BAB III
PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Diagram Blok Sistem
Adapun  diagram  blok  dari  sistem  yang  dirancang  adalah  seperti  yang diperlihatkan pada gambar 3.1 berikut ini :
Driver relay
ELEMEN PELTIER
Sensor Suhu Ruang Pendingin
Mikrokontroler LCD
buzzer
RS 232
PC Pendingin Gas
Freon Pembuangan panas
DRIVER REG. ARUS
SENSOR SUHU
SETTING
Gambar 3.1 Desain Blok Diagram Sistem
Diagram blok pada gambar 3.1 dapat diuraikan sebagai berikut : 1.
LCD  liquid  crystal  Display  berfungsi  seabagai  tampilan  penunjuk  suhu di dalam ruangan pendingin.
2. Buzzer  berfungsi sebagai indikator permintaan suhu.
3. Mikrokontroler  berfungsi  sebagai  pemproses  masukan  dari  sensor  suhu
pada  masing-masing  pendingin  dan  membandingkannya,  menampilkan pembcaan  suhu di dalam kabinet pendingin melalui LCD, mengendalikan
Universitas Sumatera Utara
kerja  elemen  peltier  dan  kipas  DC  berdasarkan  perintah-perintah  yang telah diprogramsebelumnya pada mikrikontroler.
4. Sensor  suhu  berfungsi  untuk  mengukur  membaca  suhu  ruangan  pada
masing-masing pendingin dan mengirimkannya pada mikrokontroler. 5.
Siklus pendingin  berfungsi mempercepat pembuangan penyerapan panas. 6.
Ruang pendingin berfungsi sebagai tempat objek yang diinginkan. 7.
Pembuangan  panas  berfungsi  sebagai  tempat  pembuangan  panas  dari pendingin Termoelektrik.
8. Driver relay  berfungsi sebagai rangkaian kopel untuk mengendalikan aktif
tidaknya dc kipas yang dipicu dari sinyal output Mikrokontroler. 9.
PC  berfungsi  untuk  menginterface  semua  data  yang  masuk  ke mikrokontroler yang dikomunikasikan lewat RS-232.
10. Driver regulator arus berfungsi sebagai pengontrol arus.
3.2 Perancangan Rangkaian Tiap Blok
3.2.1 Perancangan Kotak Pendingin Termoelektrik
Pendingin  termoelektrik  menggunakan  kotak  kulkas  150  watt  yang  sudah rusak.  Kotak  pendingin  kulkas  yang  sudah  rusak  tersebut  dipebaiki  dan  dan
rangkai  kembali  menjadi  sebuah  kotak  pendingin  yang  bagus  menggunakan termoelektrik  cooler. Alat  ini dikondisikan dingin dengan menggunakan unit
pendingin  termoelektrik,  tempat  penyimpanan  benda-benda  yang  akan didinginkan, heat sink dan blower.
Struktur bahan yang digunakan pada kotak pendingin ini dilapisi aluminium dibagian  bawah  ruangan  kotak  pendingin  sebagai  penyalur  dingin  dari
termoelektrik  dengan  ketebalan  0,1  cm  0,001  m.  Bahan  kedua  menggunakan solid plastic di bagian atas  kotak pendingin yang bertujuan untuk meminimalisir
aliran dingin dari termoelektrik ke bagian atas, karena bagian atas kotak pendingin adalah bagian untuk membuka dan menutup pendingin itu sendiri. Ketebalan solid
plastic  itu  sendiri  adalah  0,2  cm  0,002  m.    Sementara  untuk  kain  plastic, ketebalannya  adalah  0,2  cm  0,002  m.  Insulasi  coolbox  ini  menggunakan
polyurethane dengan ketebalan 1,17 cm 0,0117 m.
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Perancangan Peltier Dengan Heatsink
Dalam sistem ini termoelektrik yang digunakan adalah peltier super cooler TEC1- 12730,adapun  heatsink  yang  digunakan  pada  ruangan  pendingin  adalah  untuk
menyerap  dingin  yang  dihasilkan  peltier  dan  diteruskan  oleh  kipas  ke  seluruh
ruangan sehingga suhu seluruh ruang homogen.
