diperiksa. Penyidik secara khusus di sini, auditor harus berhati- hati agar tidak melampaui kewenangannya.
6 Mengevaluasi Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya
menimbang apa yang telah dianalisi dan menentukan kecukupan, efisiensi, dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang
berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit di sisi lain. Hal ini meruoakan kesimpulam yang dihasilkan
auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan. Evaluasi mengimplikasikan pertimbangan profesional dan
merupakan rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit. Pada tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus
mengevaluasi suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan suatu aktivitas dari penelaahan mereka dibandingkan dengan
risiko audit. Dalam program audit, auditor harus mengevaluasi perlunya pengujian rinci sebagai pengganti survei. Auditor harus
mengevaluasi ketepatan dan tingkat keyakinan yang dibutuhkan untuk mencapai kenandalan sampel yang mereka yakin
dibutuhkan. Audit internal adalah aktivitas pemberian keyakinan objektif yang
independen dan aktivitas konsultasi yang dilakukan untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kinerja operasi organisasi. Aktivitas
tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan melaksanakan
pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko, kecukupan, kontrol, dan
proses tata kelola. Sawyer 2005:39 mengungkapkan standar kinerja audit Internal,
sebagai berikut: 1 Merencanakan penugasan konsultasi.
2 Meninjau risiko dengan tujuan penugasan, selama penugasan konsultasi.
3 Menerapkan pengetahuan risiko yang didapat dari konsultasi ke dalam fungsi pemberian keyakinan yang biasa dilakukan.
4 Menilai kontrol sesuai dengan tujuan penugasan selama penugasan konsultasi.
5 Mencapai kesepakatan dengan klien mengenai tujuan, ruang lingkup, tanggung jawab dan ekspetasi dari penugasan.
6 Mempertimbangkan risiko, kontrol, dan proses pengelolaan sepanjang disetujui oleh klien.
7 Mempertahankan lingkup penugasan yang akan dibahas dengan klien.
8 Program kerja bisa bervariasi dalam bentuk dan isi. 9 Penetapan kebijakan mencakup penyimpanan catatan dan juga
pemberian catatan atau dokumen ke pihak luar dan dalam perusahaan.
10 Komunikasi perkembangan dan hasil bervariasi sesuai kebutuhan.
11 Tanggung jawab komunikasi hasil akhir 12 Manajemen resiko, kontrol, dan pengelolaan, jika signifikan, harus
dikomunikasikan ke manajemen senior dan dewan komisaris. 13 Mengawasi penyebaran hasil audit sesuai persetujuan klien.
Menurut Arthur Holmes 1996:152, indikator-indikator audit internal adalah sebagai berikut:
1 Mereview dan menilai kelayakan, kecukupan, dan penerapan pengendalian akuntansi, pengendalian keuangan, dan pengendalian
operasi lainnya, dan meningkatkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.
2 Memastikan sampai mana kebijakan, rencana, dan prosedur yang sudah digariskan ditaati.
3 Memastikan sampai mana aktiva perusahaan dipertanggungjawabkan dan diamankan dari segala macam kehilangan.
4 Memastikan keterandalan data manajemen yang dibuat didalam perusahaan.
5 Menilai mutu prestasi dalam pelaksanaan tanggung jawab yang dibebankan.
6 Merekomendasikan perbaikan-perbaikan operasi.
3. Kredit Bermasalah
a. Definisi Kredit Bermasalah Dengan berkembangnya kegiatan perekonomian, maka akan
diperlukan adanya sumber-sumber penyedia dana guna membiayai
kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut. Dilihat dari sudut pandang perbankan atau lembaga keuangan yang menyediakan
sumber dana yang berbentuk perkreditan, maka kredit akan mempunyai suatu kedudukan yang penting.Industri perbankan
memiliki peran penting salah satunya adalah menyediakan dana untuk masyarakat atau pengusaha yang memerlukan dana pembiayaan untuk
kegiatan usaha. Dana perkreditan akan dapat bermanfaat untuk mendorong perkembangan perekonomian nasional.
