Analisis prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta.

(1)

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR

CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

NIM : 122114050 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT.BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta.

Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan kepada PT. BPR Chandra Muktiartha dalam menentukan kebijakan manajemen, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan kredit bermasalah melalui peran auditor internal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur. (2) Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai prosedur. (3) Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai prosedur. (4) Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai prosedur.


(2)

ABSTRACT

ANALYSIS INTERNAL AUDITOR PROCEDURE IN SOLVING PROBLEMATIC OF NON-PERFORMING LOANS

AT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM: 122114050

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research type is case study, which use qualitative descriptive approach. This research aims to find out how the internal auditor procedure in solving problematic of non-performing loans in PT. BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta.

The data collecting methods was byinterviewing and documentation. The benefits of this research is giving advice to PT. BPR Chandra Muktiartha in determining management policies, especially in terms of credit cash funds and handling problematic of non-performing loans through internal auditor role.

This research results indicated that (1) Management policies in giving duties and power to internal auditor at PT. BPR Chandra Muktiartha has appropriated with procedure. (2) Controlling and supervising of internal auditor in credit field has appropriated with procedure. (3) Audit investigation technique has appropriated with procedure. (4) The advanced audit program conducted internal auditors to resolve non-performing loans has appropriated with procedure.


(3)

PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

NIM : 122114050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(4)

i

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

NIM : 122114050

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(5)

(6)

(7)

iv

No guilt in life, no fear in death This is the power of Christ in me From life's first cry to final breath

Jesus commands my destiny -Owl City -

( Tidak ada kesalahan dalam hidup, tidak ada ketakutan dalam kematian Ini adalah kuasa Kristus di dalam diriku

Dari tangisan pertama sampai pada nafas terakhir Yesus menentukan takdirku)

-Owl City-

Kupersembahkan untuk :

Bapakku Dadang Panuwun Hartono dan Ibuku Emirita Riyani Adikku Faat Chandra Kusumawardhana Serta sahabatku Louis Gerrit Sukmajati dan Fika Anggraeni


(8)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI - PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM

PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR

CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA

dan dimajukan untuk diuji tanggal 15 Agustus 2016 adalah hasil karya saya. Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016 Yang membuat pernyataan,


(9)

vi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani Nomor Mahasiswa : 122114050

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Analisis Prosedur Auditor Internal Dalam Penyelesaian Kredit Bermasalah Pada PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royality kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Agustus 2016 Yang menyatakan,


(10)

vii

Puji Syukur dan terimakasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si,Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Jon Nafri selaku Direktur PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian. Dan segenap karyawan PT. BPR Chandra Muktiartha yang telah banyak membantu dengan mencarikan data yang dibutuhkan.

5. Kedua orangtuaku Bapak Dadang Hartono dan Ibu Emirita Riyani yang selalu memberikan semangat, dukungan, motivasi dan doa hingga selesainya skripsi ini.


(11)

viii

7. Teman-teman MPAT dan Skripsi kelas Bu Gien yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada penulis.

8. Noor Afika Anggraeni, Arni Indayanti, Monica Santi Prasentianti, Lusia Devi Astuti, Laurensia Eva, Monica Kartika, Brigitta Maria, Anny Fitri Primayanty, Anya Clorinda Nathania, Yuliani Levellin, Dian Christi, Kinanthi Rosa Utami dan Winda Lestari selaku teman seperjuangan angkatan 2012 yang selalu memotivasi dan mendukung penulis.

9. Louis Gerrit Sukmajati yang selalu menjadi motivasi bagi penulis. 10.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Agustus 2016


(12)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN……….... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS………... v

HALAMAN KATA PENGANTAR……….. vii

HALAMAN DAFTAR ISI………. ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR……… xi

ABSTRAK……….. xii

ABSTRACT……… xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Batasan Masalah……….. 4

C. Rumusan Masalah……… 4

D. Tujuan Penelitian………. 5

E. Manfaat Penelitian………... 5

F. Sistematika Penulisan….……….. 6

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit………... 8

B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal………. 9

C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal………... 12

D. Kredit Bermasalah ……… 16

E. Penelitian Terdahulu…….……… 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ……… 24

B. Subyek dan Obyek Penelitian………... 24


(13)

x

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Data Umum……….. 29 B. Data Khusus………. 39 BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data……….. 64 B. Analisis Data……… 69 C. Pembahasan……….. 94 BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan………... 100 B. Keterbatasan Penelitian……… 102 C. Saran………. 102 DAFTAR PUSTAKA


(14)

xi AO Account Officer

BDR Bad Dept Rasio

BI Bank Indonesia

BPR Bank Perkreditan Rakyat HRD Human Resource Development

KYCP Know Your Customer Principles

LPS Lembaga Penjamin Simpanan NPL Non Performing Loan

OJK Otoritas Jasa Keuangan OTS On The Spot

PPAP Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif SID Sistem Informasi Debitur

SOP Standar Operasional Prosedur SPK Surat Perjanjian Kredit


(15)

xii

ANALISIS PROSEDUR AUDITOR INTERNAL DALAM PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH PADA PT. BPR

CHANDRA MUKTIARTHA YOGYAKARTA Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani

NIM : 122114050 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2016

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT.BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta.

Metode pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan dokumentasi. Manfaat penelitian ini adalah memberikan saran dan masukan kepada PT. BPR Chandra Muktiartha dalam menentukan kebijakan manajemen, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan kredit bermasalah melalui peran auditor internal.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal pada PT. BPR Chandra Muktiartha sudah sesuai prosedur. (2) Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan sudah sesuai prosedur. (3) Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal sudah sesuai prosedur. (4) Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah sudah sesuai prosedur.


(16)

xiii

PROBLEMATIC OF NON-PERFORMING LOANS AT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

YOGYAKARTA

Akuntia Dieta Kartika Puspawardhani NIM: 122114050

Sanata Dharma University Yogyakarta

2016

This research type is case study, which use qualitative descriptive approach. This research aims to find out how the internal auditor procedure in solving problematic of non-performing loans in PT. BPR Chandra Mukthiartha Yogyakarta.

The data collecting methods was byinterviewing and documentation. The benefits of this research is giving advice to PT. BPR Chandra Muktiartha in determining management policies, especially in terms of credit cash funds and handling problematic of non-performing loans through internal auditor role.

This research results indicated that (1) Management policies in giving duties and power to internal auditor at PT. BPR Chandra Muktiartha has appropriated with procedure. (2) Controlling and supervising of internal auditor in credit field has appropriated with procedure. (3) Audit investigation technique has appropriated with procedure. (4) The advanced audit program conducted internal auditors to resolve non-performing loans has appropriated with procedure.


(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seiring dengan pesatnya perkembangan ekonomi dimasa sekarang maupun dimasa yang akan datang dalam rangka memajukan pembangunan nasional, maka dibutuhkan dana yang cukup besar untuk menjaga kesinambungan pembangunan tersebut. Kebutuhan penyediaan dana tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh perusahaan, karena kondisi perekonomian di Indonesia saat ini sedang menghadapi krisis yang sifatnya struktural, yaitu dimana krisis ekonomi yang terjadi saat ini dirasakan oleh semua kalangan baik masyarakat menengah atas maupun masyarakat menengah bawah.

