32 Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan oleh para ahli di
atas, dapat dibandingkan dan disimpulkan bahwa individu dengan konsep diri positif akan lebih mudah diterima di dalam lingkungan
sosial masyarakat. Alasannya adalah individu dengan konsep diri yang lebih terbuka, rendah hati, dan peduli dengan sesama.
Inge Hutagalung 2007: 25 mengemukakan individu dengan konsep diri positif cenderung menyenangi dan menghargai diri mereka
sendiri, sebagaimana sikap mereka terhadap orang lain. Individu dengan konsep diri positif sadar bahwa manusia satu dengan lainnya
tidak bisa lepas satu sama lain. Individu dengan konsep diri positif akan terus belajar untk memahami dan meneri kondisi dirinya. Hal
tersebut dilakukan oleh individu dengan konsep diri positif agar individu tidak kehilangan arah dan tujuan hidup. Konsep diri
seseorang merupakan kerangka acuan frame of reference dalam berinteraksi dengan lingkungan William H. Fitts dalam Hendriati
Agustiani, 2006: 138.
B. Perkembangan Masa Remaja
Kedua subjek penelitian ini berusia 13 dan 15 tahun, berdasarkan masa perkembangan manusia, usia kedua subjek masuk
dalam kategori masa remaja. Masa remaja merupakan salah satu fase dalam rentang perkembangan manusia yang terentang sejak anak
masih dalam kandungan sampai meninggal dunia Rita Eka Izzati dkk, 2008: 123
33 Hurlock Rita Eka Izzaty dkk, 2008: 124 menyebutkan bahwa
awal masa remaja adalah berlangsung kira-kira dari tiga belas tahun sampai enam belas tahun, atau tujuh belas tahun, dan akhir masa
remaja bermula dari usia 17 atau 17 tahun sampai delapan belas tahun. Berdasarkan pendapat Hurlock mengenai rentang perkembangan
individu tersebut, rentang usia subjek penelitian masuk dalam masa remaja awal.
Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 127 membagi perkembangan individu yang berhubungan dengan tugas perkembangan masa remaja,
yaitu: 1.
Perkembangan Fisik Masa remaja ditandai dengan percepatan pertumbuhan fisik.
Proses pertumbuhan dipengaruhi percepatan pertumbuhan berupa perubahan bentuk tubuh, ukuran, tinggi, dan berat bada, proporsi
muka dan badan. Pertumbuhan pada laki-laki bertambah berat karena urat daging dan wanita karena jaringan pengikat di bawah
kulit terutama paha, lengan, dan dada. Percepatan pertumbuhan pada wanita berakhir pada usia 13 tahun dan pada laki-laki pada
usia 15 tahun. Percepatan pertumbuhan pada remaja berimplikasi pada
perkembangan psikosial individuyang ditandai dengan kedekatan remaja pada teman sebaya dari pada orangtua dan keluarga.
Disamping itu remaja diharapkan dapat memenuhi tanggung
34 jawab sebagai orang dewasa, namun karena belum berpengalaman
sehingga menyebabkan kegagalan yang bisa berujung frustasi dan konflik.
2. Perkembangan Kognisi
Sebagaimana aspek lain, kognisi pada remaja juga mengalami perkembangan baik secara kualitatif maupun
kuantitatif. Secara kuantitatif kognisi berkembang manusia berkembang sejak manusia masih berada di dalam kandungan.
Sedangkan secara kualitatif berlangsung sangat pesat mulai pada usia 3 tahun hingga masa remaja akhir usia dua puluhan.
Berdasarkan pendapat Jean Piaget mengenai tahapan operasional kognisi Rita Eka Izzaty, 2008: 133, individu remaja
telah memiliki kemampuan introspeksi berpikir kritis tentang dirinya, berpikir logis, berpikir hipotesis, menggunakan simbol-
simbol, berpikir yang tidak kaku berdasarkan kepentingan. Atas dasar tahap perkembangan tersebut maka ciri berpikir remaja
adalah idealisme, cenderung pada lingkungan sosial, pura-pura, dan konformis.
3. Perkembangan Emosi
Pada masa remaja terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini disebut masa badai dan topan, yaitu masa
yang menggambarkan keadaan emosi remaha yang tidak menentu, tidak stabil, dan meledak-ledak. Kepekaan emosi yang meningkat
35 sering diwujudkan dalam bentuk remaja lekas marah, suka
menyendiri, dan adanya kebiasaan nervous, seperti gelisah, cemas, dan sentimen, menggigit kuku, dan garuk-garuk kepala.
4. Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial remaja setidaknya ada yang disebut sikap konformitas dan sikap heteroseksual. Sikap konformitas
merupakan sikap ke arah penyamaan kelompok. Sedangkan perubahan dibidang heteroseksual mengalami perkembangan dari
tidak menyukai lawan jenis, menjadi menyukai lawan jenis shingga kegiatan antara mereka meningkat.
5. Perkembangan Moral
Wahab dan Solehudin Rita Eka Izzaty, 2008: 143 mengemukakan bahwa moral mengacu pada baik buruk dan benar
salah yang berlaku dalam masyarakat. Moral merupakan sesuatu yang berbeda dengan moralitas, moral merupakan sistem yang
telah menjadi acuan individu, sedangkan moralitas merupakan sesuatu yang dianggap benar atau baik oleh individu. Pada
perkembangan moralitas remaja, remaja telah bisa menentukan baik buruk yang didapatkan dair hasil keyakinan sendiri dan ingin
melakukannya.
C. Keluarbiasaan