Sistem Pembayaran dalam Transaksi Perdagangan Internasional

c Golongan C, yaitu barang yang kurang penting untuk diimpor d Golongan D, yaitu barang yang tidak dilarang untuk diimpor namun belum termasuk dalam golongab A,B, dan C. 30 Importir yang melanggar ketentuan-ketentuan teantang impor yang telah ditetapkan oleh pemerintah dapat dikenakan sanksi hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dapat dicabut APIAPISAPIT oleh Menteri Perdagangan. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan ekspor impor, untuk dapat memperoleh hasil yang diharapkan, pihak pengusaha harus mendapat dukungan dari seluruh pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan ekspor impor tersebut. Tujuan pemerintah mengeluarkan peraturan-peraturan diatas adalah semata-mata untuk tidak mempersulit para pengusaha dalam pelaksanaan ekspor impor. Untuk pelaksanaan peraturan yang telah ditetapkan pemerintah tersebut, jajaran instansi pemerintah yang berkaitan juga diharapkan dapat melaksanakannya dengan sebaik-baiknya. Sebab suatu peraturan yang baik tidak akan ada artinya bila tidak dijalankan dengan sempurna.

D. Sistem Pembayaran dalam Transaksi Perdagangan Internasional

Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausul tentang cara pembayaran. Pembayaran penyerahan sejumlah uang merupakan bentuk prestasi terpenting yang harus dilaksanakan oleh salah satu pihak. Di pihak lain 30 Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, Erlangga, Jakarta, 1997, hal. 118. Universitas Sumatera Utara pembayaran merupakan hak yang wajib diperoleh berdasarkan kontrak. Tidak jelasnya tata cara pembayaran atau tidak terjaminnya keamanan mengenai tata cara pembayaran dapat muncul menjadi resiko usaha dan sumber perselisihan sengketa dalam hubungan bisnis para pihak yang terlibat. Dalam kontrak-kontrak bisnis internasional, kejelasan dan aspek keamanan mengenai tata cara pembayaran menjadi lebih penting mengingat para pihak yang terlibat dalam kontrak dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh dan tidak jarang para pihak tidak saling mengenal satu sama lain atau tidak pernah bertemu sebelumnya. Cara pembayaran yang tepat dapat memberikan jaminan keamanan dan memberikan keringanan atau kemudahan bagi pihak-pihak tertentu. Misalnya dalam transaksi ekspor-impor, dipilih cara pembayaran advance payment pembayaran di muka akan memberikan kemudahan bagi eksportir karena pembeli importir terlebih dahulu melakukan pembayaran sebelum barang dikirimkan oleh penjual eksportir. Oleh karena itu, sebelum merumuskan klausul mengenai tata cara pembayaran, sebaiknya para pihak terlebih dahulu mengenali karakter masing-masing tata cara pembayaran yang dikenal dalam transaksi- transaksi internasional. Dalam transaksi perdagangan internasional yang dilakukan oleh penjual eksportir dan pembeli importir akan timbul hak dan kewajiban bagi masing- masing pihak. Eksportir wajib melakukan penyerahan barang dan berhak untuk menerima pembayaran atas penyerahan barang. Di sisi lain importir wajib melunasi harga barang dan berhak untuk menuntut penyerahan barang yang dibelinya. Karena eksportir dan importir terpisah secara geopolitik dan geografis, Universitas Sumatera Utara maka penyelesaian pembayaran memiliki karakteristik sendiri. Hal ini karena mata uang pada umumnya mata uang yang digunakan berbeda dan mereka terikat hukum dan peraturan negara masing-masing. 31 Adanya jarak dan tidak saling mengenal secara pribadi tentu akan menimbulkan resiko dan kecurangan bagi masing-masing pihak yang terlibat. Eksportir takut barang yang dikirimnya tidak dibayar oleh importir. Sebaliknya importir juga takut kalau barang yang dipesannya tidak sampai diterima atau tidak sesuai dengan yang diperjanjikan. Karena ada kendala diatas maka dalam transaksi perdagangan internasional jarang sekali dilakukan secara tunai cash payment atau pembayaran di muka advance payment karena beresiko besar bagi importir. 