Model Penataan “Street Market” Pada Kawasan Pasar Petisah Kota Medan

(1)

Daftar Pustaka

Alfianita E, Wijaya Andy F dan Siswidiyanto.(2015).Revitalisasi Pasar Tradisional Dalam Perspektif Good Governance: Studi di Pasar Tumpang Kabupaten Malang. Jurnal Administrasi Publik(JPA).3 (5), 758-762. Asribestari Ratna dan Setyono Jewoto S.(2013).Pengaruh Daya Tarik Pasar

Tradisional Dan Pasar Modern Terhadap Preferensi Konsumen. Jurnal Teknik PWK. 2 (3), 539-548.

Evita E Dkk.(2013).Implementasi Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima (Studi Pada Batu Tourism Center Di Kota Batu).Jurnal Administrasi Publik.1(5),943-952.

Ekomadyo Agus S.(2012).Menelusuri Genius Loci Pasar Tradisional Sebagai Ruang Sosial Urban Di Nusantara. Institut Teknologi Bandung.

Mualim dan Kismartini.(2008).Analisa Kebijakan Penataan Pedagang Kaki Lima(PKL) Di Simpang Liman Kabupaten Pati.Jurnal Ilmu Administrasi Dan Kebijakan Publik.5(1),35-53

Mogoginta Syobrian A, Gosal P, Supardjo S.(2015).Persepsi Masyarakat Terhadap Relokasi Pasar Tradisional Di Kelurahan Genggulang Kecamatan Kotamobagu Utara. Mahasiswa dan Staf Pengajar Jurusan Arsitektur. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Ong, H Iskandar (2004).Kajian Genius Loci Dengan Pendekatan Fenomenologi Arsitektur(Studi Kasus: Kawasan Kesawan).Skripsi Program Pascasarjana


(2)

Universitas Sumatera Utara Program Studi Megister Teknik Arsitektur, Medan

Pramudyo Anung.(2014).Menjaga Eksistensi Pasar Tradisional Di Yogyakarta.JBMA. 2 (1).

Qoriah Ciplis G.(2014).Model Penataan Pasar Tradisional Berdasarkan Karakteristik Kegiatan, Fasilitas Dan Utilitas: Studi Kasus Pasar Tanjung Di Kabupaten Jember.Lembaga Penelitian. Universitas Jember.

Ristanti R F, Hermawan dan Said A.(2014).Scanerio Planning Proses Relokasi Terkait Pembangunan Pasat Tradisional Menjadi Pasar Modern :Studi Kasus di Pasar Dinoyo dan Pasar Blimbing Kota Malang. Jurnal Administrasi Publik (JAP). 2 (4), 648-653.

Razy F M, Anwar N dan Supani.(2009).Strategi Revitalisasi Pusat Perbenlanjaan Sekumpul Di Kota Martapura. FTSP ITS.

Ramadhan A.(2015).Model Zonalisasi Penataan Pedagang Kaki Lima Di Kota Bandung(Perspektif Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 4 Tahun 2011 Tentang Penataan Dan Pembinaan Pedagang Kaki Lima).Unnes Low Jurnal.4(1).

Norbegr-Schulz, Christian.(1979).Genius Loci, Towards A Phenomenology Of Architecture.Rizzoli.New York

Sesunan Mas M H.(2014).Evaluasi Perwujudan Place Attachment Pada Revitalisasi Kawasan Tepi Air Benteng Kuto Besak.E-Jurnal Graduate Unpar. 1 (2).


(3)

Wahyuni Sri.(2014).Evaluasi Kebijakan Pemerintah Kota Tanjung Pinang Dalam Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL).Naskah Publikasi. Program Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji


(4)

BAB III METODOLOGI

3.1 Kawasan Penelitian

Kawasan penelitian ini kawasan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah kawasan pasar Petisah. Adapun sumber data yang diperoleh untuk penunjang data pada kawasan tersebut yaitu:

1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang sudah ada dikumpulkan kemudian dipilih berdasarkan kebutuhan sebagai referensi bagi penulis dalam melakukan penelitian. Data tersebut berupa: peraturan pemerintah, CAD kota Medan, dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota Medan.

2. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh berdasarkan keadaan pada kawasan tersebut yaitu berupa : Genius Loci dan Place Attachment.


(5)

Gambar 3.1

Peta Kawasan Penelitian Pada Pasar Petisah Kota Medan (Sumber: Cad Kota Medan)


(6)

Pada gambar 3.1 merupakan peta kawasan penelitian pasar Petisah kota Medan yang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Gatot Subroto yaitu bangunan perdagangan.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Jl.Perpustakaan yaitu bangunan perdagangan dan permukiman penduduk.

Sebelah Timur berbatasan dengan Jl. Majapahit yaitu bangunan perdagangan.

Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Dajam Raya yaitu bangunan perdagangan dan permukiman penduduk.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metoda penelitian deskriftif kualitatif. Menurut Moleong (2005), dalam Alfianita dkk (2015) penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena dari keadaan sebenarnya. Sehingga dari metoda tersebut dapat dikumpulkan berbagai informasi mengenai fenomena yang terjadi pada saat dilakukan penelitian.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan pedoman/petunjuk dalam melakukan penelitian untuk dijadikan sebagai objek pengamatan berdasarkan variabel yang sudah ditetapkan terkait dalam penelitian sehingga mempermudah dalam pengumpulan data.


(7)

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Teori Dan Fenomenologi Arsitektur Variabel

Metoda

Pengumpula

n Data

Akses ke Dalam

Ruangan (Permeability) Jalan Akses Pedestrian Observasi Ruang Fungsi Ruang Jenis Ruang Beraneka Ragam (Variety) Fasilitas

Ruang Terbuka Publik Halte Parkir Observasi Aktivitas Ekonomi Sosial Observasi dan Kuesioner Keanekaragaman Budaya Suku Kemudahan Dalam Mengidentifikasi Ruang (Legibility) Landmark Patung Bangunan Linkage Observasi Arsitektur Bangunan Kolonial Tradisional Modern


(8)

History Kawasan/Tempat Bangunan Serial Vision Lingkungan Kekontrasan Lingkungan Observasi Bangunan Pergerakan View Banguna Dengan Bangunan Lainnya Warna Bangunan Arsitektur Bangunan Place Fenomena Gejala Fakta/Kenyataan Observasi dan Kuesioner Karateristik Ciri khas tempat

Prilaku

Tata Krama Disiplin Bijaksana

(Sumber: Olah data)

3.4 Populasi/Sampel

Populasi merupakan pengumpulan data dari himpunan individu keseluruhan untuk dijadikan sebagai objek penelitian yang tingkatnya terbatas atau tidak


(9)

terbatas. Sedang sampel merupakan bagian dari populasi (contoh) yang akan mewakili populasi bersangkutan. Pada pengumpulan data sampel teknik yang digunakan yaitu teknik insidental. Menurut Joseph (1998), dalam Asribestari dan Setyono (2013) populasi yang tidak diketahui jumlah sampelnya maka dianjurkan untuk mengambil jumlah sampel lebih dari 30 sampel. Pada pasar Petisah sampel yang diambil yaitu pedagang yang berjualan dan pembeli sebagai konsumen. Dari masing-masing kriteria diatas diambil sampel sebanyak 30 setiap kategorinya.

3.5 Metoda Pengumpulan Data

Pada penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut:

3.5.1 Observasi lapangan

Teknik observasi merupakan hal yang paling penting dalam sebuah penilitian dimana pada teknik ini data yang dikumpulkan merupakan data hasil survey dari lapangan dengan melihat status gejala yang menjadi persoalan/masalah pada kawasan pasar Petisah yang didapatkan secara langsung oleh peneliti. Dari observasi lapangan data diperoleh berupa: foto-foto kawasan, batas-batas kawasan, sirkulasi dan parkir, drainase, signage, ruang terbuka, dan fasilitas penunjang pasar tersebut.

3.5.3 Studi Literatur

Studi literatur merupakan pengumpulan data sekunder dari bebrapa sumber yang berkaitan dengan penelitian untuk dijadikan sebagai referensi atau pedoman


(10)

dalam penelitian ini yaitu: buku, jurnal peneilitan, skripsi, tesis, asas-asas, artikel, dll.

3.6 Metoda Analisa Data

Pada pengumpulan analisa data yang digunakan adalah anilisa kualitatif dengan mengumpulkan data yang sudah diperoleh berupa data sekunder dan data primer. Kemudian dilakukan analisa terhadap data-data yang sudah diperoleh dari lapangan Antara lain :


(11)

Gambar 3.2

Kondisi Eksisting Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: dokumentasi pribadi)


(12)

Menganalisa persepsi/pandangan masyarakat tentang pasar Petisah dengan meyebarkan kuesioner kepada pedagang dan pembeli sebanyak 60 responden, yaitu 30 pedagang dan 30 pembeli.

Menganalisa potensi dari kawasan pasar Petisah.


(13)

Gambar 3.3

Potensi Pada Sekitar Kawasan Petisah (Sumber: dokumentasi pribadi)


(14)

BAB IV

ANALISA POTENSI “GENIUS LOCI” PADA KAWASAN PASAR PETISAH

Bab ini akan menjelaskan hasil dari analisa yang dilakukan pada observasi di lapangan pada kawasan pasar Petisah. Data analisa yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan identifikasi geniusloci/kearifan tempat pada kawasan pasar Petisah. Dari fenomena-fenomena dilapangan kemudian di rumuskan ke dalam pembentukan geniusloci pada kawasan pasar Petisah yang akan di identifikasi sebagai berikut: Tempat, Ruang, dan Kegiatan sehingga diperoleh hasil dari konkretisasi dari geniusloci terhadap struktur tempat pada kawasan pasar Petisah.

4.1 Analisa Tempat

Pasar Petisah merupakan salah satu pusat pasar tradisional tertua dikota Medan yang sangat ramai dikunjungi masyarakat lokal maupun mancanegara. Pasar Petisah dahulunya berada di bundaran majestik menggunakan area Jalan Letjen S. Parman sampai ke jembatan Jalan Kapten Maulana Lubis yang pada jaman itu disebut sebagai pasar bundar. Disebut pasar bundar karena pasar tersebut berbentuk lingkaran. Seiring berkembangan kota Medan dan pesatnya pembangunan pada kawasan tersebut mengakibatkan pasar tersebut dipindahkan karena adanya perluasan ruas jalan serta faktor lain sehingga pada tahun 1980-an


(15)

pasar Petisahdibangun kembali yang terletak di Jalan Kota Baru 3, Jalan Rotan, dan Jalan Rajak Baru yang tidak jauh dari tempat pasar sebelumnya.

Umumnya bangunan yang berada disekitar kawasan pasar Petisah adalah bangunan ruko lama yang difungsikan untuk berjualan dan bermukim. Pada kawasan pasar Petisah tidak ada bangunan bersejarah maupun bangunan-bangunan penting lainnya, namun pasar Petisah memiliki potensi yang dapat dijadikan sebagai identitas atau icon kota Medan karena kawasan pasar Petisah diapit oleh tiga kawasan berbeda yaitu: 1. Kawasan pusat perdagangan niaga/mobil yang terletak di Jalan Nibung Raya, 2. Pusat jajanan kuliner khas kota Medan yang berada di Jalan Mojopahit, 3. dan pasar modern yang kenal dengan Plaza Medan Fair terletak di Jalan Gatot Subroto. Ketiga kawasan tersebut terintegrasi langsung dengan kawasan pasar Petisah yang menjadikan keempat kawasan tersebut menjadi ikon atau identitas baru di kota Medan.

