Keadaan Budaya Latar Sosial

19 kesucian Jepang yang berasal dan bersumber pada dunia dewa-dewa, dan karena senantiasa merupakan pemuka tertinggi Shinto. Tetapi ia tidak mempunyai kekuasaan nyata dalam mengendalikan pemerintahan dan Negara Suryohadiprojo, 1985:15. Melihat klan Taira yang berkuasa melebihi kekuasaan Kaisar, klan Genji tidak tinggal diam begitu saja. Genji terbagi atas dua kekuasaan, yaitu Genji yang dipimpin oleh Minamoto no Yoritomo dan Genji yang dipimpin oleh Minamoto no Yoshinaka dari Kiso, yang tidak lain merupakan sepupu dari Yoritomo sendiri. Saat klan Taira meninggalkan ibukota Kyoto, Genji dari pihak Yoshinaka memasuki wilayah ibukota dan menggantikan kekuasaan Taira. Tetapi keadaan ini tidak bertahan lama.Sementara itu di Kamakura, Genji dari pihak Yoritomo semakin memperkuat prajuritnya bersama adiknya Minamoto no Yoshitsune.Minamoto no Yoritomo berhasil mengalahkan sisa- sisa keluarga Taira pada tahun 1185 pada perang Dannoura.Kekuasaan pun berpindah ke klan Minamoto. Klan Minamoto memperkuat prajuritnya di Jepang bagian timur yaitu di Kamakura Situmorang, 2009:16.

2.3.2 Keadaan Budaya

Disaat klan Fujiwara menguasai pemerintahan, anggota keluarga mereka semua tinggal di istana dan dengan cara memperkuat posisi melalui pernikahan anggota keluarga kaisar. Jasa terbesar klan Fujiwara adalah berkembangnya budaya dan kesenian Jepang, yang mulai menggali potensi negeri sendiri, tidak hanya mengimpor 20 mentah-mentah budaya negara lain. Seni sastra, pakaian, melukis, puisi dan permainan olahraga seperti Igo dan Shogi berkembang di era ini. Penghuni istana amat memiliki cita rasa seni yang tinggi.Pakaian pun dibuat indah dengan aturan warna untuk masing-masing level di istana bahkan warna yang berbeda untuk setiap musim.Kaum wanitanya pun berbusana Kimono yang sudah menggunakan teknik pencelupan warna dan sulaman yang indah. Dalam masa Heian, timbul semangat “ke-Jepangan” yang lebih kuat dan hubungan dengan Cina pun mulai dikurangi. Bahasa Jepang yang banyak menggunakan huruf Cina atau Kanji, mulai dikembangkan dengan huruf Jepang “kana” yang disempurnakan, berupa Katakana dan Hiragana Suryohadiprojo, 1985:13. Walaupun pada masa itu sistem tulisan Hiragana Katakana telah diciptakan, tetapi huruf Kanji Cina tetap dipakai oleh kaum pria dari kalangan atas yang membuktikan bahwa ia terpelajar. Dengan adanya perkembangan bahasa, dunia sastra juga berkembang.Dalam hal kesusastraan, Murasaki Shikibu, bangsawan wanita yang kala itu menulis Genji Monogatari, sebuah karya sastra yang amat diakui hingga masa kini.Selain itu, ada juga Lady Sei Shonagon dengan bukunya Makura no Soshi dan banyak buku harian para bangsawan wanita, seperti Kagero Nikki, yang isinya bisa dikategorikan sebagai karya sastra.Mengapa sastra lebih banyak ditulis oleh wanita?Karena zaman itu, posisi wanita dianggap cukup penting. Seorang perempuan bila pandai menulis puisi atau cerita, bermain musik, maka ia bisa masuk ke kalangan atas dengan menjadi selir atau istri. Kaum bangsawan pria sering meminta selirnya untuk menciptakan puisi secara mendadak, jadi apabila sang wanita bisa memenuhi 21 permintaannya itu, ia akan dihormati. Dengan pengaruh ini, nuansa kebudayaan Jepang berkembang dengan penuh cita rasa dan keindahaan. Munculnya Konjaku Monogatari kisah masa lalu dan sekarang pada sekitar tahun 1100 menambah dimensi baru pada kesusastraan. Lebih dari 1000 koleksi kisah Buddhis dari China, India dan Jepang ini menonjol akan penggambarannya yang penuh tentang kehidupan bangsawan dan rakyat kebanyakan di Jepang pada waktu itu Kedutaan Besar Jepang, 1985:163. Pada zaman Heian juga terdapat beberapa festival yang dilaksanakan seperti Aoi Matsuri, Jidai Matsuri, Hina Matsuri dan lain sebagainya.Dalam festival ataupun acara hiburan, salah satu pertunjukkan yang dipertunjukkan adalah tarian Shirabyoushi, tarian ini muncul sejak awal zaman Heian.

2.3.3 Keadaan Masyarakat