e. Memberi bukti nyata atas disiplin ilmu yang telah diterapkan selama dibangku perkuliahan.
C. Uraian Teoritis 1. Defenisi pajak
Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas Negara untukmembiayai pengeluaran rutin dan “surplus-nya” digunakan untuk publicsaving
yang merupakan
sumber utama
untuk membiayai
public investment
Soemitro,1998:8. Sedangkan menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat
1 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Pajak adalah Kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran Rakyat.
2. fungsi pajak
Menurut Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro, S.H, Fungsi pajak ada 2 dua yaitu fungsi budgetair dan reguleren. Fungsi budgetair merupakan salah satu
sumber penerimaan Pemerintah untuk membiayai pengeluaran baik rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan sebagai sumber keuangan Negara,
pemerintah terus berupaya memaksimalkan pendapatannya untuk Kas Negara,
Universitas Sumatera Utara
dimana hal ini dapat dilihat dari terus berkembangnya serta berubahnya peraturan
–peraturan dari berbagai jenis pajak seperti : a. Pajak Penghasilan UU No.36 Tahun 2008
b. Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah UUNo.42 Tahun 2009
c. Pajak Bumi dan Bangunan dan Lainnya UU No. 20 Tahun 2000 d. Dan lain-lain.
Sedangkan fungsi reguleren merupakan fungsi mengatur artinya pajak sebagai sebuah alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan pemerintah
dalam bidang sosial dan ekonomi, dan mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang keuangan.
Misallnya : a. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk mengurangi
konsumsi masyarakat terhadap minuman keras. b. Pajak yang tinggi dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk
mengurangi gaya hidup yang konsumtif dari masyarakat c. Tarif Pajak untuk ekspor sebesar 0 untuk mendorong ekspor produk
Indonesia di pasaran dunia.
3. Penagihan Pajak
Pengertian penagihan khusus didalam bidang perpajakan adalah “serangkaian tindakan dari aparatur Direktorat Jenderal Pajak, berhubung Wajib
Pajak tidak melunasi baik sebagaian seluruh kewajiban perpajakan yang
Universitas Sumatera Utara
terhutang menurut Undang- Undang perpajakan yang berlaku” Moeljo Hadi,
1995:2. Sedangkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan penagihan pajak adalah serangkaian tindakan agar
penaggung pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,
membertitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan Penyitaan, melaksanakan Penyanderaan, menjual barang yang telah disita.
Penagihan dilakukan dengan adanya utang Pajak dari Wajib Pajak, yang belum dilunasi sehingga dilakukan penagihan pajak melalui Surat Tagihan Pajak.
Surat Tagihan Pajak menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 20
adalah “ Surat untuk melakukan tagihan Pajak danatau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda.
Beberapa alasan yang menyebabkan Surat Tagihan Pajak STP dapat dikeluarkan kepada Wajib Pajak adalah :
a. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar
b. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran
pajak sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. c.
Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga. d.
Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak PKP.
Universitas Sumatera Utara
e. Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi
membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi tidak membuat faktur pajak.
f. Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tidak atau
membuat faktur pajak tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur pajak.
4. Fungsi Surat Tagihan Pajak