17 mendiskusikan berbagai kemungkinan cara untuk memecahkan
masalah tersebut sehingga dapat meningkatkan mutu sekolah. Hasil dari pertemuan tersebut kemudian diserahkan kepada pihak sekolah
untuk ditindaklanjuti. c.
Partisipasi orang tua dalam pengelolaan kelas Partisipasi orang tua dalam pengelolaan kelas ini merupakan bentuk
pengelolaan kelas yang dilakukan berdasarkan masukan dari orang tua. Misalnya adalah masukan orang tua terkait pajangan-pajangan
yang terdapat di kelas, posisi tempat duduk siswa agar siswa merasa nyaman ketika belajar di kelas. Kerja sama antara guru dan siswa
sangat penting sebagai upaya meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
Berdasarkan uraian di atas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 bentuk partisipasi orang tua, yaitu partisipasi fisik dan
partisipasi nonfisik. Dua bentuk partisipasi tersebut sudah mewakili bentuk partisipasi yang diungkapkan oleh para ahli yang lain.
3. Keuntungan Partisipasi Orang Tua
Rhoda dalam Nurkolis, 2006: 126 mengungkapkan bahwa ada 4 keuntungan keikutsertaan keluarga dan masyarakat dalam pendidikan,
yaitu. Pertama, pencapaian akademik dan perkembangan kognitif siswa
dapat berkembang secara signifikan. Kedua, orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya dalam proses pendidikan di
sekolah. Ketiga, orang tua akan menjadi guru yang baik di rumah dan bisa menerapkan formula-formula positif untuk pendidikan
18 anaknya. Keempat, akhirnya orang tua memiliki sikap dan
pandangan positif terhadap sekolah. Nurkolis 2006: 126 menambahkan bahwa keuntungan lain yang
diperoleh dari partisipasi orang tua adalah mengetahui perkembangan anaknya sehingga orang tua mampu mengarahkan minat dan bakat yang
dimiliki oleh anaknya secara dini. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keuntungan
partisipasi orang tua yaitu perkembangan kognitif siswa dapat berkembang secara signifikan, orang tua akan menjadi guru yang baik di
rumah, orang tua memiliki sikap dan pandangan positif terhadap sekolah, serta mengetahui perkembangan anaknya sehingga orang tua mampu
mengarahkan minat dan bakat yang dimiliki oleh anaknya secara dini.
4. Peran Orang Tua dalam Pendidikan
Peran orang tua terkait dengan kebutuhan anak yang harus dipenuhi. Conny R. Semiawan 2008: 45-47 menjelaskan kebutuhan
anak secara universal yang perlu dipenuhi, yaitu: i kebutuhan jasmaniah-biologis; ii rasa aman terjamin security and savety; iii
rasa kasih sayang dan dihargai love and esteem; iv penjelmaan diri self actualization. Kebutuhan-kebutuhan anak tersebut perlu dipenuhi
oleh orang tua supaya anak dapat tumbuh dan berkembang secara
optimal.
Orang tua memiliki peran yang sangat penting terhadap tumbuh kembang anak. Berikut dijelaskan tentang beberapa peran orang tua
terhadap tumbuh kembang anak.
19 a.
Peran orang tua dalam menyiapkan anak Sri Widayati 2002: 3 menjelaskan bahwa usia anak antara 1
sampai 6 tahun merupakan usia di mana keterampilan, nilai, dan sikap dapat ditanamkan. Salah satunya keterampilan yang dapat ditanamkan
kepada anak adalah keterampilan sosial. Erikson dalam Sri Widayati, 2002: 4 mengatakan bahwa peran utama keluarga pada masa awal
perkembangan anak adalah memberikan perhatian dan rasa aman kepada anak. Tahap selanjutnya, peran orang tua adalah membangun
rasa mandiri dan percaya diri anak. Pengakuan, pujian, dan dorongan dari orang tua akan
menumbuhkan rasa percaya diri pada anak dan memperkuat ego anak. Apabila pada tahap ini orang tua tidak memberi dukungan, maka pada
diri anak akan muncul keragu-raguan. Dan apabila anak mampu mengembangkan rasa percaya diri dan sikap mandirinya, maka anak
berani mengambil inisiatif sendiri dan melakukan hal sesuai kemauan sendiri.
Conny R. Semiawan 2008: 66 mengatakan bahwa setiap anak lahir dengan bakat, potensi, kemampuan, talenta serta sikap dan sifat
yang berbeda. Oleh karenanya harus diupayakan dipenuhi kebutuhannya oleh keluarga agar bimbingannya terjadi sesuai taraf
perkembangan anak.
