BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan alat pendingin tidak pernah lepas dalam hidup manusia. Manusia butuh  alat  pendingin  untuk  menyimpan  berbagai  benda,  seperti  :  bahan  baku
makanan  dan  minuman.  Alat  pendingin  yang  kerap  digunakan  adalah  kulkas. Semakin berkembangnya jaman, kulkas semakin dibutuhkan oleh masyarakat. Hal
ini  dapat  ditandai  dengan  penjualannya  yang  terus  meningkat.  Pemakaian teknologi pendingin sekarang masih terdapat berbagai kelemahan. Alat pendingin
kulkas  memiliki  kelemahan,  yaitu:  memakan  ruang  dengan ukuran  yang  besar, memiliki  ancaman  terhadap  lingkungan  dengan  gas  CFC,  serta  masih  banyak
memakan daya listrik. Salah  satu  kelemahan  alat  pendingin  tersebut  yang  perlu  diperhatikan
secara  khusus  yaitu  ukuran  yang  besar.  Kulkas  tidak  praktis  untuk  dibawa kemana-mana  karena  ukuran  yang  besar.  Sedangkan,  barang  dengan  ukuran
praktis  dan  fungsi  yang  serupa  lebih  menarik  minat  masyarakat  sekarang. Beberapa peneliti telah menyelidiki  cara kerja termoelektrik cooler dan  konversi
panas menggunakan kombinasi termodinamika dan non-termodinamika.
Mahdian  Nasution  2013  dalam  penelitiannya  telah  membuat  dan
menganalisis  alat  pendingin  air  berkapasitas  5  liter.  Dengan  memanfaatkan sensoer  HSM-20G  untuk  mendeteksi  perubahan  suhu  udara  didalam  ruang
pendinginan, mikrokontroler untuk pemprosesan data dan pengontrolan juga LCD sebagai penampil data.
Berdasarkan hasil penelitian Mahdian  2013 bahwa pemanfaatan elemen peltier sebagai pendingin dengan kipas pada sisi pendingin dan sisi buangan panas
adalah  dari  modul  termoelektrik  peltier  cooler  dengan  melakukan  simulasi mendinginkan  air  yang  diletakkan  pada  sisi  ruang  pendingina  pada  modul
termoelektrik  peltier  cooler.  Dengan  melakukan  variasi  volume  sampel  tanpa beban,  1  Liter,  2  lietr,  3  liter,  4  literdan  5  liter  air  dibutuhkan  waktu  untuk
mencapai suhu 9,3 C 32 menit, 158 menit, 294 menit, 756 menit, 1096 menit dan
Universitas Sumatera Utara
1588  menit  dengan  gradient  kecepatan  v,  penurunan  suhu  tiap  keadaan  2.92, 1.85, 1.89, 1.59, 1.64 dan 1.90 menit
-1
. Kemudian  Nanang  Sulistiyanto  2014  merrancang  sebuah  permodelan
pendingin  termoelektrik  pada  Modul  Superluminance  LED.  Berdasarkan penelitian  Nanang,  fenomena-fenomena  fisika  terkait  dengan  kalor,  sistem
pendingin  termoelektrik  dapat  disimulasikan  untuk  memprediksi  suhu  junction SLED, suhu sisi dingin dan panas TEC, dengan arus SLED, arus  TEC dan suhu
lingkungan sebagai input. Hasil pengujian Nanang menunjukkan bahwa simulasi sistem  pendingin  termoelektrik  dapat  digunakan  untuk  mempresentasikan  mudul
SLED rill dengan kesalahan rms berkisar antara 0,5 C sampai 0,6
C pada kondisi arus TEC sebesar 300mA dan arus SLED bervariasi dari 0 sampai 200 mA.
Pada  tahum  2009  R.  Umboh  telah  membuat  perancangan  alat  pendingin portable menggunakan elemen peltier. Sistem pendingin tersebut dapat digunakan
untuk  menjaga  suhu  suatu  objek  berada  dibawah  suhu  lingkungan.  Untuk menunjang  kerja  sistem  pendingin  tersebut,  sistem  pengendalian  alat  pendingin
tersebut  dikerjakan  sepenuhnya  oleh  Mikrokontroler  AVR  Atmega8535.  Umboh menyimpulkan  bahwa  hasil  penelitiannya  dari  sistem  pendingin  tersebut
tergantung  pada  objek  atau  beban  pendinginan  yang  diberikan.  Rata-rata  suhu yang dicapai adalah 20
C untuk pendinginan selama 1 jam. Maman  Rahman  2013  juga  pada  penelitiannya  yaitu  menganalisis
pendingin  termoelekrtik  dengan  menggunakan  photovoltaic    sebagai  sumber energi.  Rahman  memfokuskan  penelitiannya  pada  analisis  beban    pendingin,
perhitungan  pendingin  Termoelektrik,  perhitungan    kapasitas  accu  untuk penyimpanan    energ    dari  photovoltaic.  Rahman  menyimpulkan  penelitiannya
bahwa  hasil  analisis  beban  pendinginan  dengan  beban  berupa  enam  botol  air mineral  masing-masing  600  ml  adalah  98,34  watt.  Termoelektrik  yang
digunakan adalah tipe TECI-12706 yang mampu mencapai temperature 5 C. Accu
yang  digunakan  pada  sistem  ini  menggunakan  accu  merk  Yuasa  12V,  35Ah. Sementara  photovoltaic  yang  digunakan  adalah  merk  solarindo  tipe  cx6  dengan
jumlah  40  sel,  masing-masing  dapat  mengeluarkan  0,5V  atau  seharinya  dapat menghasilkan  480  watt.  Photovoltaic  ini  mampu    memenuhi  kebutuhan  energi
sebesar 296,4  Watt.
Universitas Sumatera Utara
Pada  aplikasinya,  termoelektrik  dapat  dikembangkan  pada  kulkas  kecil, paket pendingin elektronik. Sementara dibidang  industri terus dikembangkan dan
diamati serta dianalisis, termasuk pendingin air, pendingin insulin portable, wadah minuman portable dan lain-lain. Sampai saat  ini, alternatif yang  lebih baik untuk
pendingin  CFC  masih  diteliti  dan  dikembangkan.  Dengan  adanya  latar  belakang
ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ANALISIS LAJU PENDINGINAN  PADA  KULKAS  TERMOELEKTRIK  SUPER  COOLER
DIBANDINGKAN SISTEM
PENDINGINAN KONVENSIONAL
MENGGUNAKAN  GAS  FREON”  dengan  menggunakan  mikrokontroler
sebagai pusat kendalinya dan dapat merespon berapa suhu yang ada pada ruangan pendingin yang dideteksi oleh sensor suhu, dan kemudian memberikan output ke
LCD display.
1.2 Rumusan Masalah