32 Menurut Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1982 dalam Pasal 3 ayat 1 disebutkan bahwa cara pembayaran ekspor impor adalah dengan tunai atau dengan kredit. Pasal 3 ayat 1 tersebut menjelaskan cara pembayaran ekspor impor dapat dilakukan dengan : Pemerintah menunjang kegiatan ekspor impor dengan memberikan kebijaksanaan dalam fasilitas penggunaan devisa serta penyediaan kredit, jaminan kredit ekspor dan asuransi ekspor, serta kebijaksanaan lain yang sangat penting yaitu pengaturan sistem pembiayaan ekspor impor yang dapat dilakukan dengan cara tunai atau kredit. 33 31 Gunawan Widjaja Ahmad Yani, Op.cit., hal.23 32 Ibid.,hal.24. 33 Etty Susilowati, Op.Cit.,hal.16. Universitas Sumatera Utara 1. Pembayaran di muka Advance Payment Sistem Pembayaran ini dilakukan manakala pembeli importir membayar terlebih dahulu kepada penjual eksportir sebelum barang-barang dikirim oleh penjual merealisasi ekspor sesuai dengan kesepakatan pafra pihak. Advance Payment merupakan salah satu bentuk cara pembayaran non-LC yang dikenal dalam berbagai kontrak bisnis, termasuk kontrak bisnis yang bernuansa internasional. Cara pembayaran dengan sistem advance payment biasa dikenal dengan sebutan “pembayaran di muka”. Melalui cara ini pembeli importir membayar terlebih dahulu kepada penjual eksportir melalui perintah transfer bank ke rekening penjual eksportir, sebelum penjual eksportir yang bersangkutan mengirimkan barang yang diperjanjikan. Setelah menerima pembayaran harga, baik keseluruhan maupun sebagian, penjual eksportir melakukan kewajibannya mengirimkan barang melalui port of loading. Barang yang dikirim tersebut sudah tercatat atas nama pembeli importir. Cara pembayaran dengan advance payment mempunyai beberapa variasi sesuai dengan jumlah harga yang terlebih dahulu dibayarkan oleh pembeli eksportir. Adakalanya pembeli membeli membayar keseluruhan harga barang termasuk ongkos angkut, asuransi dan semua biaya yang disepakati dalam kontrak bisnis mereka. Dengan pengiriman barang tersebut, pembeli telah menyelesaikan seluruh kewajibannya sepanjang mengenai pembayaran, jadi tidak ada lagi biaya tambahan yang harus dibayar oleh pembeli importir. Cara ini dikenal dengan istilah payment with order. Universitas Sumatera Utara Variasi lain adalah partial payment with order. Sesuai dengan namanya, dalam sistem pembayaran ini pembeli hanya membayar sebagian harga terlebih dahulu, misalnya hanya membayar harga barang saja. Biaya-biaya lain sesuai yang diperjanjikan misalnya ongkos angkut, asuransi, dan biaya lainnya akan dibayar oleh penjual setelah penjual melakukan kewajibannya mengirimkan barang. Penagihan sisa pembayaran oleh penjual umumnya dilakukan dengan menggunakan sistem collection. Cara pembayaran dengan menggunakan sistem pembayaran advance payment mengandung resiko yang harus dipertimbangkan, khususnya oleh importir yang terlebih dahulu melakukan pembayaran. Bila saja terjadi wanprestasi dari penjual yang berakibat fatal bagi pembeli, misalnya penjual tidak mengirimkan barang tepat waktu yang dijanjikan atau penjual mengirimkan barang yang kualifikasi dan mutunya tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Oleh karena itu, kontrak bisnis yang mendasari transaksi seperti ini harus diperkuat dengan berbagai klausul yang dapat menjamin kepentingan pembeli, misalnya klausul tentang ganti rugi atau sanksi. Cara pembayaran dengan advance payment umumnya dipilih oleh para pihak dalam kontrak bisnis apabila diantara para pihak terdapat hubungan bisnis yang sudah berjalan dengan baik. Dengan kata lain, kontrak bisnis yang pada umumnya bukan hubungan bisnis yang pertama bagi para pihak. Cara ini baru bermanfaat apabila para pihak sudah saling mengenal satu sama lain dan sudah sering melakukan transaksi, atau bila pembeli telah mengenal reputasi penjual. Universitas Sumatera Utara Keuntungan menggunakan sistem pembayaran advance payment adalah mengurangi biaya perbankan bila dibandingkan dengan penggunaan LC. Kesepakatan tersebut tercantum dalam kontrak jual beli sales contract. Dalam sistem pembelian ini importir menanggung segala resiko, baik tentang pembayaran yang telah dilakukan maupun tentang kemungkinan tidak dikirimnya barang-barang yang dipesan. 