Gambar 2.4: Pola radiasi antena mikrostrip
Terdapat dua jenis pengukuran pola radiasi yang pertama adalah pengukuran representasi secara rectangular yang kedua adalah polar plot. Polar
plot adalah pengukuran yang paling sering di pakai karena plot ini menyediakan visualisasi baik pada distribusi visualisasi pada ruang bebas. Biasanya rekaman
dirancang untuk grafik pola relatif. Pola pada antena dalam berbagai ruangan, peralatan rekaman yang biasanya ditempatkan anechoic. Untuk menyediakan
ruangan bebas interferensi biasanya ruangn di tutup selama pengukuran. Alat rekaman yang di sebut test posisioner merupakan suatu penyangga yang dapat di
putar azimuth dan elevasi, di kontrol dengan indikator posisi. Pola radiasi ditentukan dalam daerah medan jauh untuk jarak radial dan frekuensi yang
konstan
HPBW
2.2.6 Return Loss
Return loss adalah perbandingan antara amplitudo dari gelombang yang direfleksikan terhadap amplitudo gelombang yang dikirimkan. Return loss
digambarkan sebagai peningkatan amplitudo dari gelombang yang direfleksikan V
-
dibanding dengan gelombang yang dikirim V
+
. Return loss dapat terjadi akibat adanya diskontinuitas di antara saluran transmisi dengan impedansi
masukan beban antena. Pada rangkaian gelombang mikro yang memiliki diskontinuitas mismatched, besarnya return loss bervariasi tergantung pada
frekuensi. Persamaan return loss dapat didefinisikan sebagai berikut [1]: ������ ���� = 20 ��� |�| 2.11
Nilai return loss yang baik adalah di bawah – 9,54 dB, sehingga dapat dikatakan nilai gelombang yang direfleksikan tidak terlalu besar dibandingkan
dengan gelombang yang dikirimkan atau dengan kata lain saluran transmisi sudah matching. Nilai parameter ini menjadi salah satu acuan apakah antena sudah bekerja
pada frekuensi yang diharapkan atau tidak [3].
2.2.7 Impedansi Masukan
Impedansi masukan merupakan impedansi yang direpresentasikan oleh antena pada terminalnya. Terminal yang sesuai sangat dibutuhkan untuk sebuah
antena. Impedansi masukan biasanya dipengaruhi oleh antena lain atau objek yang ada di sekitarnya, tetapi pada umumnya sebuah antena diasumsikan sudah
terisolasi. Secara matematis impedansi masukan dirumuskan sebagai berikut [3]: �
��
= �
��
+ � �
��
Ω 2.12
dimana: Z
in
= impedansi masukan R
in
= tahanan terminal antena X
in
= reaktansi masukan Dari persamaan Z
in
di atas, komponen yang diharapkan adalah daya real R
in
yang menggambarkan banyaknya daya yang hilang melalui panas atau radiasi. Komponen imajiner X
in
mewakili reaktansi dari antena dan daya yang tersimpan pada medan dekat antena. Adapun Z
in
untuk antena mikrostrip patch rectangular untuk nilai VSWR
≤ 2 dapat dirumuskan sebagai [1]:
�
��
= 90
�
� 2
�
�
−1
�
� �
�
2
Ohm 2.13
2.3 Lokasi Titik Pencatu
Teknik pencatuan pada antena mikrostrip dapat dilakukan dengan beberapa metode. Metode-metode yang dapat digunakan di bagi dalam dua
kategori, yaitu terhubung contacting dan tidak terhubung non-contacting. Untuk metode terhubung, daya RF dicatukan secara langsung ke patch radiator
dengan menggunakan elemen penghubung[5]. Untuk metode tidak terhubung, dilakukan pengkopelan medan elektromagnetik untukk menyalurkan daya di
antena saluran mikrostrip dengan patch. Beberapa teknik pencatu yang sering dugunakan, yaitu : teknik microstrip line, coaxial probe, aperature coupling dan
proximity coupling [4].