a. Nitrogen
Keterangan: Vs : Volume Sampel
Vb : Volume Blangko W : Normalitas Larutan Standar
Fp : Faktor Pencerahan W : Berat sampel
b. Kalium
Keterangan :
K : Konsentrasi Absorbansi
Fp : Faktor Pengenceran V : Volume Labu Bakar
W : Berat Sampel c.
Fosfor
Keterangan : K : Konsentrasi Absorbansi
Fp : Faktor Pencerahan V : Volume Labu Takar
W : Berat Sampel d.
Karbon
C-Organik = 100 - kadar air + kadar abu
3.4.3 Analisis Uji Korelasi
Analisis uji korelasi digunakan untuk mengetahui faktor fisik dan kimia tanah terhadap produktivitas tumbuhan bawah. Korelasi Pearson menggunakan
komputerisasi spss ver. 22.00.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Komposisi Jenis Tumbuhan Bawah Pada Tanah Gambut dan Tanah Mineral di Perkebunan Kelapa Sawit PT. SMA, Kabupaten Labuhan
Batu Selatan, Sumatera Utara Dari penelitian yang dilakukan pada dua lokasi yaitu tanah gambut dan tanah
mineral di perkebunan kelapa sawit didapat 27 jenis tumbuhan bawah yang termasuk ke dalam 16 suku terdiri atas 8 suku divisi Pteridophyta 8 famili divisi
Spermatophyta Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Jenis-jenis tumbuhan bawah yang terdapat di tanah gambut dan tanah mineral perkebunan kelapa sawit PT. SMA
No Suku
Spesies Lokasi
Gambut Mineral
Pteridophyta 1
Adiantaceae Adiantum sp.
392 11
2 Aspleniaceae
Asplenium tenerum 417
159 3
Blechnaceae Stenochlaena palustris
284 136
4 Dennstaedticeae
Microlepia speluncae -
17 5
Gleicheniaceae Gleichenia lineralis
- 8
6 Neprolepidiaceae
Nephrolepis biserrata -
23 7
Taenitidaceae Taenitis blechnoides
13 53
8 Thelypteridaceae
Cyclosorus aridus 5
11
Spermatophyta 9
Araceae Colocasia esculenta
13 -
10 Alocasia sp.
2 -
11 Asteraceae
Ageratum conyzoides 116
210 12
Erigeron linifolius 1
- 13
Mikania micrantha 19
- 14
Capparaceae Cleome viscosa
290 -
15 Cyperaceae
Cyperus elatus 5
23 16
Cyperus kyllinga 16
- 17
Fabaceae Bauhinia sp
26 -
18 Pueraria javanica
15 -
19 Melastomaceae
Clidemia hirta 15
- 20
Melastoma sp. -
108 21
Melastoma affine -
16 22
Piperaceae Peperomia pelucida
28 -
23 Poaceae
Axonopus compressus 43
223 24
Brachiara mutica -
81 25
Eleusine indica 209
- 26
Paspalum commersonii 68
35 27
Scleria sumatrensis -
81
Jumlah Jenis 20
16 Jumlah Individu
1977 1195
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.1 dapat kita lihat dari kedua lokasi penelitian terdapat 27 jenis tumbuhan bawah dalam 16 suku. Suku yang memiliki jumlah jenis yang
paling banyak yaitu suku Poaceae dengan lima jenis, Asteraceae dengan tiga jenis dan Melastomaceae dengan tiga jenis serta suku-suku lainnya yang kurang dari
dua jenis pada divisi spermatophyta sedangkan pada divisi pteridophyta dari kedelapan sukunya hanya memiliki satu jenis tumbuhan bawah. Jumlah jenis
tumbuhan bawah pada tanah gambut terdapat 20 jenis sedangkan pada tanah mineral terdapat 16 jenis, hal ini di pengaruhi karena tanah gambut lebih tinggi
bahan organiknya sehingga lebih banyak jenis pada tanah gambut Syahputra et al., 2011.