Lembaga keuangan perbankan memberikan kontribusi yang sangat penting di bidang penyediaan dana karena adanya keterbatasan dana yang disediakan oleh pemerintah. Perbankan diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Perbankan membuka kesempatan untuk semua kalangan dengan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit sehingga perputaran uang terus terjadi dan dapat mempermudah usaha-usaha pembangunan.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) merupakan suatu lembaga keuangan bank yang tidak hanya menyalurkan kredit kepada para


(18)

pengusaha kecil maupun menengah, tetapi juga menerima simpanan dana dari masyarakat hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya dengan prinsip 3T, yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, dan Tepat Sasaran. Sumber dana masyarakat yang dihimpun dari tabungan dan deposito cenderung akan dialokasikan pada kegiatan kredit yang bersifat produktif atau dikenal dengan istilah aktiva produktif. Kredit yang bersifat produktif menghasilkan pendapatan bunga atas kredit yang menjadi income terbesar bagi bank.

Berdasarkan UU pasal 8 no.3 tahun 2004, Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam rangka memelihara kestabilan rupiah memiliki tiga tugas yaitu menetapkan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, dan mengawasi kegiatan perbankan. Paska terbentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maka tugas mengatur dan mengawasi bank diserahkan kepada OJK. Jalannya usaha BPR diawasi langsung oleh OJK dan bentuk pengelolaan BPR tidak jauh berbeda dengan bank umum. Perbedaan bank umum dan BPR adalah bank umum memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran sedangkan pada BPR tidak. Jasa lalu lintas pembayaran adalah jasa yang diberikan perbankan untuk nasabah seperti kliring, dan jual beli valuta asing. Perbedaan antara bank umum dan bank perkreditan rakyat adalah pada bentuk simpanan dana yang dihimpun dari masyarakat. BPR tidak menghimpun dana dalam bentuk giro dan sertifikat deposito, namun hanya menerima dalam bentuk tabungan dan deposito. Kesimpulannya adalah BPR tidak terlibat dalam


(19)

memberikan jasa lalu lintas pembayaran seperti kliring, jual beli valuta asing dan tidak melakukan transaksi giral.

BPR mengikuti program penjamin dana pihak ketiga dengan membayar sejumlah premi kepada Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) untuk memberikan rasa aman pada nasabah. Selain program penjamin dana, BPR juga menerapkan prinsip kerahasiaan perbankan di mana seluruh karyawan BPR wajib menjaga data dan kerahasiaan data yang terkait dengan simpanan pihak ketiga atau nasabah.

PT. BPR Chandra Muktiartha, merupakan salah satu badan usaha berbentuk bank perkreditan rakyat yang memiliki fungsi utama untuk menyimpan dan menyalurkan dana (kredit) kepada masyarakat. Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No. 10 Tahun 1998). Ruang lingkup kredit sebagai kegiatan perbankan tidak semata-mata hanya menyangkut kegiatan peminjaman kepada nasabah, melainkan sangat luas dan menyangkut keterkaitan unsur yang cukup banyak diantaranya meliputi: alokasi dana, perjanjian kredit, organisasi dan manajemen perkreditan, kredit bermasalah dan penyelesaian kredit bermasalah tersebut.

Pemberian kredit membutuhkan prosedur atau proses yang tidak mudah dan juga mengandung resiko yang besar bagi bank. Bank juga


(20)

harus lebih berhati-hati dalam melayani nasabah yang ingin melakukan kredit, apabila kredit yang diberikan pada debitur tidak terbayar atau dalam pembayarannya mengalami masalah karena ada indikasi kredit bermasalah, dimana dana dari bank tidak kembali sehingga dana yang seharusnya dapat dipakai untuk memenuhi kewajiban bank tertahan pada debitur yang bersangkutan dan mengakibatkan prosedur likuiditas BPR terganggu. Peran auditor internal sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah ini yaitu membantu mendeteksi dan meminimalisir secara dini kredit bermasalah maupun potensi kredit bermasalah dan mencarikan solusi serta memberikan rekomendasi atas kelemahan dari aktivitas tersebut, tentunya berupa perbaikan-perbaikan yang akan sangat mendukung berkurangnya kredit bermasalah.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Untuk mendapat temuan yang terfokus dan menyederhanakan masalah, maka penelitian ini diarahkan pada prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta.


(21)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan yang dapat memberikan manfaat dalam menentukan kebijakan manajemen pada BPR, khususnya dalam hal penyaluran dana kredit dan penanganan kredit bermasalah melalui peran auditor internal.

2. Bagi Peneliti Lain dan Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi pembaca dan dapat menjadi referensi untuk peneliti lain yang ingin mengambil tema penelitian yang sama.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang dunia perbankan khususnya dari segi akuntansi dan audit internal dan untuk mengetahui sejauh mana kaitan antara teori dengan penerapannya.


(22)

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan dan manfaat penelitian. Pada bagian akhir diuraikan mengenai sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori

Pada bagian ini, dipaparkan teori-teori yang dikutip dari buku literatur. Teori yang dibahas meliputi teori tentang audit dan ruang lingkup audit internal, teknik pemeriksaan audit, kredit bermasalah dan hasil dari penelitian terdahulu.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini memaparkan langkah-langkah yang digunakan untuk membahas permasalahan dalam penelitian. Pada bagian ini dijelaskan mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini berisi gambaran umum perusahaan seperti sejarah singkat perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan dan job description.


(23)

Bab V Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini berisi penjelasan mengenai data, fakta dan informasi tentang prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah yang dianalisis dengan teori-teori yang telah dipaparkan sebelumnya.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Bab ini memaparkan mengenai jawaban atas rumusan masalah dan saran.


(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI A. Pengertian Audit

Pengelolaan dalam dunia perbankan tidak hanya berfokus pada laba atau keuntungan tetapi juga harus memperhatikan tentang cara peningkatan profitabilitas perusahaan dengan cara pemeriksaan dan pengawasan atas aktifitas-aktifitas yang ada di dalam perusahaan untuk tetap menjaga eksistensi dan persaingan usaha antar perusahaan.

Audit internal menjadi salah satu poin penting karena audit merupakan ruang lingkup dari tugas manajemen dan memastikan bahwa yang menjadi tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan dengan hakekat pengawasan itu sendiri yang menjadi fungsi dari setiap tingkat manajemen. Menurut Hery (2016:10) audit adalah proses yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi secara obyektif bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian ekonomi dalam rangka menentukan tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan

Menurut Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.


(25)

B. Arti Penting dan Ruang Lingkup Audit Internal

Menurut Hery (2016), audit internal adalah suatu fungsi penilaian yang dikembangkan secara bebas dalam organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan sebagai wujud pelayanan terhadap organisasi perusahaan. Audit internal merupakan elemen monitoring dari struktur pengendalian internal dalam suatu organisasi, yang dibuat untuk memantau efektivitas dari elemen–elemen struktur pengendalian internal lainnya. Audit internal juga merupakan sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan obyektif yang dikelola secara independen, di dalam organisasi dan diarahkan oleh filososfi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi (Sawyer’s, 2005).

