habis  dikonsumsi  dalam  daerah  pabean  oleh  pemakai
akhir  enduser  dengan  impor  barang  lainnya  yang  digunakan  sementara waktu atau untuk di proses lebih lanjut.
88
Loc.cit.
89
Republik Indonesia, Undang-Undang No. 7 Tahun 2014 tentang  Perdangangan, Pasal 1 angka 19
Universitas Sumatera Utara
b. Impor barang penumpang dan awak sarana pengangkut
Setiap  orang  yang  melintasi  perbatasan  wilayah  negara  dengan menggunakan  sarana  pengangkut  baik  udara,  laut  maupun  darat  wajib
memberitahukan apabila bersamanya di bawa barang-barang yang dipungut bea  masuk  sesuai  menurut  undang-undang.  Memberitahukannya  dengan
menyampaikan  formulir  berupa  pernyataan  atas  dasar  prinsip  self assessment yang dibuat dalam customs declaration saat kedatangan.
c. Impor barang pelintas batas
Pelintas batas adalah penduduk yang berdiam atau bertempat tinggal dalam wilayah  perbatasan  negara  serta  memiliki  kartu  identitas  yang  dikeluarkan
oleh yang berwenang dan yang melakukan perjalanan lintas batas di daerah perbatasan  melalui  pos  pengawas  lintas  batas.  Barang  pelintas  batas
diberikan  pembebasan  bea  masuk  dan  tidak  dipungut  pajak  dalam  rangka impor, apabila tidak melebihi batas nilai pabean yang telah di tentukan dan
apabila  melebih  nilai  pabean  akan  dikenakan  bea  masuk  dan  pajak  dalam rangka impor.
d. Impor barang yang dikirim melalui pos
Barang  impor  yang  berasal  dari  luar  daerah  pabean  dapat  dikirimkan melalui  pos,  sesuai  dengan  ketentuan  yang  diatur  dalam  Uni  Pos  dunia.
Barang kiriman pos yang tidak melebihi nilai FOB USD 50,00 lima puluh US  dollar  untuk  setiap  orang  per  kiriman  tidak  dikenakan  bea  masuk  dan
pajak  dalam  rangka  impor.  Untuk  pelintas  batas  dibuatkan  suatu pemberitahuan lintas batas untuk barang impor pelintas batas.
Universitas Sumatera Utara
e. Impor barang yang dikirim melalui jasa titipan
Untuk barang-barang impor yang dikirim melalui jasa titipan seperti DHL, TNT, FedEx, Titipan Kilat pengeluaran barangnya harus ditempuh dengan
mengisi  Pemberitahuan  Barang  Impor  Khusus  PIBK  BC  2.1  dalam  2 lembar  dan  menyerahkan  Pemberitahuan  Barang  Impor  PIB  berserta
dokumen  pelengkap  pabean  lainnya  untuk  melaksanakan  pengeluaran barang.  Apabila  barang  kiriman  tidak  melebihi  nilai  pabean  tidak  akan
dipungut  bea  masuk  dan  pajak,  sedangkan  untuk  barang  kirimian  yang melebihi  nilai  pabean  sebesar  USD  50,00  lima  puluh  US  dollar  akan  di
pungut bea masuk den nilai pabean. f.
Impor sementara Kegiatan yang diberi izin oleh menteri perdagangan atau menteri keuangan
dalam  hal  tertentu,  misalnya  untuk  menyelenggarakan  event,  seperti  amal, perlombaan,  pameran,  memproduksi  barang-barang  jadi  yang  bahan
bakunya dari luar daerah pabean. g.
Re-impor Suatu kegiatan yang dilakukan oleh eksportir dengan memasukkan kembali
barang-barang  yang  telah  diekspor  ke  dalam  daerah  pabean.  Tindakan  re- impor dilaksanakan karena adanya penolakan dari importir di negara tujuan,
terkait  dengan  mutu  barang,  cacat  tersembunyi  atau  peraturan  di  negara tujuan yang menyebabkan barang harus dikembalikan ke negara asalnya.
90
90
Ali purwito. Op.cit, hlm 10-17.
Universitas Sumatera Utara
Kuota impor juga dilaksanakan oleh suatu negara yang bertujuan untuk membatasi jumlah barang yang dapat diimpor dalam kurun waktu tertentu. Kuota
impor dikenal dua jenis, yaitu kuota mutlak dan kuota tarif tariff-rate quota. Kuota mutlak membatasi kuantitas barang yang boleh diimpor dalam kurun waktu
tertentu, sedangkan kuota tarif barang dalam jumlah tertentu boleh diimpor tetapi dikenakan tarif khusus yang umumnya lebih rendah dari tarif semula.
91
B.  Kebijakan Perdagangan Luar Negeri