Ada beberapa jenis yang terdapat pada tanah gambut namun tidak terdapat pada tanah mineral dan sebaliknya, hal ini dikarenakan distribusi penyebaran jenis
tumbuhan tidak merata dan jenis tumbuhan sudah banyak yang tidak tumbuh di karenakan akitivitas manusia diperkebunan sehingga yang sebenarnya tumbuhan
tersebut ada pada lokasi penelitian menjadi tidak ada. Namun factor lain yang mempengaruhimya adalah unsur hara tanah dimana rendahnya kesuburan tanah
pada mineral dibandingkan dengan tanah gambut. Sedikitnya jumlah jenis yang didapat dari kedua lokasi tersebut
dikarenakan penyemprotan racun tumbuhan secara intensif tiga bulan sekali dengan herbisida pada tanah sehingga mengakibatkan daya tumbuh tumbuhan
berkurang bahkan tidak dapat tumbuh lagi bagi tumbuhan herba. Dari studi kasus yang dilakukan oleh Adriadi et al., 2012 pada perkebunan kelapa sawit di desa
Kilangan, Batang Hari ditemukan 3934 individu, 56 jenis dan 20 suku, sedangkan Syahputra et al., 2011 melaporkan terdapat tumbuhan bawah sebanyak 23 jenis
dengan 16 suku yang dilakukan di Perkebunan Kalapa Sawit milik PT. Bumi Pratama Khatulistiwa yang terletak di Desa Mega Timur Kecamatan Sungai
Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Pada kedua lokasi penelitian tersebut terdapat jenis-jenis tumbuhan yang
sama yaitu Adiantum sp., Asplenium tenerum, Ageratum conyzoides, Stenoclaena palustris, Cyperus elatus, Axonopus compressus,
Paspalum commersonii, Taenitis blechnoides, Cyclosorus aridus, hal ini dikarenakan bahwa jenis-jenis ini mampu
tumbuh dengan baik di berbagai habitat dan kemampuannya beradaptasi dengan
Universitas Sumatera Utara
lingkungan sekitarnya. Perbedaan faktor fisik-kimia ini juga dapat mem engaruhi keberadaan jenis-jenis tertentu pada berbagai habitat. Tumbuhan paku merupakan
salah satu suku tumbuhan bawah selain dari Poaceae, Cyperaceae, Araceae, Asteraceae Aththorick, 2005, tumbuhan paku-pakuan memperbanyak diri
melalui spora dan akar rimpang, keadaan ini menyebabkan mudahnya tumbuhan tersebut tumbuh dan menyebar.
Pada tanah gambut Tabel 4.1. dan Lampiran 5 jenis yang mendominasi adalah Asplenium tenerum dengan jumlah individu 417 dari suku Aspleniaceae
hal ini dikarenakan tanaman kelapa sawit memiliki pelepah yang dapat menjadi media bagi tumbuhan paku dan memiliki naungan yang lebih terbuka sehingga
baik bagi pertumbuhannya Sinaga, 2004 kemudian yang diikuti oleh Adiantum sp. 392 individu dari suku Adiantaceae, Cleome viscosa 290 individu dari suku
Capparaceae dan Stenoclaena palustris 284 individu dari suku Blechnaceae. Jenis yang paling terendah pada tanah gambut adalah Erigeron linifolius
dari suku Asteraceae dengan jumlah satu, kemungkinan karena jenis dari paku-pakuan yang
mendominasi dengan jumlah individu yang banyak dan menekan jumlah individu jenis lain, menurut Sastrapradja et al., 1980 jumlah jenis paku lebih banyak
karena kelembaban yang tinggi, banyak aliran air, faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangbiakan tumbuhan paku seperti suhu udara, suhu
tanah, kelembaban udara, kelembaban tanah dan intensitas cahaya. Jumlah jenis pada tanah mineral yang paling mendominasi adalah jenis
Axonopus compressus dari suku Poaceae dengan jumlah 223 individu. Tumbuhan ini sangat cepat pertumbuhannya karena alat perkembangbiakkanya dengan biji
dan stolon dan tumbuhan ini sangat cepat tumbuh ketika musim hujan Bukman, 2011. Suku Poaceae selalu ditemukan di segala jenis tanah, menurut Aththorick
2005 anggota suku Poaceae merupakan tumbuhan bawah yang memiliki alat perkembangbiakkan yang ringan sehingga mudah dipencarkan serta memiliki
persyaratan hidup yang mudah pada berbagai tipe habitatnya. Jenis kedua tertinggi adalah Ageratum conyzoides sebanyak 210, hal ini juga menyebabkan jenis
tumbuhan bawah lainnya kalah bersaing karena suku Asteraceae mampu tumbuh dan menyebar secara cepat mengalahkan jenis asli tumbuhan aslinya yang disebut
sebagai spesies asing invasive atau invasive alien species Sunaryo et al., 2012.