Audit Internal merupakan bagian dari pelaksanaan pemantauan sistem pengendalian intern dan prosedur internal perhitungan modal minimum, karena audit internal menyajikan penilaian yang independen tentang kecukupan, kesesuaian, dengan prosedur kebijakan yang ditetapkan bank. Dengan demikian maka fungsi audit internal adalah membantu direksi bank dan dewan komisaris dalam melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.


(26)

Ruang lingkup penugasan fungsi audit internal yang terdapat dalam Standar Profesi Audit Internal yang dikeluarkan oleh Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:20) yaitu fungsi audit internal melakukan evaluasi dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan proses pengelolaan risiko, pengendalian dan governance, dengan pendekatan yang sistematis, teratur dan menyeluruh.

Tujuan utama dari adanya auditor internal dalam perusahaan perbankan dalam hal ini berkaitan dengan perkreditan adalah meyakinkan keandalan informasi, kesesuaian berbagai kebijakan perbankan pada umumnya, ketentuan perundang–undangan perbankan, penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta memastikan tercapainya tujuan dan sasaran perusahaan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan perusahaan. Kesimpulannya adalah auditor internal merupakan auditor yang memiliki suatu fungsi penilaian yang bebas dalam organisasinya khususnya dalam industri perbankan, guna menelusuri dan menilai kegiatan kegiatan perusahaan untuk memberi saran-saran perbaikan konstruktif kepada seluruh manajemen dan membantu manajemen dalam mencapai tujuannya. Namun, kegiatan penilaian yang bersifat independen ini, bukanlah dalam arti absolut yaitu bebas dari semua ketergantungan, akan tetapi maksudnya adalah auditor internal bebas dari pengaruh atau kekuasaan pihak yang diperiksanya dan auditor internal harus mematuhi kode-kode etik sesuai standar profesi auditor internal, sehingga diharapkan


(27)

akan dapat memberikan penilaian yang obyektif sehingga hasil penilaiannya benar-benar handal dan relevan.

Audit internal membantu organisasi dengan cara mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko signifikan dan memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan risiko dan sistem pengendalian internal. Departemen audit internal yang independen tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan, apalagi dalam kegiatan yang diperiksanya. Demikian juga pada industri perbankan, dalam hal ini adalah BPR. Pada kasus ini yang dibahas adalah mengenai prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan penyelesaian kredit bermasalah. Orang– orang yang bertindak sebagai auditor internal adalah bukan orang-orang yang menangani kasus kredit bermasalah dan juga bukan merupakan bagian dari staf bagian perkreditan. Ruang lingkup pengawasan auditor internal atas kredit adalah meliputi semua kegiatan verifikasi (pemeriksaan, pengujian kebenaran) yang dianggap perlu, yang berkaitan dengan proses evaluasi dan persetujuan kredit, administrasi dokumentasi dan administrasi pembukuan pinjaman. Hal tersebut berfungsi untuk menghindari ketidak andalan laporan dari auditor dan menghindari adanya pengaruh dari berbagai pihak, sehingga itulah sebabnya auditor internal dikatakan bekerja secara independen. Hal tersebut juga mengakibatkan sulitnya seorang auditor untuk memberikan penilaian secara obyektif jika auditor tersebut terlibat dalam kegiatan atau aktivitas bagian yang diaudit.


(28)

C. Teknik Pemeriksaan Audit yang Dilakukan Auditor Internal

Auditor internal melakukan pemeriksan dokumen, transaksi, kondisi dan proses untuk mendapatkan fakta-fakta dan untuk mencapai kesimpulan. Istilah pemeriksaan mencakup baik pengukuran maupun evaluasi. Auditor internal memiliki banyak teknik untuk membantu mereka mencapai tujuannya. Berikut adalah teknik-teknik tersebut menurut (Sawyer’S, 2005) :

a. Mengamati

Bagi auditor internal, mengamati berarti melihat, memerhatikan, tidak melewatkan hal-hal yang dianggap penting. Hal ini mengimplikasikan diterapkannya pandangan yang berhati-hati dan berpengetahuan pada orang, fasilitas, proses, dan barang-barang. Hal ini juga berarti pemeriksaan visual yang memiliki tujuan, memiliki nuansa perbandingan dengan standar dan suatu pandangan yang evaluatif. Mengamati berbeda dari menganalisis karena analisis berarti menetapkan, menyusun dan menginterpretasikan data. Mengamati di sisi lain berarti melihat dan membuat catatan dan pertimbangan. Pengamatan ini dapat dilakukan atas catatan dokumen, diagram, bagan dan lain-lain, karena semua prosedur audit termasuk mengamati sebagian besar berisi pengukuran, maka observasi yang layak merupakan salah satu teknik audit yang paling sulit. Auditor mengukur apa yang auditor lihat lalu dibandingkan dengan apa yang ada dalam pikirannya. Bila auditor makin berpengalaman, makin


(29)

banyak standar dan pola yang disimpan, makin waspada terhadap penyimpangan yang terjadi, dan makin banyak observasi yang dilakukan. Mengamati penting untuk dilakukan dan biasanya diterapkan sebelum teknik-teknik lainnya.

b. Mengajukan Pertanyaan

Mengajukan pertanyaan merupakan teknik yang paling pervasif bagi auditor internal. Pertanyaan diajukan selama audit dilakukan dan bisa secara lisan maupun tertulis. Pertanyaan lisan adalah yang paling sering digunakan namun yang paling sulit untuk dikemukakan. Perolehan informasi bisa menjadi suatu seni tersendiri. Mendapatkan fakta tanpa membuat klien marah kadang-kadang bukanlah tugas yang mudah. Jika klien merasa dicecar atau merasa diperiksa silang, mereka cenderung bertahan dan enggan berperan menyingkap kebenaran. Jika auditor internal memahami pandangan kebanyakan rekan kerja mereka (klien) terhadap mereka, yaitu dipandang sebagai ancaman potensial bagi posisi mereka dan bisa mengubah sikap mereka untuk mengurangi ketakutan, peluang untuk mendapatkan informasi yang berguna akan meningkat.

c. Menganalisis

Menganalisis berarti memeriksa secara rinci. Artinya memecah entitas yang kompleks ke dalam bagian-bagian kecil untuk menentukan karakteristiknya yang sebenarnya. Istilah ini juga berarti melihat lebih dalam beberapa fungsi, aktivitas, atau kelompok


(30)

transaksi dan menentukan hubungannya masing-masing. Analisis dimaksudkan untuk mengetahui kualitas, penyebab, dampak, motif dan kemungkinan-kemungkinan, sering kali sebagai fasilitator bagi penelitian selanjutnya atau sebagai dasar pertimbangan.

d. Memverifikasi.

