1. Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar.
2. Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan terdapat kekurangan pembayaran pajak
sebagai akibat salah tulis dan atau salah hitung. 3.
Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda dan atau bunga. 4.
Pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 tetapi tidak melaporkan kegiatan usahanya untuk
dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak PKP. 5.
Pengusaha yang tidak dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tetapi membuat faktur pajak atau pengusaha telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak
tetapi tidak membuat faktur pajak. 6.
Pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai pengusaha kena pajak tidak atau membuat faktur pajak tidak tepat waktu atau tidak mengisi selengkapnya faktur
pajak.
C. Surat Tagihan Pajak
1. Pengertian Surat Tagihan Pajak.
Menurut Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pasal 1 angka 20, yang dimaksud dengan Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau denda. Surat Tagihan Pajak memiliki jangka waktu 1 satu bulan sejak tanggal diterbitkan Peraturan Menteri
Keuangan RI Nomor 24PMK.032008. 2.
Penerbitan Surat Tagihan Pajak
Universitas Sumatera Utara
Surat Tagihan Pajak dikeluarkan apabila : a.
Pajak Penghasilan dalam tahun berjalan tidak atau kurang bayar. b.
Dari hasil penelitian Surat Pemberitahuan SPT terdapat kekurangan pembayaran pajak sebagai akibat salah tulis atau salah hitung.
c. Wajib Pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda atau bunga.
3. Fungsi Surat Tagihan Pajak
Fungsi Surat tagihan Pajak Antara lain : a.
Alat atau sarana untuk menagih pajak. b.
Sarana untuk mengenakan sanksi berupa denda atau bunga c.
Sebagai koreksi atas jumlah pajak yang terhutang dalam SPT Wajib Pajak.
D. Penagihan Utang Pajak
Tindakan penagihan utang pajak secara teoritis diatur dalam Undang-undang Nomor 19 tahun 2007 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 19 tahun 2000 dapat dilakukan dengan 2 dua langkah: 1.
Penagihan pasif Penagihan pajak pasif dilakukan dengan menggunakan Surat Tagihan Pajak
STP, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar SKPKB, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan yang menyebabkan pajak
terutang menjadi lebih besar, Surat keputusan Keberatan yang menyebabkan pajak terutang menjadi lebih besar, jika jangka waktu 30 hari belum dilunasi, maka 7 hari
setelah jatuh tempo akan diikuti dengan penagihan pajak secara aktif yang dimulai
Universitas Sumatera Utara
dengan tindakan sita yang telah didahului adanya Surat Teguran dan dilanjutkan dengan pelaksnaan lelang.
Dalam hal ini utang pajak itu adalah pajak yang masih harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam Surat
Ketetapan Pajak atau surat sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang- undangan perpajakan.
2. Penagihan Aktif
Penagihan aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif dimana dalam upaya penagihan ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim
Surat Tagihan atau Surat Ketetapan Pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita didahului dengan Surat Teguran dan Surat Paksa akan dilanjutkan dengan
pelaksanaan lelang. Surat Paksa sekurang-kurangnya memuat :
a. Nama Wajib Pajak, atau Penaggung Pajak
b. Besarnya utang pajak
c. Perintah untuk membayar dalam waktu 2x24 jam sejak Surat Paksa disampaikan.
E. Dasar Penagihan Pajak