‘Perjalanan kali ini membuat dia sangat lelah.’ 3.
Kalimat 把 bǎ yang menyatakan “menganggap A sebagai B”, dapat menggunakan struktur kalimat “ kata kerja+ obyek+ sebagai…..”
Contoh: 村里人不把我当外人。
cūn li rén bù bǎ wǒ dāng wài rén desadalamorangtidakmembuatsayamejadiluarorang
‘Penduduk desa tidak memperlakukan saya sebagai orang asing.’ 4.
Kalimat 把 bǎ yang mengandung dua obyek, dapat menggunakan cara memindahkan kedua obyek ke belakang kata kerja dan meletakkan kata “kepada”
di antara kedua obyek Contoh:
我把信交给了他。 w
ǒ bǎ xìn jiāo gěi le tā sayamembuatsuratmemyerahkanuntuksudahdia
‘Saya telah menyerahkan surat itu kepadanya.’
2.3 Landasan Teori
Larson 1984:3 menyatakan bahwa, “Penerjemahan merupakan pengalihan bentuk dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran melalui struktur semantis. Maknalah yang harus dialihkan dan dipertahankan, sedangkan bentuk dapat diubah.”
Selanjutnya Barnwel dalam Muchtar 2011:10 menyatakan bahwa, “Hasil terjemahan dikatakan baik apabila i penerjemah bisa mengalihkan pesan BSu ke BSa dengan tepat; ii
penerjemah dapat mengungkapkan makna dan pesan BSu dengan jelas dalam BSa; dan, iii
Universitas Sumatera Utara
penerjemah dapat mengungkapkan dengan wajar, sehingga apabila dibaca, teks itu tidak terkesan sebagai teks hasil terjemahan.”
Na 2005 dalam penelitiannya menyebutkan bahwa bentuk kesalahan terjemahan dapat berbentuk:
1. Penghilangan
Penghilangan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penghilangan makna yang penting dari BSu, yang mengakibatkan perubahan atau hilangnya sebagian
makna dari BSu. Contoh:
1 BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Perjalanan ini dia sangat lelah. Pada BSa, terjadi penghilangan terhadap kata depan
把
b ǎ membuat. Hal ini
mengakibatkan BSa kehilangan makna kausatif seperti yang terdapat dalam BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘ Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
2. Penambahan
Penambahan adalah kesalahan terjemahan yang terjadi karena penambahan sesuatu yang tidak terdapat dalam BSu.
2 BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le
Universitas Sumatera Utara
ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah BSa: Perjalanan ini membuat dia sangat lelah dan sakit.
Pada BSa contoh 2 terdapat penambahan ‘dan sakit’ yang tidak terdapat dalam BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
3. Ketidakakuratan dalam pengalihan
Ketidakakuratan dalam pengalihan adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna BSu tidak dialihkan dengan tepat ke dalam BSa. Kata
yang digunakan dalam BSa
mungkin lebih umum dari BSu, atau mungkin lebih spesifik dari BSu. Ketidakakuratan dalam pengalihan juga mencakup kesalahan dalam pemilihan kata
depan, penggunaan artikel dan lainnya. 3
BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Perjalanan ini menglelahkan dia. Pada BSa contoh 3 ‘melelahkan’ diterjemahkan sebagai ‘menglelahkan’ sehingga
terdapat kesalahan ketidakakuratan dalam pengalihan. Awalan me- ketika bertemu dengan
kata-kata yang berawal dengan huruf l tidak luluh dan tidak mengubah awalan “me” menjadi “meng”. Penambahan awalan me- hanya akan berubah menjadi
meng- apabila bertemu dengan kata-kata yang berawal dengan huruf a, e, i, o, u, g, dan h. Oleh karena itu terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini sangat
melelahkan dia’. 4.
Distorsi makna
Universitas Sumatera Utara
Distorsi makna adalah jenis kesalahan terjemahan di mana makna BSa menyimpang dari BSu.
4 BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan. Pada BSu contoh 4, subjek pelaku adalah
这一趟
zhè yī tang perjalanan ini, objek
yang dikenai pekerjaan adalah
他
tā dia. Namun pada BSu, kalimat diterjemahkan sebagai ‘Dia membuat perjalanan ini menjadi sangat melelahkan’ yang berarti subjek
pelaku menjadi ‘dia’ dan objek penderita menjadi ‘perjalanan ini’ sehingga makna menjadi tidak sesuai dengan BSu. Terjemahan yang baik seharusnya adalah
‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’. 5.