Memverifikasi berarti mengonfirmasi kebenaran, akurasi, keaslian atau validitas sesuatu. Hal ini merupakan sarana tertua yang dimiliki oleh auditor internal. Cara ini paling sering digunakan unuk mendapatkan kebenaran fakta atau rincian dalam suatu akun atau suatu subjek yang diaudit. Hal ini mengimplikasikan upaya yang disengaja untuk menentukan akurasi atau validitas beberapa laporan atas apa yang diaudit dengan mengujinya, serta membandingkan dengan fakta yang diketahui dan data yang asli dengan standar yang ada. Verifikasi mencakup konfirmasi dan perbandingan, yaitu pernyataan dari seseorang dikonfirmasi melalui pembahasan dengan orang lain, atau suatu dokumen dibandingkan dengan satu atau lebih dokumen lain yang valid. Verifikasi juga mencakup konfirmasi, yang artinya menghapuskan semua keraguan melalui validasi independen oleh pihak-pihak yang objektif.

e. Menginvestigasi.

Mengivestigasi merupakan istilah yang secara umum diterapkan pada pelaksanaan tanya jawab untuk menemukan fakta-fakta yang tersembunyi dan mencari kebenaran. Hal ini mengimplikasikan


(31)

penelusuran informasi yang sistematis yang diharapkan dapat diketahui oleh auditor internal. Cara ini mencakup namun tidak terbatas pada penyidikan yang menyelidiki lebih dalam dengan maksud mendeteksi kesalahan. Investigasi berarti berupaya mencari bahan bukti atas terjadinya kesalahan.

f. Mengevaluasi.

Mengevaluasi berarti menuju suatu pertimbangan, yang artinya menimbang apa yang telah dianalisis dan menentukan kecukupan efisiensi dan efektivitasnya. Hal ini merupakan langkah yang berada di antara analisis dan verifikasi di satu sisi dan opini audit di sisi lain. Hal ini mencerminkan kesimpulan yang dihasilkan auditor internal berdasarkan fakta-fakta yang telah dikumpulkan. Evaluasi mengimplikasikan pertimbangan profesional dan merupakan rangkaian yang berjalan melewati keseluruhan proses audit. Pada tahap awal pemeriksaan audit, auditor internal harus mengevaluasi suatu risiko khusus yaitu risiko menghilangkan suatu aktivitas dari penelaahan mereka dibandingkan dengan risiko audit. Dalam program audit, auditor harus mengevaluasi perlunya pengujian rinci sebagai pengganti survei. Auditor harus mengevaluasi ketepatan dan tingkat keyakinan yang dibutuhkan untuk mencapai kendalan sampel yang mereka yakin dibutuhkan.


(32)

D. Kredit Bermasalah 1. Pengertian Kredit

Menurut pasal 1 Undang-undang perbankan tahun 1992, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan. Menurut Tawaf (1999 : 7) Bank harus mematuhi ketentuan Bank Indonesia tentang Pedoman Penyusunan Kebijakan Perkreditan Bank, karena :

a. Kredit mengandung risiko, sehingga pelaksanaannya harus memperhatikan asas kredit yang sehat.

b. Salah satu upayanya adalah melalui kebijakan perkreditan yang jelas.

c. Kebijakan Perkreditan Bank (KPB) berperan sebagai panduan dalam pelaksanaan semua perkreditan bank

Struktur kredit pada ruang lingkup BPR (Herli, 2013) yaitu :

a. Kredit angsuran, dilunasi dengan cara diangsur per periode, dan angsuran pada umumnya dibayar setiap bulan. Walau masih memungkinkan untuk memodifikasi dengan pemberian

grace period (masa di mana debitur hanya perlu mengangsur bunganya saja pada beberapa periode awal investasi), tetapi


(33)

kebijakan seperti ini harus dilihat kasus per kasus. Untuk kredit angsuran ini terdapat 3 alternatif yaitu : flat, anuitas, dan menurun.

b. Kredit berjangka, umumnya untuk kebutuhan modal kerja yang sifatnya jangka pendek (musiman). Kredit ini sistemnya tetap membayar angsuran bunga setiap bulan, dan pokok kredit hanya akan dilunasi pada akhir periode kredit beserta bunga terakhirnya.

Kredit merupakan fasilitas pinjaman tunai maupun non tunai yang diberikan oleh bank kepada nasabah dengan syarat-syarat tertentu dan mewajibkan nasabah untuk melunasi hutangnya dengan membayar angsuran dan bunga sesuai persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak yang bersangkutan. Tujuan bank dalam kegiatan kredit ini adalah mencari keutungan dari pembayaran bunga yang dilakukan oleh nasabah, namun disisi lain nasabah juga mendapat keuntungan berupa uang pinjaman yang dapat dipergunakan untuk kelangsungan usahanya. Kredit juga dapat membantu pemerintah seperti memberikan pinjaman untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.

Kredit bermasalah menurut Ismail (2010) adalah kredit yang telah disalurkan oleh bank dan nasabah tidak dapat


(34)

melakukan pembayaran atau melakukan angsuran sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani oleh bank dan nasabah. Dalam memberikan kredit kepada nasabah, bank juga menerapkan prisnsip kehati-hatian karena kredit mengandung risiko yang sangat besar, jika debitur tidak dapat membayar atau melunasi hutangnya maka bank akan mengalami kerugian.

2. Penggolongan Kualitas Kredit (Kolektibilitas Kredit) Menurut (Lukman Dendawijaya, 2003) :

a. Kredit lancar (Kolektibilitas 1)

Kredit lancar adalah kredit yang tidak mengalami penundaan pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunga. Selain itu, dapat dikatakan kredit lancar apabila terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga namun belum melampaui 3 bulan.

b. Kredit kurang lancar (Kolektibilitas 2)

Kredit kurang lancar adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan selama 3 (tiga) bulan dari waktu yang diperjanjikan, namun belum melampaui 6 bulan.

c. Kredit diragukan (Kolektibilitas 3)

Kredit diragukan adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami


(35)

penundaan selama 6 (enam) bulan atau dua kali dari jadwal yang telah diperjanjikan.

d. Kredit macet (Kolektibilitas 4)

Kredit macet adalah kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan pembayaran bunganya telah mengalami penundaan lebih dari satu tahun sejak jatuh tempo menurut jadwal yang telah diperjanjikan.

3. Faktor Penyebab Kredit Bermasalah

Menurut Ismail (2010) ada dua faktor penyebab kredit bermasalah yaitu dari faktor intern bank dan faktor ekstern bank.

a. Faktor intern bank

1) Analisis kurang tepat sehingga tidak dapat memprediksi apa yang akan terjadi dalam kurun waktu selama jangka waktu kredit.

2) Adanya kolusi antara pejabat bank yang menangani kredit dan nasabah, sehingga bank memutuskan kredit yang seharusnya diberikan.

3) Keterbatasan pengetahuan pejabat bank terhadap jenis usaha debitur, sehingga tidak dapat melakukan analisis dengan tepat dan akurat.