34 2. Wesel Inkaso dengan kondisi Document Against Payment DP dan Document Against Acceptance DA Dalam sistem ini eksportir memiliki hak pengawasan barang-barang sampai weselnya draft dibayar importir. Eksportir atau penarik wesel drawer mengapalkan barang sementara dokumen pemilikan atas pengiriman barang secara langsung atau melalui bank importir dikirim ke importir. Penyerahan dokumen kepada importir didasarkan pada : a. DP Document against Payment : penyerahan dokumen kepada importir dilakukan apabila importir telah membayar. b. DA Document against Acceptance : penyerahan dokumen kepada importir dilakukanapabila importir telah mengaksep weselnya 3. Perhitungan kemudian Open Account Cara pembayaran dengan open account merupakan kebalikan dari advance payment. Pada advance payment pembeli yang terlebih dahulu melakukan pembayaran harga barang, sedangkan dengan open account penjual yang 34 Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, Cet.3, Erlangga, Jakarta, 1990, hal.10. Universitas Sumatera Utara terlebihdahulu melakukan pengiriman barang, kemudian pembeli membayar harga melalui perintah transfer bank ke rekening penjual. Pembayaran dengan cara open account ini, barang yang telah dikirimkan kepada importir tanpa disertai surat perintah membayar serta dokumen-dokumen. Pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu atau terserah kebijaksanaan importir. Dalam hal ini, resiko sebagian besar ditanggung eksportir, misalnya : eksportir harus mempunyai banyak modal dan apabila pembayaran akan dilakukan dengan mata uang asing, resiko perubahan kurs menjadi tanggungannya. Dalam open account, nama pemilik barang yang tercantum dalam dokumen ekspor sudah atas nama pembeli importir. Dokumen yang diserahkan oleh eksportir kepada importir dapat melalui bank. Namun demikian, penyerahan dokumen tersebut kepada bank hanya sebatas sebagai kurir. Cara pembayaran dengan open account sangat menguntungkan pembeli, melalui sistem ini pembeli terlebih dahulu melihat barang yang dikirimkan oleh penjual. Pembeli dapat melihat dan memeriksa terlebih dahulu spesifikasi barang yang dijanjikan, kemudian melakukan pembayaran. Pemilik memiliki waktu untuk menyatakan penolakan atas barang yang telah dikirimkan oleh penjual. Keuntungan lain adalah pembeli memiliki waktu yang cukup longgar untuk menyediakan dana guna keperluan pembayaran. Di sisi lain, resiko dapat muncul di pihak penjual, misalnya barang telah dikirimkan penjual ke pelabuhan tempat kedudukan pembeli, tetapi pembeli tidak melakukan pembayaran atau melakukan pembayaran tidak tepat waktu. Penjual Universitas Sumatera Utara akan rugi karena telah menanamkan modal atas harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk kepentingan ongkos pengangkutan dan biaya asuransi. Sama seperti cara pembayaran advance payment, cara pembayaran dengan open account jarang digunakan oleh pihak-pihak yang belum saling mengenal dengan baik reputasi mitra kontraknya. Oleh karena cara ini sangat menguntungkan pembeli, maka umumnya cara pembayaran open account banyak dilakukan antara induk perusahaan dan anak perusahaan. Dengan cara pembayaran kemudian, maka induk perusahaan sebenarnya telah memberikan pembiayaan kepada anak perusahaan. Keuntungan cara pembayaran open account sama seperti pada pembayaran dengan advance payment yaitu dapat mengurangi jasa perbankan. Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem advance payment. Dalam hal ini yang menganggung resiko adalah eksportir, sedangkan yang mendapat fasilitas kredit atau penanggulan pembayaran adalah importir. Disebut open account perhitungan kemudian karena belum dilakukan pembayaran apa- apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang-barang dikapalakan atau tiba diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang disepakati. Eksportir telah melakukan pengapalan barang, akan mengirimkan invoice kepada importir, dan tidak akan dikirimkan wesel atau instrumen lain oleh eksportir kepada importir. Dalam invoice tersebut eksportir akan mencantumkan tanggal dan waktu tertentu, importir harus