3.7 Perancangan T- Junction
Pada hasil rancangan elemen tunggal diketahui bahwa saluran pencatu yang digunakan adalah 50
Ω. Untuk merancang antena segiempat array,
dibutuhkan T-Junction yang berfungsi sebagai power divider. Pada pengerjaan Tugas Akhir ini, T-Junction yang digunakan adalah yang memiliki impedansi
86.6 Ω, karena penggunaannya dapat mendukung untuk meminimalisir ukuran
antena. Impedansi 86,6
Ω tersebut, berfungsi sebagai transformator λ4.
Untuk mendapatkan panjang dan lebar saluran pencatu agar mempunyai impedansi 86,6
Ω digunakan program TXLine 2003. Tampilan program TXLine 2003 untuk mencari panjang dan lebar saluran pencatu agar mempunyai
impedansi 86,6 Ω.
3.8 VNA Master Anritsu MS2034B 9KHz-4GHz
Sitem radio frekuensi dan gelombang mikro mendorong adanya alat yang bekerja dengan spesifikasi yang akurat dan lebih tinggi. Anritsu memperkenalkan
solusi yang terjangkau dan efisien namun komperhensif pada industri. Anritsu dapat menganalisa vector jaringan, spectrum, daya dan tegangan hanya dengan
satu perangkat yang praktis yang bias dibawa ke lapangan pengujian. VNA master pabrikan Anritsu ini juga dapat bekerja dengan akurasi yang tinggi untuk
menentukan parameter S dan sensor listrik sehingga dapat membantu dalam pemilihan perangkat penghubung yang tepat dalam sauatu sistem telekomunikasi.
Dalam pengujian sistem memiliki pemancar dan penerima yang canggih dan membutuhkan karakteristik yang kompleks untuk kinerja yang tepat. Kinerja
VNA master buatan anritsu ini dapat bekerja dengan kecepatan yang tinggi dalam
mengolah data frekuensi dalan cakupan yang luas dengan fase kinerja noise dari 9 KHz sampai 4GHz[10].
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Pada Tugas Akhir ini, perancangan antena mikrostri patch segiempat, yang untuk aplikasi Wi-MAX. Pada saat simulasi, dilakukan pergeseran pencatu,
perubahan jarak antara elemen dan juga perubahan dimensi substrat agar mendapatkan hasil yang diinginkan. Proses perancangan ini menggunakan
simulator AWR Microwave office 2004. Adapun parameter yang akan dibahas adalah gain, frekuensi, bandwidth, VSWR, dan pola radiasi.
4.2 Hasil Simulasi Pada Masing-Masing
Patch Tunggal
Pada bagian ini akan dibahas hasil simulasi patch tunggal untuk frekuensi 2,3 GHz, 3,3 GHz, dan 5,8 GHz.
4.2.1 Simulasi pada Patch Tunggal untuk Frekuensi 2.3 GHz
Berdasarkan hasil simulasi antena mikrostrip patch segiempat elemen tunggal untuk frekuensi 2,3 GHz menggunakan simulator AWR Microwave 2004.
Hasil awal simulasi VSWR antena mikrostrip patch array segiempat elemen tunggal diperlihatkan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Nilai VSWR hasil iterasi elemen tunggal frekuensi 2,3 GHz
2.2 2.3
2.4 2.5
Frequency GHz
VSWR
2 4
6 8
2.35 GHz 1.725
2.4 GHz 2.473
2.3 GHz 2.523
VSWR1 MTB231
Adapun bentuk pola radiasi dan hasil gain untuk elemen tunggal frekuensi 2,3 GHz adalah 6,08 dB dapat dilihat pada Gambar 4.3.
Gambar 4.2 Pola Radiasi dan Gain Elemen Tunggal
frekuensi 2.3 GHz
4.2.2 Simulasi pada Patch Tunggal untuk Frekuensi 3.3 GHz
Berdasarkan hasil simulasi antena mikrostrip patch segiempat elemen tunggal untuk frekuensi 3,3 GHz menggunakan simulator AWR Microwave 2004.
Hasil awal simulasi VSWR antena mikrostrip patch array segiempat elemen tunggal diperlihatkan pada Gambar 4.3
Gambar 4.3 Nilai VSWR rancangan awal Patch Tunggal Frekuensi 3.3 GHz
-45
-90
-1 35
180 135
90 45
Graph 1
Mag Max 10 dB
Mag Min -20 dB
10 dB Per Div
Mag 6.15 dB Ang 0.0 dB
DB|PPC_TPwr0,1| MTB231
3.2 3.3
3.4 3.5
Frequency GHz
VSWR
2.5 3
3.5 4
4.5 5
3.35 GHz 2.568
3.4 GHz 2.787
3.3 GHz 2.813
VSWR1 MTB 33