4) Campur tangan terlalu besar dari pihak terkait, sehingga petugas tidak independen dalam memutuskan kredit


(36)

5) Kelemahan dalam melakukan pembinaan dan monitoring kredit debitur

b. Faktor Ekstern Bank

1) Unsur kesengajaan yang dilakukan oleh nasabah

a) Nasabah sengaja untuk tidak melakukan pembayaran angsuran kepada bank, karena nasabah tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya.

b) Debitur melakukan ekspansi terlalu besar, sehingga dana yang dibutuhkan terlalu besar. Hal ini akan memiliki dampak terhadap keuangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan modal kerja.

c) Penyelewengan yang dilakukan nasabah dengan menggunakan dana kredit tersebut tidak sesuai dengan tujuan penggunaan (side streaming)

2) Unsur ketidaksengajaan

a) Debitur mau melaksanakan kewajiban sesuai perjanjian, akan tetapi kemampuan perusahaan sangat terbatas, sehingga tidak dapat membayar angsuran.

b) Perusahaannya tidak dapat bersaing dengan pasar, sehingga volume penjualan menurun dan perusahaan rugi.


(37)

c) Perubahan kebijakan dan peraturan pemerintah yang berdampak pada usaha debitur.

d) Bencana alam yang dapat menyebabkan kerugian debitur.

4. Tindakan Penyelamatan Kredit

Meskipun bank telah melakukan analisis yang cermat, risiko kredit bermasalah juga mungkin terjadi. Tidak ada satupun bank yang tidak memiliki kredit bermasalah, karena tidak mungkin dari semua kredit yang disalurkan semuanya lancar Ismail (2010). Maka upaya yang dilakukan bank untuk penyelamatan terhadap kredit bermasalah antara lain :

a. Rescheduling

Merupakan upaya yang dilakukan bank untuk menangani kredit bermasalah dengan membuat penjadwalan kembali.

b. Reconditioning

Merupakan upaya bank dalam menyelamatkan kredit dengan mengubah seluruh atau sebagian perjanjian yang telah dilakukan oleh bank dengan nasabah.

c. Restructuring

Merupakan upaya yang dilakukan oleh bank dalam menyelamatkan kredit bermasalah dengan cara mengubah struktur pembiayaan yang mendasari pemberian kredit.


(38)

d. Kombinasi

Merupakan upaya penyelamatan kredit yang melakukan penggabungan antara rescheduling, reconditioning, maupun restructuring.

e. Eksekusi

Merupakan alternatif terakhir yang dapat dilakukan oleh bank untuk menyelamatkan kredit bermasalah dengan penjualan agunan yang dimiliki oleh bank.

E. Penelitian Terdahulu

Tobing (2009) telah melakukan penelitian tentang penyelesaian kredit bermasalah pada PT. Bank Danamon, Tbk. Cabang Semarang. Teknik pengumpulan data pada penelitiannya relevan dengan menggunakan penelitian lapangan dimana memberi suatu uraian deskriptif mengenai realitas yang terjadi dalam masyarakat. Hasil penelitiannya adalah PT. Bank Danamon memilih menyelesaikan kredit bermasalah melalui jalur non litigasi. Hal tersebut dikarenakan penyelesaian sengketa perkreditan melalui jalur penyelesaian non litigasi dapat memperoleh hasil yang maksimal. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang kredit bermasalah pada sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan lebih menitikberatkan pada cara atau jalur penyelesaian kredit bermasalah, sedangkan pada penelitian


(39)

ini lebih pada analisis terhadap prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah.

Afrianiswara (2010) telah melakukan penelitian tentang peranan audit internal dalam menunjang efektifitas pengendalian internal kredit investasi. Hasil penelitiannya mengemukakan bahwa pelaksanaan keseluruhan audit internal di PT. Bank Mandiri untuk kegiatan pemantauan kredit memiliki pondasi yang memadai untuk investasi dengan aturan dan kebijakan yang ditetapkan oleh kantor pusat, tetapi juga sesuai dengan verifikasi dan evaluasi. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang audit internal dan kredit dalam sektor perbankan. Perbedaannya, pada penelitian yang relevan obyek yang diteliti adalah kredit investasi, sedangkan pada penelitian ini adalah kredit bermasalah.

Shiomi (2013) telah melakukan penelitian tentang analisis prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR Dewa Arthaka Mulya Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran auditor internal telah dilaksanakan dengan cukup efektif, namun hasil prosedur auditor internal dalam menyelesaikan kredit bermasalah masih terhitung rendah dan kurang optimal. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya prosedur auditor internal yang kurang sistematis dan kurang mengikuti prosedur audit pada umumnya.


(40)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus, yang menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana dalam penelitian ini yang lebih ditekankan adalah pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir formal dan argumentatif (Saifuddin Azwar, 2004).

B. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah auditor internal di PT. BPR Chandra Muktiartha dan objek pada penelitian ini adalah prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di PT. BPR Chandra Muktiartha Jl. Gedong Kuning No 150A Banguntapan, Bantul Yogyakarta. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai dengan Mei 2016.

D. Data

1. Hasil wawancara dengan auditor internal dan bagian pengelolaan kredit mengenai :

a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal.

b. Bentuk pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan.


(41)

d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah.

2. Gambaran umum perusahaan yang meliputi : a. Sejarah berdirinya perusahaan.

b. Visi dan misi perusahaan. c. Produk perusahaan. d. Job description.

E. Teknik Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melakukan studi kasus untuk mendapatkan data primer dengan mengadakan peninjauan secara langung ke lokasi perusahaan dengan cara interview

(wawancara) secara langsung dengan pihak terkait dan mendokumentasikan dokumen terkait lalu mengolah data tersebut sebagai data primer.

1. Wawancara

Wawancara adalah metode yang digunakan peneliti melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan pada peneliti (Mardalis, 2004), dalam hal ini penulis mewawancarai satu orang kepala bagian perkreditan dan tiga orang auditor internal. Wawancara dalam penelitian ini membahas topik yang berhubungan dengan informasi mengenai perkembangan dan penyebab kredit bermasalah di PT. BPR Chandra Muktiartha, dan bentuk prosedur auditor internal dalam kaitannya dengan pengawasan


(42)

perkreditan dan upaya-upaya yang dilakukan jika terjadi kredit bermasalah.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data dokumenter. Data dokumenter ini berupa sejarah berdirinya perusahaan, visi dan misi perusahaan, produk perusahaan, dan job description.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan deskripsi dimana prosesnya adalah mengembangkan kerangka kerja deskriptif yang digunakan untuk memberikan penjelasan atau keterangan-keterangan secara keseluruhan mengenai prosedur auditor internal dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam menyelesaikan masalah perkreditan.

Teknik analisis data digunakan untuk mengetahui bagaimana prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah, apakah sudah dilaksanakan dengan baik dan sudah mengikuti prosedur audit yang ditetapkan perusahaan. Analisis data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Merangkum dan mengumpulkan data melalui penilaian atas hasil wawancara dan dokumentasi yang didapat dari kepala bagian pengelolaan kredit dan auditor internal. Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara yang


(43)

diajukan kepada kepala bagian pengelolaan kredit dan bagian audit internal yang dikutip dari penelitian terdahulu oleh Shiomi (2013) dan dilakukan perbaikan. Proses pengumpulan data dilakukan dengan mengajukan pertanyaan sesuai dengan pedoman wawancara dan diskusi bersama auditor internal BPR.

