Golongan Obat dalam Pengobatan Sendiri

Kemanjuran dan keamanan obat bebas akan baik hanya jika digunakan dengan tepat sesuai petunjuk penggunaan dan peringatan untuk obat tersebut dan bukan berarti bebas digunakan tanpa aturan. Penggunaan yang tidak tepat pada obat bebas pun tetap dapat membahayakan penggunanya, minimal akan mengakibatkan tidak efektifnya pengobatan. Pengetahuan tentang keuntungan, kerugian dan konsekuensi dari pengobatan sendiri adalah penting untuk meningkatkan kesadaran tentang betapa seriusnya pembelian obat dengan resep dokter. Beberapa faktor juga mempengaruhi perilaku pengobatan sendiri, seperti jenis kelamin, pengetahuan tentang pengobatan, dan juga keberadaan apotek di sekitar rumah Silva, Soares, dan Muccillo-Baisch, 2012.

2.2.1. Golongan Obat dalam Pengobatan Sendiri

Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan sendiri sering disebut ‘nonprescription’ atau ‘over the counter’ OTC dan dapat diperoleh melalui apotek tanpa resep dokter. Di beberapa negara, produk OTC juga tersedia di supermarket dan toko lainnya World Self-Medication Industry, n.d.. Dalam PermenkesNo.919MenkesPerX1993 pasal 2, menyebutkan bahwa obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter harus memenuhi kriteria: a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2 tahun, dan orang tua di atas 65 tahun b. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan penyakit c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri. Obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas, yang kemasannya tertera tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan lingkaran biru. Sedangkan obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter, mempunyai tanda khusus berupa lingkaran bulat merah, yaitu obat keras Depkes RI, 1997. Obat-obat yang digolongkan sebagai obat bebas dengan tanda bulatan hijau golongan obat bebas atau biru golongan obat bebas terbatas dalam garis lingkaran hitam, bukan merupakan obat kelas rendahan bila dibandingkan dengan jenis obat keras. Suatu obat dimasukkan dalam golongan obat bebas bukan karena khasiatnya rendah, tetapi karena memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Menteri Kesehatan untuk digolongkan menjadi obat bebas Widodo, 2004. Dalam melaksanakan pengobatan sendiri, harus diwaspadai saat menggunakan obat bebas terbatas, karena khusus untuk obat bebas terbatas selain terdapat tanda khusus lingkaran biru, diberi pula tanda peringatan untuk aturan pakai obat. Karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu obat ini aman digunakan untuk pengobatan sendiri Depkes RI, 2008.

2.3. Pemilihan Pengobatan