Universitas Sumatera Utara
Jenis tumbuhan bawah pada tanah mineral yang paling rendah jumlah individunya delapan adalah Gleichenia lineralis dari suku Gleicheniaceae, jumlahnya yang
sedikit kemungkinan karena dipengaruhi oleh faktor ketersediaan unsur hara tanah.
Keanekaragaman jenis tumbuhan bawah pada kedua lokasi tanah penelitian yang ditemukan tidak terlepas dari adanya faktor fisik lingkungan dan
kimia tanah. Pada lokasi tanah gambut diperoleh intensitas cahaya 323-410 Candela, suhu udara 25-29
o
C, suhu tanah 30-31
o
C, kelembaban udara 75-80, pH tanah 5,5-5,9 Lampiran 3. pH tanah pada lokasi penelitian ini adalah 5,5-5,8,
pada penelitian sebelumnya Putra 1998, tentang komunitas gulma pada perkebunan kelapa sawit dilahan gambut PT. Mutiara Agam, daerah Tiku, rata-
rata pH tanahnya adalah lima. Secara teoritis pH yang terbaik untuk pertumbuhan tanaman antara 6,0
– 7,0, karena pada kisaran pH tersebut ketersediaan unsur- unsur hara tanaman terdapat dalam jumlah besar, karena pada kisaran pH ini
kebanyakan unsur hara mudah larut di dalam air sehingga mudah diserap akar tanaman
Krisnohadi, 2011. Suhu tanah yang tinggi pada tanah gambut dikarenakan tanah gambut menyimpan cadangan karbon yang tinggi dari hasil
sisa-sisa pelapukan tumbuhan dan menurut Hanafiah 2014 menyatakan bahwa suhu tanah mempengaruhi tumbuhan, kelembaban, aerasi, struktur, aktivitas
mikrobial dan enzimatik, dekomposisi serasah dan ketersediaan unsur hara tumbuhan. Pada lahan gambut jenis tumbuhan bawah yang dominan adalah
Asplenium tenerum dan sangat dipengaruhi oleh suhu udara yang sedikit rendah 25-29
o
C dimana paku-pakuan menyukai daerah yang lembab dan dingin. Adanya keanekaragaman jenis tumbuhan bawah yang tumbuh pada perkebunan ini
dipengaruhi oleh lingkungan tempat tumbuhnya dan kandungan unsur hara tanahnya.
Pada lokasi tanah mineral diperoleh intensitas cahaya 443-506 Candela, suhu tanah 28-29
o
C, suhu udara 28-31
o
C, kelembaban udara 73-78, pH tanah 6,5-7,1 Lampiran 3. Pada lokasi tersebut diperoleh nilai intensitas cahaya yang
tinggi dibandingkan dengan lokasi tanah gambut dan ada beberapa jenis tumbuhan bawah yang terdapat di tanah mineral tidak terdapat di tanah gambut sehingga
lebih toleran dan mampu beradaptasi terhadap cahaya matahari seperti Microlepia
Universitas Sumatera Utara
speluncae dari suku Dennstaedticeae dan Gleichenia lineralis dari suku Gleicheniaceae, Loveless 1989 dalam Asbar 2004 menjelaskan bahwa
tumbuhan paku dapat tumbuh pada habitat yang berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya, tumbuhan paku ditemukan tersebar luas mulai daerah tropis hingga
dekat kutub utara dan selatan.
4.2 Jenis Tumbuhan Bawah dengan 10 Nilai KR, FR dan INP Tertinggi pada
Masing-masing Lokasi
Berikut adalah nilai yang diperoleh 10 nilai KR, FR dan INP tertinggi tumbuhan bawah pada masing-masing lokasi pada Tabel 4.2 Lampiran 5.