melakukan pembayaran dan pemberian diskon harga bagi pembayaran yang dilakukan sebelum jatuh tempo. Jadi, transaksi ini merupakan transaksi langsung antara eksportir dan importir. Universitas Sumatera Utara Importir akan membayar barang setelah tiba di tempat importir berada. Eksportir menanggung segala resiko, sedangkan importir mendapatkan penangguhan pembayaran. Pembayaran dengan open account ini dilakukan apabila : a. Adanya kepercayaan dari eksportir bahwa importir pasti akan membayar barang yang diterima tepat pada waktunya. Demikian juga keyakinan importir bahwa eksportir akan mengirimkan barang tepat waktu sesuai dengan kontrak yang dibuat dan barang yang dipesan. b. Barang komoditi yang dikirim oleh eksportir bukan merupakan barang yang dilarang untuk diekspor. c. Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim oleh pembeli. d. Eksportir harus menyediakan modal yang cukup besar, walaupun resikonya cukup tinggi, khususnya apabila importir ingkar janji, eksportir sulit membuktikannya. e. Barang-barang dan dokumen akan langsung dikirim oleh pembeli. f. Eksportir kelebihan dana g. Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarangmenghalang-halangi transfer pembayaran importir tersebut ke dalam rekening eksportir Dalam transaksi ini terdapat resiko sebagai berikut : a. Eksportir tidak mendapat perlindungankepastian apakah importir akan membayar. Universitas Sumatera Utara b. Karena tidak ada bukti importir tidak mau membayar, eksportir sulit membuktikan di pengadilan bahwa ia mempunyai tagihan kepada importir. c. Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan ongkos bagi eksportir terutama bila ia harus datang ke tempat importir. 35 4. Konsinyasi Consignment Yang dimaksud dengan konsinyasi consignment adalah pengiriman barang-barang eksportir pada importir di luar negeri dan barang-barang tersebut dikirim oleh ekpsortir sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir dengan harga yang ditetapkan oleh eksportir. Barang-barang tersebut dikumpul dan dijual importir yang merupakan agen dari ekspotir tersebut. Setelah barang-barang tersebut terjual, pembayarannya akan dilakukan oleh importir. Apabila barang- barang tersebut tidak terjual, akan dikembalikan kepada eksportir. Dalam sistem konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas barang, sedangkan importir hanya merupakan pihak yang dititipi barang untuk dijual. Dengan demikian, eksportirlah yang menanggung resiko yang mungkin terjadi. Resiko ini antara lain : a. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan. b. Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran. c. Eksportir dapat menjadi korban kenakalan importir yang melaporkan barang telah terjual pada saat harga belum naik, padahal pada saat itu 35 Ibid. Universitas Sumatera Utara barang belum dijual sehingga hasil ekspor yang diterima eksportir tidak sesuai dengan yang seharusnya diterima. d. Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh eksportir untuk menuntut importir di pengadilan. Selain itu, dalam hal ini importir tidak berfungsi sebagai pembeli dalam pelaksanaan pembayaran konsinyasi, melainkan hanya sebagai peneriman titipan dari supplier untuk menjual komoditibarang tertentu yang dikirimkan. Pembayaran baru dilakukan setelah komoditi tersebut terjual, kemudian mentransfer valuta hasil penjualan kepada supplier melalui bank atau pos dan importir mendapatkan komisi dari hasil penjualan. Dalam hal ini, konsinyasi juga dikategorikan sebagai cara pembayaran transaksi. Konsinyasi sebenarnya merupakan variasi lain dari cara pembayaran dengan menggunakan open account. Melalui konsinyasi, penjual yang terlebih dahulu mengirimkan barang. Perbedaannya dengan open account adalah mengenai waktu pembeli mengirimkan barang. Pada open account, pembeli mengirimkan harga pembelian setelah barang dikirimkan atau pada waktu tertentu yang disepakati setelah barang dikirimkan oleh penjual. Sementara pada konsinyasi, pembeli berkewajiban mengirimkan harga pembayaran barang setelah pembeli berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Cara pembayaran seperti ini cenderung mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Kemungkinan terjadinya wanprestasi sangat besar dan dalam keadaan tertentu sulit terpantau. Kemungkinan wanprestasi antara lain : a. Pembeli tidak membayar harga kepada penjual. Universitas Sumatera Utara b. Pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, tetapi pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut belum lagi terjual. Dengan demikian, pembeli mendapat keuntungan dari penundaan pembayaran tersebut. c. Apabila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya kenaikan harga barang tersebut, tetapi memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga. Oleh karena besarnya kemungkinan resiko yang mungkin dialami oleh penjual, maka dalam kontrak-kontrak yang menggunakan cara pembayaran konsinyasi seperti ini dilengkapi dengan klausula yang tegas tentang ganti rugi atau sanksi dalam hal terjadinya wanprestasi. Pengenalan yang baik tentang berbagai bentuk kalusula ganti rugi akan sangat membantu menghindari kerugian. Selain itu, sangat penting diatur tentang mekanisme pengawasan dalam kontrak- kontrak konsinyasi. Mengingat resiko dalam kontrak konsinyasi, bentuk kerjasama konsinyasi jarang digunakan. Kecuali oleh pihak-pihak yang telah lama saling mengenal baik, mengetahui reputasi masing-masing dan yang terpenting para pihak telah berulang kali melakukan transaksi atau kerjasama bisnis lainnya. Kontrak-kontrak yang menggunakan cara konsinyasi dalam pembayaran juga mempunyai berbagai keuntungan. Bagi penjual eksportir, akan memperoleh keuntungan berupa kemudahan untuk memasarkan barang di luar negeri, karena cara ini banyak diminati oleh importir. Sementara itu bagi importir, sangat Universitas Sumatera Utara menguntungkan karena tidak perlu mengeluarkan dana untuk pembayaran harga barang terlebih dahulu. 5. Letter of Credit LC Pembayaran transaksi dengan menggunakan LC merupakan cara pembayaran yang paling umum digunakan dalam transaksi-transaksi bisnis, khususya transaksi jual beli barang sales of good. Cara pembayaran dengan menggunakan LC terlebih dahulu dicantumkan dalam sales contract. Berdasarkan klausula cara pembayaran dengan menggunakan LC yang tercantum dalam kontrak inilah, kemudian pembeli importir mengajukan aplikasi LC kepada bank devisa di negaranya opening bank untuk manfaat penjual. Opening bank selanjutnya akan mengirim surat LC kepada beneficiary melalui bank korespondennya di negara penjual eksportir. Bank korespondenadvising bank kemudian memberitahu beneficiary bahwa kepadanya telah dibuka LC. Setelah menerima LC tersebut, penjual eksportir mengirimkan barang kepada pembeli. Dokumen-dokumen asli mengenai barang itu diserahkan kepada advising bank dan duplikatnya dikirimkan kepada pembeli. Setelah melakukan penelitian terhadap kelengkapan dokumen, advising bank akan melakukan pembayaran. Dokumen yang telah diterima dan telah diterima oleh advising bank kemudian dikirim kepada opening bankissuing bank. Setelah itu issuing bank melakukan pembayaran kepada advising bank. Pembuka kredit importir membayar semua kewajiban kepada issuing bank setelah dinotifikasi bahwa semua dokumen telah datang. Issuing bank akan Universitas Sumatera Utara mengirimkan dokumen asli kepada pembuka kredit, sebagai dasar untuk meminta barang dari pengangkut. Dengan menggunakan LC, pembayaran akan menjadi lebih mudah, aman, dan terjamin kelengkapan dokumen pengapalan serta resiko dapat dialihkan kepada bank yang terkait. Selain itu, bagi eksportir LC juga dapat dijadikan jaminan untuk memperoleh pinjaman. Cara pembayaran dengan menggunakan LC memiliki berbagai keuntungan, tergantung pada jenis LC yang dipergunakan. Misalnya, jenis irrevocable and confirmed LC akan sangat menguntungkan eksportir dari segi keamanan, karena LC seperti ini tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak selama jangka waktu berlakunya, kecuali ada persetujuan semua pihak. Jenis sight LC dan red clause LC juga sangat menguntungkan dan aman bagi eksportir karena eksportir bisa segera mendapat pembayaran. Sight LC yaitu