2. Menganalisis dan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi yang berkaitan dengan prosedur auditor internal dalam penyelesaian kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha.

a. Langkah pertama adalah melakukan analisis dengan mendeskripsikan kebijakan manajemen atas pembagian tugas dan wewenang kepada auditor internal seperti independensi, kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya.

b. Langkah kedua adalah melakukan analisis tentang pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan seperti audit kepatuhan (compliance audit), keteraturan pelaksanaan pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit).

c. Langkah ketiga adalah melakukan analisis mengenai teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, mengevaluasi.


(44)

d. Langkah keempat adalah melakukan analisis mengenai program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah.

3. Penarikan kesimpulan pada penelitian ini berdasarkan hasil analisis data dan membandingkan antara teori yang mendasari dengan keadaan sesungguhnya di PT. BPR Chandra Mukthiarta dalam bentuk lembar analisis atau kertas kerja. Teori yang digunakan sebagai pembanding adalah:

a. Kebijakan manajemen atas pemberian tugas dan wewenang kepada auditor internal seperti independensi, kompetensi dan pemahaman auditor internal mengenai tugas dan wewenangnya.

b. Pengendalian dan pengawasan auditor internal di bidang perkreditan seperti audit kepatuhan (compliance audit), dan keteraturan pelaksanaan pengawasan perkreditan yang terdiri dari audit reguler (regular audit) dan audit khusus (special audit). c. Teknik pemeriksaan audit yang dilakukan auditor internal yaitu

mengamati, mengajukan pertanyaan, menganalisis, memverifikasi, menginvestigasi, mengevaluasi.

d. Program kerja audit lanjutan yang dilakukan auditor internal untuk menyelesaikan kredit bermasalah seperti memberikan rekomendasi, pemantauan (monitoring) dan menyusun laporan kegiatan audit.


(45)

29 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Data Umum

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Berawal dari satu Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berdiri tahun 1995, dengan komitmen tinggi untuk melayani masyarakat, saat ini Group BPR Saudara telah memiliki 25 BPR yang tersebar di beberapa darerah antara lain di Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Salah satu BPR yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah PT. BPR Chandra Mukthiarta yang didirikan pada tanggal 13 April 1993 oleh seorang pengusaha asal Yogyakarta bernama Chandra Budi Raden. Sesuai dengan nama pendirinya, BPR ini awalnya diberi nama PT. BPR Chandra Mulia namun, pada tanggal 23 september 1997 dilakukan penjualan saham perusahaan dan berganti kepemilikan yang diikuti dengan perubahan nama menjadi BPR Chandra Muktiartha. Susunan kepemilikannya adalah 40% milik Agus Pramono, 30% milik Halim Susanto, 30% milik PT. Merdeka Jaya Sentosa.

BPR Group Saudara dikelola secara profesional dan didukung penuh oleh sumber daya manusia yang handal, terpercaya, dan berpengalaman di bidang perbankan. Seluruh jajaran direksi juga telah memperoleh sertifikat kelulusan dari Lembaga Sertifikasi Profesi dan Lembaga Keuangan Mikro ”CERTIF“. Sedangkan seluruh karyawan


(46)

senantiasa dikembangkan melalui pendidikan atau kursus dan seminar yang diselenggarakan oleh internal maupun eksternal organisasi supaya dapat melayani nasabah secara optimal.

Untuk memberikan rasa aman kepada nasabah penyimpan, seluruh BPR Group Saudara telah menjadi peserta program penjaminan simpanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Penjaminan Simpanan atau LPS. Selain itu operasional BPR Group Saudara telah dilengkapi dengan teknologi informasi yang canggih sehingga seluruh BPR dapat memberikan layanan yang baik dan nasabah dapat bertransaksi secara cepat dengan perhitungan yang akurat.

Komunitas BPR yang tergabung dalam bendera berlogo “kembang merah” ini bernama BPR SAUDARA GROUP, yaitu BPR dengan jaringan Luas di pulau Jawa. BPR ini tersebar di Bekasi, Depok, Tangerang, Cikampek, Semarang, Mranggen, Ungaran, Gombong, Surakarta, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Parakan, Wonosobo, Gresik, Bogor.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan a. Visi

Menjadi BPR yang sehat, besar, dan kuat. BPR yang sehat menurut ketentuan Bank Indonesia dan ketentuan lain yang berlaku. Sehat wawasan berpikir sumber daya manusianya dan sehat perilaku bisnisnya. Besar volume usaha bisnisnya baik berupa aset maupun laba. Besar jiwanya (bisnis, lembaga, dan SDM). Kuat kondisi


(47)

keuangannya baik permodalan dan labanya, kuat Customer Image-nya, kuat jaringan usahanya dan kuat dukungannya.

b. Misi

Menghimpun dana berupa tabungan dan deposito untuk disalurkan dalam bentuk kredit kepada masyarakat.

c. Tujuan

Profit and Value ( Laba dan Nilai ). 3. Nilai-Nilai yang Dijunjung Perusahaan

a. Kejujuran & Kepercayaan

Senantiasa berkata dan bertindak berdasarkan kebenaran dan sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Kompeten

Memiliki kemampuan dan keahlian untuk bekerja dan menjalankan tugas sesuai dengan bidang tugasnya.

c. Tanggung Jawab

Kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. d. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata lain dari tanggung gugat yaitu, setiap kebijakan, keputusan dan tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan BPR harus bisa dipertanggung jawabkan baik kepada


(48)

pemegang saham, Bank Indonesia, pemerintah maupun masyarakat.

e. Kerja cerdas

Kerja cerdas adalah kerja yang didasarkan pada perencanaan evaluasi, kontrol dan perbaikan strategi. Sehingga menuntut adanya ide-ide cemerlang yang mampu digunakan untuk mengatasi masalah dan menghasilkan kemajuan bisnis.

f. Kerja keras

Kerja keras menunjukkan sikap kerja yang mampu mengoptimalkan semua kekuatan fisik dan waktu yang dimiliki untuk menyelesaikan tugas pekerjaan.

g. Profesional dan Proporsional

Merupakan suatu nilai yang mengedepankan keahlian dan kompetensi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab yang dilakukan sesuai dengan hak dan kewenangan yang melekat.

h. Transparansi & Konsisten

Memberikan informasi yang terbuka dan jujur kepada stakeholders

berdasarkan pertimbangan bahwa stakeholders memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggung jawaban dalam mengelola sumberdaya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. Konsisten berarti kesesuaian atau keselarasan antara rencana, tindakan dan peraturan yang berlaku


(49)

dan menjalankan pengelolaan bisnis BPR sesuai dengan prinsip-prinsip dan kaidah yang berlaku.

4. Produk PT. BPR Chandra Muktiartha a. Tabungan

Produk “TabunganKu” adalah tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia untuk menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1) Fitur Produk TabunganKu a) Fitur Standard (Mandatory)

Adalah fitur produk TabunganKu yang harus diterapkan secara seragam oleh seluruh Bank yang meluncurkan produk TabunganKu, sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui bersama.

b) Fitur Customized (Optional)

Adalah fitur produk TabunganKu yang dapat dipilih untuk diterapkan oleh Bank yang meluncurkan produk TabunganKu. Bank dapat memberikan tambahan fitur lainnya kepada produk TabunganKu selama tidak melanggar kesepakatan bersama.

