80
Lampiran 5 : 1. Koleksi Jurnal
2. Koleksi buku
3. Koleksi Skripsi
Universitas Sumatera Utara
81
4. Ruang Baca
Universitas Sumatera Utara
71
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
2002. Prosedur
Penelitian: Suatu
pendekatan Praktek.Jakarta: Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional R.I. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi dan Kebudayaan. 2004. Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman.
Jakarta: Departemen Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Hamakonda, Towa, P. dan Tairas. 2002. Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey. Jakarta : Gunung Mulia
Malaika. 2011.
Pengelolaan Perpustakaa
Perguruan Tinggi.
repository.usu.ac.idbitstream...3Chapter20II.pdf. diakses
pada tanggal 11 Agust. Pukul 10.00 AM.
Miswan. 2003. Katalogisasi dan Klasifikasi: Sebuah Pengantar. Semarang : UPT Perpustakaan IAIN Walisongo.
Perpustakaan Nasional. 1999. Pedoman Umum Pengelolaan Perpustakaan Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Naional RI. Bagian Proyek
Pengembangan Stem Nasional Perpustakaan.
Perpustakaan Nasional RI. 2014. Klasifikasi dan Tajuk Subyek Modul 2:Analisis Subyekhttp:pusdiklat.pnri.go.idelearningklasifikasiframeset02.html.
. diakses pada tanggal 01 Januari 2014. Perpustakaan Nasional RI. 2006. Daftar Tajuk Subyek Perpustakaan. Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI. Siregar, Belling. 1999. Pembinaan Koleksi Perpustakaan dan Pengetahuan
Literatur. Medan: Proyek perpustakaan Propinsi Sumatera Utara. Sjahrial-Pamuntjak, Rusina. 2000. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan.
Jakarta: Djambatan Soedibyo-Noerhayati, Rysina. 1987. Pengelolaan Perpustakaan Jilid 1. Bandung
: Alumni. Solistyo-Basuki. 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Universitas Sumatera Utara
72
Somadikarta, Lili K. 1991. Dasar-dasar Analisis Subyek Untuk Pengindeksan Dokumen. Jakarta : JIP-FSUI.
Sugiyono. 1998. Metode penelitian Administratif. Bandung: Alfabeta. Sumardji, P. 1988. Perpustakaan: Organisasi dan Tata Kerja. Yogyakarta:
Kanisius. Sundari, Tuti Sri dan Suni Triani. 2006. Petunjuk Teknis Katalogisasi Bahan
Pustaka Monograf:Seri Pengembangan Perpustakaan Pertanian No. 38. Bogor : Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian
Departemen Pertanian RI.
Universitas Sumatera Utara
50
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor 1992, 21-22 menyatakan bahwa
“Penelitian kualitatif merupakan salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang- orang yang diamati.”
Sedangkan menurut Strauss dan Corbin 1990, 63 “Penelitian kualitatif
adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-
cara l ain dari kuantifikasi pengukuran.”
Metode penelitian ini diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati melalui
individu, kelompok, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.
Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perspektif partisipan.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan yang beralamat di Jln. Gatot Subroto Medan, Sumatera Utara.
3.3 Latar Penelitian Setting
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan merupakan perpustakaan induk dari seluruh perpustakaan jurusan. Perpustakaan universitas ini dibentuk
untuk membantu dalam memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan terdapat 2 dua orang
pustakawan, 1 orang menjabat sebagai kepala perpustakaan yang memiliki latar belakang S1 Perpustakaan dan 1 orang lagi menjabat sebagai staff pembantu
kepala perpustakaan yang bukan memiliki latar belakang bidang perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
51
Koleksi yang terdapat pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan terdiri dari;
1. koleksi Buku teks, baik untuk mahasiswa maupun dosen, baik yang
diwajibkan maupun yang dianjurkan untuk mata kuliah tertentu. 2.
Buku referensi, termasuk buku referensi umum, referensi bidang studi kasus, alat-alat bibliografi seperti indeks, abstrak, laporan tahunan,
kamus, ensiklopedia, katalog, dan lain-lain.. 3.
Pengembangan ilmu, yang melengkapi dan memperkaya pengetahuan pemakai selain dari bidang studi dasar.
4. Penerbitan berkala seperti majalah, surat kabar dan lain-lain.
5. Penerbitan perguruan tinggi, baik perguruan tinggi dimana
perpustakaan bernaung, maupun penerbitan perguruan tinggi lainya. 6.
Penerbitan pemerintah, terutama penerbitan resmi, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut kebutuhan khusus perguruan tinggi
yang bersangkutan. 7.
Koleksi khusus, yang berhubungan dengan minat khusus perpustakaan, seperti koleksi tentang kebudayaan tertentu, subjek tertentu, dan
sebagainya. 8.
Koleksi bukan buku yang berupa koleksi audio visual film, tape, kaset, video tape, piringan hitam, dan sebagainya.
Sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan masih berpedoman pada DDC 20 dalam penentuan nomor
klasifikasi. Sedangkan penentuan subjek, pedoman yang digunakan adalah Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Tahun 1995 Edisi 5.
3.4 Fokus Penelitian
Penelitian ini memfokuskan pada sistem pengatalogan bahan pustaka di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan dengan beberapa subfokus
antara lain; penataan sistem pengatalogan bahan pustaka, alat bantu yang digunakan dalam proses pengatalogan, serta kendala-kendala yang dihadapi oleh
perpustakaan dalam proses pengatalogan.
Universitas Sumatera Utara
52
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data adalah bagian instrumen pengumpulan data
yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Dalam penelitiaan ini, peneliti menggunakan tiga teknik pengumpulan
data, yaitu:
3.5.1 Wawancara
Pada penelitian ini wawancara akan dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yakni dengan wawancara mendalam. Pada metode ini
peneliti dan Informan berhadapan langsung face to face untuk mendapatkan informasi secara lisan dengan tujuan mendapatkan data yang dapat menjelaskan
permasalahan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah: kepala perpustakaan kode:
I
1
, dan staf perpustakaan kode: I
2
. Adapun data yang akan diambil pada informan adalah data mengenai sistem pengatalogan bahan pustaka, alat bantu
yang digunakan dalam proses pengatalogan, serta kendala yang dihadapi oleh pustakawan dalam proses pengatalogan.
3.5.2 Observasi
Observasi adalah kegiatan meneliti langsung ke tempat penelitian yaitu Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Observasi adalah kegiatan yang
meliputi pemusatan terhadap objek yang menggunakan seluruh aspek indera Arikunto, 2002: 146. Kegiatan observasi dilakukan pada lokasi penelitian yang
sebenarnya dalam rangka untuk memperoleh data yang diinginkan.
3.5.3 Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan adalah pengumpulan data dengan mempelajari dokumen-dokumen baik itu buku, artikel maupun jurnal. Dalam penelitian ini,
studi kepustakaan yang digunakan yaitu yang berhubungan dengan sistem pengatalogan bahan pustaka di perpustakaan.
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Pedoman wawancara, pedoman ini berisikan hal-hal pokok yang akan
ditanyakan pada saat melakukan wawancara. Pedoman ini bersifat
Universitas Sumatera Utara
53
fleksibel, tidak mengikat, hanya sebagai pembuka dan mengarah pada pembicaraan.
2. Perekam suara, perekam suara ini digunakan untuk merekam hasil wawancara dengan peneliti, karena catatan atau ingatan yang dimiliki
masih terbatas, sehingga perlu adanya perekaman suara. Perekam suara yang digunakan penulis untuk merekam hasil wawancara adalah voice
recorder yang terdapat pada telepon genggam.
3.7 Teknik Analisis Data
Setelah data didapatkan dari wawancara, untuk memudahkan dalam analisis data maka jawaban dari informan disortir, dihubungkan dan dibandingkan
antara satu dengan yang lainnya. Analisis data dilakukan untuk menemukan makna dari setiap data yang terkumpul.
Analisis data dalam penelitian kualitatif terdiri dari beberapa alur kegiatan yaitu: reduksi data, penyajian data, verifikasi data dan penarikan kesimpulan.
3.7.1 Reduksi Data
Menurut B ungin 2007: 70, “Reduksi data dapat diartikan sebagai proses
pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabtrakan dan transformasi data secara kasar yang timbul dalam catatan-catatan tertulis di
lapangan”. Data kualitatif dapat diolah dengan berbagai cara yaitu melalui seleksi ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya dalam satu
pola yang lebih luas.
3.7.2 Penyajian Data
Penyajian data yang akan digunakan dalam penelitian ini berbentuk teks naratif. Untuk mempermudah pemahaman terhadap informasi yang besar
jumlahnya, maka dalam penyajian data akan dilakukan penyederhanaan informasi yang kompleks ke dalam kesatuan bentuk yang disederhanakan dan selektif.
3.7.3 Verifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Tahap selanjutnya setelah reduksi data dan penyajian data, maka dilakukan verifikasi dari kegiatan sebelumnya dan dilanjutkan ke penarikan kesimpulan.
Pada tahap ini peneliti akan melakukan proses menginterpretasi data-data yang telah dikumpulkan dengan metode wawancara dan dokumentasi sambil terus-
menerus melakukan pencocokan terhadap kesimpulan yang akan dibuat.
Universitas Sumatera Utara
54
3.8 Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan yang telah terkumpul, perlu dilakukan pengecekan pemeriksaan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data
pada penelitian ini dilakukan dengan triangulasi dan ketekunan pengamatan.
3.8.1 Triangulasi
Triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan data hasil wawancara. Hasil wawancara peneliti kepada informan
terkait sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan triangulasi pada penelitian ini adalah:
1. Triangulasi Data Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, hasil
wawancara dan hasil observasi. 2. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,
berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan menguji terkumpulnya data tersebut.
3. Triangulasi Metode Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti
metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi
pada saat wawancara dilakukan.
3.8.2 Ketekunan Pengamatan
Ketekunan pengamatan yang dilakukan pada penelitian ini melalui teknik pengamatan secara teliti, rinci, dan terus menerus yang diikuti dengan kegiatan
wawancara secara intensif terhadap subjek agar data yang dihasilkan terhindar dari kesalahan.
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan 4.1.1 Sejarah Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah perpustakaan perguruan tinggi yang didirikan pada tahun 1956. Pendiri perpustakaan
Drs. Muhammad Ali - Amiruddin, SE.MM - dan Meutia Indriana, S.Farm, APT.MM. Lokasi perpustakaan adalah di Jalan Gatot Subroto Medan Sumatera
Utara. Perpustakaan dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan dan dibantu oleh 1 orang staf perpustakaan.
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan terletak di lantai 3 tiga mempunyai luas ruangan 10 x 20 Meter. Di ruangan inilah berlangsung semua
kegiatan yang berhubungan dengan perpustakaan dan pelayanan yang diberikan kepada pengguna perpustakaan. Jumlah pengguna perpustakaan adalah sebanyak
1.879 orang yang terdiri dari mahasiswa, dosenpeneliti dan pegawai. Sampai saat ini perputakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan telah memiliki koleksi
sebanyak 4.905 judul dan 13.098 eksemplar. Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan memakai sistem
pelayanan terbuka open acces yaitu pengunjung perpustakaan boleh masuk ke ruangan koleksi untuk mencari informasi yang dibutuhkan dan yang hanya
melayani mahasiswa, staf pengajar dosen Peneliti serta orang-orang yang terlibat didalamnya. Oleh karena itu orang lain tidak diperkenankan masuk kecuali
meminta izin terlebih dahulu kepada pustakawan atau staf pegawai yang bersangkutan.
4.1.2 Struktur Organisasi Perpustakaan
Struktur organisasi berhubungan dengan komunikasi, koordinasi dan pengawasan. Struktur organisasi yang baik harus dapat memberi efisiensi kerja,
sistem komunikasi sebagaimana struktur organisasi tersebut menentukan tatahubungan dan tanggung jawab antara bagian unit dan individu dalam
perpustakaan dan organisasi induknya. Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan mempunyai struktur
organisasi yang sangat sederhana. Perpustakaan dikelola oleh beberapa orang
Universitas Sumatera Utara
56
pegawai dengan bagian unit yang sudah ditentukan. Pada bagian pengolahan kegiatan yang berkaitan dengan pengadaan bahan pustaka baik dari pembelian
maupun hadiah sumbangan yang selanjutnya dibuatkan katalog pada bahan pustaka sebagai sarana temu-balik koleksi perpustakaan.
Pada bagian layanan sirkulasi semua kegiatan yang berkaitan dengan peminjaman, pengembalian, maupun perpanjang koleksi serta pendaftaran
anggota. Layanan referensi untuk membantu pengguna menemukan informasi yang
berhubungan dengan koleksi referensi. Berikut ini adalah gambar struktur organisasi perpustakaan Universitas
Tjut Nyak Dien Medan secara makro :
Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Perpustakaan
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan Dengan adanya struktur organisasi akan dapat diketahui gambaran yang
jelas tentang kedudukan dan tanggung jawab serta tugas dari masing-masing bagian dalam lembaga tersebut.
4.1.3 Pengguna Perpustakaan
Pengguna perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah mahasiswa, dosen, staff dan pegawai serta peneliti.
KEPALA PERPUSTAKAAN
Bagian Pengolahan Layanan Sirkulasi
Layanan Reference
Universitas Sumatera Utara
57
Rincian pengguna perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 4.1 : Perbandingan Jumlah Pengguna PerpustakaanUniversitas Tjut Nyak Dien Medan
No Pengguna
Jumlah
1 Mahasiswa
1.812 2
Dosen Peneliti 29
3 Pegawai
38
Jumlah 1.879
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.4 Personalia
Pada perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan hanya dikelola 2 orang staf perpustakaan, adapun nama dan tugas masing-masing dari staf
perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :
Tabel 4.2 : Tenaga Pengelola Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
No Jabatan
Pendidikan
1 Kepala Perpustakaan
S1 Ilmu Perpustakaan 2
Staf Perpustakaan D3 Pariwisata
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.5 Koleksi Perpustakaan
Tugas setiap perpustakaan adalah membangun koleksi demi kepentingan pemakai tergantung pada tersedianya koleksi perpustakaan. Hal tersebut
dikarenakan untuk memberikan kepuasan kepada pengguna tidak hanya bentuk fisik yang ramah, tetapi harus didukung koleksi yang dibutuhkan. Namun
perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan, mencoba menyesuaikan koleksinya dengan kebutuhan pengguna. Minimal koleksinya mendukung
kegiatan belajar-mengajar.
Universitas Sumatera Utara
58
Tabel 4.3 :Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
No Jenis Koleksi
Judul Eksemplar
1 Buku
3997 11.998
2 JurnalmajalahBuletin
126 246
3 Koleksi Referensi
143 215
4 Skripsi
639 639
Jumlah 4.905
13.098
Sumber :Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan
4.1.6 Peraturan Perpustakaan
Setiap perpustakaan mempunyai aturan yang harus ditaati oleh petugas dan pengguna perpustakaan agar proses pelayanan perpustakaan dapat berjalan dengan
tertib dan teratur. Peraturan yang telah ditetapkan oleh perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan adalah sebagai berikut :
1. Perpustakaan dibuka setiap hari:
Senin sd Jumat : pukul 08.00-16.00 WIB Sabtu : pukul 08.00-12.00 WIB
2. Bagi
pengunjung perpustakaan
yang hendak
masuk ke
perpustakaandiharapkan meletakkan tasnya dahulu pada laci yang telah di sediakan.
3. Setiap mahasiswa wajib mempunyai KTM, bagi mahasiswa luar
wajibmendaftar dahulu. 4.
Setiap anggota dapat meminjam buku maksimal 3 judul buku, denganjangka waktu sebagai berikut.Lama peminjaman : 1 mingguDapat
diperpanjang : selama 1 minggu 5.
Denda yang dikenakan bagi anggota yang terlambat mengembalikan buku Rp 1.000 per buku perhari.
6. Mematuhi tata tertib yaitu dilarang makan dan membuang sampah
sembarangan di ruangan perpustakaan serta berbicara kerasberisik diruangan perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara
59
7. Bersedia mengganti buku apabila hilangrusak dengan membayar
sehargabuku yang hilangrusak ditambah dengan biaya pengolahan buku.
4.2 Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini adalah pustakawan pelaksana pengatalogan bahan pustaka Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien yang sesuai dengan
tujuan penelitian. Berikut adalah daftar karateristik informan.
Tabel 4.4 Karakteristik Informan
No. Kode Informan
Informan 1.
I
1
Kepala perpustakaan 2.
I
2
Staf perpustakaan Informan pertama I
1
dan informan kedua I
2
adalah pustakawan yang bekerja pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Wawancara yang
dilakukan berlangsung secara informal. Wawancara dilakukan berdasarkan pada pedoman wawancara mendalam Depth Interview. Pelaksanaan wawancara
dilakukan secara substantif, artinya tidak diharuskan pada suatu tempat tertentu. Wawancara juga dilakukan pada jam yang telah ditetapkan pada saat membuat
janji untuk wawancara kepada informan. Suasana wawancara berlangsung alamiah, apa adanya, dan tidak diatur sedemikian rupa untuk tujuan tertentu,
begitu juga dengan bahasa yang digunakan adalah bahasa informal.
4.3 Kategori
Berdasarkan hasil wawancara, peneliti menyusun sebuah kerangka awal analisis sebagai acuan dan pedoman untuk melakukan coding. Dengan pedoman
tersebut, peneliti membaca kembali transkrip wawancara lalu melakukan coding, memilih data yang relevan dengan judul penelitian sehingga menghasilkan
beberapa kategori. Seperti diuraikan berikut ini :
4.3.1 Sistem Kerja Bidang Pengatalogan
Sistem kerja bidang pengatalogan bahan pustaka merupakan proses pembuatan nomor klasifikasi atau proses pembuatan kartu katalog. Katalog
merupakan sarana yang disediakan oleh perpustakaan untuk memudahkan pengguna dalam menemukan lokasi suatu koleksi bahan pustaka. Dalam hal ini,
Universitas Sumatera Utara
60
sistem kerja pengatalogan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih melakukan pembuatan kartu katalog. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan
sebagai berikut: I
1
: penentuan nomor kelasnya pake DDC 20. Selain itu buku-buku yang tersedia di perpustakaan ini Cuma buku bidang Ekonomi, Pertanian,
Teknik, Farmasi , Agama dan Hukum saja. I
2
: untuk nentuin nomor klasifikasinya sih masih menggunakan DDC 20. Selain itu untuk melihat buku di rak masih menggunakan kartu
katalog. Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Perpustakaan Universitas Tjut
Nyak Dien masih membuat kartu katalog untuk menemukan lokasi bahan pustaka di rak. Selain itu, dalam penentuan nomor klasifikasi buku, masih menggunakan
panduan DDC 20.
4.3.2 Sistem Pengindeksan Bahan Pustaka
Penentuan subjek suatu bahan pustaka dilakukan untuk mengetahui topik atau tema yang dibahas dalam suatu bahan pustaka. Untuk menentukan tajuk
subjek sebuah buku, pustakawan biasanya menggunakan pedoman yang dapat digunakan dalam penentuan tajuk subjek. Dalam hal ini, Perpustakaan Universitas
Tjut Nyak Dien berpedoman pada Daftar Tajuk Subjek untuk Perpustakaan Indonesia yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional RI. Hal ini sesuai dengan
pernyataan informan sebagai berikut: I
1
: penentuan subjek buku menggunakan pedoman dari Perpustakaan Nasional yaitu Daftar Tajuk Subjek. Subjek nya ya hanya bidang
Ekonomi, Pertanian, Teknik, Farmasi, Agama dan Hukum saja itu tadi.
I
2
: untuk penentuan subjek bukunya, kami menggunakan Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan Perpustakaan Nasional tahun 1995 edisi 5.
Dari pernyataan di atas diketahui bahwa Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien menggunakan Daftar Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh Perpustakaan
Nasional RI dalam penentuan tajuk subjek suatu bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara
61
4.3.3 Alat Bantu Pengatalogan dan Pengindeksan
Alat bantu pengatalogan merupakan alat yang digunakan untuk memudahkan pustakawan dalam menentukan nomor klasifikasi bahan pustaka
berdasarkan subjek bidang ilmu bahan pustaka tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I
1
: alat bantu nya ya menggunakan DDC 20 untuk nentuin nomor kelasnya. Dan untuk subjeknya kami menggunakan Daftar Tajuk
Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995. Dari pernyataan di atas diketahui bahwa alat bantu pengatalogan yang
digunakna oleh pustakwan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih menggunakan DDC 20. Padahal telah terbit DDC yang baru yaitu DDC 22. Selain
itu alat bantu untuk pengindeksan subjek bahan pustaka, menggunakan Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995. Padahal biasanya
perpustakaan menggunkan Subject Heading sebagai pedoman penentuan subjek bahan pustaka.
4.3.4 Langkah-Langkah Pembuatan Kartu Katalog
Dalam pembuatan kartu katalog ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I
1
:untuk pembuatan katu katalog terlebih dahulu yang dilakukan yaitu menentukan tajuk entri utama. Kemudian tentukan deskripsi
bibliografinya. Setelah itu tentukan subjek bukunya menggunakan Daftar Tajuk Subjek. Nah kemudiantentukan nomor kelas buku
tersebut menggunkan DDC. Setelah selesai semua kemudian diketik di kartu katalog. Kartu katalognya ini terbuat dari kertas karton dengan
ukuran 7,5x 12,5 cm. I
2
: langkah pembuatan katu katalog tuh yang pertama ya menentukan tajuk entri utama misalnya pengarang. Setelah itu buat deskripsi
bibliografinya. Nah setelah selesai membuat deskripsinya kemudian
Universitas Sumatera Utara
62
tentukan subjek bukunya. Trus yang terakhir buat nomor kelas buku tersebut. Setelah selesai semua baru diketik di kartu katalog.
Berdasarkan pernyataan di atas ada langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengetik kartu katalog, yaitu memnentukan tajuk entri
utama, membuat dekripsi bibliografi, menentukan subjek, kemudian membuat nomor klasifikasi bahan pustaka. Setelah semua langkah tersebut dilakukan,
kemudian deskripsi bibliografis tersebut diketikkan pada kertas karton berukuran 7,5 x 12,5 cm yang disebut dengan kartu katalog.
4.3.5 Jenis Kartu Katalog
Kartu katalog pada umumnya bermacam-macam. Ada katalog pengarang, katalog judul, katalog subjek dan lain-lain. Begitu pula kartu katalog yang
digunakan di Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut:
I
1
: jenis kartu katalog yang digunakan di perpustakaan ini hanya katalog pengarang dan katalog judul saja.
I
2
: kartu katalog yang ada disini ada katalog judul dan pengarang. Berdasarkan pernyataan di atas, jenis kartu katalog yang terdapat pada
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien yaitu katalog pengarang dan katalog judul. Berikut contoh katalog kartu yang terdapat pada Perpustakaan Universitas
Tjut Nyak Dien Medan:
1. Kartu Katalog Pengarang
658 Gib
Gibson, James L. o
Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur prosesJames L. Gibson, John M. Ivancevisch, dan James
H. Donnelly, Jr; penterjemah Djoerban Wahid .- - ed. 4 . - - Jakarta : Erlangga, 1987.
707 hlm. : ilus. ; 24 cm. ISBN : 54-10-002-9
I. ORGANISASI – MANAJEMEN
1. Judul II.
Penterjemah Djoerban Wahid
Universitas Sumatera Utara
63
2. Kartu Katalog Judul
4.3.6 Sistem Pelabelan Labeling
Proses pelabelan labeling merupakan kegiatan pembuatan kelengkapan fisik buku yang meliputi pemberian label nomor panggil buku, kartu buku,
kantong buku, lembar tanggal kembali buku serta penyampulan buku. Pelabelan dilakukan setelah proses katalogisasi dan klasifikasi selesai. Sistem pelabelan
pada Perpustakaan Universitas Tjut nyak Dien dijelaskan berdasarkan pernyataan informan berikut ini.
I
1
: kalau untuk proses pelabelan buku, yang pertama dilakukan yaitu buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku,
kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku. Tapi nempelkannya tidak boleh sembarangan, label ini ditempelkan dengan
jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Langkah selanjutnya yaitu membuat kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada
halaman akhir belakang buku. Kemudian menempelkan lembar tanda kembali buku pada halaman belakang bersebelahan dengan kantong
kartu buku. Setelah selesai semua, baru disampul biar tidak rusak. I
2
: buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan
jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Kemudian membuat kartu
658 Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur proses
Gib Gibson, James L.
o Organisasi dan Manajemen : Perilaku struktur
prosesJames L. Gibson, John M. Ivancevisch, dan James H. Donnelly, Jr; penterjemah Djoerban Wahid .- - ed. 4
. - - Jakarta : Erlangga, 1987. 707 hlm. : ilus. ; 24 cm.
ISBN : 54-10-002-9 III.
ORGANISASI – MANAJEMEN 1. Judul
IV. Penterjemah Djoerban Wahid
Universitas Sumatera Utara
64
dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku.
Berdasarkan pernyataan di atas, sistem pelabelan bahan pustaka dilakukan dengan langkah-langkah yaitu buku-buku yang telah dikatalog diberi label nomor
panggil buku, kemudian label tersebut ditempelkan pada punggung buku dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Langkah selanjutnya yaitu membuat
kartu dan kantong buku. Kantong buku ditempel pada halaman akhir belakang buku. Kemudian menempelkan lembar tanda kembali buku pada halaman
belakang bersebelahan dengan kantong kartu buku. Setelah selesai kemudian buku disampul agar tidak rusak dan merawat buku agar dapat bertahan lebih lama.
Berikut contoh kartu buku dan slip pengembalian yang terdapat pada kantung buku:
Gambar 4.2 Kartu Buku
Universitas Sumatera Utara
65
Gambar 4.3 Slip Pengembalian 4.3.7 Sistem Penjajaran Kartu Katalog Filing
Kartu-kartu yang telah selesai diketik kemudian disusun dengan rapi dan teratur pada laci katalog yang telah tersedia. Berikut pernyataan informan
mengenai sistem penjajaran kartu katalog, yaitu sebagai berikut: I
1
: penjajaran kartu katalog disusun rapi di dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Kalau katalog pengarang ya berdasarkan abjad
nama pengarang dan kalau katalog judul berdasarkan abjad judul buku. Hal ini dilakukan biar pengguna mudah kalau ingin menemukan
judul atau pengarang buku. I
2
:penyusunan kartu katalog disusun dalam laci kartu katalog berdasarkan abjad. Baik nama pengarang maupun judul buku.
Berdasarkan pernyataan di atas, sistem penjajaran kartu katalog pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien disusun berdasarkan abjad nama
pengarang maupun abjad judul buku. Hal ini dilakukan agar memudahkan pengguna dalam menemukan nama pengarang atau judul sebuah koleksi.
4.3.8 Sistem Penyusunan Bahan Pustaka di Rak
Buku-buku yang telah selesai kelengkapan fisiknya, kemudian disusun pada rak buku yang tersedia. Buku tersebut disusun berdasarkan nomor panggil
buku. Hal ini sesuai dengan pernyataan informan sebagai berikut: I
1
: penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor yng
terbesar. Nah untuk koleksi majalah, penyusunannya dan jurnal ilmiah disusun berdasarkan kala terbitnya. Sementara untuk karya
ilmiah disusun berdasarkan tahun terbitnya. I
2
: penyusunan buku di rak disusun berdasarkan nomor panggil buku yang dimulai dari kelas 000 dan seterusnya sampai dengan nomor
yang terbesar.
Universitas Sumatera Utara
66
Berdasarkan pernyataan di atas diketahui bahwa sistem penyusunan bahan pustaka di rak pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien berdasarkan nomor
klasifikasi buku bedasarkan DDC. Selain itu, untuk koleksi karya ilmiah disusun berdasarkan tahun terbit serta untuk koleksi terbitan berkala seperti majalah dan
jurnal disusun berdasarkan kala terbitnya.
4.3.9 Kendala yang Dihadapi dalam Proses Pengatalogan
Dalam melakukan pengatalogan, pustakawan tidak mengalami kendala dalam menentukan nomor klasifikasi. Hal tersebut disesuaikan dengan pernyataan
informan sebagai berikut: I
1
:untuk saat ini dalam proses pengatalogan nya tidak mengalami kendala apapun. Karena dalam penentuan nomor klasifikasi sudah sesuai
dengan DDC ya walaupun masih menggunakan DDC 20. Kendalanya ya hanya kalo ingin mencari buku di rak aja, karena katalognya
masih menggunakan katalog kartu jadi membutuhkan waktu yang lama kalo harus mencari dari kartu.
I
2
:saya rasa proses pengatalogan tidak mengalami kendala. Karena dalam penentuan nomor klasifikasi udah sesuai dengan DDC.
Berdasarkan pernyataan di atas, dalam kegiatan pengatalogan pustakawan tidak mengalami kendala. Hanya saja subjek ilmu yang terdapat pada DDC 20
kurang berkembang karena saat ini telah ada pedoman pengklasifikasian yang baru yaitu DDC 22. Selain itu kendalanya hanya dalam pencarian koleksi di rak
karena masih menggunakan kartu katalog sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses pencariannya.
4.4 Rangkuman Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan, melalui proses analisis data untuk menjaga keabsahan data serta melakukan triangulasi, maka
diperoleh beberapa kategori. Kategori tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Penelitian
No. Kategori
Hasil Penelitian
Universitas Sumatera Utara
67
1. Sistem Kerja Bidang Pengatalogan
Sistem kerja
pengatalogan pada
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien masih membuat kartu katalog
untuk menemukan lokasi bahan pustaka di rak. Selain itu, dalam penentuan
nomor
klasifikasi buku,
masih menggunakan panduan DDC 20.
2. Sistem
Pengindeksan Bahan
Pustaka Sistem pengindeksan bahan pustaka
pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien Medan, menggunakan Daftar
Tajuk Subjek yang diterbitkan oleh Perpustakaan
Nasional RI
dalam penentuan tajuk subjek suatu bahan
pustaka.
3. Alat Bantu Pengatalogan dan
Pengindeksan Alat bantu pengatalogan yang digunakan
oleh pustakawan
di Perpustakaan
Universitas Tjut Nyak Dien masih menggunakan DDC 20. Selain itu alat
bantu untuk pengindeksan subjek bahan pustaka, menggunakan Daftar Tajuk
Subjek Perpustakaan Nasional RI tahun 1995.
4. Langkah-Langkah Pembuatan
Kartu Katalog Langkah-langkah yang harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum mengetik kartu katalog, yaitu menentukan tajuk entri
utama, membuat deskripsi bibliografi, menentukan subjek, kemudian membuat
nomor klasifikasi bahan pustaka. Setelah semua langkah tersebut dilakukan,
kemudian deskripsi bibliografis tersebut diketikkan pada kertas karton berukuran
7,5 x 12,5 cm yang disebut dengan kartu katalog.
5. Jenis Kartu Katalog Jenis kartu katalog yang terdapat pada
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien yaitu katalog pengarang dan
katalog judul.
Universitas Sumatera Utara
68
6. Sistem Pelabelan Labeling
Sistem pelabelan
bahan pustaka
ditempelkan pada
punggung buku
dengan jarak 3 cm dari tepi bawah punggung buku. Kemudian membuat
kartu dan kantong buku. Setelah selesai kemudian buku disampul agar tidak
rusak dan merawat buku agar dapat bertahan lebih lama.
7. Sistem Penjajaran Kartu Katalog
Filing Sistem penjajaran kartu katalog pada
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien disusun berdasarkan abjad nama
pengarang maupun abjad judul buku.
8. Sistem Penyusunan Buku di Rak
Sistem penyusunan bahan pustaka di rak pada Perpustakaan Universitas Tjut
Nyak Dien
berdasarkan nomor
klasifikasi buku sesuai dengan DDC. Selain itu, untuk koleksi karya ilmiah
disusun berdasarkan tahun terbit serta untuk koleksi terbitan berkala seperti
majalah dan jurnal disusun berdasarkan kala terbitnya.
9. Kendala yang Dihadapi dalam
Proses Pengatalogan Dalam
kegiatan pengatalogan,
pustakawan tidak mengalami kendala. Hanya saja subjek ilmu yang terdapat
pada DDC 20 kurang berkembang karena saat ini telah ada pedoman
pengklasifikasian yang baru yaitu DDC 22. Kendalanya hanya dalam pencarian
koleksi
di rak
karena masih
menggunakan kartu katalog sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam
proses pencariannya
Universitas Sumatera Utara
69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara penulis kepada informan, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pengatalogan bahan pustaka pada Perpustakaan Univesitas Tjut
Nyak Dien sudah berjalan dengan baik. Hal ini dapat diketahui dengan penentuan nomor klasifikasi bahan pustaka sudah berpedoman pada
pedoman klasifikasi pada umumnya yaitu DDC. Namun masih terlihat adanya kekurangan yaitu penentuan nomor kelas masih berpedoman pada
DDC 20. 2.
Alat bantu yang digunakan oleh Perpustakaan Univesitas Tjut Nyak Dien dalam kegiatan pengatalogan bahan pustaka kurang sesuai yaitu dengan
menggunakan pedoman klasifikasi DDC 20 dan penentuan tajuk subjek menggunakan Daftar Tajuk Subjek Perpustakaan Nasional tahun 1995.
3. Dalam melakukan kegiatan pengatalogan, pustakawan tidak mengalami
kendala. Hanya saja subjek ilmu yang terdapat pada DDC 20 kurang berkembang karena saat ini telah ada pedoman pengklasifikasian yang
baru yaitu DDC 22.
5.2 Saran
Dalam penelitian ini penulis masih menemukan kekurangan pada Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien. Penulis akan memberikan saran-saran
yang bermanfaat bagi Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien agar kegiatan pengatalogan dapat berjalan dengan baik. Adapun saran yang penulis berikan
sebagai berikut: 1.
Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien hendaknya menggunakan pedoman klasifikasi yang terbaru dalam menentukan nomor kelas
suatu bahan pustaka.
Universitas Sumatera Utara
70
2. Perpustakaan Universitas Tjut Nyak Dien hendaknya mengembangkan
sistem perpustakaan kepada sistem yang telah terautomasi agar lebih memudahkan pengguna dalam mencari koleksi bahan pustaka. Selain
itu memudahkan pekerjaan pustakawan sehingga tidak perlu lagi membuat kartu katalog yang membutuhkan waktu lama dalam proses
pembuatannya.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II KAJIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi
Perpustakaan perguruan tinggi seperti yang telah diketahui secara umum merupakan salah satu fasilitas yang harus ada pada sebuah perguruan tinggi.
Karena perpustakaan menjadi tempat pencarian dan perolehan sumber informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa perguruan tinggi dalam kegiatan pembelajaran
dan menunjang kegiatan penelitian. Seperti yang dikatakan oleh Sutarno 2006, 36 pengertian perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Perpustakaan yang berada di lingkungan kampus. Pemakainya adalah sivitas akademi perguruan tinggi, dan tugas dan fungsinya yang utama
adalah menunjang proses pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Dalam buku perpustakaan perguruan tinggi 2004, 3 yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi,
politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat. Menurut Sjahrial-Pamuntjak 2000:5, “Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang tergabung
dalam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan universitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah
tinggi”. Setiap perpustakaan pasti memiliki tugasnya masing-masing. Perpustakaan
perguruan tinggi memiliki tugas yang berbeda dengan perpustakaan lainnya. Menurut Sutarno 2006, 53-54:
Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka,
menyediakan sarana pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan”.
Selain itu dalam Buku Pedoman DEPDIKNAS 2004, 3 mengenai perpustakaan perguruan tinggi dikatakan bahwa “tugas perpustakaan perguruan
tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan p
erpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”. Keberadaan perpustakaan perguruan tinggi, merupakan pelaksanaan Tri
Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
Universitas Sumatera Utara
6
masyarakat. Mahasiswa datang ke perpustakaan pada dasarnya untuk membaca literature bagi perkuliahannya. Tidak hanya itu, mereka juga ingin mendapatkan
informasi yang lebih untuk keperluan riset. Disinilah letak tanggungjawab perpustakaan untuk menyediakan informasi yang diperlukannya, sehingga dengan
koleksi itu akan Nampak efektifitas perpustakaan. Perpustakaan akan gagal dalam membawakan misinya, apabila koleksinya tak mencukupi sehingga mahasiswa
tidak menemukan apa-apa di perpustakaan.
2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi
Tujuan perpustakaan perguruan tinggi harus sejalan dengan tujuan perguruan tingginya. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai
visi dan misinya, maka perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan. Menurut Noerhayati 1987, 2, tujuan diselenggarakannya perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk mendukung, memperlancar serta mempertinggi kualitas pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi melalui pelayanan
informasi yang meliputi aspek-aspek pengumpulan informasi, pengolahan informasi, pemanfaatan informasi, dan penyebarluasan informasi. Selaras dengan
pernyataan di atas, menurut pendapat Sulistyo Basuki 1993, 52, tujuan perpustakaan perguruan tinggi antara lain sebagai berikut.
1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi, lazimnya
staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.
2. Menyediakan bahan pustaka referensi pada semua tingkatan akademis,
artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.
3. Menyediakan ruangan belajar bagi pengguna perpustakaan.
4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis
pengguna. 5.
Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga industri lokal.
Menurut Syihabuddin Qalyubi 2007, 11, tujuan perpustakaan perguruan tinggi yaitu untuk: 1 memenuhi keperluan informasi pelajar dan mahasiswa, 2
menyediakan bahan pustaka rujukan pada semua tingkat akademis, 3 menyediakan ruangan untuk pengguna, 4 menyediakan jasa peminjaman
danmenyediakan jasa informasi aktif bagi pengguna.
Universitas Sumatera Utara
7
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan penyelenggaraan perpustakaan perguruan tinggi adalah untuk
mendukung kinerja dari perguruan tinggi dalam menyelenggarakan pendidikan dengan menyediakan sumber-sumber informasi ilmiah bagi masyarakat perguruan
tinggi tersebut agar pelaksanaan program kegiatan perguruan tinggi berjalan dengan lancar dan semakin berkualitas.
2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi
Menurut Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 27 sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya, perpustakaan
perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi yaitu: 1.
Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, dan oleh
karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran
dalam setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
2. Fungsi Informasi
Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah di akses oleh pencari
3. Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan
perguruan tinggi
yang mutlak,
dikarenakan pengaplikasiannya dipakai untuk kepentingan pembangunan masyarakat
dalam berbagai bidang 4.
Fungsi Rekreasi Perpustakaan harus menyediakan koleksi yang bersifat rekreatif yang
berarti untuk membangun dan mengembangkan kreativitas , minat, dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
5. Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan
staf non akademika.
6. Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.
7. Fungsi Interprestasi
Perpustakaan ini sudah seharusnya memiliki kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk
membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.
Universitas Sumatera Utara
8
2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi
Secara umum tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah menyusun kebijakan dan melakukan tugas rutin untuk mengadakan, mengolah, dan merawat
pustaka serta mendayagunakannya baik bagi civitas academica maupun masyarakat luar kampus.
Dalam Buku Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 3, tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah :
1. Mengembangkan koleksi
2. Mengolah dan merawat bahan perpustakaan
3. Memberi layanan
4. Melaksanakan administrasi perpustakaan.
Menurut Yuven 2010, 2, tugas perpustakaan perguruan tinggi dapat dirinci sebagai berikut:
1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan
bahanbahan yang dibutuhkan untuk pengajaran atau proses pembelajaran 2.
Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studi
3. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang
diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi peneliti.
4. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik
berupa tercetak maupun tidak tercetak. 5.
Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan
lokal intranet maupun global internet dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Menu rut Sjahrial Pamuntjak 2000, 5 menyatakan “tugas perpustakaan
perguruan tinggi adalah untuk melayani keperluan mahasiswa dari tingkat persiapan sampai pada mahasiswa yang sedang menghadapi ujian sarjana dan
menyusun skripsi, para staf dalam persiapan bahan perkuliahan serta para peneliti yang bergabung dalam perguruan tinggi yang bersangkutan”.
2.5 Koleksi Perpustakaan
Salah satu unsur pokok perpustakaan adalah koleksi, karena pelayanan tidak dapat dilaksanakan secara maksimal apabila tidak didukung oleh adanya
koleksi yang memadai. Koleksi bahan pustaka haruslah relevan dengan kebutuhan setiap program studi dari perguruan tinggi tersebut. demi terwujudnya
Universitas Sumatera Utara
9
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Untuk memberikan pelayanan informasi dalam rangka mencapai tujuan perpustakaan perguruan tinggi,
Perpustakaan harus berusaha untuk menyediakan berbagai informasi dan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan perguruan tinggi di
mana perpustakaan berada. Suatu perguruan tinggi menyediakan informasi dan koleksi-koleksinya
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi dan pengetahuan ilmiah lainya, untuk mendukung seluruh kegiatan sivitas akademi
masyarakat perguruan tinggi tersebut.
2.5.1 Pengertian Koleksi
Darmono 2001, 60 “Koleksi adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak buku, majalah, surat kabar dan bentuk tidak
tercetak bentuk mikro, bahan audio visual, peta”.
2.5.2 Fungsi Koleksi
Koleksi yang dimiliki perpustakaan memiliki fungsi sebagaimana yang dinyatakan dalam Buku Pedoman Perpustakaan Perguruan Tinggi 2004, 30
bahwa fungsi koleksi adalah: 1.
Fungsi pendidikan Untuk Menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan
mengadakan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada.
2. Fungsi penelitian
Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan
kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir.
3. Fungsi referensi
Fungsi ini melengkapi fungsi yang di atas dengan menyediakan bahan bahan referensi diberbagai bidang dan alat-alat bibliografis yang
diperlukan untuk menelusur informasi.
4. Fungsi umum
Perpustakaan perguruan tinggi juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat di sekitarnya, fungsi ini berhubungan dengan program
pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa koleksi perpustakaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum. Maka jelaslah bahwa koleksi perpustakaan adalah
unsur pokok perpustakaan yang harus dibina secara teratur dan terencana.
Universitas Sumatera Utara
10
2.5.3 Bentuk-Bentuk Koleksi
Menurut Massofa 2008, 1, “beberapa jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan yaitu 1 karya cetak, 2 karya noncetak; 3 bentuk
mikro; dan 4 karya dalam bentuk elektronik.” 1.
Karya Cetak
Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:
a. Buku, adalah bahan pustaka yang merupakan suatu kesatuan utuh dan yang
palingutama terdapat dalam koleksi perpustakaan. Berdasarkan standar UNESCO tebalbuku paling sedikit 49 halaman tidak termasuk kulit maupun
jaket buku.Dalam buku perpustakaan sebagai ilmu 2009, 23, menyatakan ciri-ciri buku adalah sebagai berikut:
1 Isinya membahas satu permasalahan pokok, kalaupun terdiri dari beberapa makalah misalnya dalam prosiding seminar maka semua
makalah berhubungan dengan tema pokok dari seminar tersebut, 2 Berjilid, 3 Mempunyai halaman judul, 4 Terdapat daftar isi, 5 Teks yang
dibagi dalam bab-bab, 6 Terdapat lembar pendahuluan danatau kata pengantar, 7 Terbit dalam satu jilid atau beberapa volume dengan bentuk
jilid sama, 8 Umumnya memiliki ISBN International Standard Book Number.
b. Terbitan berseri, dalam buku perpustakaan sebagai ilmu 2009, 25, menyatakan contoh-contoh terbitan berseri adalah:
1 Majalah, magazin, buletin, warta, journal, newsletter, warkat warta,
risalah 2
laporan tahunan, bulanan, mingguan 3
Buku tahunan, yearbook 4
Serial 5
Seri monograf, monograf berseri Ciri-Ciri terbitan berseri adalah sebagai berikut:
1. Memiliki judul seri, yang selalu sama pada setiap nomor penerbitan
2. Publikasi yang diterbitkan secara berturut-turut, bernomor, bervolume,
3. Umumnya berjangka waktu terbit frekuensi tertentu
4. Isinya terdiri dari artikel-artikel, ada pula yang berartikel tunggal
5. Terdapat halaman editorredaksi
6. Daftar isi merupakan daftar artikel yang dimuat.
2. Karya Noncetak
Menurut Siregar 1999, menyatakan karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau
Universitas Sumatera Utara
11
majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti rekaman suara, rekaman video, rekaman gambar dan sebagainya.
Istilah lain yang dipakai untuk bahan pustaka ini adalah bahan non buku, ataupun bahan pandang dengar. Karya noncetak terdiri dari beberapa jenis,
diantaranya adalah sebaga berikut : a.
Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah
buku pelajaran bahasa inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset. b.
Gambar hidup dan rekaman video, gambar hidup dan rekaman suara terdiri dari film dan kaset video. Kegunaannya selain bersifat rekreasi
juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana cara menggunakan perpustakaan.
c. Bahan Grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang
dapat dilihat langsung misalnya lukisan, bagan, foto, gambar, teknik dan sebagainya dan yang harus dilihat denganbantuan alat misalnya
slide, transparansi, dan filmstrip.
3. Bentuk Mikro
Menurut Siregar 1999, menyatakan bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan
media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreder. Bahan pustaka ini digolongkan tersendiri, tidak
dimasukkan bahan noncetak. Hal ini disebabkan informasi yang tercakup di dalamnya meliputi bahan
tercetak seperti majalah, surat kabar, dan sebagainya. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:
1. Mikrofilm, bentuk mikro dalam gulungan film. Ada beberapa ukuran
film yaitu 16 mm, dan 35 mm. 2.
Mikrofis, bentuk mikro dalam lembaran film dengan ukuran 105 mm x 148 mm standar dan 75 mm x 125 mm.
3. Microopaque, bentuk mikro dimana informasinya dicetak kedalam
kertas yang mengkilat tidak tembus cahaya ukuran sebesar mikrofis.
Universitas Sumatera Utara
12
4. Karya Dalam Bentuk Elektronik