LC yang jika semua persyaratan telah terpenuhi, maka negotiating bank wajib membayar nominal LC kepada eksportir paling lama dalam 7 hari kerja. Red Clause LC yaitu pembayaran dilakukan oleh negotiating bank kepada eksportir sebelum barang dikapalkan. Bagi importir bentuk documentary LC mungkin akan lebih menguntungkan. Dengan bentuk ini eksportir penjual telah melengkapi semua syarat dokumen. Pemilihan jenis LC tergantung pada perjanjian dan kesepakatan yang diambil saat dilakukan korespondensi transaksi. Dengan demikian, kemampuan Universitas Sumatera Utara bernegosisasi dan bargaining power sangat menentukan jenis LC yang digunakan. Pengertian Letter of Credit secara umum merupakan suatu pernyataan dari bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk menyediakan dana dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga eksportir. Pembukaan LC oleh importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank. Pada umumnya LC digunakan untuk membiayai kembali kontrak penjualan barang jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. LC digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Namun, LC bukan merupakan garansi atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan. 36 a. Hubungan hukum antara pembeli pemohon dan penjual penerima berdasarkan kontrak penjualan. Dalam transaksi LC terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama sebagai berikut : b. Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan penerbitan LC sebagai kontrak. c. Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan LC sebagai kontrak. d. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak keagenan. 36 Adrian Sutedi, Hukum Ekspor Impor, Raih Asa Sukses Penebar Swadaya Grup, Jakarta, 2014, hal. 5. Universitas Sumatera Utara e. Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran LC. Sistem pembayaran dengan menggunakan LC merupakan cara paling aman bagi eksportir untuk memperoleh hasil penjualan barangnya dari importir, asalkan eksportir tersebut dapat menyerahkan dokumen-dokumen sesuai dengan yang disyaratkan dalam LC. dengan penerbitan LC ini sebuah bank bertindak sebagai pengganti importir yakni pihak yang memberikan kepercayaan dan kepastian kepada penjual bahwa pembayaran akan dilakukan oleh bank tersebut sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang terdapat di dalam LC. 6. Uniform Custom and Practice for Documentary Credit UCP Dalam kontrak-kontrak bisnis yang berdimensi internasional selalu melibatkan lebih dari satu sistem hukum. Dalam transaksi, umumnya para pihak menginginkan kontrak bisnis diatur menurut hukum negaranya sendiri. Untuk menghindari kesulitan dalam melakukan pemilihan hukum, dalam transaksi yang menggunakan LC, International Chamber of Commerce ICC telah merumuskan UCP sebagai acuan yang sama bagi para pihak yang melakukan transaksi dengan LC. UCP ini berasal dari kebiasaan dalam transaksi- transaksi bisnis internasional yang berkembang dari waktu ke waktu. UCP telah mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir dilakukan pada tahun 2007 dengan dihasilkan UCP dengan terbitan nomor 600 atau yang biasa dikenal dengan UCP 600. UCP 600 inilah yang kini menjadi acuan dalam transaksi bisnis internasional yang menggunakan LC sebagai cara pembayaran. Universitas Sumatera Utara Sebagai sebuah kerangka acuang yang sama di semua negara dalam transaksi bisnis yang menggunakan LC, UCP memiliki beberapa karakter hukum, sebagai berikut : a. UCP menganut prinsip separation Dengan prinsip ini berarti perjanjian tata cara pembayaran dengan LC merupakan kontrak yang terpisah dengan sales contract atau kontrak lainnya, meskipun dalam kontrak tersebut berisi ketentuan tentang klausula penggunaan LC. Bank yang terlibat dalam pembayaran transaksi yang menggunakan LC tidak bisa dilibatkan dalam kontrak bisnis para pihak. Artinya jika terjadi wanprestasi misalnya tentang pembayaran atau pengiriman barang dalam kontrak bisnis para pihak, maka pihak bank tidak bisa ditarik sebagai satu pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut. Bank hanya