Seiring berkembangnya jumlah penduduk kota Medan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah pengangguran, mengakibatkan banyak masyarakat untuk memilih berjualan/berdagang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Peningkatan jumlah pedagang di berbagai daerah kota Medan terutama pada pasar Petisah, dapat mengakibatkan daya tampung pedagang di pasar Petisah tidak memadai, sehingga banyak masyarakat yang memilih untuk berjualan di badan jalan atau trotoar pada kawasan pasar Petisah yang membuat kawasan tersebut menjadi kumuh karena penataan pedagang (PKL) yang tidak tertata dengan rapi. Dari analisa tempat di kawasan pasar Petisah dengan pendekatan terhadap penemuan dari genius loci sebagai berikut:


(16)

Tabel 4.1 Analisa Tempat TEMPAT

KAWASAN PETISAH

TEMPAT NATUR

KEDEKATAN PELINGKUP/BATAS

(1)

(2)

Kawasan pasar Petisah merupakan kawasan pusat perdagangan dimana kawasan tersebut memiliki potensi yang dapat di jadikan sebagai identitas/ikon kota Medan.

Pada gambar (1) merupakan pusat pasar petisah yang berada di Jalan Kota Baru 3, juga merupakan sebagai pintu masuk utama pasar Petisah.

Pada gambar (2) adalah pusat perdagangan

niaga/mobil berada di Jalan Nibung Raya yang terintergrasi langsung dengan pasar Petisah.

Kawasan ini memiliki aksesibilitas yang tinggi sehingga dapat memudahkan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara yang ingin berkeunjung ketempat tersebut.

Bagian Utara dapat diakses dari Jalan Gatot Subroto, sebelah Selatan Jalan Jend S Parman, sebelah Timur Jalan Nibung Raya dan sebelah Barat Jalanan Glugur.

Kawasan pasar Petisah dikelilingi oleh bangunan ruko dan bangunan kantor dua dan tiga lantai dimana pada lantai dasarnya digunakan untuk berjualan dan di lantai dua sampai empat sebagai tempat tinggal.


(17)

(3)

(4)

Gambar (3)

merupakan pusat jajanan khas kota Medan, berada di Jalan Mojopahit. tempat ini cukup terkenal dan banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut untuk membeli oleh-oleh khas kota Medan. kawasan ini Juga terintegrasi langsung dengan pasar Petisah.

Pada gambar (4) merupakan kawasan pasar modren yang dikenal dengan sebutan Plaza Medan Fair berada di Jalan Gatot Subroto. Dan kawasan ini juga memiliki orientasi langsung ke pusat pasar Petisah yang dapat di akses dengan mudah oleh wisatawan yang berkunjung.


(18)

Tabel 4.2 Analisa Kawasan Pasar Petisah Sebagai Tempat/Permukiman

TEMPAT KAWASAN PETISAH

TEMPAT BUATAN MANUSIA / PERMUKIMAN

VISUALISASI SIMBOLISASI PELENGKAP

(a)

(b)

(c)

Bentuk bangunan yang terdapat di kawasan pasar Petisah merupakan bangunan ruko yang sebagian besar adalah bangunan lama. Namun bentuk dari ruko tersebut tidak ada yang menonjol sehingga dapat memberikan kesan monoton.

Bangunan instansi pemerinatah yang berfungsi untuk menjaga keamanan pasar dan juga sekaligus menjadi simbol kawasan tersebut berada di Jalan Rotan (gambar a).

Bangunan ruko 2 lantai yang difungsikan sebagai komersil dan tempat tinggal berada di Jalan Rotan dari arah Jalan Gajah Mada ( gambar b).

Bangunan ruko 2 sampai 4 lantai yang memiliki fungsi komersil dan tempat tinggal berada di Jalan Rotan dari arah Jalan Rajak Baru

Kawasan pasar Petisah memiliki bentuk bangunan ruko mulai dari 2 sampai dengan 4 lantai yang di dominasi dengan bangunan lama mengelilingi pasar Petisah. Sehingga

bangunan-banguan tersebut dapat dijadikan sebagai simbol pada kawasan tersebut.

Bangunan yang terdapat di kawasan pasar Petisah memiliki bentuk yang sama dengan bukaan yang lebar sehigga tidak ada bangunan yang menonjol pada kawasan

tersebut yang dapat di jadikan sebagai identitas kawasan bahkan dapat di katakan kawasan ini kurang terawat.


(19)

(Sumber: analisa 2016) (d)

(e)

(f)

(gambar c).

Gambar (d) bangunan ruko 3 lantai yang memiliki fungsi yang sama yang berada di Jalan Rajak Baru.

gambar (e) dan (f) juga merupakan bangunan ruko 3 lantai yang memiliki fungsi sebagai bangunan komersil, tempat tinggal dan ada juga beberapa di fungsikan sebagi kantor yang berada di Jalan Kota Baru 3.


(20)

4.1.1 Analisa Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah

Kondisi kenyaman kawasan pasar merupakan hal yang paling utama karena dapat mempengaruhi jumlah pengunjung/penghuni kawasan tersebut, dan dari data kuesioner yang disebarkan dalam bentuk grafik diatas bahwa 26% responden memberikan pernyataan bahwa kondisi kawasan pasar Petisah macet, 22% responden mengatakan kawasan pasar Petisah padat kenderaan,19% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah panas karena kurangnya tanaman hijau atau pepohon di kawasan tersebut, 16% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah masih kotor karena kurangnya kantong sampah di kawasan tersebut, 13% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah sesak dalam arti sulit untuk bergerak karena banyaknya kenderaan dan trotoar yang tidak berfungsi dengan baik, dan 2% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah bau serta 2 % teduh.

Berdasarkan data grafik dari kuesioner dan fakta yang terjadi di lapangan dapat disimpulkan bahwa kawasan pasar Petisah masih jauh dari kata nyaman, karena banyak fakta-fakta yang ditemukan pada kawasan pasar Petisah tidak memenuhi standart, sehingga banyak masalah masalah yang muncul seperti: jalan macet, PKL yang tidak teratur, panas, padat, bau dan banyak sampah berserakan menyebabkan kawasan pasar petisah menjadi terlihat kotor. Untuk itu diperlukan penataan kembali kawasan pasar Petisah sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung dan juga bagi pedagang.


(21)

0% 2% 26% 13% 16% 22% 0% 2% 19%

Analisa Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah

Teduh Macet Sesak Kotor Padat Bau Panas Keterangan Grafik 4.1 Analisa Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

4.1.2 Analisa Infrastruktur Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah

Infrastruktur merupakan hal paling utama dalam keberhasilan suatu kawasan atau tempat dapat juga sebagai penunjang dari kawasan tersebut sehingga pengunjung merasa nyaman berada di tepat tersebut, begitu juga dengan kawasan pasar Petisah tidak terlepas dari yang namanya infrastuktur. Dari data kuesioner dapat diperolah 27% responden mengatakan parkir yang ada di kawasan pasar Petisah belum memadai dari tingkat keamanan dan kenyaman, 25% responden memilih jalan yang ada di kawasan pasar petisah perlu untuk diperbaiki karna masih banyak jalan yang rusak, 24% responden menjawab treotoar di kawasan pasar Petisah masih kurang baik dan banyak trotoar yang disalah


(22)

untuk kenyamanan pengunjung yang berada di kawasan pasar Peisah, 4% responden mengatakan bahwa lampu jalan perlu ditambah untuk kenyamanan pengunjung yang berada di kawasan pasar Peisah, 1% responden memilih toilet di kawasan pasar Petisah kurang memadai dan tempatnya sangat jauh sulit untuk di akses.

Berdasarkan hasil dari kuesioner tersebut dapat disimpulkan infrastrukur di kawasan pasar Petisah belum memadai dan sangat perlu untuk di perbaiki agar pengunjung dapat merasa nyaman saat berbelanja di pasar Petisah. Terutama infrastruktur jalan, parkir, trotoar, dan tempat sampah yang paling penting dan harus diperbaiki.

Grafik 4.2 Analisa Infrastruktur Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

0% 25% 4% 1% 4% 24% 15% 27%

Analisa Infrastruktur Tempat Kawasan Pasar Petisah

Jalan Lampu Jalan Parit Toilet Trotoar Tempat Sampah Parkir Keterangan


(23)

4.2 Analisa Ruang 1. Path

Sebagai pusat pasar tradisional kawasan pasar Petisah juga merupakan salah satu pasar tertua di kota Medan yang menjadi pusat ekonomi bagi masyarakat kota Medan. kawasan pasar Petisah memiliki karakter bangunan ruko yang difungsikan untuk komersial, tempat tinggal dan kantor sehingga makna ruang pada pasar Petisah menjadi monoton atau kaku dan sebagian besar merupakan bangunan lama yang kurang terawat menjadikan kawasan tersebut kumuh. Jalur masuk ke kawasan pasar petisah sebagian besar mengalami penyempitan pada ruas jalan karena banyaknya pedagang kaki lima (PKL) dari arah Jalan Gatot Subroto dan banyaknya parkir di sembarang tempat terutama dari arah Jalan Rotan, Jalan Kota Baru dan dari Jalan Nibung Raya yang dapat mengakibatkan kemacetan karena mempersulit kenderaan untuk melintas.

2. Node

Kawasan pasar Petisah memiliki 6 titik persimpangan/simpul dengan luas yang berbeda-beda. Namun pada persimpangan kawasan ini tidak ada yang menonjol, baik itu dari bangunan sudut maupun fasilitas penunjang lainnya yang menjadikan kawasan tersebut kurang menarik karena tidak ada karakter yang berbeda di setiap persimpangan di kawasan tersebut.


(24)

Gambar 4.1

Path Dan Edge Pada Kawasan Pasar Petisah (Sumber: analisa lapangan 2016) 3. Landmark

Pada kawasan pasar petisah tidak terdapat bangunan landmark yang berupa bangunan tinggi ataupun bangunan bersejarah sebagai penanda atau identitas pada kawasan tersebut. sehingga bangunan yang dapat dengan mudah dikenali msyarakat adalah bangunan petisah itu sendiri.

4. Edge

Di kawasan pasar petisah juga tidak terdapat edge/tepian yang dapat menjadi indentitas/ikon pada kawasan pasar Petisah karena di kawasan ini tidak terdapat


(25)

pantai, tembok, lintasan kereta api, dan tipografi yang dapat memisahkan kedua kawasan berbeda dan berfungsi sebagai pemutus lininer.

5. District

Batas kawasan /district pada pasar Petisah memiliki batas-batas spasial yang cukup jelas karena pasar pasar Petisah berada di titik tengah yang di kelilingi oleh

kawasan pusat jajanan khas kota Medan di Jalan Mojopahit, pusat perdagangan niaga yang berada di Jalan Nibung Raya, dan pasar modern atau Plaza Medan Fair

yang berada di Jalan Gatot Subrot. Dimana pada kawasan Jalan Mojopahit dan Jalan Nibung Raya memiliki orientasi langsung terhadap kawasan pasar Petisah.

