Pengertian dan Dasar Hukum Letter of Credit

59

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG LC LETTER OF CREDIT

A. Pengertian dan Dasar Hukum Letter of Credit

1. Pengertian Letter of Credit Pengertian Letter of Credit secara umum suatu pernyataan dari issuing bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank tersebut, untuk menyediakan dan membayar sejumlah uang tertentu untuk kepentingan pihak ketiga eksportir. Pembukaan LC oleh importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau issuing bank. Pada umumnya LC digunakan untuk membiayai kembali kontrak penjualan barang jarak jauh antara pembeli dan penjual yang belum saling mengenal dengan baik. 38 Dengan kata lain, LC digunakan untuk membiayai transaksi perdagangan internasional. Tetapi, LC bukan merupakan garansi guarantee atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan negotiable instrument. 39 Sementara UCP 600 mengatakan bahwa LC adalah janji dari bank penerbit untuk melakukan pembayaran atau memberi kuasa kepada bank lain untuk C.F.G. Sunaryati Hartono, mengatakan: “Secara harfiah LC dapat diterjemakan sebagai Surat Utang atau Surat Piutang atau Surat Tagihan, tetapi sebenarnya LC lebih merupakan suatu janji akan dilakukannya pembayaran, apabila dan setelah terpenuhi syarat- syarat tertentu.” 38 Henry D. Gabriel, Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits? Columbia Business Law Review, vol 1988 Num3, hal. 707. 39 David D. Command, “The Uniform Commercial Code Law Journal. Vol.17 Num 1, Summer 1984, hal. 44. Universitas Sumatera Utara melakukan pembayaran kepada penerima atas penyerahan dokumen-dokumen misalnya konosemen, faktur, sertfikat asuransi yang sesuai dengan persyaratan LC. Inti dari pengertian LC menurut UCP ialah bahwa LC merupakan “Janji pembayaran”. Bank penerbit melakukan pembayaran kepada penerima baik langsung ataupun melalui bank lain adalah atas instruksi pemohon yang berjanji membayar kembali kepada bank penerbit. Dalam transaksi LC terdapat hubungan-hubungan hukum yang utama sebagai berikut: a. Hubungan hukum antara pembeli pemohon dan penjual penerima berdasarkan kontrak penjualan b. Hubungan hukum antara pemohon dan bank penerbit berdasarkan permintaan penerbitan LC sebagai kontrak. c. Hubungan hukum antara bank penerbit dan penerima berdasarkan LC sebagai kontrak. d. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak keagenan. e. Hubungan hukum antara bank penerus dan penerima berdasarkan kontrak pembayaran LC. Masing-masing hubungan hukum tersebut terspisah satu dengan lain karena selain para pihaknya berbeda juga kontrak yang mengatur hak dan kewajiban para pihak tersebut berbeda. Universitas Sumatera Utara Bank Indonesia, mengatakan : “Letter of Credit adalah janji dari issuing bank untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan kondisi Letter of Credit tersebut.” Bank Indonesia berpendapat bahwa inti dari LC adalah “janji pembayaran”. Pembayaran LC kepada penerima dapat dilakukan langsung oleh bank penerbit atau melalui bank lain sebagai kuasanya. 40 Inti dari definisi Emmy Pangaribuan Simanjutak adalah LC merupakan “surat perintah membayar”. Beliau melihat LC sebagai perintah atau kuasa dari bank penerbit kepada bank pembayar. Emmy Pangaribuan Simanjuntak mengatakan : “Sebenarnya pengertian Letter of Credit itu sendiri adalah suatu surat perintah membayar kepada seorang atau beberapa orang yang alamati untuk melakukan pembayaran sejumlah uang tertentu yang disebut di dalam surat perintah itu kepada seorang tertentu. Biasanya yang memberi perintah adalah suatu bank dan yang dialamati adalah suatu bank juga.” 41 Kartono, mengatakan LC adalah suatu alat atau surat yang dikeluarkan oleh suatu bank, atas permintaan dan atas beban si pembeli. Dengan LC tersebut bank menyetujui bahwa wesel-wesel si penjual dapat ditarik atas bank itu atau bank lainnya yang ditunjuk dalam LC, dan bahwa wesel-wesel tersebut jika memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam LC-nya akan dibayar 40 Bank Indonesia, Urusan Luar Negri, Bagian Penelitan dan Pengaturan Lalu Lintas Pembayaran Luar Negeri, Metode Pembayaran Internasional : Letter of Credit Non-Letter of Credit, 1995, hal.2. 41 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, Pembukaan Kredit Berdokumen Documentary Credit Opening, FH-UGM, Yogyakarta, 1979, hal.15. Universitas Sumatera Utara sebagaimana mestinya dengan akseptasi danatau pembayaran, yang terakhir ini tergantung kepada jenis-jenis wesel yang ditentukan dalam LC, yaitu apakah wesel-wesel itu adalah “time bills of exchange” atau “bill of exchange payable on demand”. Agoes Moerjono, praktisi asuransi dalam bidang pengembangan ekspor mengatakan : “ Letter of Credit adalah perikatan antara bank yang menerbitkan Letter of Credit dengan eksportir yang menikmati manfaat Letter of Credit.” Agoes Moerjono melihat hakikat LC sebagai suatu “perikatan” berikutnya lagi, Amir M.S, penulis dan pelaku dagang mengatakan : “Letter of Credit atau yang biasa disebut dengan LC adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh suatu bank atas permintaan importir langganan bank tersebut yang ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberikan hak kepada eksportir tersebut untuk menarik wesel-wesel atas importir bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu” 42 2. Dasar Hukum Letter of Credit Inti dari definisi Amir M.S yaitu bahwa LC merupakan “surat pembayaran”. Uniform Customs and Practice for Documentary Credit UCP adalah pedoman yang menjadi peraturan internasional dalam jual beli antar negara, mengenai cara pembayaran yang harus dilakukan oleh pernbeli melalui Bank. Peraturan UCP ini telah diterima oleh banyak negara dan telah digunakan secara internasional. Demikian juga dengan Indonesia yang menggunakan UCP ini 42 Amir M.S, Seluk-beluk dan Tehnik Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun IMPOR EKSPOR, Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, 1993, hal.37. Universitas Sumatera Utara sebagai pedoman pembayaran perdagangan luar negeri. Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982 merupakan dasar hukum LC di Indonesia. Ketentuan pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. I Tahun 1982 yang secara rinci mengatur LC belum ada. Sesuai dengan kenyataan bahwa dalam praktek perbankan Indonesia telah digunakan UCP sebagai ketentuan LC sejak tahun 1970-an. 43 UCP bukanlah satu-satunya sumber hukum LC. Sumber hukum lainnya yaitu hukum kebiasaan internasional, putusan pengadilan dan peraturan perundang-undangan. Pengadilan sering menggunakan UCP karena keberadaan UCP telah diterima secara internasional. Akan tetapi perlu diketahui bahwa pencantuman klausul tunduk pada UCP dalam LC bukan berarti larangan bagi Bank Indonesia dalam Surat Edaran No. 2634ULN tanggal 17 Desember 1993 mengatur LC yang diterbitkan bank devisa bank umum boleh tunduk atau tidak pada UCP. Bank Indonesia secara yuridis formal memberikan kebebasan kepada bank devisa di Indonesia untuk menentukan sikap. Dalam hal LC tunduk pada UCP, maka agar UCP mempunyai kekuatan hukum mengikat atas LC bank penerbit harus melakukan suatu tindakan yaitu mencantumkan suatu klausul dalam LC yang menyatakan bahwa LC tunduk pada UCP sesuai dengan ketentuan dalam Artikel 1 UCP No. 600 tahun 2007 yang mengatakan: “Uniform Customs and Practice for Documentary Credit UCP Revisi 2007 No. 600, akan berlaku untuk semua documentary credit termasuk standby letter of credit sejauh mana UCP ini dapat diberlakukan bilamana di dalam teks kredit tersebut menyebutkan secara tegas bahwa kredit tersebut tunduk kepada Uniform Customs and Practice for Documentary Credit, 2007 Revision, ICC Publication No. 600. UCP mengikat semua pihak yang bersangkutan, kecuali dengan tegas ditentukan lain dalam kredit tersebut.” 43 Ramlan Ginting, Op.cit., hal. 18. Universitas Sumatera Utara hakim untuk menggunakan sumber hukum lainnya dalam menyelesaikan kasus LC. Pendapat dari ICC juga menyatakan bahwa pengadilan dapat menggunakan hukum nasionalnya dilatarbelakangi kenyataan bahwa tidak semua aspek hukum LC diatur dalam UCP. Masalah penipuan sebagai contoh tidak diatur dalam UCP, tetapi dalam hukum nasional. Hal ini berarti pengadilan dapat menggunakan hukum nasionalnya dan UCP secara bersamaan dalam menyelesaikan kasus LC. Pengadilan juga tentunya dapat menggunakan hukum kebiasaan internasional.

B. Pihak – Pihak yang Terkait dalam Pembukaan Letter of Credit