28
2.12 Deskripsi Variabel
1. Usia Pertambahan umur seseorang mengakibatkan pengaturan metabolisme
pada tubuh menurun serta terjadi perubahan fisiologis yang drastis. Perubahan ini terjadi dengan cepat setelah usia 40 tahun. Perubahan tubuh
dalam mengatus metabolisme salah satunya menyebabkan sedikitnya hormon insulin yang dihasilkan. Sehingga, insulin tidak mampu bekerja
dengan maksimal untuk menyerap kadar gula untuk digunakan oleh tubuh. Dampaknya akan menyebabkan kadar gula darah banyak beredar dalam
tubuh. Sudoyono, 2006 2. Jenis Kelamin Gender
Jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya diabetes mellitus di mana pria lebih banyak dibandingkan wanita. Pria diduga memiliki gaya hidup yang
cenderung dapat meningkatkankadar gula darah dibanding wanita. Pada laki-laki, penumpukan lemak terkonsentrasi di sekitar perut sehingga
memicu obesitas sentral yang lebih beresiko memicu gangguan metabolisme, yang salah satunya akan menyebabkan kadar gula darah
tinggi. Sudoyono, 2006 3. Obesitas
Obesitas atau kegemukan adalah suatu kondisi dimana tubuh seseorang memiliki kadar lemak yang terlalu tinggi. Kadar lemak yang terlalu tinggi
dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Untuk mengetahui apakah seseorang obesitas atau tidak, kita bisa menggunakan
indeks berat badan yang biasa disebut IMT Indeks Massa tubuh. IMT adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara berat badan dalam
satuan kilogram terhadap tinggi badan dalam satuan meter. Salah satu resiko yang dihadapi oleh orang yang obesitas adalah
penyakit diabetes tipe 2. Menurut beberapa hasil penelitian, diabetes tipe 2 sangat erat kaitannya dengan obesitas. Pada penderita diabetes tipe 2,
pankreasnya sebenarnya menghasilkan insulin dalam jumlah yang cukup untuk mempertahankan kadar glukosa darah pada tingkat normal, namun
Universitas Sumatera Utara
29 insulin tersebut tidak dapat bekerja maksimal membantu sel-sel tubuh
menyerap glukosa karena terganggu oleh komplikasi-komplikasi obesitas, salah satunya adalah kadar lemak darah yang tinggi terutama kolesterol
dan trigliserida. Sudoyono, 2006
4. Hipertensi Pada orang dengan diabetes mellitus, hipertensi berhubungan dengan
resistensi insulin dan abnormalitas pada sistem renin-angiotensin dan konsekuensi metabolik yang meningkatkan morbiditas. Abnormalitas
metabolik berhubungan dengan peningkatan diabetes mellitus pada kelainan fungsi tubuh disfungsi endotelial. Sel endotelial mensintesis
beberapa substansi bioaktif kuat yang mengatur struktur fungsi pembuluh darah.
Sudoyono, 2006 5. Kolesterol
Kadar kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan penumpukan plak di sekitar pembuluh darah, yang menyebabkan suplai gula darah untuk
dimasukkan kedalam sel tubuh menurun. Kadar kolesterol yang meningkat dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan penumpukan kadar
gula yang tinggi dalam pembuluh darah sehingga akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus. Sudoyono, 2006
6. Genetikaketurunan Diabetes mellitus dapat menurun menurut silsilah keluarga yang mengidap
diabetes mellitus, karena kelainan genetik yang mengakibatkan tubuhnya yang tak dapat menghaasilkan insulin dengan baik. Sudoyono, 2006
7. Komplikasi Penyakit Lain Pada umumnya komplikasi terjadi padaDiabetesMellitus yang sudah lama.
Komplikasi dapat berupa terganggunya fungsi atau kerusakan berbagai organ seperti mata, kaki dan ginjal. Sudoyono, 2006
8. Aktivitas Fisik Setiap gerakan tubuh dengan tujuan meningkatkan dan mengeluarkan
Universitas Sumatera Utara
30 tenaga dan energi, yang biasa dilakukan atau aktivitas sehari-hari sesuai
profesi atau pekerjaan. Sedangkan faktor resiko penderita DM adalah mereka yang memiliki aktivitas minim, sehingga pengeluaran tenaga dan
energi hanya sedikit. Sudoyono, 2006
9. Stres Stress cenderung membuat seseorang mencari makanan yang manis-manis
dan berlemak tinggi untuk meningkatkan kadar serotonin otak. Serotonin ini memiliki efek penenang sementara untuk meredakan stress, tetapi gula
dan lemak itulah yang berbahaya bagi mereka yang beresiko terkena diabetes mellitus.
Sudoyono, 2006 Tingkat stres dapat dikelompokkan dengan menggunakan kriteria
HARS Hamilton Anxiety Rating Scale. Unsur yang dinilai antara lain: perasaan ansietas, ketegangan, ketakutan, gangguan tidur, gangguan
kecerdasan, perasaan depresi, gejala somatik, gejala respirasi, gejala gejala kardiovaskuler, gejala respirasi, gejala gastrointestinal, gejala urinaria,
gejala otonom, gejala tingkah laku. Unsur yang dinilai dapat menggunakan skoring, dengan ketentuan penilaian sebagai berikut:
0 : Tidak ada gejala dari pilihan yang ada 1 : Satu gejala dari pilihan yang ada
2 : Kurang dari separuh dari pilihan yang ada 3 : Separuh atau lebih dari pilihan yang ada
4 : Semua gejala ada Untuk selanjutnya skor yang dicapai dari masing-masing unsur
atau item dijumlahkan sebagai indikasi penilaian dertajat stres, dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Skor 14 tidak ada stress 2. Skor 14-20 stres ringan
3. Skor 21-27 stres sedang 4. Skor 28-41 stres berat
5. Skor 42-56 stres berat sekali
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang