b. Untuk menghitung nilai Secondary Factor digunakan rumus:
∑ ∑
...................................10 dimana:
NRS = Nilai rata-rata secondary factor tiap aspek NS
= Jumlah total nilai secondary factor tiap aspek IS
= Jumlah item tiap aspek c.
Untuk menghitung nilai total digunakan rumus: 60 CF + 40 SF
...................................11 5.
Perhitungan Nilai Total Dari hasil setiap aspek di atas berikutnya dihitung nilai total berdasakan
presentasi dari nilai core factor dan secondary factor yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil.
6. Perhitungan Nilai Ranking
Hasil akhir dari proses Profile Matching adalah ranking dari kepribadian yang dominan dari setiap alternatif. Penentuan ranking mengacu pada hasil
perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut dapat ditunjukkan pada rumus : Ranking = A K1 + BK2 + C K3 + DK4 + EK5 + F K6
+ GK7 + H K8 ...................................12 Dimana :
K = nilai kriteria
2.5. Sejarah Perkebunan Tembakau Deli di Bulu Cina
Tahun 1864-1872 merupakan tahap awal memperkenalkan tanaman tembakau Deli yang dipelopori J. Nienhuys. Tahap selanjutnya tahun 1873-1884 merupakan tahap
perkembangan yang penuh dari tanaman tembakau Deli. Pada tahun 1882, Kebun Bulu Cina dibuka untuk penanaman tembakau secara aktif. Bangkitnya nilai untuk
komoditi tembakau Deli, membuat bukan saja kawasan Bulu Cina strategis dan cocok untuk ditanami tembakau Deli, tetapi kawasan sekitar Bulu Cina juga dibuka untuk
penanaman tembakau Deli Hutahaean, 2013. Berikut terdapat peta perkebunan Bulu Cina Agustina, 2013 yang terlampir di dalam Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Peta Perkebunan Bulu Cina Sumber: PTPN 2 Kebun Bulu Cina
Pada tahun 1909 Kebun Bulu Cina mendapat tanah konsesi seluas 11.325 bidang, tetapi lahan yang telah digarap untuk penanaman tembakau hanya seluas 415
m². Tanah yang cukup luas ini yang dimiliki oleh Kebun Bulu Cina dikerjakan oleh para tenaga kerja, yang terdiri dari tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Hasil
yang diperoleh dari perkebunan ini di tahun 1910 sebanyak 4350 pikul. Namun pada tahun 1911 hasil produksi tembakau Deli menurun menjadi 4.300 pikul. Menurunnya
produksi tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap proses produksi tembakau di perkebunan Bulu Cina, karena di dalam memproduksi tembakau Deli pasti mengalami
fluktuasi naik-turunnya hasil produksi. Hutahaean, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Karakteristik dan Kualitas Lahan Tembakau
Faktor jenis lahan sangat ditentukan oleh kualitas lahan dan karakteristik lahan. Kualitas lahan kemungkinan berperan positif dan negatif terhadap penggunaan lahan
tergantung dari sifat-sifatnya. Kualitas lahan yang berperan positif tentu yang sifatnya sangat menguntungkan bagi suatu penggunaan, misalnya untuk tanaman tembakau.
Sebaliknya kualitas lahan yang bersifat negatif karena keberadaanya akan merugikan terhadap penggunaan tertentu, bisa merupakan faktor pembatas atau penghambat
Siswanto, 2004. Kualitas lahan adalah sifat-sifat pengenal atau atribut yang bersifat kompleks
dari sebidang lahan. Setiap kualitas lahan mempunyai keragaan yang berpengaruh terhadap kesesuaiannya bagi penggunaan tertentu dan biasanya terdiri atas satu atau
lebih karakteristik lahan. Kualitas lahan ada yang bisa diestimasi atau diukur secara langsung di lapangan, tetapi pada umumnya ditetapkan berdasarkan karakteristik
lahan FAO, 1976. Kualitas lahan yang berhubungan dan berpengaruh terhadap hasil atau
produksi tanaman di dalam FAO 1976, antara lain terdiri atas: ketersediaan air, ketersediaan hara, ketersediaan oksigen dalam zona perakaran, kondisi dan sifat fisik
dan morfologi tanah, kemudahan lahan untuk diolah, salinitas dan alkalinitas, toksisitas tanah misalnya aluminium, pirit, ketahanan terhadap erosi, hama dan
penyakit tanaman yang berhubungan dengan kondisi lahan, bahaya banjir, rezim temperatur, energi radiasi, bahaya unsur iklim terhadap pertumbuhan tanaman angin,
kekeringan, dan kelembaban udara yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diduga.
Menurut FAO 1976, karakteristik lahan terdiri atas: a.
Karakteristik tunggal, misalnya total curah hujan, kedalaman tanah, lereng dan lain lain.
b. Karakteristik majemuk, misalnya permeabilitas tanah, drainase, kapasitas tanah
menahan air dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
2.7. Penelitian Terdahulu