2. Jenis-jenis Stres
Quick 1984 mengkategorikan jenis stres menjadi dua, sebagai berikut: a.
Eustress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersifat membangun. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu
dan juga organisasi yang diasosiasikan dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi.
b. Distress, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang bersifat tidak sehat,
negatif, dan destruktif bersifat merusak. Hal tersebut termasuk konsekuensi individu dan juga organisasi seperti penyakit kardiovaskular dan tingkat
ketidakhadiran absenteeism yang tinggi, yang diasosiasikan dengan keadaan sakit, penurunan, dan kematian.
3. Definisi Stres Kerja
Menurut Ubaidilah 2007 stres kerja dapat dipahami sebagai suatu keadaan dimana seseorang menghadapi tugas atau pekerjaan yang tidak bisa atau belum
bisa dijangkau oleh kemampuannya. Menurut Newman Diahsari, 2001 stres kerja diartikan sebagai suatu
interaksi antara kondisi kerja dengan sifat-sifat pekerja yang mengubah fungsi fisik maupun fungsi psikis yang normal. Definisi tersebut menunjukkan bahwa
stres kerja merupakan tuntutan pekerjaan yang tidak dapat diimbangi oleh kemampuan karyawan.
Schult dan Schult Bachroni Asnawi, 1999 mengatakan bahwa stress kerja merupakan gejala psikologis yang dirasakan mengganggu dalam
pelaksanaan tugas sehingga dapat mengancam eksistensi diri dan kesejahteraan.
Stres kerja pada intinya merujuk pada kondisi dari pekerjaan yang mengancam individu. Stres kerja timbul sebagai bentuk ketidakharmonisan individu dengan
lingkungan kerja. Dari beberapa teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja
merupakan bentuk respon psikologis dari tubuh terhadap tekanan-tekanan, tuntutan-tuntutan pekerjaan yang melebihi kemampuan yang dimiliki, baik berupa
tuntutaan fisik atau lingkungan dan situasi sosial yang mengganggu pelaksanaan tugas, yang muncul dari interaksi antara individu dengan pekerjaanya, dan dapat
merubah fungsi fisik serta psikis yang normal, sehingga dinilai membahayakan, dan tidak menyenangkan.
4. Sumber-sumber Stres Kerja
Banyak ahli mengemukakan mengenai penyebab stres kerja itu sendiri. Soewondo 1992 mengadakan penelitian dengan sampel 300 karyawan swasta di
Jakarta, menemukan bahwa penyebab stres kerja terdiri atas 4 empat hal utama, yakni:
a. Kondisi dan situasi pekerjaan
b. Pekerjaannya
c. Job requirement seperti status pekerjaan dan karir yang tidak jelas
d. Hubungan interpersonal
Luthans 1992 menyebutkan bahwa penyebab stres stressor terdiri atas empat hal utama, yakni:
a. Extra organizational stressors, yang terdiri dari perubahan sosialteknologi,
keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan komunitastempat tinggal.
b. Organizational stressors, yang terdiri dari kebijakan organisasi, struktur
organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam organisasi.
c. Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,
kurangnya dukungan sosial, serta adanya konflik intraindividu, interpersonal, dan intergrup.
d. Individual stressors, yang terdiri dari terjadinya konflik dan ketidakjelasan
peran, serta disposisi individu seperti pola kepribadian tipe A, kontrol personal, learned helplessness, self-efficacy, dan daya tahan psikologis.
Sedangkan Cooper dan Davidson 1991 membagi penyebab stres dalam pekerjaan menjadi dua, yakni:
a. Group stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari situasi maupun
keadaan di dalam perusahaan, misalnya kurangnya kerjasama antara karyawan, konflik antara individu dalam suatu kelompok, maupun kurangnya dukungan
sosial dari sesama karyawan di dalam perusahaan. b.
Individual stressor, adalah penyebab stres yang berasal dari dalam diri individu, misalnya tipe kepribadian seseorang, kontrol personal dan tingkat
kepasrahan seseorang, persepsi terhadap diri sendiri, tingkat ketabahan dalam menghadapi konflik peran serta ketidakjelasan peran.
5. Dampak Stres Kerja