Gambar 4.2

Landmark, Edge, Dan District (Sumber: analisa lapangan 2016)


(26)

0% 45% 13% 16% 5% 21% 0% 0%

Analisa Akses Atau Jalan Yang Sering Di Lalui

Jl. Jendral Gatot Subroto Jl. Rotan

Jl. Mojopahit Jl. Rajak Baru Jl. Nibung Raya Jl. Rotan Baru Jl. Skip Raya Nama Jalan 4.2.1 Analisa Akses Atau Jalan Yang Sering Dilalui

Dari data chart gambar 4.3 dapat diperlihatkan bahwa 45% responden lebih sering mengakses Jalan Jendral Gatot Subroto untuk menuju ke kawasan pasar Petisah, sedangkan 21% responden lebih memilih Jalan Nibung Raya untuk menuju ke kawasan pasar Petisah, 16% responden memilih Jalan Mojopahit, 13 % responden memilih Jalan Rotan, dan 5% responden memilih Jalan Rajak Baru.

Maka kesimpulannya adalah akses jalan yang paling mudah untuk dilalui oleh masyarakat adalah Jl. Jendral Gatoto Subroto dimana jalan ini sangat mudah untuk diakes oleh masyarakat dari berbagai daerah, sehingga Jl. Jendral Gatot Subroto dapat jadikan sebagai Entrance pada kawasan Pasar Petisah.

Grafik 4.3 Analisa Akses Atau Jalan Yang Sering Di Lalui


(27)

4.2.2 Analisa Penanda / LandmarkDi Kawasan Pasar Petisah

Suatu kawasan harus memiliki ciri khas tersendiri termasuk penanda di kawasan tersebut untuk memudahkan masyarakat dalam mengenali dan mengingat apa saja yang terdapat di kawasan tersebut, termasuk pada kawasan pasar Petisah memiliki ciri tersendiri yang membuat kawasan ini menjadi berbeda dengan kawasan pasar lainnya. Dari hasil kuesioner yang di lakukan peneliti menyajikan dalam bentuk chart, dimana 42% responden memilih menara petisah dan kantor polisi menjadi tanda pertama yang mudah untuk dikenali pada kawasan pasar Pestisah, 9% responden memilih jawaban pohon besar yang terdapat di pasar Petisah menjadi tanda yang pertama untuk di kenali, 5% responden memilih jawab PKL menjadi tanda pertaman untuk di kenali dikawasan pasar Petisah, dan 2% responden mengatakan jualan manisan yang pertama kali bisa untuk di kenali jika berada di kawasan pasar Petisah.

Jadi kesimpulannya adalah penanda yang bisa dikenali dengan mudah pada kawasan pasar Petisah ada 3 yaitu :1.Menara petisah karna bentuknya yang sedikit unik dan berada di atas bangunan pasar Petisah, 2. Kantor polisi yang tepat berada di dekat pasar Petisah sehingga dapat dengan mudah untuk di kenali, dan 3. Pohon besar juga tanda yang mudah dikenali di kawasan pasar Petisah karna pada kawasan tersebut sangat sedikit dijumpai pohon.


(28)

0%

42%

9% 5% 2% 0% 42%

Analisa Tanda pertama yang mudah dikenali Di Kawasan Pasar Petisah

Menara Petisah Pohon Besar PKL

Jualan Manisa Kantor Polisi Landmark

Grafik 4.4 Analisa Tanda pertama yang mudah dikenali Di Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

4.2.3 Analisa Kemudahan Dalam Mencari Pasar Petisah

Dari data chart gambar 4.5 dapat dilihat bahwa 43% responden memilih bangunan Petisah merupakan penanda atau icon yang pertama kali dicari saat berada di kawasan pasar Petisah, 25% responden menjawab nama jalan yang terdapat di kawasan pasar Petisah menjadi tanda yang paling mudah untuk dicari dan di ingat, 24% responden menjawab kantor polisi menjadi tanda dari kawasan pasar Patsah, 8% responden memilih pohon besar yang terdapat di kawasan pasar Petisah sebagai iconnya pasar tersebut karna memiliki keunikan tersendiri.


(29)

0%

43%

8% 25%

24%

Analisa Kemudahan Dalam Mencari Pasar Petisah

Bangunan Petisah Pohon Besar Nama Jalan Kantor Polisi Landmark

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tanda atau iconnya kawasan pasar petisah adalah bangunan pasar petisah sendiri karna bangunannya besar dan memiliki menara tepat di atas bangunan tersebut.

Grafik 4.5 Analisa Kemudahan Dalam Mencari Pasar Petisah

(sumber: anlisa 2016)

4.2.4 Analisa Bangunan Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah

Bangunan-bangunan yang ada di kawasan pasar Petisah memiliki keunikan yang menarik dari setiap bangunan sehingga bisa menjadi daya tarik pengunjung. Dari data chart diatas terlihat bahwa 53% responden memilih bangunan petisah menjadi banguna yang menarik di kawasan pasar Petisah, 26% responden menjawab gedung serbaguna PKK yang berada di Jl. Rotan merupakan bangunan menarik di kawasan tersebut, 11% responden memilih kantor polisi menjadi bangunan menarik di sekitar kawasan pasar Petisah, dan 5% responden menjawab bangunan mebel dan bangunan bank menjadi bangunan menarik di kawasan pasar Petisah.


(30)

Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner maka peneliti dapat menyimpulkan bangunan yang menarik atau bisa dikatan unik adalah bangunan petisah dan bangunan gedung PKK karena bangunan ini sangat berbeda dengan bangunan lain ,juga memiliki gaya arsitektur yang berbeda.

Grafik 4.6 Analisa Bangunan Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

4.3 Analisa Kegiatan

Kawasan pasar Petisah merupakan pusat kegiatan ekonomi masyarakat lokal maupun masyarakat luar yang berdagang di kawasan tersebut. sehingga banyak pedagang kaki lima (PKL) yang menggunakan fasilitas umum seperti jalan dan trotoar. Pedagang kaki lima (PKL) di pasar Petisah menggunakan trotoar sebagai

0% 5%

26%

5% 0% 11%

53%

Analisa Bangunan Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah

Bangunan Mebel Di Jl. Rajak Baru

Gedung Serbaguna PKK Di Jl. Rotan

Bangunan Bank

Kantor Polisi

Bangunan Petisah

Bangunan Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah


(31)

tempat berjualan. Trotoar yang seharusnya berfungsi untuk pejalan kaki dialih fungsikan, sehingga pejalan kaki sulit untuk berjalan di kawasan tersebut.

Selain trotoar, jalan juga digunakan masyarakat untuk lahan parkir, sehingga terjadi penyempitan pada ruas jalan yang mengakibatkan kemacetan. Maraknya parkir liar di pinggir jalan merupakan akibat parkir yang tidak tertata dengan rapi dan penempatan parkir yang tidak jelas dapat menimbulkan kesan kumuh sehingga pengunjung merasa tidak nyaman berada di kawasan pasar tersebut.

Pada kawasan pasar Petisah masih jarang dijumpai halte yang merupakan fasilitas penunjang bagi pengunjung, selain difungsikan sebagai tempat untuk menunggu angkutan umum juga dapat digunakan untuk berteduh. Halte yang terdapat di kawasan pasar Petisah hanya memiliki 4 halte yang berada di Jalan Gatot Subroto.


(32)

Tabel 4.3 Analisa Kegiatan Trotoar, Pkl, Dan Halte KEGIATAN

KAWASAN PETISAH TROTOAR, & PARKIR PKL, & HALTE

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar (a) dan gambar (b) menunjukkan bahwa trotoar digunakan msyarakat untuk kegiatan berjualan sehingga pejalan kaki sulit untuk melintasi kawasan ini.

Pada bagian gambar (b), (c) dan gambar (d) selain digunakan untuk berjualan trotoar juga digunakan untuk lahan parkir sehingga dapat menimbulkan kemacetan karena sempitnya ruas jalan bagi kederaan.

Pedagang kaki lima (PKL) yang terdapat di kawasan pasar Petisah yaitu: pedagang pakaian, pedagang makanan, pedagang minuman, pedagang aksesoris dan lain lain.

Seperti yang terlihat pada gambar (a) dan gambar (b) pedagang pakaian dan pedagang makanan yang menggunakan fasilitas trotar untuk tempat berjualan.


(33)

(e)

(f)

Begitu juga dengan gambar (e) dan (f) yang gunakan masyarakat untuk tempat perkir kenderaan.

Dapat dilihat pada gambar (e) dan gambar (f) merupakan halte tempat pengunjung menunggu angkutan umum yang berada di Jalan Gatot Subroto.

(Sumber: analisa 2016)

4.3.1 Analisa Kegiatan Pada Kawasan Pasar Petisah

Di kawasan pasar Petisah merupakan pusat kegiatan masyarakat yang dapat memberikan daya tarik bagi pengunjung maupun wisatawan lokal dan mancanegara, data chart diatas dapat memberikan gambaran kegiatan apa saja yang menarik bagi pengunjung dan wisatawan. 27% responden engatakan bahwa kegiatan yang paling menarik di kawasan pasar Petisah adalah kegiatan juala es cendol, 22% responden mengatakan kegiatan jualan bakso menjadi kegiatan yang menarik di kawasan pasar Petisah, 18% responde mengatakan kegiatan PKL adalah kegiatan yang menarik di kawasan pasar Petisah, 11% responden mengatakan kegiatan yang menarik adalah kegiatan jualan manisan di kawasan pasar Petisa, 7% responden mengatakan kegiatan yang menarik adalah kegiatan jualan kain/baju di toko-toko pada kawasan pasar Petisah, 6% responden mengatakan kegiatan yang menarik adalah kegiatan jualan aksesoris dan jualan


(34)

0% 18% 22% 27% 11% 7% 6% 6% 3%

Analisa Kegiatan Pada Kawasan Pasar Petisah

PKL Jualan Bakso Jualan Cendol Jualan Manisan Toko Kain/Baju Toko Bunga Toko Aksesoris Toko Pecah Belah Kegiatan Di Kawasan

Pasar Petisah

bunga di kawasan pasar Petisah, 3% responden mengatakan kegiatan yang menarik adalah kegiatan jualan pecah belah di kawasan pasar Petisah.

Berdasarkan jawaban dari responden yang terbanyak yaitu 27 % menyatakan bahwa kegiatan yang paling menarik adalah jualan es cendol, dan faktanya di lapangan juga jualan es cendol di kawasan pasar Petisah sangat ramai di kunjungi oleh pembeli, sehingga kegiatan ini bisa memberikan daya tarik bagi pengujung dan wisatawan sebagai tempat kuliner di kawasan pasar Petisah yang sangat baik untung di kembangkan dan di pertahankan.

Grafik 4.7Analisa Kegiatan Pada Kawasan Pasar Petisah


(35)

4.3.2 Analisa Kegiatan Tempat Turun Pengunjung Dan Pembeli Dari Angkutan Umum

Hasi responden menunjukkan sebanyak 54% responden mengatakan mereka lebih suka turun dari angkutan umum di Jl. Jendral Gatot Subroto, 39 % responden juga mengatakan bahwa mereka lebih suka turun dari angkutan umum di Jl. Rotan, dan 7% responden mengatakan mereka lebih sering turun dari anguktan umum di Jl. Rajak Baru.

