Dalam prakteknya menurut Nana Sudjana 2010: 76 metode mengajar tidak dapat digunakan sendiri-sendiri tetapi merupakan kombinasi
dari beberapa metode mengajar, misalnya seperti di bawah ini: a.
Ceramah, Tanya Jawab dan Tugas Setelah guru selesai memberikan ceramah maka dipandang perlu untuk
memberikan kesempatan kepada muridnya mengadakan tanya jawab. Tanya jawab ini diperlukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap apa
yang telah disampaikan guru melalui metode ceramah. b.
Ceramah, Diskusi dan Tugas Ceramah dimaksudkan untuk memberikan penjelasan mengenai bahan
yang dibahas dalam diskusi, sehingga diskusi dapat berjalan dengan baik. Tugas digunakan untuk mengetahui hasil yang dicapai dalam diskusi
tersebut. c.
Ceramah, Demonstrasi dan Eksperimen Dalam
melaksanakan demonstrasi
seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikan sehingga semua siswa dapat mengikuti
jalanya demonstrasi tersebut dengan baik. Setelah siswa melihat apa yang didemonstrasikan maka siswa bisa membuktikan dengan melakukan
eksperimen.
4. Aktivitas Dalam Belajar
Belajar diperlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Aktivitas merupakan prinsip atau
asas yang sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Di dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan
ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama aktivitas didominasi oleh guru sedang
menurut padangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat
seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah tradisional. Paul B. Diedric dalam Sardiman 2010: 101 membuat suatu daftar yang berisi 177 macam
kegiatan siswa yang antara lain dapat digolongkan sebagai berikut: d.
Visual activities , yang termasuk di dalamnya misalnya membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. e.
Oral Activities , seperti menyatakan merumuskan, bertanya, memberi
saran, berpendapat, diskusi, interupsi. f.
Listening Activities , sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan,
diskusi, musik, pidato. g.
Writing Activities , seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan,
menyalin. h.
Drawing Activities , menggambar, membuat grafik, peta, diagram.
i. Motor Activities
, yang termasuk di dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, berkebun, beternak.
j. Mental Activities
, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, mengambil keputusan.
k. Emotional Activities
, seperti misalnya, merasa bosan, gugup, melamun, berani, tenang.
Jadi dengan klasifikasi seperti diuraikan di atas, menunjukkan bahwa aktivitas di sekolah cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam
kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, tentu sekolah-sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi aktivitas
belajar yang maksimal dan bahkan memperlancar peranannya sebagai pusat transformasi kebudayaan.
5. Prestasi belajar