16 Keterbukaan adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penataan ruang.
6. Kebersamaan dan kemitraan. Kebersamaan dan kemitraan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. 7. Perlindungan kepentingan umum.
Perlindungan kepentingan umum adalah bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat.
8. Kepastian hukum dan keadilan. Kepastian hukum dan keadilan adalah bahwa penataan ruang
diselenggarakan dengan berlandaskan hukumketentuan peraturan perundang-undangan dan bahwa penataan ruang dilaksanakan dengan
mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan jaminan kepastian
hukum. 9. Akuntabilitas.
Akuntabilitas adalah bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan, baik prosesnya, pembiayaannya, maupun
hasilnya.
b. Klasifikasi Penataan Ruang
Klasifikasi penataan ruang ditegaskan dalam Undang-Undang Penataan Ruang bahwa penataan ruang diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi
Universitas Sumatera Utara
17 utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai
strategis kawasan. Selanjutnya ditegaskan sebagai berikut: 1. Penataan ruang berdasarkan sistem terdiri atas sistem wilayah dan
sistem internal perkotaan. 2. Penataan ruang berdasarkan fungsi utama kawasan terdiri dari kawasan
lindung dan kawasan budi daya. 3. Penataan ruang berdasarkan wilayah administrasi terdiri atas penataan
ruang wilayah nasional, penataaan ruang wilayah provinsi, dan penataan ruang wilayah kabupatenkota.
4. Penataan ruang berdasarkan kegiatan kawasan terdiri atas penataan Ruang kawasan perkotaan, dan penataan ruang kawasan perdesaan.
5. Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan ruang kawasan strategis nasional, penatan ruang kawasan
strategis provinsi,
dan penataan
ruang kawasan
strategis kabupatenkota.
2.3. Revitalisasi
Revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah vitalhidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemundurandegradasi. Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan
aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat
Universitas Sumatera Utara
18 Danisworo, 2002. Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi
pada penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk
melaksanakan revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang
memerlukan adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat dalam arti
luas Laretna, 2002. Persamaan fungsi yang dimiliki oleh pusat perbelanjaan modern dan pasar
tradisional menimbulkan persaingan antara keduanya dan juga menimbulkan modernisasi dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern. Preferensi
prioritas faktor internal, faktor eksternal, faktor bertahan, dan daya tarik pusat perbelanjaan modern menyebabkan pasar tradisional mengalami kondisi bertahan,
kehancuran, maupun modernisasi. Ketiganya ini dapat menyebabkan sebuah pasar tradisional dapat tetap mempertahankan konsep dan fisik bangunannya sebagai
pasar, modernisasi dari pasar tradisional ke pusat perbelanjaan modern, dan menyebabkan suatu pasar tradisional ke arah kehancuran Andreas Y.C. dan
Marinus W., 2006. Menurut Mudrajad Kuncoro 2008, isu utama yang berkaitan dengan
perkembangan pasar tradisional adalah sebagai berikut. 1. Jarak antara pasar tradisional dengan hypermarket yang saling
berdekatan.
Universitas Sumatera Utara
19 2. Tumbuh pesatnya minimarket yang dimiliki pengelola
jaringan ke wilayah pemukiman. 3. Penerapan berbagai macam syarat perdagangan oleh ritel
modern yang memberatkan pemasok barang. 4. Kondisi pasar tradisional secara fisik sangat tertinggal, maka
perlu ada program kebijakan untuk melakukan pengaturan. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, dikembangkan berbagai
upaya untuk mengembangkan pasar tradisional. Salah satunya dilakukan dengan pemberdayaan pasar tradisional, antara lain dengan mengupayakan sumber-
sumber alternatif pendanaan untuk pemberdayaan, meningkatkan kompetensi pedagang dan pengelola, memprioritaskan kesempatan memperoleh tempat usaha
bagi pedagang pasar tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi atau relokasi, serta mengevaluasi pengelolaan.
Gambar 2.3. Salah Satu Konsep Revitalisasi Pasar Tradisional
Sumber : www.google.comkonseprevitalisasi
Universitas Sumatera Utara
20
2.4. Pasar Tradisional