Surat Paksa berkepala “Demi Keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”, Surat Paksa mempunyai kekuatan eksekutorial dan kedudukan hukum yang
sama dengan Groose akte yaitu putusan pengadilan perdata yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Surat Paksa sekurang-kurangnya harus memuat :
1. Nama Wajib Pajak atau nama Wajib pajak dan penanggung pajak.
2. Dasar penagihan.
3. Besarnya utang pajak.
4. Perintah untuk mebayar.
G. Jadwal pelaksanaan penagihan pajak
Tindakan mekanisme penagihan utang pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 dan pasal 4 Undang-Undang No 19 Tahun 2000 yaitu : Penerbitan
Surat Teguran oleh Pejabat atau kuasa yang ditunjuk Oleh Pejabat setelah 7 tujuh hari sejak saat jatuh tempo pembayaran. Surat Teguran sebagaimana dimaksud dalam
ayat 1 tidak diterbitkan terhadap Penanggung Pajak yang telah disetujui untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajaknya.
1. Apabila utang pajak tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak setelah lewat 21 hari
sejak terbit Surat Teguran pejabat segera menerbitkan Surat Paksa yang dikeluarkan oleh jurusita.
2. Apabila jumlah utang pajak yang masih harus dibayar tidak dilunasi oleh
Penanggung Pajak setelah lewat waktu 2 x 24 jam sejak Surat Paksa
Universitas Sumatera Utara
diberitahukan, maka Pejabat Pajak segera menerbitkan Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan SPMP.
3. Apabila utang pajak dan biaya penagihan yang masih harus dibayar tidak dilunasi
oleh Penanggung Pajak setelah lewat waktu 14 hari sejak tanggal pelaksanaan penyitaan, pejabat segera melaksanakan pengumuman lelang.
4. Apabila utang pajak dan biaya penagihan tidak dilunasi oleh Penanggung Pajak
setelah lewat 14 hari terhitung sejak tanggal pengumuman lelang, maka dilaksanakan pelelangan penjualan barang sitaan Penanggung Pajak melalui
kantor lelang.
H. Tata Cara Penagihan Dengan Surat Paksa
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 561KMK.042000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Penagihan Seketika dan sekaligus dan pelaksanaan
Surat Paksa. 1.
Surat Paksa diberitahukan oleh Juru Sita Pajak dengan penyitaan dan penyerahan
salinan Surat Paksa Kepada Penanggung Pajak.
2. Pemberitahuan Surat Paksa sebagaimana dalam ayat 1 dituangkan dalam berita
acara yang sekurang-kurangnya memuat hari dan tanggal pemberitahuan Surat Paksa, nama Jurusita Pajak, nama yang menerima, dan tenpat pemberitahuan
Surat Paksa. Surat Paksa terhadap Orang Pribadi diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada :
Universitas Sumatera Utara
a. Penanggung Pajak di tempat tinggal, tempat usaha, atau di tempat lain yang
memungkinkan. b.
Orang dewasa yang bertempat tinggal bersama atau yang bekerja di tempat usaha Penanggung Pajak, apabila Penanggung Pajak bersangkutan tidak dapat dijumpai.
c. Salah seorang ahli waris atau pelaksana wasiat atau yang mengurus harta
peninggalannya, apabila Wajib Pajak meninggal dunia dan harta warisan belum dibagi, atau
d. Para ahli waris, apabila Wajib Pajak telah meninggal dunia dan harta warisan
telah dibagi. Surat Paksa terhadap Badan diberitahukan oleh Jurusita Pajak kepada :
1 Pengurus, Pemegang saham dan pemilik modal, baik ditempat kedudukan badan
yang bersangkutan, ditempat tinggal mereka maupun ditempat lain yang memungkinkan, atau
2 Pegawai tetap ditempat kedudukan atau tempat usaha badan yang bersangkutan
apabila Jurusita Pajak tidak dapat menjumpai salah seorang pengurus,
sebagaimana dalam nomor 1 satu I. Penagihan Seketika dan Sekaligus
Perlu diketahui bahwa dalam penagihan pajak dikenal adanya penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan seketika dan sekaligus adalah tindakan penagihan
pajak yang dilaksanakan oleh Jurusita Pajak kepada penanggung Pajak tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran dan meliputi seluruh utang pajak dari
Universitas Sumatera Utara
semua jenis pajak, masa pajak, dan tahun pajak, penagihan Pajak seketika dan sekaligus dilakukan ketika :
1. Penanggung Pajak akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya atau
berniat untuk pergi. 2. Penanggung Pajak memindah tangankan barang yang dimiliki atau yang dikuasai
dalam rangka menghentikan atau mengecilkan kegiatan usahanya di Indonesia. 3. Terdapat tanda-tanda bahwa Penanggung Pajak akan membubarkan badan
usahanya atau berniat untuk itu. 4. Badan usaha akan dibubarkan oleh Negara.
5. Terjadinya penyitaan atas barang Penanggung Pajak oleh pihak ketiga atau terdapat tanda-tanda kepailitan .
Mungkin saja terjadi bahwa Penanggung Pajak mempunyai itikad kurang baik, sebagaimana dicerminkan oleh berbagai indikator tersebut. Adanya itikad
kurang baik tersebut mungkin disebabkan karena yang bersangkutan bermaksud agar ketika terjadi penyitaan terhadap kekayaan untuk kemudian dilelang kekayaan
tersebut sudah tidak ada lagi atau tidak ditemukan lagi. Hal semacam ini tentu perlu diantisipasi sekaligus dihindarkan, sehingga keadilan dapat diwujudkan dan Negara
tidak dirugikaan. Oleh karena itu, dalam keadaan tertentu Jurusita Pajak dapat melakukan penagihan Seketika dan Sekaligus.
J. Objek Barang Yang Dapat Disita Dan Tidak Disita