bertanggungjawab sepanjang mengenai dokumen-dokumen LC sesuai dengan perjanjian kredit yang bersangkutan. b. UCP merupakan hukum yang mengatur UCP 500 merupakan hukum yang bersifat mengatur. Sifat mengatur ini didasarkan pada prinsip lex specialis derogat lex generalis yang dianut dalam Pasal 1 UCP 600. Dengan prinsip ini berarti UCP 600 hanya akan digunakan sebagai hukum yang mengatur hubungan para pihak sepanjang mereka secara tegas mencantumkan UCP 600 dalam kontrak sebagai hukum yang mengatur hubungan mereka. UCP 600 dapat dikesampingkan para pihak jika mereka mengatur mekanisme sendiri dalam hubungan hukum antara mereka. Sifat mengatur UCP ini akan berubah menjadi memaksa apabila para pihak secara tegas Universitas Sumatera Utara dalam klausula LC memilih untuk menerapkan UCP 600. Dengan demikian jika terjadi perselisihan mengenai LC sebagai cara pembayaran, maka terlebih dahulu dilihat dalam perjanjian LC yang bersangkutan apakah diatur mekanisme sendiri atau ada klausula penujukan kepada UCP 600. 7. Commercial Bills of Exchange Cara ini yang paling umum dipakai. Commercial Bills of Exchange sering disebut Draft atatu Trade Bills, adalah surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar sejumlah uang tertentu, pada waktu tertentu, pada masa yang akan datang. Surat perintah semacam ini sering disebut wesel. Apabila si pembeli menyetujui, dia membutuhkan tanda tangan pada Draft tersebut dan draft tersebut dapat diperjualbelikan disebut Trade Draft. Cara pembayaran lain yang lazim dalam perdagangan luar negeri sesusai kesepakatan antara penjual dan pembeli : 1. Barter Sistem perdagangan dengan barter ini merupakan perdagangan timbal balik antara dua negara yang biasa disebut “counter purchase” atau “counter trade” dimana antara dua negara saling membeli dan menjual barangkomoditi tertentu. Di sini pembayaran harga barang yang diimpor dengan barang yang diekspor nilainya sama. Sistem barter ini merupakan bentuk paling sederhana dari counter trade yang merupakan pertukaran barang dengan barang secara langsung tanpa adanya pembayaran dalam bentuk uang. Sistem ini banyak ditempuh Universitas Sumatera Utara negara-negara berkembang karena kesulitan meningkatkan volume dan mempromosikan barang ekspornya. Pertukaran barang ini biasanya didasarkan pada kepercayaan tanpa adanya jaminan pembayaran dari bank, baik dalam bentuk garansi maupun LC. Barter biasanya dilakukan pada saat bersamaan dengan cara alat pengangkutan barang dari negara A kembalinya mengangkut barang yang menjadi pembayaran dari negara B. Dapat juga barang-barang yang dipertukarkan masih dalam proses produksi, dalam hal ini barang penukar yang diserahkan dengan menerima jaminan Performance Bond lebih dulu. 2. Barter Konsinyasi Hampir sama dengan barter di atas, kecuali nilai barang ekspor mungkin lebih tinggi dari barang impor sehingga selisih harga harus dibayar oleh importir luar negeri dengan cara transfer. Seperti barter biasa, hanya saja apabila harga barang ekspor lebih tinggi dari barang impor, maka selisih harga harus dibayar oleh importir luar negeri dengan cara transfer. 3. Counter Purchase Selain barter, dikenal sistem counter purchase yang dipopulerkan di Indonesia tahun 1982 dan dikaitkan dengan usaha pemerintah untuk menggalakan ekspor nonmigas. Counter purchase diikat oleh dua kontrak yakni kontrak jual beli yang secara teknis tergantung satu sama lain yakni dengan syarat untuk setuju saling membeli barang antara kedua belah pihak. Dengan demikian, bila suatu negara membeli suatu produk dari negara lain, maka negara lain tersebut berkewajiban untuk membeli produk dari negara yang menjual tersebut. Universitas Sumatera Utara 4. Advance Payment kurang dari 100 Pembayaran di muka bukan langsung seluruh barang yang diekspor, melainkan 0,25 sampain 95 dari harga barang ekspor. Sisanya ditagih dengan collection. 5. Pembayaran secara tunai Pembayaran langsung tunai cash oleh pembeli kepada eksportir biasanya pembeli mempunyai perwakilan di tempat penjual. 37 37 Roselyn Hutabarat, Op.Cit. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN