19. OM Optical Microscope
Berfungsi untuk melihat struktur morfologi dari sampel dan menganalisis distribusi ukuran partikel.
20. VSM Vibrating Sample Magnetometer
Berfungsi untuk mengetahui sifat magnetik material.
3.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Serbuk Barium Hexaferrite
Berfungsi sebagai bahan utama dalam penelitian ini. 2. Serbuk FeB
Berfungsi sebagai aditif yang akan ditambahkan dengan perbandingan 3; 6 ;dan 9 wt
3. Toluene Berfungsi sebagai pelarut saat dilakukan proses wet milling.
4. Aquades Berfungsi untuk pengukuran true density dan dengan menggunakan
piknometer.
3.3 Variabel Eksperimen 3.3.1 Variabel Penelitian
Variabel dari penelitian ini adalah: a.Waktu milling yang di tetapkan dari waktu 12 ; 24 ; 36 ;dan 48 jam.
b.Komposisi campuran BaFe
12
O
19
: FeB yang di tetapkan yaitu 97 : 3Wt, 94 : 6 Wt, 91 : 9 Wt
c.Komposisi campuran serbuk dengan Ball Mill yang ditetapkan yaitu 1:5
Wt
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Pengujian Sampel Percobaan
Variabel yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah : a. Sifat Fisis
Densitas Serbuk True Density b. Analisis Struktur Sampel
Struktur kristal atau fasa XRD X-Ray Diffraction c. Sifat Magnet
Nilai remanensi, koersifitas dan energi produk VSM
Universitas Sumatera Utara
3.4 Diagram Alir Penelitian
Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
Mulai BaFe
12
O
19
FeB XRD, OM
Milling dengan penambahan toluene
dengan waktu 1 jam Milling dengan
variasi waktu: 12 ; 24 ;dan 36 jam
dengan menggunakan PBM
Kecepatan : 11,5 Rpm
Pengeringan dengan Oven
pada suhu 100
C selama 17 jam
Mixing dengankomposisi:
97: 3 ; 94 : 6 ;91 : 9 wt
Annealing pada temperatur 1000
C; 1100 C ;dan1200 C 2 jam
Kesimpulan Hasil dan Pembahasan
Karakterisasi: True Density, OM, XRD, VSM
True Density
yy True
Density
True Density
Selesai
Universitas Sumatera Utara
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan pada serbuk BaFe
12
O
19
dan FeB dengan variasi waktu milling dimulai dengan proses pemecahan bongkahan dan penggerusan sampel,
proses pengayakan sampel, proses milling sampel, pengeringan sampel,proses mixing, proses annealing, kemudian dilakukan pengujian atau karakterisasi
meliputi analisa ukuran diameter partikel serbuk BaFe
12
O
19
dan FeB ,analisa sifat fisis dan sifat magnet serbuk BaFe
12
O
19
dan FeB. Tahap-tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut.
3.5.1 Proses Pemecahan Bongkahan dan Penggerusan Sampel
Pemecahan bongkahan dilakukan dengan menggunakan palu. Ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang berdiameter lebih kecil agar lebih mudah dilakukan
proses penggerusan. Proses penggerusan sampel dilakukan dengan menggunakan mortar dan alu. Setelah itu dilakukan proses pengayakan dengan menggunakan
ayakan 200 Mesh sehingga lebih mudah untuk dilakukan proses milling.
3.5.2 Proses Milling Serbuk BaFe
12
O
19
Proses milling bahan BaFe
12
O
19
dilakukan dengan menggunakan Planetary Ball Mill PBM. Pada proses ini disiapkan serbuk 744 g BaFe
12
O
19
selanjutnya di siapkan bola keramik dan ditimbang 3720 g dengan perbandingan antara serbuk
dengan bola keramik sebesar 124 g :620 g, 320 g : 1600 g, 300 g : 1500 g atau 1:5 wt. Kemudian di masukkan serbuk dan bola keramik ke dalam 3 buah jar PBM
yang telah di cuci terlebih dahulu menggunakan pasir dan air selama 1 jam. Setelah itu,dihidupkan mesin PBM diatur kecepatan rotasinya sebesar 11,5rpm
selama 12 jam. Setelah 12 jam mesin PBM dimatikan. Percobaan ini dilakukan juga pada 24 dan 36 jam.
3.5.3 Proses Milling Serbuk FeB
Proses milling bahan FeB dilakukan dengan menggunakan High Energy Milling HEM. Pada proses ini disiapkan serbuk 30 g FeB selanjutnya bola keramik dan
ditimbang 150 g dengan perbandingan antara serbuk dengan bola keramik sebesar
Universitas Sumatera Utara
10 g: 50 g atau 1 : 5 wt. Kemudian dimasukkan serbuk dan bola keramik ke dalam jarmill HEM yang telah di cuci terlebih dahulu menggunakan toluene
selama 1 jam. Setelah itu,dihidupkan mesin HEM dan diatur timernya selama 1 jam. Setelah 1jam mesin HEM akan berhenti secara otomatis. Percobaan ini
dilakukan sebanyak 3 kali.
3.5.4 Pengeringan Sampel
Proses pengeringan dilakukan dengan menggunakan Oven dengan suhu 100 C
selama 17 jam. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan toluene dari serbuk FeB. Setelah sampel kering kemudian diambil dengan menggunakan pinset
dan disimpan di dalam Fiber Glass Vacuum Desicator untuk mencegah terjadinya korosi pada serbuk FeB.
3.5.5 Proses Mixing
Proses mixing serbuk BaFe
12
O
19
dan serbuk FeB dilakukan dengan menggunakan High Energy Milling HEM. Pada proses ini disiapkan serbuk 28,2 g BaFe
12
O
19
yang ditambahkan dengan serbuk 1,8 g FeB dengan komposisi 97 : 3 wt, 94 : 6 wt, 91 : 9 wt selanjutnya di siapkan bola keramik dan ditimbang 151 g
sehingga perbandingan antara campuran serbuk dengan bola keramik sebesar 30,2 g : 151 g atau 1 : 5. Kemudian di masukkan serbuk dan bola keramik ke dalam 9
buah jarmill HEM yang telah di cuci terlebih dahulu menggunakan toluene selama 15 menit. Setelah itu,dihidupkan mesin HEM dan diatur timernya selama
15 menit. Setelah 15 menit mesin HEM akan berhenti secara otomatis.
3.5.6. Proses Annealing
Proses annealing serbuk BaFe
12
O
19
dan serbuk FeB dengan temperatur annealing yaitu 1000
C ; 1100 C ;dan 1200 C. Mekanisme Annealing dengan menggunakan Thermolyne Electric Furnace:
1. Melakukan preparasi sampel dengan terlebih dahulu menimbang massa sampel
mixing BaFe
12
O
19
dan FeB dengan menggunakan neraca digital 2 digit .
Universitas Sumatera Utara
Ditimbang 8 g dengan perbandingan setiap komposisi yaitu 97:3 wt, 94 : 6 wt, 91 : 9 wt.
2. Diletakkan sampel yang telah ditimbang ke atas bata pembakaran dengan
menggunakan spatula. 3.
Dimasukkan bata pembakaran ke dalam Oven. 4.
Diatur temperatur pada Oven yaitu 1000 C ; 1100 C ;dan 1200 C dengan
holding time 2 jam. 5.
Hasil annealing sampel dilakukan penggerusan dan pengayakan agar dihasilkan ukuran butiran sebesar 200 mesh.
3.6 Karakterisasi Hasil