Jadi kesimpulan dari data chart diatas mengatakan bahwa pengunjung atau pedagang lebih menyukai turun di Jl.Gatot Subrot dan di Jl. Rotan karena aksesnya yang lebih dekat dengan kawasan pasar Petisah dan juga kedua jalan tersebut dapat di lalui oleh kenderaan angkutan umum seperti: angkot, becak, taxi, bus, sepeda motor dll. Jadi akses utama menuju kawasan pasar Petisah ada dua jalan yaitu Jl. Jendral Gatot Subroto dan Jl. Rotan karena dapat sangat dekat dengan pasar Petisah sehingga tidak membuat pengunjung yang berjalan kaki merasa lelah untuk berjalan.


(36)

0%

54% 39%

7%

Analisa Kegiatan Tempat Turun Pengunjung Dan Pembeli Dari Angkutan Umum

Jl. Jendral Gatot Subroto

Jl. Rotan Jl. Rajak Baru

Nama Jalan

Grafik 4.8Analisa Kegiatan Tempat Turun Pengunjung Dan Pembeli Dari Angkutan Umum

(sumber: analisa 2016)

Dari data chart diatas dapat di lihat bahwa 54% responden mengatakan mereka lebih suka menunggu angkutan umum di Jl. Rotan karena lebih dekat dengan pasar Petisah dan banyak di lalui angkutan yang melintas, 40 % responden juga mengatakan bahwa mereka lebih suka menunggu angkutan umum di Jl.Jendral Gatot Subroto karena lebih banyak di lintasi transportasi umum, dan 7% responden mengatakan mereka lebih sering menunggu anguktan umum di Jl. Rajak Baru.

Jadi kesimpulan dari data chart diatas mengatakan bahwa pengunjung atau pedagang lebih suka menunggu angkutan umum di Jl. Rotan dan Jl.Gatot Subrot di karena aksesnya yang lebih dekat dengan pasar Petisah dan juga kedua jalan tersebut dapat di lalui oleh kenderaan angkutan umum seperti: angkot, becak, taxi, bus, sepeda motor dll. Jadi titik akses terpenting bagi pejalan kaki adalah Jl. Rotan dan Jl. Jendral Gatot Subroto karena dapat sangat dekat dengan pasar Petisah


(37)

sehingga sangat perlu untuk di tata kembali agar tidak terjadi kemacetan saat angkutan umum berhenti.

4.3.4 Analisa Kegiatan Kuliner Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah Kawasan pasar Petisah juga terkenal dengan berbagai kuliner sebagai pilihan pengunjung yang ingin menikmati dan sekaligus berbelanja di pasar Petisah. Dari data chart pada gambar diatas menunjukkan bahwa 26% responden memilih bahwa kuiner yang paling menarik di kawasan pasar Petisah adalah bakso dan manisan, 24% responden mengatakan kuliner yang menarik di kawasan pasar Petisah adalah es cendol, 17% responde memilih aneka jus sebagai kulier yang menarik di kawasan pasar Petisah, 5% responden memilih kulier yang menarik dikawasan passar Petisah adalah kuliner nasi goreng, 1% responden memilih kuliner yang menarik adalah kuliner nasi uduk dan ie aceh.

Berdasarkan jawaban dari responden yang terbanyak yaitu 26% menyatakan bahwa kuliner yang paling menarik adalah kuliner bakso dan manisan juga 24% memilih es cendol, jadi dapat disimpulkan ada 3 kuliner yang menjadi menu pilihan pengunjung saat berada di kawasan pasar petisah. Dan untuk itu perlu di lakukan peningkatan pelayanan dan kenyamanan pengunjung saat menikmati kuliner di kawasan pasar Petisah yaitu dengan membuat area foodcord.


(38)

0% 26% 17% 0% 26% 1% 1% 24% 5%

Analisa Kegiatan Kuliner Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah

Manisan Aneka Jus

Bakso Mie Aceh

Nasi Uduk Es Cendol

Nasi Goreng

Kuliner Di KawasanPasar Petisah Grafik 4.9 Analisa Kegiatan Kuliner Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

4.4 Analisa Eksisting Kawasan

Kawasan pasar Petisah merupakan pusat pasar tradisonal yang didominasi dengan bangunan ruko lama dan bangunan ruko baru serta terdapat banguan instansi pemerintah seperti kantor polisi. Bangunan ruko tersebut mengelilingi kawasan pasar Petisah dengan bentuk bangunan yang hampir sama namun bangun-bangunan ruko tersebut memiliki jumlah lantai yang berbeda yaitu: ada ruko yang 1-3 lantai dan juga ruko yang 1-4 lantai dengan fungsi banguan sama yaitu sebagai bangunan komersil, tempat tinggal dan juga sebagai kantor (office).

Menurut Sejarawan Kota Medan, tidak ada bangunan bersejarah berada di Kecamatan Medan Petisah. Namun, nama kecamatan tersebut tidak bisa


(39)

dilepaskan dari keberadaan Taman Ria Medan atau yang juga biasa disebut Medan Fair, yang mulai 2002 lalu menjadi Plaza Medan Fair.

Gambar 4.3

Kondisis Eksisting Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(40)

Gambar 4.4

Bangunan Instansi Pemerintah Kantor Polisi (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.5

Bangunan Eksisting Di Jalan Mojopahit (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.6

Bangunan Pusat Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(41)

Gambar 4.7

Bangunan Instansi Pemerintah (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.8

Banguanan Eksisting Di Jalan Nibung Raya (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.9


(42)

4.4.1 Analisa Eksisting Menjadi Daya Tarik Kawasan Pasar Petisah

Daya tarik pengunjung dan wisatawan sangat sangat berperan penting untuk keberhasilan suatu kawasan atau bangunan sebagai pusat kegiatan salah satunya adalah kawasan pasar Petisah yang merupakan kawasan yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai iconnya kota Medan. dari hasil kuesioner yang kemudian disajikan dalam bentuk chart pada gambar diatas dapat diketahui bahwa 40 % responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah mudah untuk dijangkau karna memiliki akses yang begitu banyak, 22% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah sudah aman bagi pengunjung dan wisatawan, 17% responden mengatakan bahwa kawasan pasar Petisah tidak berisik dari suara kenderaan, 11% responden memilih banyak parkir yang terdapat dikawasan pasar Petisah, 7% responden memilih kawasan pasar Petisah sudah penataan pasarnya sudah rapi, 2% dan 1% responden memilih bahwa di kawasan pasar Petisah sudah banyak pohon dan bersih.

Berdasarkan data chart pada gambar diatas dapat disimpulkan bahwa daya tarik pengunjung untuk berbelanja di kawasan pasar Petisah adalah karna mudah untuk di jangkau, aman , dan banyak parkir sehingga dari ketiga point tersebut harus lebih di tata lagi dan di tambah dengan dengan point sudah ada untuk di perbaiki yang akan memberikan dampak positif pada kawasan pasar Petisah.


(43)

0% 7%

0%

22%

1%

40% 11%

2% 17%

Analisa Eksisting Menjadi Daya Tarik Kawasan Pasar Petisah

Rapi Aman Bersih

Mudah Dijangkau Banyak Parkir Banyak Pohon Tidak Berisik

DayaTarik Pengunjung/Wisatawan Ke Pasar Petisah

Grafik 4.10 Analisa Eksisting Menjadi Daya Tarik Kawasan Pasar Petisah

(sumber: analisa 2016)

4.5 Analisa“Genius Loci” Sebagai Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah Pada kawasan pasar Petisah merupakan kawasan yang luas, sehingga untuk melakukan analisa genius loci pada kawasan tersebut dibagi menjadi beberapa zona dengan tujuan agar lebih mudah untuk menganalisanya. Sehingga dari analisa tersebut peneliti akan dapat menyimpulkan genius loci pada kawasan tersebut.


(44)

Gambar 4.10

Analisa Zona Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)

4.5.1 Analisa Zona A

Pada bagian zona A merupakan pintu masuk (entrance) utama pada kawasan pasar Petisah yang merupakan akses utama dari Jalan Gatot Subroto dimana pada zona ini terdapat terdapat path/jalur sirkulasi untuk kenderaan umum dan pribadi dengan luas jalan 6 meter namun belakangan ini ruas jalan tersebut menjadi lebih sempit karena banyak pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di pinggir jalan tersebut sehingga dapat menyebabkan sulitnya untuk kenderaan yang melintasi jalan tersebut. Jalan ini juga memiliki trotoar yang dipergunakan untuk pejalan kaki namun kenyataan dilapangan tidak terdapat lagi pedestrian/trotoar di sepanjang jalan tersbut karena banyak PKL yang menggunakan trotoar sebagai tempat mereka untuk berjualan, sehingga dapat menimbulkan ketidaknyamanan


(45)

bagi pejalan kaki untuk berpindah dari tempat yang satu ketempat yang lain dan juga tidak terdapat pohon atau tanaman hijau di sepanjang jalan tersebut .

Gambar 4.11

Analisa Kondisi Trotoar Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.12

Analisa Kondisi PKLDi Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(46)

4.5.2 Analisa Zona B

Zona B terletak di Jalan Kota Baru 3 yang memiliki 2 node/simpul dengan aktifitas masyarakat yang berbeda. Simpul 1 terdapat di jalan Rajak Baru yang merupakan persimpangan tiga dari arah Jalan Kota Baru dan Jalan Gatot Subroto dengan path/jalur satu arah yang memiliki luas jalan yang lebar namun fakta dilapangan jalan tersebut digunakan sebagai lahan parkir untuk kenderaan roda 4 dan roda 2 yang mengakibatkan ruas.

Pada simpul 2 terdapat di persimpangan tiga Jalan Kota Baru dari arah Jalan Nibung Raya dan Jalan Merbau Baru yang menjadi pusat aktivitas masyarakat pedangang kaki lima (PKL) dan parkir kenderaan roda 2 menjadikan pada zona tersebut sering terjadi kemacetan. Zona ini juga sebenarnya memilki pedestrian, namun pedestrian tersebut disalah gunakan oleh masyarakat sebagai tempat untuk berjualan yang mengakibatkan sulitnya pejalan kaki untuk melintasi daerah tersebut di tambah lagi dengan kurangnya pepohonan atau ruang terbuka pada zona tersebut sehingga berdampak kumuh dan panas.


(47)

Gambar 4.13

Analisa Jalan Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.14

Analisa Kondisi Parkir Roda 2 Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.15

Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(48)

4.5.3 Analisa Zona C

Zona C terletak di Jalan Kota Baru 3 yang memiliki luas jalan 7 meter namun pada keadaan yang sekarang jalan tersebut juga digunakan masyarakat sebagai lahan parkir roda 4 sehingga sebagian badan terpakai yang mengakibatkan ruas jalan menjadi sempit. Pada zona ini juga terdapat node yang berada di persimpangan empat pada Jalan Rotan, Jalan Kota Baru , Jalan Nibung Raya, dan Jalan Ibus Raya. Path pada zona ini adalah satu arah dan pedestrian yang ada di zona tersebut disalah gunakan oleh masyarakat untuk menjadi tempat lahan parkir dan untuk tempat berjualan, sehingga tidak ada terlihat pedesrian pada zona tersebut. kenyaman untuk pejalan kaki pada zona tersebut kurang karena selain tidak adanya pedestrian daerah zona B tersebut juga masih banyak terlihat sampah-sampah yang berserakan. Hal tersebut terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan, kebersihan dan kurangnya kantong-kantong sampah pada zona tersebut.