Dalam rangka mengembangkan produk TabunganKu ke depan, akan dilakukan penyempurnaan secara berkala atas fitur produk


(50)

TabunganKu oleh komite produk TabunganKu yang dibentuk oleh industri perbankan.

2) Syarat dan Ketentuan Produk TabunganKu

a) Tabungan perorangan untuk warga negara Indonesia.

b) Satu orang hanya memiliki 1 rekening di 1 bank untuk produk yang sama, kecuali bagi orang tua yang membuka rekening untuk anak yang masih di bawah perwalian sesuai kartu keluarga yang bersangkutan.

c) Tidak diperkenankan untuk rekening bersama dengan status “dan/atau”.

d) Transaksi penarikan tunai dan pemindahbukuan melalui

counter hanya dapat dilakukan di BPR dimana rekening dibuka.

e) Persyaratan pembukaan rekening tetap mengacu pada peraturan

Know Your Customer.

f) Formulir standar masing–masing Bank dengan menyebutkan nama produk.

g) Identitas diri yang dibutuhkan KTP/SIM/Paspor (untuk paspor berusia 17 tahun ke atas).

h) Penabung di bawah perwalian, harus menggunakan nama orang tua.


(51)

b. Deposito BPR

Deposito adalah simpanan yang pencairannya hanya dapat dilakukan pada jangka waktu tertentu dan syarat-syarat tertentu. Deposito dapat dicairkan setelah jangka waktu berakhir. Deposito yang akan jatuh tempo dapat diperpanjang secara otomatis (Automatic Roll Over) dan deposito dapat berupa mata uang rupiah maupun mata uang asing.

1) Deposito Berjangka

a) Merupakan simpanan yang pencairannya dilakukan berdasarkan jangka waktu tertentu.

b) Umumnya mempunyai jangka waktu mulai dari 1, 3, 6, dan 12 sampai dengan 24 bulan.

c) Diterbitkan dengan mencantumkan nama pemilik deposito baik perorangan maupun lembaga.

d) Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya dan waktu pembayarannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di masing-masing bank.

e) Pembayaran bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah jatuh tempo sesuai jangka waktunya.

f) Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai (pemindah bukuan).

g) Kepada setiap deposan dengan nominal deposito tertentu dikenakan pajak penghasilan dari bunga yang diterimanya.


(52)

h) Pencairan deposito sebelum jatuh tempo umumnya dikenakan denda.

2) Keuntungan Deposito di PT. BPR Chandra Muktiartha a) Dapat dijadikan jaminan kredit.

b) Memperoleh hasil bunga yang umumnya lebih tinggi dari bentuk simpanan lainnya.

c) Dapat mengelola keuangan secara lebih terencana sesuai dengan kebutuhan dan jangka waktu deposito.

3) Hal-Hal yang Harus Diperhatikan

a) Pastikan menerima bilyet atau surat berharga (Deposito Berjangka atau Sertifikat Deposito).

b) Pada saat jatuh tempo, deposan berhak menerima pokok dan bunga deposito sesuai bunga yang berlaku setelah dipotong pajak.

c) Pada saat pencairan deposito, deposan berkewajiban untuk menandatangani formulir pencairan.

d) Perhatikan tingkat suku bunga deposito yang berlaku dan pastikan telah sesuai dengan ketentuan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

c. Kredit

PT. BPR Chandra Muktiartha menyediakan fasilitas kredit yang pertama adalah untuk modal kerja para nasabah yang ingin mengembangkan usahanya. Kedua untuk investasi pendukung


(53)

usaha misalnya seperti membeli mesin atau kendaraan. Ketiga, untuk konsumsi misalnya untuk biaya pendidikan dan renovasi rumah.

1) PAS Kreditnya

a) Ajukan kredit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. b) Jangan berlebihan.

c) Kelayakan usaha menjadi salah satu faktor penentu dalam keputusan pemberian kredit.

d) Jaminan diperlukan untuk menambah keyakinan BPR. e) Jaminan dapat berupa sertifikat tanah, girik, dan BPKB

kendaraan. 2) PAS Pengajuannya

a) Jangan segan-segan datang langsung ke BPR, ajukan langsung ke kantor dan meminta nomor telepon untuk memudahkan komunikasi, melalui customer service. b) Jangan lupa membawa persyaratan yang diperlukan dengan

lengkap.

c) Kemukakan kebutuhan usaha dengan keadaan yang sebenarnya.

d) Tanyakan bagaiamana cara menghitung angsuran pokok dan bunganya.

e) Jangan lupa beritahu suami atau istri jika ingin mengajukan kredit.


(54)

3) PAS Akad Kreditnya

a) Setiap permohonan kredit yang disetujui akan dibuatkan akad kredit yang ditandatangani bersama oleh pihak BPR dan pemohon.

b) Biayanya harus ditandatangani bersama dengan suami atau istri. c) Tanyakan dengan jelas hak dan kewajiban saat akad kredit. d) Dengan menandatangani akad kredit berarti menyetujui

persyaratan kredit yang ditetapkan BPR. e) Gunakan kredit sesuai dengan tujuannya. 4) PAS Pencairannya

a) Pencairan kredit akan diberitahukan oleh petugas BPR jika kreditnya disetujui, bisa berupa surat, atau secara lisan.

b) Hitung dengan cermat, apakah PAS sesuai dengan permohonan kredit yang telah disetujui.

5) PAS Bayarnya

a) Bayar tepat waktu, jangan ditunda-tunda. Lebih awal lebih baik. Pembayaran dapat dilakukan langsung ke BPR, melalui petugas dengan minta tanda terima atau melalui bank lain.

b) Menunda pembayaran berarti akan terkena denda dan dinilai kurang baik oleh BPR.

6) Persyaratan Pengajuan

Persyaratan yang diminta pada saat mengajukan kredit adalah : a) Fotokopi KTP suami-istri.


(55)

b) Usia minimum 21 tahun, atau sudah menikah dan maksimum 60 tahun pada saat kredit lunas.

c) Kartu keluarga dan surat nikah. d) Fotokopi rekening listrik atau telepon. e) Fotokopi jaminan

B. Data Khusus

1. Deskripsi Pekerjaan

a. Staf Accounting

1) Tugas Staf Accounting adalah :

a) Mengatur dan melaksanakan pengiriman laporan rekening koran bulanan, tepat pada waktunya.

b) Mengatur dan mengadakan pemisahan rekening-rekening yang tidak aktif dari rekening-rekening yang aktif (berjalan) dan memeriksa pada waktu pengaktifan kembali secara periodik atau berkala.

c) Melakukan perhitungan bunga, pajak, dan beban-beban lain sebelum dicatat dalam kartu-kartu yang bersangkutan. d) Membuat dan menyusun laporan-laporan keuangan secara

berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal. e) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.

f) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat.