Untuk  menentukan  luas  permukaan  heatsink  yang  digunakan  digunakan persamaan  perpindahan  kalor  konduksi,  dengan  mengasumsikan  heatsink
seluruhnya  adalah  aluminium.  Dalam  hal  ini  laju  perpindahan  panas  P  sebesar 146  watt,  beda  tempetatur  ∆T  bernilai  48
C,  ketebalan  aluminium  x  sebesar 0.05 meter dan konduktivitas panas k untuk aluminium sebesar 200 Wattm
C. Jika waktu pendinginan t dilakukan selama 1 jam atau  3600 detik, maka dapat
diperoleh luas heatsink yang diperlukan sesuai dengan rumus berikut : Q
+	,	∆ -
. 0 × 2,  Maka dapat diperoleh
+×,×∆ -
0 × 2 A =
34	5-6477	 	-	7.78	9 :77
; =
-	3	?
Sehingga    luas  permukaan  heatsink  yang  dibutuhkan  untuk  pendinginan  3600 detik atau 1 jam adalah seluas 2,628 m
2.
3.2.3 LCD Liquid Crystal Display
LCD  digunakan  untuk  menampilkan  hasil  pengolahan  data  pada  mikrokontroler dalam bentuk tulisan. Pada alat ini, mode pemrogram LCD yang digunakan adalah
mode pemrograman 4 bit. Dengan demikian, pin data LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler hanya pin D4,D5, D6, dan D7. Sedangkan untuk jalur kontrolnya,
pin  LCD  yang  dihubungkan  adalah  pin  RS  dan  E.  LCD  pada  alat  ini  hanya digunakan sebagai penampil, sehingga pin RW nya dihubungkan ke ground.
LCD  Liquid  Crystal  Display  berfungsi  untuk  menampilkan  besar  suhu yang diukur oleh sensor dan juga waktu yang dibutuhkan sistem untuk mencapai
besar  suhu  yang  telah  ditentukan.  Jenis    LCD  Liquid  Crystal  Display  yang digunakan adalah ukuran 2 x  16 karakter, dan LCD  Liquid Crystal Display  ini
Universitas Sumatera Utara
dicatu dengan 5 volt tegangan DC.  Gambar dibawah ini menjelaskan  Rangakaian minimum LCD Liquid Crystal Display:
Gambar 3.2 Rangkaian LCD karakter 2x16
Dari  gambar  tersebut  dapat  dilihat  bahwa  LCD  16×2  mempunya  16  pin. sedangkan pengkabelanya adalah sebagai berikut :
1. Kaki 2 dan 16 terhubung dengan Ground GND
2. Kaki 1 dan 15 terhubung dengan VCC +5V
3. Kaki 3 dari LCD 16×2 adalah pin yang digunakan untuk mengatur kontras
kecerahan  LCD.  Jadi  kita  bisa  memasangkan  sebuah  trimpot  103  untuk mengatur  kecerahanya.  Pemasanganya  seperti  terlihat  pada  rangkaian
tersebut. Karena LCD akan berubah kecerahanya jika tegangan pada pin 3 ini di turunkan atau dinaikan.
4. Pin 4 RS dihubungkan dengan pin mikrokontroler
5. Pin 5 RW dihubungkan dengan GND
6. Pin 6 E dihubungkan dengan pin mikrokontroler
7. Sedangkan pin 11 hingga 14 dihubungkan dengan pin mikrokontroler
sebagai jalur datanya.
Universitas Sumatera Utara
3.2.4 Rangkaian Power Supply PSA
Rangkaian  ini  berfungsi  untuk  mensupplay  tegangan  ke  seluruh  rangkaian  yang ada.  Rangkaian  PSA  yang  dibuat  yaitu  Travo  CT.  Berikut  merupakan  rangkaian
power supplay yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 3.3 Rangkaian Power Supply
Trafo  yang  digunakan    merupakan  trafo  stepdown  yang  berfungsi  untuk menurunkan  tegangan  dari  220  volt  AC  menjadi  12  volt  AC.  Kemudian  12  volt
AC  akan  disearahkan  dengan  menggunakan  dua  buah dioda,  selanjutnya  12  volt DC  akan  diteruskan  kepada  kapasitor  2200  µF  sebanyak  12  buah  yang  disusun
paralel,  sehingga  mempunyai  kapasitas  total  26400  µF.  Berdasarkan  rumus mencari  tegangan  efektik  dan  tegangan  maksimum  pada  arus  bolak-balik  AC
dapat  dihitung  besar  tegangan  yang  dikeluarkan  oleh  PSA.  Pada  penelitian  ini perhitungan  tegangan  maksimum  yang  dikeluarkan  oleh  PSA  adalah  sebagai
berikut.