Gambar 4.16

Lokasi Node Pada Zona B Di Kawasan Pasar Petisah (sumber:googlemap)


(49)

Gambar 4.17

Analisa Kondisi Trotoar Pada Zona C Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.18

Analisa Node Pada Zona C Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(50)

4.5.4Analisa Zona D

Pada zona D terdapat di Jalan Rotan , di zona tersebut terdapat path/ jalur sistem dua arah dengan ruas jalan yang lebar .zona ini adalah zona yang digunakan pengelola sebagai tempat untuk lahan parkir kenderaan roda 4 namun pada zona tersebut tidak terdapat penanda atau garis parkir yang menandakan bahwa area tersebut adalah tempat parkir roda 4 sehingga sering kali masyarakat yang pernah datang ke pasar Petisah merasa bingung mencari tempat parkir.

Zona D juga terdapat pedestrian untuk pejalan kaki pada bagian kanan saja dari arah Jalan Kota Baru 3, sedangkan untuk sisi jalan sebelah kiri tidak terdapat pedestrian karena sudah digunakan masyarakat untuk menjadi tempat parkir kenderaan roda 4. Di zona ini juga masih sangat minim penerangan jalan yang seharusnya berfungsi untuk di malam hari .

Gambar 4.19

Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Pada Zona D Kawasan Pasar Petisah (sumber: analisa 2016)


(51)

4.5.5 Analisa Zona E

Pada zona e hampir sama dengan zona sebelumnya yaitu pada zona ini digunakan pengelola sebagai tempat untuk lahan parkir roda 4. Path pada zona ini merupakan sistem satu arah karena luas jalan yang sempit akibat dari banyaknya mobil pribadi yang parkir di sisi kiri dan sisi kana di sepanjang jalan tersebut.

Zona ini juga terdapat 2 simpul (node), node pertama merupakan persimpangan tiga pada Jalan Rotan dimana node tersebut tidak terdapat aktivitas yang khusus hanya sebagai persimpangan untuk akses menuju pasar Petisah. Node kedua barada di persimpangan tiga yaitu Jalan Rotan dan Jalan Rotan Baru yang dimana kedua jalan tersebut meupakan sistem satu arah.Area zona E sebenarnya memiliki pedestrian/trotoar yang cukup, namun masyarakat menggunakan trotoar tersebut untuk tempat berjualan sehingga tidak terlihat lagi adanya pedestrian pada area tersebut. di zona ini juga masih sangat minim penerangan jalan yang mengakibatkan jalan tersebut terlihat gelap pada malam hari yang akan memicu sebagai tempat kriminal.

Gambar 4.20


(52)

Gambar 4.21

Analisa Kondisi Node 1 Pada Zona E (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.22

Analisa Kondisi Node 2 Pada Zona E (sumber: analisa 2016)

Gambar 4.23

Analisa Kondisi Parkir Roda 2 Pada Zona E (sumber: analisa 2016)


(53)

Gambar 4.24

Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Pada Zona E (sumber: analisa 2016)

4.5.6 Analisa Zona F

Zona ini merupakan zona terkahir yang berada di Jalan Rajak Baru. Zona F juga memiliki 1 node yaitu berada pada persimpangan tiga Jalan Rotan dan Jalan Rajak Baru dimana pada node tersebut tidak terdapat aktivitas yang khusus atau menarik karena node tersebut merupakan akses menuju pasar petisah. Zona ini hampir sama dengan zona yang sudah dibahas sebelumnya yaitu merupakan area tempat parkir baik itu roda 4 maupun roda 2.

Jalur/path pada area tersebut cukup lebar sehingga dapat menampung kenderaan yang melintasi jalan tersebut, zona ini sebenarnya juga memilki pedestrian yang cukup, namun pedestrian tersebut digunakan masyarakat untuk tempat parkir dan tempat berjualan sehingga sulit untuk pejalan kaki yang ingin berpindah tempat yang dari satu tempat ke tempat lain karena kurangnya kenyamanan bagi pejalan kaki.


(54)

Gambar 4.25 Lokasi Pada Zona F (Sumber: Googlemap)

Gambar 4.26

Analisa Kondisi Node Pada Zona F (Sumber: Analisa 2016)


(55)

Gambar 4.27

Analisa Kondisi Trotoar Dan Parkir Pada Zona F (Sumber: Analisa 2016)


(56)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

Peningkatan jumlah pedagang kaki lima di pasar Petisah dapat memberikan dampak positif dan negatif pada kawasan tersebut, dimana dampak positifnya yaitu: mengurangi tingkat pengangguran dan dapat menghidupkan kawasan pasar tersebut. sedangkan dampak negatifnya yaitu: kurangnya tempat untuk pedagang kaki lima (Street Market) yang mengakibatkan PKL menggunakan fasilitas umum sebagai tempat berjualan yaitu trotoar/pedestrian yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki. Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan penataan Street Market (PKL) pada kawasan pasar Petisah yang bertujuan untuk menjadikan kawasan pasar petisah menjadi lebih baik sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

Dalam penataan tersebut dibuat dengan konsep modren yang membaginya menjadi 6 zona yaitu: zona A, zona B, zona C, zona D, zona E, dan zona F untuk mempermudah dalam perancangan.

5.1 Konsep Pada Zona A

Pada zona ini di kelompokkan menjadi area jenis dagangan pakaian yang berada dibagian utara pada kawasaan pasar Petisah tepatnya di pintu masuk utama untuk pejalan kaki. Di zona ini konsep yang digunakan yaitu Street Market tidak permanen dimana tenda-tenda yang berada di area tersebut dapat dibongkar


(57)

pasang karena di area ini digunakan menjadi dua fungsi yaiu: berfungsi sebagai tempat pedagang kaki lima yang berjualan pakaian di siang hari dan berfungsi pedagang kaki lima yang menjual makan di malam hari atau bisa dikatakan sebagai pusat kuliner. Pada zona ini jenis tenda yang digunakan juga sama yaitu tenda berbentuk bulat dengan warna biru dengan tujuan untuk memperjelas antara zona A dengan zona yang lain sehingga dapat mempermudah pengunjung dalam berbelanja zona ini juga di lengkapi jungan dengan penerangan yang difungsi kan untuk malam hari dan terdapat pohon palem di sepanjang area Street Market.

Zona A juga memiliki konsep entarnce dan sekaligus sirkulasi yang di peruntukkan untuk pejalan kaki. Dimana pada zona ini hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki untuk memberikan kenyaman bagi pengunjung, hal tersebut dirancang berdasarkan kebutuhan pengguna yang diperoleh dari data observasi lapangan, dimana fakta dilapangan pedestrian digunakan untuk tempat berjualan pedagang kaki lima sehingga pengunjung sulit untuk berjalan dari tempat yang satu ketempat yang lain karena banyaknya kenderaan yang melintas di jalan tersebut.

Pada zona A entrance dibagian utara terdapat dua dan halte di bagian barat yang digunakan untuk pemberhentian transportasi umu seperti: becak, angkot, taxi, dan lain lain. Dengan adanya halte tersebut diharapkan dapat mengurangi kemacetan lalu lintas.


(58)

Gambar 5.1 Zona A

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.2

Tampak Dari Jl. Gatot Subroto (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Pada gambar 5.2 merupakan tampak dari Jl. Gatot Subroto yang di design dengan menambahkan dua halte yang berfungsi sebagai tempat berteduh sekaligus untuk menunggu angkutan umum. Selain itu pada tampak terlihat penambahan pohon-pohon sebagai peneduh untuk pejalan kaki dan juga berfungsi sebagai tanaman hijau agar tidak terlihat kumuh.


(59)

Gambar 5.3

Potongan Jl. Merbau Baru (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.3 menjelaskan bahwa lebar untuk pejalan kaki 3.6 m dengan tujuan untuk mempermudah pengunjung berjalan menuju pasar Petisah, dan agar tidak sulit untuk berpasan dengan dengan pengunjung lainnya.

Gambar 5.4 Kondisi PKL Sekarang (sumber: analisa 2016)


(60)

Gambar 5.5

Konsep Usulan PKL Setelah Di Analisa (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Pada gambar 5.5 merupakan hasil dari konsep design, dimana path pada Jl. Merbau Baru digunakan sebagai pedestrian dengan tujuan untuk kenyamanan pengunjung yang berjalan kaki dengan membuat warna pedestrian yang menarik. Untuk yang berwarna kuning merupakan pedestrian diperuntukkan pejalan kaki dan warna merah merupakan pedestrian untuk pedagang kaki lima (PKL).

Tenda pada area zona A ditandai dengan warna biru yang artinya zona ini hanya diperuntukkan bagi PKL yang berjualan pakaian saja, sehingga dengan tenda tersebut dapat mempermudah pengunjung untuk berbelanja. Selain itu pada gambar juga terlihat ada penambahan pohon dan lampu jalan yang berfungsi sebagai peneduh bagi pejalan kaki .


(61)

Gambar 5.6

Kondisi Sekarang Halte Dan Trotoar Di Jl. Gatot Subroto (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.7

Usulan Halte Dan Trotoar Di Jl. Gatot Subroto (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Pada gambar 5.7 merupakan hasil dari konsep design yang berada di Jl. Gatot Subroto sebagai etrance menuju pasar Petisah yaitu: dengan menambahkan halte, pohon, lampu jalan, dan warna pedestrian yang lebih menarik bertujuan untuk kenyamanan pengunjung.


(62)

5.2 Konsep Pada Zona B

Konsep zona ini berada di bagian sebelah timur pada kawasan pasar Petisah yang berhubungan langsung dengan entrance (pintu masuk) di bagian timur.Pada zona ini tidak jauh berbeda dengan zona sebelumnya yang dikelompokkan berdasarkan jenis dagangan yang di jual oleh PKL, namun zona ini di bagi lagi menjadi tiga kriteia penjual yang berbeda di dalam satu zona, yaitu:

a. Penjual pakaian yang berada di bagian pinggir Street Market dengan penanda tenda penjual diberi warna biru yang berbentuk bulat.

b. Penjual manisan dan jajanan-jajanan tradisional pasar seperti: gorangan, kue basah, kue kering, dan berbagi jenis tradisional yang ditempatkan berada di bagian tengah zona B dengan jenis tenda berwarna kuning yang akan memudahkan pengunjung untuk mencari barang yang ingin dibeli. c. Kemudian kriteria yang ketiga yaitu konsep perancangan foodcourt di tempatkan berada pada bagian tengah zona B dengan tujuan untuk lebih mudah di akses oleh pengunjung melalui ketiga entrance tersebut. konsep foodcourt di rancang sama dengan seperti bentuk cafe yang memiliki are outdor dan indoor kemudian ditambah dengan tanaman-tanaman seperti pohon dan tanaman bunga sehingga dapat menimbulkan suasana yang sejuk dan indah yang akan menjadi daya tari bagi wisatawan untuk berkunjung.