Terjemahan terlalu literal Terjemahan terlalu literal adalah kesalahan terjemahan sebagai akibat dari
penerjemahan yang hanya memindahkan secara langsung isi BSu ke BSa secara kata demi kata tanpa memperhatikan struktur semantis bahasa sumber sehingga terjemahan
terasa kaku dan sukar dipahami maksudnya. 5
BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Ini satu perjalanan sudah membuat dia sangat lelah
Universitas Sumatera Utara
BSa contoh 5 diterjemahkan dengan terlalu literal sehingga ketika dibaca terasa kaku dan sukar dipahami maksudnya. Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan
ini membuat dia sangat lelah’. 6.
Terjemahan terlalu bebas Terjemahan terlalu bebas adalah jenis kesalahan terjemahan yang muncul sebagai
akibat pengalihan BSu ke BSa yang terlalu “kreatif’, sehingga terjadi perubahan urutan elemen utama, perubahan penekanan dalam kalimat dan terabaikannya makna
BSu. 6
BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Dia jalan- jalan seharian sehingga sangat lelah. BSa contoh 6 diterjemahkan terlalu bebas sehingga terabaikannya makna BSu.
Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’. 7.
Kesalahan pragmatik Kesalahan pragmatik adalah kesalahan yang terjadi ketika penerjemah memproduksi
frasa kalimat yang benar secara gramatik dan semantik namun menggunakannya pada konteks yang tidak tepat.
7 BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
Universitas Sumatera Utara
BSa: Perjalanan ini membuatnya tubuhnya rusak karena kelelahan. Pada BSa contoh 7
坏
huài diterjemahkan sebagai ‘rusak’. Hal ini merupakan kesalahan pragmatik karena sekalipun dalam kamus
坏
huài bisa berarti ‘rusak’, tapi dalam konteks kalimat ini
坏
huài tidak memiliki arti ‘rusak’ tetapi menjelaskan tingkatan ‘lelah’ sehingga terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini
membuat dia sangat lelah’. 8.
Kesalahan pemilihan leksis Kesalahan pemilihan leksis adalah kesalahan sebagai akibat dari ketidakmampuan
penerjemah untuk memilih kata yang tepat untuk digunakan dari sejumlah kata yang memiliki arti yang hampir sama.
8 BSu:
这一趟 把
他 累坏 了。
S O
V Zhè
yī tàng bǎ tā
lèi huài le ini satu perjalanan membuat dia lelah sangat sudah
BSa: Perjalanan ini membuatnya lemah. Pada BSa contoh 8
累
lèi lelah diterjemahkan sebagai ‘lemah’. Hal ini merupakan kesalahan pemilihan leksis karena ‘lemah’ memiliki arti tidak kuat; tidak
bertenaga, sementara ‘lelah’ cenderung memiliki arti kehabisan tenaga. Terjemahan yang baik seharusnya adalah ‘Perjalanan ini membuat dia sangat lelah’.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilaksanakan untuk membangun pengetahuan
melalui pemahaman dan penemuan meaning and discovery di mana data pada penelitian kualitatif berbentuk kata- kata dan dianalisis dalam terminologi respon- respon individual,
kesimpulan deskriptif, atau keduanya dan peneliti mengidentifikasi kategori untuk menyortir dan mengorganisasikan data sorting and organising data Danim 2002:37. Dalam studi ini,
peneliti menganalisis hasil terjemahan kalimat 把 b ǎ mahasiswa Program Studi Sastra Cina
FIB USU untuk memahami dan mengetahui bagaimana bentuk kesalahan yang terdapat di dalamnya.
3.2 Data dan Sumber Data
Data yang digunakan mencakup dua kategori. Kategori pertama adalah klausa dan kalimat yang terdapat dalam terjemahan dari Bahasa Mandarin ke dalam Bahasa Indonesia
Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU. Kategori kedua merupakan penilaian penerjemah atas hasil terjemahan tersebut.
Sementara sumber data dalam penelitian ini secara rinci penulis jabarkan sebagai berikut:
1. Hasil terjemahan kalimat 把 bǎ Mahasiswa Program Studi Sastra Cina FIB USU
berupa delapan belas kalimat 把 b ǎ dari Bahasa Mandarin ke dalam Bahasa Indonesia.
Kalimat-kalimat tersebut diambil dari berbagai sumber, disesuaikan dengan pembagian makna kalimat 把 b
ǎ menurut Hua 1994 dan disusun acak dengan acuan tiga kalimat untuk setiap makna.
Universitas Sumatera Utara