Keluarga terutama
orang tua
perlu mengembangkan setiap bakat dan potensi anak sehingga anak dapat
mengaktualisasikan dirinya sesuai potensi yang dimiliki.
20 b.
Peran orang tua dalam mengembangkan kreativitas anak Memasuki era globalisasi menuntut semua orang untuk menjadi
kreatif. Warga Indonesia haruslah memiliki kreativitas dalam berbagai bidang, baik itu seni, ilmu pengetahuan, teknologi, maupun ekonomi
agar bisa bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Apabila bangsa Indonesia tidak memiliki kreativitas, maka bangsa Indonesia akan
tertinggal. Oleh karena itu, kreativitas perlu ditanamkan kepada seluruh warga Indonesia sejak dini. Sri Widayati 2002: 53-54
menjelaskan cara meningkatkan kreativitas anak, yaitu. 1
Menciptakan lingkungan yang menumbuhkan kreativitas a
Menciptakan lingkungan yang memberi banyak rangsangan untuk munculnya pemikiran kreatif.
b Suasana yang nyaman dan memberi dukungan terhadap
munculnya gagasan-gagasan kreatif. c
Tidak menerapkan
peraturan-peraturan yang
menghambat kreativitas. d
Memberi kesempatan pada anak untuk berkenalan dengan orang-orang dewasa yang kreatif.
2 Mengutamakan proses belajar yang mendorong belajar
a Belajar konstruktivisme. Anak dilatih membangun suatu
konsep pengetahuan yang menyeluruh. Konsep yang benar
tentang sesuatu
akan memberikan
dasar pengetahuan yang akan berkembang degan banyaknya
pengalaman yang ditemui. Misalnya: anak dijelaskan proses terjadinya nasi, mulai dari benih, lama menanam,
dan cara memasak, serta kreasi-kreasi yang bisa muncul dari bahan beras. Anak dilatih meringkas suatu cerita
yang baru saja didongengkan atau baru saja dibaca dengan menggunakan kata-kata mereka sendiri.
b Belajar menemukan. Anak dilatih untuk menemukan
sendiri jawaban persoalan-persoalan yang harus dia selesaikan, disesuaikan dengan masa pertumbuhannya.
c Belajar dan bereksplorasi. Anak diberi kesempatan
melihat berbagai
keindahan dunia
dan dibantu
menemukan keunikan-keunikan yang ada di baliknya. d
Tugas-tugas yang realistis dan berarti belajar didasarkan obyek. Misalnya ketikia belajar matematika,
21 persoalan yang dikemukakan dikaitkan dengan realitas
hidup sehari-hari.
c. Peran orang tua terhadap motivasi belajar anak
Siti Irene 2011: 68 mengatakan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan memiliki pengaruh yang positif dalam peningkatan
motivasi siswa. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah lingkungan
sekitar siswa. Salah satu lingkungan sekitar yang berpengaruh adalah lingkungan keluarga, terutama orang tua. Orang tua perlu
mengusahakan suasana belajar yang mendukung motivasi belajar anak. Anak akan memiliki motivasi belajar ketika suasananya nyaman
dan tenang. Conny R. Semiawan 2008: 85 menjelaskan bahwa suatu lingkungan keluarga dikatakan berusaha memenuhi tuntutan motivasi
belajar apabila ia dapat mengadakan lingkungan yang kaya stimulasi mental dan intelektual, dengan mengusahakan suasana dan sarana
belajar yang memberikan kesempatan pada anak untuk dapat memperhatikan dan menyatakan diri terhadap berbagai kejadian di
dalam lingkungannya. Jadi, peran orang tua dalam menumbuhkan motivasi belajar anak dapat dilakukan dengan memberikan suasana
dan sarana belajar yang mendukung untuk anak. Suasana belajar dapat terlihat dari bagaimana orang tua memberikan semangat dan
dukungan ketika anak sedang belajar. Sarana belajar yang diberikan orang tua dapat berupa ruang belajar serta meja dan kursi untuk
belajar.
22 Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran
serta orang tua dalam pendidikan anak dapat berupa partisipasi orang tua dalam mempersiapkan anak, partisipasi orang tua dalam menumbuhkan
kreativitas anak, partisipasi orang tua dalam memotivasi anak. Apabila orang tua dapat melakukan semua partisipasi tersebut, maka mutu
pendidikan dapat meningkat. Partisipasi orang tua sangat dibutuhkan demi kemajuan sekolah dan kemajuan pendidikan anak.
5. Komunikasi antara Orang Tua Siswa dan Sekolah