Perbankan memiliki kedudukan yang penting dalam
memberikan pelayanan dibidang perkreditan. Kredit perbankan membantu tersedianya dana untuk membiayai kegiatan produksi
nasional, penyimpanan
bahan, pembiayaan
kredit penjualan,transportasi barang, kegiatan perdagangan. Jika pemberian
kredit berjalan lancar, maka kegiatan perekonomian dapat berkembang dan terus ditingkatkan. Namun ketika pemberian kredit
berkurang akan membuat kegiatan ekonomi mengalami kelambatan. Pada umumnya pihak bank telah menyediakan formulir kredit tertentu
disertai syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh permohonan kredit.Meskipun permohonan kredit sudah memenuhi syarat, belum
tentu pihak bank memberikan fasilitas kredit. Pihak bank harus meneliti dan menganalisis keadaan pemohon kredit terlebih
dahulu.Dalam memberikan kredit pihak bank harus diperhatikan asas pemberian kredit yang sehat.
Adapun prinsip-prinsip
untuk melaksanakan
kegiatan perkreditan secara sehat menurut Teguh Pudjo 2007:11 meliputi:
1 Character penilaian watak Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai
sejauh mana tingkat kejujuran dan intergritas serta tekad baik yaitu kemauan untuk memenuhi kewajibannya dari calon debitur. Hal ini
dapat diperoleh dari hubungan antara bank dan debitur atau diperoleh dari pihak lain yang mengetahui kepribadian dan perilaku
keseharian. 2
Capacity penilaian kemampuan Penilaian terhadap capacity intinya adalah penilaian terhadap
kemampuan debitur dalam bidang usahanyadan kemampuan managerialnya. Hal ini berfungsi menilai sampai sejauh mana hasil
usaha yang akan diperolehnya, akan mampu melunasi tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
3 Capital penilaian terhadap modal
Analisis terhadap posisi keuangan perusahaan calon debitur secara menyeluruh baik posisi keuangan pada masa lalu maupun masa
yang akan datang, sehingga dapat diketahui kemampuan permodalan calon debitur untuk membiayai usaha yang
bersangkutan, dan dalam prakteknya bank tidak memberikan kredit secara utuh dari apa yang diajukan calon debitur. Bank hanya
membantu kekurangannya dari jumlah mmodal yang dipunyai calon debitur.
4 Collateral penilaian terhadap jaminan atau agunan Yang dimaksud dengan collateral yaitu barang-barang jaminan
yang diserahkan oleh peminjam sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya.Fungsinya untuk antisipasi terhadap terjadi kredit
bermasalah.Calon debitur wajib memberikan dan menyediakan jaminan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit yang
diberikan, agar bisa dicairkan serta dapat menutupi uang kekurangan kewajiban yang tidak terbayarkan.
5 Condition of economy penilian terhadap prospek usaha nasabah debitur
Bank harus melakukan analisis keadaan pasar baik pada masa lampau maupun pada masa akan datang karena analisis tersebut
dapat diketahui perkembangan usaha yang dibiayai oleh bank tersebut.
Walaupun tahap dalam proses pemberian kredit telah dilakukan secara hati-hati dan telah dilakukan pengawasan dan pembinaan kredit
secara berkesinambungan, namun dengan demikian tidak semua kredit berjalan dengan lancar. Suatu kredit digolongkan sebagai kredit
bermasalah adalah kredit-kredit yang tergolong kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. Istilah kredit bermasalah telah
digunakan di dunia perbankan Indonesia sebagai terjemahan problem
loan yang merupakan istilah yang sudah lazim digunakan di dunia internasional, sedangkan istilah lain dalam bahasa Inggris yang biasa
dipakai juga bagi istilah kredit bermasalah adalah non perfoming loan Rachmadi Usman, 2003:259.
b. Penggolongan Kredit dan Indikator Terjadinya Kredit Bermasalah Kredit bermasalah adalah kredit yang tidak dapat kembali tepat