AB	 ×	 √2 12	 × 1.4142
V 16,97	JK2
Sehingga  dengan  perhitungan  diatas,  besar  tegangan  yang  dihasilkan  oleh  PSA adalah sebesar 16,97 volt.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5 Rangkaian Driver Regulator Arus
Rangkaian  regulator  arus  ini  berfungsi  untuk  mengatur  tegangan  dan  arus    yang masuk  dari  PSA.  Rangkaian  PSA  yang  dibuat  memiliki  keluaran  16,97  volt
digunakan  untuk  mensupplay  tegangan  ke  seluruh  rangkaian.  Regulator  arus LM350 digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 12 volt walaupun terjadi
perubahan  pada  tegangan  masukannya.  Transistor  PNP  SA2120  disini  berfungsi untuk  memasok  arus  apabila  terjadi  kekurangan  arus  pada  rangkaian,  sehingga
regulator  tegangan  tidak  akan  panas  ketika  rangkaian  butuh  arus  yang  cukup besar.  Rangkaian  PSA  ini  memiliki  arus  20  Ampere  sehingga  PSA  ini  mampu
mensuplai  arus  yang  dibutuhkan  oleh  sistem.  Rangkaian  power  supplay  dapat ditunjukkan pada gambar 3.4 seperti dibawah ini.
Gambar 3.4 Rangkaian Driver Regulator Arus
Rangkaian regulator arus ini berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang  masuk  dari  PSA.  Regulator  arus  ini  menggunakan  LM350,  dimana  arus
maksimum yang dapat dilewati komponen ini adalah 5 A. Karena arus yang akan dilewatkan oleh PSA adalah sebesar 12 volt, maka LM350 diparalelkan sebanyak
3  buah  seperti  pada  gambar  3.4.  Berikut  adalah  pengujian  atau  perhitungan  arus dan juga tegangan pada penelitian ini :
LB LM
N	LMO → N	AMO
1,25 LB
1,25 0,33	Sℎ
3,787 Jadi besar arus I
Reg
= 3,787 A, maka total  arus untuk 3 Rangkaian paralel LM350 adalah  sebesar  11,36  A.  Dengan  adanya  Dioda  Zener  pada  LM317  maka  arus
Universitas Sumatera Utara
tersebut  dilewatkan  dari  Transistor  sehingga  arus  total  yang  keluar  dari  ketiga LM350  langsung  masuk  ke  sistem.  Transistor  PNP  SA2120  perlu  ditambahkan
pendingin  heatsink untuk menjaga temperatur yang tinggi pada transistor akibat disipasi panas tidak merusak transistor.
Sehingga untuk daya 150 Watt dapat diperoleh tengan sebagai berikut: P  = V x I
tot
,   150 = V
out x
11,36 A V
Tot
= 13,204 Volt Dan dengan nilai R
1
= 2,2 kΏ  maka didapat, Vout =
W W:
+ 1 × 1,25	JK2,  Vout =
::77 :37
+ 1 × 1,25	JK2 Vout =  12,708 Volt.