(63)

Gambar 5.8 Zona B

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.9

Tampak Dari Jl. Kota Baru (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Pada gambar 5.9 merupakan tampak dari Jl. Kota Baru yang berada di Zona B. Pada tampak tersebut terlihat ada penambahan elemen baru yaitu: penambahan elemen tugu yang berfungsi sebagai tempat pertemuan pengunjung dan sekaligus tempat untuk istirahat, penambahan air mancur yang berfungsi untuk keindahan juga sebagai penyejuk area zona tersebut, penambahan area foodcourt dengan


(64)

tujuan untuk mempermudah pengunjung yang ingin menikmati kuliner di pasar Petisah, design pedestrian dengan menggunakan level sehingga terdapat perbedaan ruang antara zona A, Zona B, dan Zona C.

Gambar 5.10 Potongan Jl. Kota Baru (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.10 merupakan gambar potongan dari Jl. Kota Baru pada zona B yang pada bagian tengah terdapat tenda tempat penjual jajanan seperti: aneka gorengan, manisan, aneka minuman, dll. Pada bagian kiri merupakan pedestrian tempat pejalan kaki dengan lebar 1.5 m dan bagian kanan 1.9 m agar pejalan kaki tidak kesulitan untuk berjalan di area ini.


(65)

Gambar 5.11 Kondisi Sekarang Zona B

(sumber: analisa 2016)

Gambar 5.12

Konsep Usulan Pada Zona B (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Node/simpul pada bagian barat dibuat konsep berupa tugu/ landmark yang berfungsi sebagai penanda pada kawasan tersebut. disamping itu juga terdapat ruang kosong yang digunakan untuk acara event-event tertentu seperti: promosi produk dan kegiatan-kegiatan lainnya. Dengan konsep ini diharapkan dapat memperkuat identitas kawasan tersebut.


(66)

Gambar 5.13

Kondisi Sekarang Trotoar Dan Jalan (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.14

Konsep Usulan Trotoar, Taman Dan Air Mancur (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Dibagian timur dan barat zona ini terdapat dua simpul yang merupakan titik dari aktivitas masyarakat atau pedagang kaki lima (PKL). Pada node/simpul bagian timur di buat konsep taman yang diperuntukkan pengnjung dan pedagang sebagai tempat sosial untuk kalangan mudan dan orang tua. Taman ini juga


(67)

dilengkapi dengan fasilitas seperti: tempat duduk, kantung sampah, lampu penerangan dan lain lain yang dijadikan sebagai tempat rekreasi masyarakat.

Sedangkan untuk path di zona tersebut dibuat konsep jalur pedestrian yang dimana jalur ini hanya boleh dilalui oleh pejalan kaki sehingga dapat mempermudah akses pengunjung terhadap kawasan tersebut. berbeda dengan konsep awal dimana pada zona ini hanya digunakan sebagai tempat lahan parkir yang tidak teratur memberikan kesan yang tidak baik terhadap citra kawasan pasar tersbut.

5.3 Konsep Pada Zona C

Konsep yang digunakan juga sama seperti zona A dan Zona B. Pada zona ini berada di bagian barat pada kawasan pasar Petisah yang terintegrasi langsung dengan entrance di bagian barat sehingga dapat dengan mudah untuk diakses. Di zona ini terdapat bebrapa jenis dagangan yang berberda-beda namun tetap pada satu zona yaitu seperti: penjual aksesoris, ponsel, sepatu, tas, vcd, mainan, dan lain lain. Zona ini juga di bedakan dengan bentuk tenda dan warna tenda yaitu merah yang dapat dengan mudah untuk di kenali wisatawan/pengunjung.


(68)

Gambar 5.15 Zona C

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.16

Tampak Dari Jl. Rotan Projek Petisah (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Zona C juga hampir sama dengan zona-zona sebelumnya yaitu seperti yang terlihat pada gambar 5.16 pada Jl. Kota Baru dibuat konsep pedestrian yang


(69)

bertujuan untuk memudahkan akses bagi pejalan kaki dan menghindari keacetan. Selain ini juga ada penambahan pohon palem untuk sebagai peneduh bagi pejalan kaki.

Gambar 5.17 Potongan Jl. Kota Baru

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.17 pada zona B yang merupakan gambar potongan jalan dimana terlihat lebar dari keseluruhan pedestrian 3.9 m dan lebar untuk tempat PKL 1.5 m dengan level yang sedikit lebih tinggi dari pedestrian yaitu naik 20 cm. Pada gambar juga terlihat potongan dari parit jalan yang lebarnya 50 cm dan kedalaman 80 cm dari permukaan tanah.


(70)

Gambar 5.18

Kondisi Sekarang Trotoar, Jalan Dan Parkir (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.19

Konsep Usulan Trotoar, Jalan Dan PKL (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Path pada zona ini juga sama dengan zona A dan zona B dibuat konsep pedestrian yang tujuannya untuk mempermudah akses pejalan kaki dan pada sepanjang pedestrian juga ditanami pohon palem yang sebagai pelindung agar tidak terlalu panas di siang hari dan juga sebagai keindahan kawasan zona tersebut terlihat lebih hijau serta menambahkan lampu penerangan di sepajang zona C.


(71)

pada zona C tenda PKL berwarna merah yang merupakan area tempat berjualan aksesoris, ponsel, bunga, tas, dll. Dengan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan juga dapat mempermudah pembeli untuk berbelanja.

5.4 Konsep Pada Zona D

Pada zona D terdapat dua node yang berada di bagian utara dan selatan yang dimana pada simpul tersebut tidak terdapat aktivitas masyarakat hanya saja tempat tersebut digunakan untuk lahan parkir sehingga pada simpul tersebut hanya dibuat konsep air mancur pads node yang berada di bagian utara dengan tujuan untuk memperindah daerah simpul agar terlihat lebih menarik dan tidak monoton. Sedangkan untuk node yang berada di bagian selatan hanya dibuat konsep sebagai jalur akses.

Di zona ini hanya dibuat konsep untuk tempat parkir roda 5 yang ditata dengan rapi dan lebih jelas. Path pada zona ini juga di buat menjadi sistem dua arah yang dapat di lalui oleh angkutan umu seperti angkot, becak, bus, dan lain lain serta memperjelas pedestrian yang sudah ada agar pejalan kaki dapat dengan mudah untuk berjalan di zona tersebut. disepanjang zona ini terdapat pohon yang di desain untuk memperindah kawasan dan juga sebagai penghijauan dan menambahkan lampu penerangan jalan serta dilengkapi dengan fasilitas halte untuk pengunjung.


(72)

Gambar 5.20 Zona D

(sumber: analisa 2016)

Gambar 5.21

Tampak Dari Jl. Nibung Raya (sumber: konsep berdasarkan analisa)


(73)

Pada gambar 5.21 merupakan tampak dari jl. nibung raya pada zona d dengan penambahan halte sebagai fasilitas penunjang kawasan tersebut yang berfungsi sebagai tempat berteduh dan juga untuk tempat menunggu angkutan umum. selain itu juga ada penambahan pohon dan lampu jalan yang berfungsi sebagai peneduh dan penerangan jalan pada malam hari.

Gambar 5.22

Potongan Jl. Rotan Projek Petisah (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.22 merupakan potongan jl. rotan projek petisah dengan lebar jalan 4.41 m dengan lebar pedestrian 78 cm dapat di lalui oleh pejalan kaki karena area ini tidak begitu ramai di lewati pejalan kaki. sedangkan untuk lebar dari halte 3.43 m dapat menampung banyak pengunjung yang menunggu angkutan umum dan juga terlihat potongan parit dengan lebar 50 cm dan kedalaman 80 cm dari atas permukaan tanah.


(74)

Gambar 5.23

Kondisi Sekarang Parkir Dan Trotoar (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.24

Konsep Usulan Parkir Dan Trotoar (sumber: konsep berdasarkan analisa)

Pada zona D konsep path yang digunakan yaitu hanya untuk parkir kenderaan roda 4 dan digunakan untuk jalur perlintasan kenderaan umum dengan sistem dua arah untuk mengurangi tingkat kemacetan pada kawasan pasar Petisah, selain itu juga ada penambahan elemen pohon sebagai peneduh dan lampu jalan sebagai penerangan jalan di malam hari seperti yang terlihat pada gambar 5.24.


(75)

Gambar 5.25 Kondisi Node Sekarang (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.26

Konsep Usulan Node Dengan Air Mancur (sumber: konsep berdasarkan analisa 2016)

Zona D selain terdapat path juga memliki node yang merupakan titik dari aktivitas masyarakat sebagai tempat penurunan penumpang dan tempat pengunjung menunggu angkutan umum, sehingga di buat konsep halte yang kemudian ditambahkan dengan adanya air mancur tepat berada di tengah


(76)

persimpangan seperti yang terlihat pada gambar 5.26 yang difungsikan untuk keindahan dan juga diharapkan dapat menambah kesejukan pada area tersebut.

5.5 Konsep Pada Zona E

Konsep yang digunakan pada zona ini hampir sama dengan zona sebelumnya yaitu path/jalur sirkulasi pada zona ini digunakan sama seperti sebelumnya yaitu sistem satu arah karena pada zona ini digunakan juga sebagai tempat parkir untuk kenderaan roda 5. Dengan membuat sistem satu arah di harapkan dapat mengurangi kemacetan pada zona tersebut dan juga memperjelas jalur pedestrian yang sebelumnya juga sudah ada namun disalah fungsikan serta menambah pepohonan di sepanjang jalur tersebut dan juga lampu penerangan. Zona ini memiliki dua node/simpul yang terelak di bagian tengah dan di bagian timur pada zona E, namun konsep yang digunakan hanya sebagai jalur persimpangan karena pada kedua node tersebut tidak ada kegiatan/aktivitas khusus yang membuat node tersebut perlu didesain kembali hanya digunakan sebagi jalur akses sirkulasi menuju kawasan pasar Petisah.


(77)

Gambar 5.27 Zona E

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.28

Tampak Dari Jl. Rotan Projek Petisah (sumber: konsep berdasarkan analisa)


(78)

Pada gambar 5.28 merupakan tampak dari Jl. Rotan Projek Petisah yang dimana area ini memiliki path/jalur dengan sistem satu arah yang difungsikan untuk mengurangi kemacetan pada area tersebut, selain itu juga ada penambahan elemen pohon sebagai peneduh dan elemen lampu jalan sebagai penerangan.

Gambar 5.29 Potongan B Jl. Rotan

(sumber: konsep berdasarkan analisa)

Gambar 5.29 merupakan potongan Jl. Rotan dengan konsep pedestrian di lebar kan menjadi 1 m untuk dapat di lintasi oleh pejalan kaki, lebar 4.87 m, dan lebar parit 50 cm dengan kedalaman 80 cm dari atas permukaan tanah serta dengan tinggi pedestrian 20 cm dari jalan.


(79)

Gambar 5.30

Kondisi Sekarang Trotoar, Jalan Dan Parkir (sumber: analisa 2016)

Gambar 5.31

Konsep Usulan Trotoar, Parkir Dan Jalan (sumber: Konsep Berdasarkan analisa)

Pada zona E konsep path dibuat sebagai jalur satu arah dan juga sebagai tempat parkir roda 4 seperti yang terlihat pada gambar 5.31, selain itu juga konsep pedestrian yang lebih menarik dengan warna merah dan juga ditambah dengan


(80)

pohon sebagai peneduh bagi pejalan kaki dan lampu jalan untuk penerangan jalan pada malam hari agar tidak rawan kejahatan.

