Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kuota impor juga dilaksanakan oleh suatu negara yang bertujuan untuk membatasi jumlah barang yang dapat diimpor dalam kurun waktu tertentu. Kuota impor dikenal dua jenis, yaitu kuota mutlak dan kuota tarif tariff-rate quota. Kuota mutlak membatasi kuantitas barang yang boleh diimpor dalam kurun waktu tertentu, sedangkan kuota tarif barang dalam jumlah tertentu boleh diimpor tetapi dikenakan tarif khusus yang umumnya lebih rendah dari tarif semula. 91

B. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri

Kegiatan dalam bidang ekspor impor, terdapat kewajiban untuk memenuhi semua ketentuan dan prosedur yang telah ditetapkan pemerintah maupun negara tujuan, agar perjanjian yang dilakukan dapat berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan atau kendala. Kebijakan perdagangan luar negeri menurut pasal 38 Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentang perdagangan, harus meliputi: 1. Peningkatan jumlah dan jenis serta nilai tambah produk ekspor, 2. Pengharmonisasian standar dan prosedur kegiatan perdagangan dengan negara mitra dagang, 3. Penguatan kelembagaan di sektor perdagangan luar negeri, 4. Pengembangan sarana dan prasarana penunjang perdagangan luar negeri, 5. Pelindungan dan pengamanan kepentingan nasional dari dampak negatif perdagangan luar negeri. 91 Bank Indonesia. Kerja Sama Perdagangan Internasional Peluang dan Tantangan Bagi Indonesia. Jakarta, Elex media komputindo, 2007, hlm. 28 Universitas Sumatera Utara Peningkatan jumlah dan jenis serta nilai tambah produk ekspor pemerintah berkewajiban melaksanakan pembinaan terhadap pelaku usaha dalam rangka pengembangan ekspor. Pembinaan tersebut dapat berupa pemberian intensif, fasilitas, informasi peluang pasar, bimbingan teknis, bantuan promosi dan pemasaran serta dengan menyelenggarakan promosi dagang ataupun ikut berpartisipasi promosi dagang baik di dalam negeri maupun diluar negeri. Promosi dagang dapat berupa pameran dagang maupun misi dagang. 92 1. Meningkatkan kemampuan terutama ergonomical design industri alas kaki nasional yang telah memiliki pangsa pasar tinggi untuk bersaing secara global, Peningkatan jumlah produk ekspor dapat dilihat dari contoh industri alas kaki nasional, Kementerian Perindustrian Republik Indonesia memberikan dukungan terhadap pengembangan dan peningkatan daya saing industri alas kaki nasional melalui program dan kebijakan strategis, antara lain: 2. Memfasilitasi perlindungan hak kekayaan intelektual design produk alas kaki yang dihasilkan di dalam negeri, 3. Meningkatkan promosi industri alas kaki customized secara eksklusif pada forum resmi nasional dan internasional untuk memunculkan industri kelas dunia, 4. Melanjutkan program restrukturisasi mesinperalatan industri alas kaki dan penyamak kulit untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi, 92 Kementerian Perdagangan. INTRA Edisi perdana, hlm.13 Universitas Sumatera Utara 5. Melaksanakan harmonisasi sistem perpajakan keluaran dan pajak masukan dikaitkan dengan jangka waktu restitusi, 6. PengembanganBranding Shoes Nasional. 93 Kebijakan penguatan kelembagaan di sektor perdagangan luar negeri diperlukan sebab kelembagaan perdagangan luar negeri mempunyai tugas melaksanakan norma, standar, prosedur, kriteria, persiapan koordinasi, analisis, penelaahan hukum, perancangan, perumusan, harmonisasi, pemantauan, evaluasi, dan diseminisasi peraturan perundang-undangan, serta perjanjian di bidang perdagangan luar negeri, pengembangan ekspor, kerja sama perdagangan internasional dan pengamanan perdagangan. 94 Kegiatan perdagangan luar negeri dilakukan melalui laut dan udara, sarana penunjang kegiatan perdagangan melalui jalur laut adalah pelabuhan. Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan danatau tempat perairan dengan batas- batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan Lembaga yang berwenang mengenai perdagangan luar negeri adalah Direktorat Jendral Perdagangan Luar Negeri, Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Bea dan Cukai, Komite Anti Dumping Indonesia, Komite Pengamanan Perdagangan. dalam Selain kebijakan penguatan kelembagaan di sektor perdagangan luar negeri, kebijakan pengembangan sarana dan prasarana penunjang perdagangan luar negeri juga di perlukan agar berlangsungnya kegiatan perdagangan luar negeri berjalan lancar. 93 Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, siaran pers:”Menperin Dorong Peningkatan Ekspor Industri Alas Kaki Nasional”, Jakarta, 31 Juli 2015. 94 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08M-DAGPER22016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Pasal 73 Universitas Sumatera Utara yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, danatau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi. 95 Pengembangan sarana dan prasarana di pelabuhan dapat dikembangkan dengan meningkatkan fasilitas yang berkaitan dengan kegiatan perdagangan, seperti meningkatkan layanan bongkar muat barang dan peti kemas, penambahan layanan jasa bongkar muat barang, menambahkan tempat penimbunan barang, menerapkan teknologi sistem informasi dan komunikasi terpadu untuk kelancaran arus barang, dan dilakukannya pemeliharaan alur- pelayaran agar perjalanan kapal keluar dari dan masuk ke pelabuhan berlangsung lancar. 96 Untuk kegiatan perdagangan melalui jalur udara dilaksakan melalui bandar udara. Bandar udara adalah kawasan di daratan danatau perairan dengan batas-batas tertentu yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun penumpang, bongkar muat barang dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi, yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok dan fasilitas penunjang lainnya. 97 95 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Pasal 1 angka 1. 96 Republik Indonesia, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor: PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, Pasal 26 ayat 1 huruf d,e,g dan Pasal 15 ayat 1. 97 Republik Indonesia, Peraturan Direktur Jendral Perhubungan Udara Nomor : KP. 152 Tahun 2012 tentang Pengamanan Kargo dan Pos yang Diangkut dengan pesawat udara, Pasal 1 angka 3. Kegiatan perdagangan di bandar udara dilakukan melalui kargo dan pos, pengembangan sarana dan prasarana untuk kegiatan kargo dan pos dapat dilakukan dengan meningkatkan program keamanan seperti, personil Universitas Sumatera Utara keamanan yang telah bersertifikat, meningkatkan fasilitas seperti, gedungruangan untuk kegiatan penerimaan, pemeriksaan dan penumpukan kargo dan pos, peralatan pemeriksaan dan pengawasan keamanan, meningkatkan tekonologi untuk pemeriksaan dan pengawasan kargo dan pos. Kebijakan untuk melindungi dan mengamankan kepentingan nasional dari dampak negatif perdagangan luar negeri meliputi banyak hal. Terdapat dalam pasal 67 ayat 3 Undang-Undang perdagangan yang secara eksplisit tidak dijelaskan, namun bentuk kebijakan perlindungan dan pengamanan perdagangan, antara lain: a. Pembelaan atas tuduhan dumping danatau subsidi terhadap ekspor barang nasional, b. Pembelaan terhadap eksportir barang yang barang ekspornya dinilai oleh negara mitra dagang telah menimbulkan lonjakan impor di negara tersebut, c. Pengenaan tindakan antidumping atau tindakan imbalan untuk mengatasi praktik perdagangan yang tidak sehat, d. Pengenaan tindakan pengamanan perdagangan untuk mengatasi lonjakan impor, e. Pembelaan terhadap kebijakan nasional terkait perdagangan yang di tentang oleh negara lain, 98 Bentuk perlindungan dan pengamanan kepentingan nasional lainnya adalah dengan diberlakukannya Standar Nasional Indonesia SNI wajib dan Penggunaan Produk-Produk Dalam Negeri P3DN. Dalam hal melakukan pengawasan terkait 98 M. Fakhri Tri Pratama. Analisis Yuridis Kebijakan Perlindungan dan Pengamanan Perdagangan Berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan. Skripsi Universitas Sumatera Utara, 2016, hlm. 87 Universitas Sumatera Utara dengan perlindungan dan pengamanan perdagangan dilakukan oleh Direkotar Jendral Luar negeri.

C. Pengendalian Perdagangan Luar Negeri