Sehingga Daya output yang dihasilkan adalah : P = V x I
= 12,708 Volt x 11,36 A = 144,362 Watt
3.2.6 Rangkaian Sensor Suhu
IC LM 35 sebagai sensor suhu yang teliti dan terkemas dalam bentuk Integrated Circuit  IC,  dimana  output  tegangan  keluaran  sangat  linear  berpadanan  dengan
perubahan suhu. Kedua pendingin masing-masing mempunyai LM35 sebanyak 2 buah,  LM35  1  dihubungkan  dengan  2  buah  dioda  berfungsi  untuk  mengukur
perubahan  suhu  didalam  kotak  pendingin  sedangkan  LM35  2  berfungsi  untuk mengukur  perubahan  suhu  luar  lingkungan.  Berikut  adalah  gambar  rangkaian
pengukur suhu :
Gambar 3.5 Rangkaian Sensor Suhu Pendingin  Peltier
LM35 1 Vcc
Vcc Vcc
Vcc LM35 2
Vcc Vcc
Vcc Vcc
D D
D D1
1 1
1 D
D D
D2 2
2 2
PA PA
PA PA0
PA PA
PA PA1
1 1
1 PA
PA PA
PA2 2
2 2
011117 7
7 7 V
V V
V 011117
7 7
7 V V
V V
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Rangkaian Sensor Suhu Pendingin Konvensional
IC LM 35  ini tidak memerlukan pengkalibrasian atau penyetelan dari luar karena   ketelitiannya   sampai   lebih   kurang   seperempat   derajat   celcius   pada
temperature  ruang.  Jangka  sensor  mulai  dari  –  55°C  sampai  dengan  150°C,  IC LM35  penggunaannya  sangat  mudah,  difungsikan  sebagai  kontrol  dari  indikator
tampilan  catu  daya  terbelah.  IC  LM35  dapat  dialiri  arus  60  mA  dari  supplay sehingga panas yang ditimbulkan sendiri sangat rendah kurang dari 0 ° C di dalam
suhu  ruangan.  Sensor  ini  berfungsi  sebagai  pengubah  dari  besaran  fisis  suhu  ke besaran tegangan yang memiliki koefisien sebesar 10 mV °C yang berarti bahwa
kenaikan suhu 1° C maka akan terjadi kenaikan tegangan sebesar 10 mV. Adapun dioda  yang  dipakai  adalah  dioda  silikon  yang  memiliki  tegangan  0,7  volt
sebanyak  2  buah.  Sehingga  tegangan  yang  masuk  ke  Mikrokontroler  adalah sebesar  1,4  Volt.  Jadi,  ketika  LM35  menunjukkan  suhu  -21
C  maka  tegangan yang  masuk  ke  mikrokontroler  adalah  1,4  Volt  -  0,21  Volt  =  1,19  Volt  atau
sebaliknya, jika LM35 menunjukkan suhu +27 C maka tengangan yang masuk ke
mikrokontroler adalah 1,4 Volt + 0,27 Volt = 1,67 Volt.
LM35 1 Vcc
Vcc Vcc
Vcc LM35 2
Vcc Vcc
Vcc Vcc
D D
D D1
1 1
1 D
D D
D2 2
2 2
PA PA
PA PA3
3 3
3 PA
PA PA
PA4 4
4 4
PA PA
PA PA5
5 5
5
011117 7
7 7 V
V V
V 011117
7 7
7 V V
V V
Universitas Sumatera Utara
3.2.7 Rangkaian Komunikasi RS-232
Pada  perancangan  ini  menggunakan  port  serial  sebagai  jalur  komunikasi.  Salah satu standart komunikasi serial yang digunakan  adalah RS232 dan diperlukan IC
MAX232  sebagai  driver  yang  berfungsi  untuk  mensinkronkan  tegangan  antara mikrokontroler  dengan  PC  baik  dari  serial  menjadi  digital  ataupun  sebaliknya
sehingga  data  dapat  dibaca.  Komunikasi  yang  digunakan  untuk  menghubungkan PC ke IC MAX232 adalah konektor DB9. Rangkaian driver RS232 terdiri dari IC
MAX232 dan 4 buah elektrolit  kapasitor  10uF25V. IC mAX232  ini mempunyai 16 pin dan memiliki fungsi yang mengubah level tegangan TTL. Beberapa pin IC
MAX232 ini dikoneksikan dengan mikrokontroler dan juga DB9. Pin Tx dan Pin Rx dihubungkan pada pin Port D0 dan Port D1 mikrokontroler.
Gambar 3.7 Rangkaian MAX-232
3.2.8 Rangkaian  MOSFET
Metal  Oxide  Semiconductor  FET  MOSFET  adalah  suatu  jenis  FET  yang mempunyai satu Drain, satu Source dan satu atau dua Gate. MOSFET mempunyai
input  impedansi  yang  sangat  tinggi.  Pada  penelitian  ini,  driver  mosfet  yang digunakan  yaitu  IRFZ  260,  dimana  komponen  ini  memiliki  keunggulan  yaitu
tahan  arus  sampai  30A.  Tegangan  masukan  pada  mosfet  adalah  12  Volt  yang
3 2
3B-9
5
G3N
5V
5V 16
10 uF 25V
10u F 25V
4 5
2 6
8 3
1 14
13
PD0 PD1
TXD RXD
Mikrokontroler
11 12
Universitas Sumatera Utara
diberi hambatan R sebesar 550 ohm. Prinsip kerja dari pada rangkaian ini adalah ketika Led hidup, maka peltier akan mati tidak dialiri arus dan sebaliknya ketika
Led mati maka Peltier akan hidup dapat dialiri arus. Mosfet akan bekerja seperti relay  dan  memberikan  keluaran  kepda  mikrokontroler.  Berikut  adalah  skema
rangkaian mosfet.
Gambar 3.8 Rangkaian Mosfet
Universitas Sumatera Utara
3.2.9 Rangkain Sederhana Mikrokontroler ATMEGA8535
Rangkaian sistem minimum mikrokontroler ATMEGA 8535 dapat dilihat pada gambar 3.9 di bawah ini :
Gambar 3.9 Rangkain Mikrokontroler ATmega8535
Rangkaian  ini  berfungsi  sebagai  pusat  kendali  dari  seluruh  system  yang  ada. Komponen  utama  dari  rangkaian  ini  adalah  IC  Mikrokontroler  ATMega8535.
Semua  program  diisikan  pada  memori  dari  IC  ini  sehingga  rangkaian  dapat berjalan sesuai dengan yang dikehendaki. Pin 12 dan 13 dihubungkan ke XTAL 4
MHz.  XTAL  ini  akan  mempengaruhi  kecepatan  mikrokontroler  ATMega8535 dalam
mengeksekusi setiap
perintah dalam
program.
3 2
DB-9
5
GDN
5V
5V 16
10uF 25V
10uF 25V
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
21 22
23 24
25 26
27 28
29 30
31 32
33 34
35 36
37 38
PA0 PA1
PA2 ADC2 PA3 ADC3
PA4 ADC4 PA5 ADC5
PA6 ADC6 PA7 ADC7
AREF GND
AVCC PC7TOSC2
PC6TOSC1 PC5
PC4 PC3
PC2 PC1SDA
PC0SCL PD7OC2
PB0 XCK PB1 T1
PB2 INT2 PB3 OC0
PB4 SS PB5 MOSI
PB6 MISO PB7 SCK
RESET VCC
GND XTAL2
XTAL1 PD0 RXD
PD1 TXD PD2 INT0
PD3 INT1 PD4 OC1B
PD5 OC1A PD6 ICP1
A T
E M
E G
A 8
5 3
5
4 5
2 6
8 3
1 12
11
M A
X 2
32
14 13
Vcc Vcc
12 12
12 12 V
V V
V
1 16
2 3 4 5 6
11 12 13 14 15
R
LCD 2x16
ADC ADC
LM35 2 Vcc
Vcc Vcc
Vcc
LM35 1 Vcc
Vcc Vcc
Vcc D
D D
D1 1
1 1
D D
D D2
2 2
2
Peltier TEC - 12730
I R
F Z
2 6
G
D S
LED
12 12
12 12 V
V V
V
10 K 1
1 1
1K K
K K
1 1
1 1K
K K
K BBBB
CCCC 5555
4444 7777
550 0 550 0
550 0 550 0hm
hm hm
hm
39 40
1
LM35 1 Vcc
Vcc Vcc
Vcc LM35 2
Vcc Vcc
Vcc Vcc
D D
D D1
1 1
1 D
D D
D2 2
2 2
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENGUJIAN  DAN ANALISIS DATA
Setelah  proses  perancangan  sistem  selesai,  kemudian  dilakukan  pengujian  pada sistem. Tujuan pengujian ini adalah untuk mendapatkan data-data yang diperlukan,
seperti  tegangan  dan  arus  masukan  dan  juga  perubahan  suhu  dalam  kotak pendingin serta waktu yang dibutuhkan dalam penurunan suhu yang ditentukan.
4.1 Komponen Pengujian dan Parameter yang Diukur
Untuk mendapatkan data-data yang akurat, maka diperlukan peralatan –peralatan yang  menunjang  dalam  pengukuran.  Adapun  peralatan  ukur  yang  digunakan
adalah sebagai berikut: 1.
Sensor suhu LM35, digunakan untuk mencatat besarnya penurunan suhuu tiap  menitnya.  Dalam  penelitian  ini  sensor  suhu yang  digunakan  ada  dua
yaitu untuk mengukur penurunan suhu dalam pendingin peltier dan untuk mengukur penurunan suhu pada pendingin freon Kulkas.
2. Amperemeter,  digunakan  untuk  mencatat  arus  yang  masuk  sistem
pendingin. 3.
Voltmeter, digunakan untuk mencatat tegangan  power supply. Dari hasil pengukuran arus dan tegangan ini, nilai daya masukan bisa dihitung.
4.2 Pengujian Power Supply PSA