5.6 Konsep Pada Zona F

Pada zona ini konsep path yang digunakan jalur satu arah yang bertujuan untuk mengurangi kemacetan pada kawasan pasar petisah. Zona ini memiliki dua tempat parkir untuk kenderaan roda 2 yang berada di bagian tengah pada zona tersebut, dan membuat pedestrian disepanjang zona F yang untuk memudahkan pejalan kaki serta penambahan pohon dan lampu jalan.

Gambar 5.32 Zona F


(81)

Gambar 5.33 Tampak Dari Jl. Rotan

(sumber: Konsep Berdasarkan analisa)

Pada gambar 5.33 merupakan tampak zona F dari Jl. Rotan dengan konsep path/jalur dengan sistem satu arah yang difungsikan untuk mengurangi tingkat kemacetan pada area tersebut , selain itu zona F juga ditambahkan dengan poho-pohon palem dan lampu jalan dengan tujuan untuk memberikan kenyamanan bagi pengguna pedestrian sebagai peneduh untuk di siang hari. Pada bagian kiri dan kanan path/jalur di buat pedestrian yang sebelumnya tidak memiliki pedestrian sehingga pejalan kaki sulit untuk melintasi area tersebut.


(82)

Gambar 5.34 Potongan A Jl. Rajak Baru (sumber: Konsep Berdasarkan analisa)

Gambar 5.34 merupakan potongan dari Jl. Rajak Baru dengan lebar jalan 8 m, lebar pedestrian di kiri dan kanan 1.5 m yang tingg pedestrian 20 cm, selain itu juga terlihat pada potongan parit dengan lebar 50 cm dan kedalaman 80 cm.

Gambar 5.35

Kondisi Sekarang Jalan Dan Trotoar Di Jl. Rajak Baru (sumber: analisa 2016)


(83)

Gambar 5.36

Konsep Usulan Jalan, Parkir Roda 2, Dan Pedestrian (sumber: analisa 2016)

Pada zona F dibuat konsep path/jalur dengan sistem satu arah dan juga merupakan tempat parkir roda 2 dengan menambahkan pedestrian pada sisi kiri dan kanan Jl. Rajak Baru yang seperti terihat pada gambar 5.36. Di sepanjang pedestrian terdapat pohon-pohon palem yang difungsikan untuk peneduh bagi pejalan kaki dan juga pola atau warna dari pedestrian dibuat lebih menarik untuk mencipatakan kenyamanan bagi pengguna pedestrian. Selain itu juga terlihat ada gambar ada level antara jalan dan pedestrian yang memberikan kesan ruang yang berbeda, dimana pedestrian dibuat lebih tinggi dari jalan .


(84)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dewasa ini genius loci pada kawasan pasar Petisah sudah mulai hilang ditandainya dengan berkurangnya jumlah pengunjung, keadaan kawasan pasar yang semakin kumuh, dan jumlah pedagang kaki lima yang terus bertambah akan mempersempit area pada kawasan pasar tersebut. jika hal tersebut tidak segera di atasi maka genius loci pada kawasan pasar Petisah akan punah dan pasar akan menjadi sepi pengunjung. Berikut adalah genius loci yang terdapat pada kawasan pasar Petisah yang dapat menvitalkan kembali keadaan pasar tersebut.

 Kawasan pasar Petisah memliliki potensi yang cukup tinggi sebagai pusat perdagangan juga dapat menjadi indentitias/ikon pada kota Medan. potensi tersebut berada di sekitar kawasan pasar Petisah yang memiliki akses langsung ke kawasana pasar Petisah yaitu:

1. Kawasan pusat jajanan khas kota Medan yang berada di Jalan Mojopahit merupakan kawasan sudah cukup terkenal di masyarakat lokal maupun wisatawan sebagai tempat untuk membeli oleh-oleh khas dari kota Medan seperti: bika ambon, bolu gulung, manisan, dan lain-lain

2. Kawasan pusat perdagangan niaga di Jalan Nibung Raya adalah pusat perdagangan mobil baru dan bekas yang sudah cukup terkenal di kota Medan.


(85)

3. Plaza Medan Fair yang terletak di Jalan Gatot Subroto merupakan salah satu mall terbesar di kota Medan. Dimana mall ini selalu menjadi pilihan masyarakat lokal maupun wisatawan sebagai tempat untuk berekreasi dan juga tempat untuk berbelanja.

Kemudian membuat model penataan street market (PKL) pada kawasan pasar Petisah yaitu:

1. Membuat penataan path (jalur) seperti pesdestrian, jalur hijau, parkir, sirkulasi kenderaan dan lain-lain.

2. Membuat node/simpul pada persimpangan yang memiliki aktivitas tertentu dan kemudian diubah dengan aktivitas lainnya seperti: taman, square dan sebagainya.

3. Dengan membuat sebuah tugu sebagai tempat titik pertemuan bagi pengunjung, sehingga tugu tersebut menjadi penanda yang mudah untuk dikenali saat berada di kawasan pasar Petisah dan juga sebagai daya tarik bagi wisatawan.

 Membagi zona-zona pedagang kaki lima (PKL) pada kawasan pasar Petisah sehingga dapat mempermudah pengunjung untuk berbelanja dan membuat area foodcourt sekaligus tempat untuk beristirahat.


(86)

6.2 Saran

Dengan pendekatan Genius Loci penelitian diharapkan dapat memberikan pandangan masyarakat terhadap kawasan pasar Petisah untuk lebih menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan yang menjadi daya tarik pengunjung maupun wisatawan untuk berbelanja di pasar Petisah.

Untuk pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi role model penataan street market pada kawasan pasar Petisah yang benar sehingga kawasan ini memiliki keunikan tersendiri ataupun menjadi iconnya kota Medan. sehingga roh-roh pada kawasan tersebut hidup kembali yang menjadikan kawasan tersebut sebagai salah satu tempat objek wisata di kota Medan bagi masyarakat lokal maupun mancanegara. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapakan masyarakat dan pemerintah dapat mengetahui apa saja yang menjadi potensi pada kawasan pasar Petisah untuk di kelola kembali sehingga potensi-potensi yang selama ini kurang mendapat perhatian dari instansi terkait.


(87)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar

Menurut Lilananda (1997), dalam Qoriah (2014) Pasar adalah suatu tempat yang mempertemukan antara penjual dan pembeli di ruang terbuka maupun ruang tertutup. Umumnya pasar merupakan salah satu kegiatan yang berlangsung cukup lama dan memiliki histori pasar. Fungsi pasar dapat dibagi menjadi 5 kategori: 1. Pasar menetapkan nilai (sets value). 2. Pasar sebagai pengorganisasi produksi. 3. Pasar sebagai pendistribusiian barang. 4. Pasar sebagai penyelenggara penjatahan. 5. Pasar dapat mempersiapkan dan mempertahankan kebutuhan masyarakat yang akan datang (Sudarman, 1992 dalam Alfianita dkk, 2014).

2.1.1 Pasar Tradisional.

Pasar tradisional adalah pusat aktivitas masyarakat yang mempertemukan penjual dengan pembeli dengan system pembelian tawar menawar (Qoriah, 2014). Peran pasar tradisional terhadap suatu kota sangat penting, selain sebagai sumber ekonomi, pasar juga berfungsi sebagai tempat sosial masyarakat ataupun sekelompok komunitas. Dipasar tradisional pembeli secara langsung dapat berkomunikasi dan saling mengenal dengan penjual/pedagang berkaitan dengan barang yang di dagangkan maupun berhubungan dengan hal lain (Mokoginta dkk,


(88)

2015). Umumnya pasar tradisional menyediakan berbagai kebutuhan bahan pokok, seperti: sembako, tektil, prabot, bahan kebutuhan dapur, dan sebagian pasar tradisional juga terdapat kuliner sebagai penunjang pasar tradisional.

Pasar tradisional biasanya lebih dikenal dikalangan masyarakat adalah pasar yang kumuh, kotor, bau, dan tidak teratur. Dimana pasar tradisional merupakan pasar yang dikelolah oleh pemerintah daerah dan swasta. Pemilihan lokasi pasar tradisional biasanya berada dikawasan permukiman penduduk agar mudah untuk diaskses masyarakat.

2.1.2 Pasar Modern

Pasar modern adalah pasar yang memiliki kesamaan dengan pasar tradisional hanya saja pada pasar modern tidak terjadi tawar-menawar saat melakukan trasnsaksi, dimana harga barang sudah diberi label dengan mencantumkan barcode pada barang tersebut. umumnya barang yang di jual pada pasar modern merupakan kebutuhan pokok masyarakat sehari-hari dari mulai jenis barang yang terkecil hingga yang terbesar. Sinaga (2006), dalam Pramudyo (2014) mengatakan bahwa pasar modern lebih dikenal dengan pasar yang bersih, nyaman, dan teratur. Pasar ini lebih mengutamakan kenyamanan konsumen dalam berbelanja dengan adanya pelayanan pramuniaga. Pasar modern umumnya berada di kawasan perkotaan yang dikelola oleh pihak swasta dengan manjemen yang modern dan biasanya pasar modern lebih di dominasi masyarakat menengah ke atas. Contoh-contoh pasar modern adalah: Mall, Supermarket, Departement Store, Shopping Center, Swalayan, dan Minimarket. Menurut Thanga dan Tanb (2003)


(89)

dalam Asribestari dan Setyono (2013) perilaku yang mempengaruhi konsumen/ masyarakat terhadap pasar modern adalah citra toko dan beberapa penunjang lainnya yaitu: merchandise, interior ruang toko, pelayanan toko, aksesibilitas, discount, reputasi, dan fasilitas pendukung dalam bertransaksi (ATM).

2.1.3 Revitalisasi

Menurut Razy (2009) revitalisasi adalah tempat yang sudah ada dirubah dengan tujuan untuk membangkitkan kembali vitalitas tempat karena pernah mengalami kemunduran membuat tempat tersebut kelihatan mati. Dengan menambahkan fungsi baru pada tempat tersebut namun tidak menghilangkan perubahan derastis tempat yang sudah ada. Revitalisasi yang dilakukan tidak hanya melihat dari fisik kawasan tersebut tetapi juga melihat dari sisi sosialnya, dimana suatu kawasan/tempat pasti memiliki sejarah atau ciri khas keunggulan dari kawasan tersebut yang merupakan potensi yang baik untuk divital-kan kembali.

Selain itu penunjang dari kawasan tersebut harus diperbaiki kembali seperti infrastruktur, dan sarana-prasarana demi terwujudnya kenyamanan dan keamana di kawasan tersebut. Paskarina (2010), dalam Alfianita dkk (2015) mengatakan revitalisasi pasar tradisional yaitu merubah pandangan yang mulanya sebagai interaksi ekonomi menjadi ruang publik dengan upaya melakukan perbaikan terhadap jalur distribusi yang diperjual belikan. Sehingga fungsi dari bangunan pasar tradisional tidak hanya untuk keuntungan finansial tetapi juga untuk meningkatkan aktivitas ekonomi bagi pedagang kecil.