Tabel 4.2 Jenis Tumbuhan Bawah dengan 10 Nilai KR, FR dan INP Tertinggi pada Masing-masing Lokasi
No Suku
Jenis Jumlah
Individu KR
FR INP
Lokasi Gambut 1
Adiantaceae Adiantum sp.
392 19,92
14,97 34,89
2 Aspleniaceae
Asplenium tenerum 417
20,06 13,75
34,81 3
Capparaceae Cleome viscose
290 14,60
16,45 31,05
4 Poaceae
Eleusin indica 209
10,95 14,37
25,32 5
Blechnaceae Stenochlaena palustris
284 14,42
10,76 25,18
6 Poacae
Paspalum commersonii 68
3,34 7,38
10,72 7
Asteraceae Ageratum conyzoides
116 5,84
4,64 10,36
8 Poaceae
Paspalum commersonii 43
2,19 3,79
5,98 9
Fabaceae Bauhinia sp.
26 1,22
2,53 3,75
10 Piperaceae
Peperomia pellucida 28
1,46 1,27
2,73 Lokasi Mineral
1 Asteraceae
Ageratum conyzoydes 210
17,64 14,50
32,14 2
Poaceae Axonopus compressus
223 18,86
12,59 31,45
3 Blechnaceae
Stenochlaena palustris 136
11,36 9,54
20,90 4
Poaceae Scleria sumatrensis
81 6,69
14,74 20,43
5 Aspleniaceae
Asplenium tenerum 159
13,38 5,74
19,12 6
Poaceae Brachiara mutica
81 6,69
8,40 15,09
7 Melastomaceae
Melastoma sp. 108
9,13 4,96
10,27 8
Dennstaetiaceae Microlepia speluncae 108
1,42 8,40
9,82 9
Taenitidaceae Taenitis belchnoides
53 4,86
4,58 9,44
10 Cyperaceae
Cyperus elatus 23
1,82 5,74
7,56
Dari Tabel 4.2 dapat diketahui bahwa nilai KR tertinggi dari lokasi tanah gambut adalah Asplenium tenerum dari suku Aspleniaceae sebesar 20,06 karena
Asplenium tenerum merupakan tumbuhan paku yang mudah tumbuh dengan spora yang ringan.
Nilai FR dan INP tertinggi dari lokasi tanah gambut adalah Adiantum sp., dari suku Adiantaceae sebesar 14,97 dan 34,89. Hal ini
dikarenakan kemampuan tumbuhan tersebut dalam beradaptasi dan berperan
Universitas Sumatera Utara
penting dalam komunitas tersebut. Supangat 2008 menyatakan jenis paku-
pakuan ini merupakan salah satu spesies flora yang dapat dijadikan penanda untuk lahan gambut. Kelompok paku-pakuan ini memiliki kemampuan hidup yang
tinggi terutama pada lahan-lahan yang gembur dan lembab. Hal ini sesuai dengan hasil studi Wardani 2005 menyatakan bahwa jenis tumbuhan dominan di lahan
gambut bekas terbakar adalah paku-pakuan yakni Stenochlaena palustris dan Blechnum indiatum.
Pada lokasi tanah mineral nilai KR tertinggi adalah Axonopus compressus dari suku Poaceae sebesar 18,86
menurut Peterson Soreng 2007, Poaceae merupakan famili terbesar keempat di dunia dalam kelompok tumbuhan berbunga
yang diperkirakan berjumlah 800 genera dan 11000 spesies. Nilai FR dan INP
tertinggi yaitu Ageratum conyzoides dari suku Asteraceae sebesar 14,50 dan 32,14 hal ini terjadi karena jenis tersebut berkelompok dan tumbuh dengan baik
menurut Afrianti 2015 jenis Ageratum conyzoides yang merupakan jenis
tumbuhan bawah golongan berdaun lebar. Jenis gulma yang banyak membutuhkan air dan unsur hara seperti N yang lebih tinggi dibandingkan dengan
unsur P dan K. Syam et al., 2013 menyatakan bahwa A. conyzoides merupakan gulma yang menghasilkan senyawa alelopati yang bisa menghambat pertumbuhan
dan perkembangan tanaman lainnya.
4.3 Indeks Keanekaragaman dan Indeks Kemerataan Tumbuhan Bawah