(90)

2.1.4 Street Market

Pengertian “street market” adalah pasar jalanan dimana pasar jalanan yang dimaksud yaitu pedagang kaki lima (PKL), yang dimaksud dengan pedagang kaki lima (PKL) yaitu aktivitas berjualan yang dimiliki perorangan dengan memanfaatkan jalan dan fasilitas umum sebagai wadah tempat pedagang kaki lima berjualan yang sifatnya sementara dan dapat bergerak/berpindah (Evita dkk, 20013). Umumnya pedakang kaki lima dalam menjajakan dagangannya dengan menggunakan gerobak atau tenda-tenda yang memanfaatkan jalan, trotoar, dan didepan toko untuk dijadikan tempat berjualan yang sifatnya tidak permanen (Wahyuni, 2014) .

PKL biasanya disebut dengan pelaku sektor informal yang menciptakan lapangan pekerjaan dan menyediakan barang/jasa dengan harga yang terjangkau sebagai dampak dari sulitnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatnya jumlah angka pengangguran. PKL sering kali dianggap sebagai pedagang perorangan yang bermodal kecil namun memiliki keuntungan yang sedikit karena rendahnya standart hidup para pekerjanya (Rhamadhan, 2015).

Perkembangan PKL yang berada dipusat kota tumbuh dengan pesat ditandainya dengan maraknya PKL di pinggir-pinggir jalan, bahkan menjarah keruang publik yang sebenarnya tidak peruntukkan untuk berjualan. Faktor yang menyebabkan tingginya tingkat perkembangan PKL yaitu: menjadi PKL lebih menguntungkan dengan modal yang kecil, tidak perlu membayar pajak atau tempat berjualan, tingginya tingkat pengangguran, dan kurangnya keterampilan masyarakat dalam pekerjaan (Mualim dan Kismartini, 2008).


(91)

Pada pasar Petisah keberadaan PKL juga menjadi masalah utama yang perlu diperhatikan karena dari tahun ke tahun PKL tersebut mangalami peningkatan jumlah pedagang yang mengakibatkan penyempitan lahan pada kawasan pasar Patisah. Sebenarnya keberadaan PKL dapat memberikan dampak positif yaitu sebagai sumber pendapatan daerah, untuk menciptakan lapangan perkerjaan baru juga sebagai penunjang dari kawasan pasar Petisah sedangkan dampak negatif yaitu dapat menimbulnya kemacetan lalu lintas, penyempitan ruas jalan, memberikan kesan kumuh, dan semraut. PKL yang berada dipasar Petisah kurang tata dapat dilihat dengan banyaknya PKL yang berjualan disembarang tempat. Umumnya pedagang kaki lima yang berada di pasar Petisah adalah PKL yang berjualan pakaian, makanan/minuman, bunga, ponsel, dan lain-lain. Masalah paling menonjol dari PKL pasar Petisah adalah masalah kebersihan dimana banyak dijumpai limbah kering/sampah dan limbah cair yang berserakan di area pasar sehingga menimbulkan kadaan pasar yang kotor, terutama pedagang makanan yang sering dijumpai membuang limbah cair (minyak) di trotoar jalan yang menimbulkan efek bau dan kotor.

2.2. Fenomenologi Arsitektur

Kuswarno (2009), dalam Ekomadyo (2012) mengakatakan fenomenologi lebih dikenal dengan cara memahami manusia dalam membangun makna dan konsep secara intersubjektif. Arsitektur merupakan berpengaruh besar terhadap kualitas ruangan terbentuk terhadap emosional manusia setempat. Humanisme


(92)

arsitektur merupakan memahami arsitektur dengan secara pengalaman tubuh manusia secara 3 dimension (Bloomer dan Moore, 1977 dalam Ekomadyo, 2012).

Ruang yang terbentuk disuatu kawasan/tempat dapat mempengaruhi pengalaman manusia sehingga dari keadaan ruang tersebut manusia dapat membentuk suatu perilaku baru berdasarkan pengalaman yang dirasakan manusia tersebut. Manusia yang tinggal pada suatu bangunan dan hunian akan membentuk suatu aktivitas yang menjadi satu kesatuan terhadap ruang-ruang yang dimanfaatkannya (Moran, 2000 dalam Ekomadyo, 2012).

2.2.1 Genius Loci

Menurut Norman (1997), dalam Ong (2004) “Genius Loci” merupakan berasal dari bangsa Romawi yang memiliki pengertian roh atau jiwa pada sebuah tempat/kawasan dimana roh tersebut ditandai dengan adanya keunikan-keunikan tempat yang satu dengan tempat yang lainnya. Sehingga roh-roh yang terdapat pada tempat tersebut dapat memberikan makna bagi lingkungannya menjadi suatu identitas baru di tempat tersebut. Dalam Ong (2004) mengatakan ”Genius Loci“ sangat berperan penting untuk sebuah tempat karena tanpa kehadiran “Genius

Loci” sebuah tempat tidak akan memiliki makna pada lingkungan yang

memperngaruhi perilaku masyarakatnya.

Menurut Norberg-Shultz “Genius Loci“ adalah istilah ruh yang terdapat pada suatu tempat/kawasan dimana ruh tersebut dapat memberikan suatu kehidupan bagi masyarakat yang tinggal/bermukim pada tempat tersebut mulai dari kelahiran hingga akhir hayat. Sehingga “Genius Loci“ dapat dikatakan ciri


(1)

5.5 Konsep Pada Zona E ... 88

5.6 Konsep Pada Zona F ... 92

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 96

6.1 Kesimpulan ... 96

6.2 Saran ... 98

DAFTAR PUSTAKA ... 99


(2)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

3.1 Variabel Penelitian ... 19

4.1 Analisa Tempat ... 28

4.2 Analisa Kawasan Pasar Petisah Sebagai Tempat/Permukiman ... 30


(3)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

2.1 Interaksi Antar Pedagang dengan Pembeli Pada Pasar Tradisional Petisah . 15

3.1 Peta Kawasan Pasar Petisah Sebagai Kawasan Penelitian ... 17

3.2 Kondisi Eksisting Pada Kawasan Pasar Petisah... 23

3.3 Potensi Pada Sekitar Kawasan Petisah ... 25

4.1 Path Dan Edge Pada Kawasan Pasar Petisah ... 36

4.2 Landmark, Edge, dan districk ... 37

4.3 Kondisis Eksisting Pada Kawasan Pasar Petisah ... 51

4.4 Bangunan Instansi Pemerintah Kantor Polisi ... 52

4.5 Bangunan Eksisting Di Jalan Mojopahit ... 52

4.6 Bangunan Pusat Pasar Petisah ... 52

4.7 Bangunan Instansi Pemerintah ... 53

4.8 Banguanan Eksisting Di Jalan Nibung Raya ... 53

4.9 Bangunan Eksisting Di Jalan Gatot Subroto ... 53

4.10 Analisa Zona Pada Kawasan Pasar Petisah ... 56

4.11 Analisa Kondisi Trotoar Kawasan Pasar Petisah ... 57

4.12 Analisa Kondisi PKLDi Kawasan Pasar Petisah ... 57

4.13 Analisa Jalan Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah ... 59

4.14 Analisa Kondisi Parkir Roda 2 Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah ... 59

4.15 Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Di Zona B Pada Kawasan Pasar Petisah .. 59

4.16 Lokasi Node Pada Zona B Di Kawasan Pasar Petisah ... 60

4.17 Analisa Kondisi Trotoar Pada Zona C Kawasan Pasar Petisah ... 61

4.18 Analisa Node Pada Zona C Kawasan Pasar Petisah ... 61

4.19 Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Pada Zona D Kawasan Pasar Petisah ... 62

4.20 Lokasi Node 1 Dan Node 2 Pada Zona E ... 63

4.21 Analisa Kondisi Node 1 Pada Zona E ... 64

4.22 Analisa Kondisi Node 2 Pada Zona E ... 64


(4)

4.24 Analisa Kondisi Parkir Roda 4 Pada Zona E ... 65

4.25 Lokasi Pada Zona F ... 66

4.26 Analisa Kondisi Node Pada Zona F ... 66

4.27 Analisa Kondisi Trotoar Dan Parkir Pada Zona F ... 67

5.1 Zona A ... 70

5.2 Tampak Dari Jl. Gatot Subroto ... 70

5.3 Potongan Jl. Merbau Baru ... 71

5.4 Kondisi PKL Sekarang ... 71

5.5 Konsep Usulan PKL Setelah Di Analisa ... 72

5.6 Kondisi Sekrang Halte, Dan Trotoar Di Jl. Gatot Subroto ... 73

5.7 Usulan Halte Dan Trotoar Di Jl. Gatot Subroto ... 73

5.8 Zona B ... 75

5.9 Tampak Dari Jl. Kota Baru ... 75

5.10 Potongan Jl. Kota Baru ... 76

5.11 Kondisi Sekarang Zona B ... 77

5.12 Konsep Usulan Pada Zona B ... 77

5.13 Kondisi Sekarang Trotoar Dan Jalan ... 78

5.14 Konsep Usulan Trotoar, Taman, Dan Air Mancur ... 78

5.15 Zona C ... 80

5.16 Tampak Dari Jl. Rotan Projek Petisah ... 80

5.17 Potongan Jl. Kota Baru ... 81

5.18 Kondisi Sekarang Trotoar, Jalan, Dan Parkir ... 82

5.19 Konsep Usulan Trotoar, Jalan, Dan PKL ... 82

5.20 Zona D ... 84

5.21 Tampak Dari Jl. Nibung Raya ... 84

5.22 Potongan Jl. Rotan Projek Petisah ... 85

5.23 Kondisi Sekarang Parkir Dan Trotoar ... 86

5.24 Konsep Usulan Parkir Dan Trotoar ... 86

5.25 Kondisi Node Sekarang ... 87

5.26 Konsep Usulan Node Dengan Air Mancur ... 87


(5)

5.28 Tampak Dari Jl. Rotan Projek Petisah ... 89

5.29 Potongan B Jl. Rotan ... 90

5.30 Kondisi Sekarang Trotoar, Jalan Dan Parkir ... 91

5.31 Konsep Usulan Trotoar, Parkir Dan Jalan ... 91

5.32 Zona F ... 92

5.33 Tampak Dari Jl. Rotan ... 93

5.34 Potongan A Jl. Rajak Baru ... 94

5.35 Kondisi Sekarang Jalan Dan Trotoar Di Jl. Rajak Baru ... 94


(6)

DAFTAR GRAFIK

No Judul Hal

4.1 Analisa Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah ... 33

4.2 Analisa Infrastruktur Tempat Pada Kawasan Pasar Petisah ... 34

4.3 Analisa Akses Atau Jalan Yang Sering Di Lalui ... 38

4.4 Analisa Tanda Pertama Yang Mudah Dikenali Di Kawasan Pasar Petisah . 40 4.5 Analisa Kemudahan Dalam Mencari Pasar Petisah ... 41

4.6 Analisa Bangunan Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah ... 42

4.7 Analisa Kegiatan Pada Kawasan Pasar Petisah ... 46

4.8 Analisa Kegiatan Tempat Turun Pengunjung Dan Pembeli Dari ... 48

4.9 Analisa Kegiatan Kuliner Yang Menarik Di Kawasan Pasar Petisah ... 50