(56)

2) Tanggung Jawab Staf Accounting adalah :

a) Bertanggung jawab atas pelaksanaan dan kebenaran terhadap pencatatan transaksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bertanggung jawab atas kelengkapan bukti-bukti mutasi dan kebenaran pencatatan ke dalam rekening-rekening yang bersangkutan.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan.

b. Staf Administrasi Kredit

1) Tugas administrasi kredit adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang perkreditan.

b) Melakukan pemeriksaan kebenaran dan kelengkapan dokumen kredit yang telah disetujui dan akan dilakukan pencairan.

c) Mempersiapkan cetakan dokumen terkait dengan proses pencairan, seperti Surat Perjanjian Kredit (SPK), Surat Kuasa, Akta Pengikatan Agunan (berkoordinasi dengan Notaris rekanan BPR), Formulir asuransi, dll.

d) Melakukan penginputan data kredit ke system secara tepat dan benar.


(57)

angsuran, pelunasan, bea meterai kredit, ongkos administrasi kredit, bunga atas pemberian kredit dan biaya-biaya bank lainnya yang berhubungan dengan pemberian, perpanjangan kredit dan perubahan kredit (restructuring, reconditioning, atau

rescheduling).

f) Selalu memanfaatkan informasi yang up to date mengenai orang atau perusahaan yang masuk dalam daftar hitam dan daftar kredit macet.

g) Membuat dan menyusun laporan-laporan secara berkala yang ditujukan secara internal dan eksternal serta membantu menyusun rencana kerja dan anggaran perkreditan.

h) Berkoordinasi dengan unit-unit kerja yang lain.

i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh kepala kantor pusat.

2) Tanggung Jawab Administrasi Kredit adalah :

a) Bertanggungjawab atas pelaksanaan tertib administrasi kredit yang telah diberikan.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan.


(58)

1) Tugas Account Officer adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Team Leader Pemasaran Kredit, mengoptimalkan potensi area pemasaran yang menjadi fokus utama pemasaran yakni wilayah Kabupaten Bantul dan sekitarnya dengan program-program pemasaran yang telah disusun.

c) Secara pro aktif mencari nasabah baru melalui visitasi,

telephone, dan bentuk-bentuk kegiatan marketing lainnya. d) Membuat rencana kegiatan pemasaran dan pembinaan nasabah

secara harian.

e) Melakukan pengolahan terhadap aplikasi kredit yang telah diajukan oleh nasabah atau calon nasabah, melakukan penilaian kelayakan dan pengusulan kredit sesuai dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku pada perusahaan pihak kedua.

f) Mengawasi pelaksanaan penggunaan kredit yang telah diberikan, menyampaikan saran-saran kepada Team Leader

Pemasaran Kredit mengenai hal-hal yang ditemui yang mempengaruhi kelancaran kredit serta memberikan usulan-usulan perencanaan penanganan kredit bermasalah.


(59)

melaukan repeat order ataupun menawarkan coss selling. i) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team

Leader Pemasaran Kredit dan/atau Direksi. 2) Tanggung Jawab Account Officer adalah :

a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.

b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan.

d. Collection

1) Tugas Collection adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Koordinator Collection, melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap para debitur guna menekan tingkat kredit bermasalah dengan program-program pemasaran yang telah disusun.

c) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong kurang lancar.


(60)

bermasalah serta menyusun dan melaksanakan rencana penyelesaian kredit baik secara litigasi maupun non litigasi. e) Berkoordinasi dengan petugas analis dan atau marketing kredit

agar ada kesatuan gerak dalam upaya penyelesaian kredit bermasalah.

f) Membuat laporan kegiatan penagihan atau call report terhadap perkembangan kredit-kredit yang ditanganinya.

g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Koordinator Collection.

2) Tanggung jawab Collection adalah :

a) Bertanggung jawab dalam melakukan penagihan-penagihan khususnya terhadapa para debitur yang kreditnya tergolong kurang lancar.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan.

c. Customer Service

1) Tugas Customer Service adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang pelayanan nasabah.


(61)

dokumen pendukungnya dan menyerahkan kepada bagian terkait.

c) Mempersiakan blangko, buku tabungan, bilyet deposito, kartu contoh tandatangan serta melakukan pencatatan dan pengawasan penggunaannya.

d) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap nasabah serta meningkatkan pengetahuan produk BPR maupun peraturan-peraturan yang berhubungan dengan kegiatan pelayanan nasabah, termasuk pemahaman dan pelaksanaan terhadap program Know Your Customer Principles atau KYCP. e) Menghubungi nasabah terkait kredit yang telah diproses dan telah mendapat keputusan kredit oleh BPR, berkordinasi dengan bagian Administrasi Kredit.

f) Menjalin hubungan baik dengan nasabah serta berkoordinasi dengan unit-unit kerja lain demi kelancaran dan peningkatan kualitas pelayanan.

g) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah, apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui SMS Broadcast. h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala


(62)

a) Bertanggung jawab atas penerimaan dan registrasi terhadap aplikasi permohonan pembukaan rekening Tabungan, Deposito maupun permononan Kredit.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. c) Menjaga nama baik perusahaan.

d. Driver ( Bagian Umum )

Tugas dan tanggung jawab Driver (Bagian umum) adalah :

1) Bertanggung jawab atas penggunaan, pemeriharaan atau perbaikan sarana transportasi, serta memastikan pengantarandilakukan tepat waktu.

2) Mengantar dan melakuan pengawalan secara proporsional dan profesioan terhadap Direksi dan atau petugas lainya dalam melakukan perjalanan dinas, baik dalam maupun keluar kota, sampai dengan selesai.

3) Mengupayakan keamanan personal atau barang-barang yang diantar sampai ditempat tujuan dan kembali lagi ke kantor secara maksimal.

4) Melakukan pemeriksaan berlaka terhadap seluruh kendaraan atau transportasi, baik mobil maupun kendaraan roda dua, milik perusahaan.

5) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya dan bagian keamanan melakukan pengawasan keamanan, dan membantu dalam


(63)

melakukan transaksi.

6) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat atau Direksi.

e. Funding Officer

1) Tugas Funding Officer adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan di bidang perkreditan yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Bersama-sama dengan Team Leader Funding untuk memasarkan produk tabungan dan deposito.

c) Secara proaktif mencari nasabah baru (prospek) baik melalui visitasi maupun melakukan kegiatan promosi lainnya sesuai dengan kebijakan bagian marketing (pemasaran) yang berlaku pada perusahaan.

d) Menjaga infoormasi serta data-data Bank yang berkaitan dengan data nasabah terkait dengan kerahasian bank.

e) Mengikuti aturan-atauran dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh internal maupun eksternal, khususnya berkaitan dengan penghimpunan dana dari masyarakat dan Prinsip pengenalan nasabah.

f) Melakukan layanan antar jemput atau pick-up tabungan terhadap nasabah.


(64)

berkala kepada Team Leader Funding dan Direksi terkait dengan prosedur penghimpunan dana.

h) Mengelola dan menjalan hubungan baik dengan nasabah. i) Memelihara kerjasama yang baik dengan unit kerja lainnya. j) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Team

Leader Funding.

2) Tanggung jawab Funding Officer adalah :

a) Pencapaian atas target yang telah ditetapkan.

b) Mengupayakan keakuratan dan kelengkapan data yang menyertai aplikasi kredit yang diajukan oleh nasabah.

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik. d) Menjaga nama baik perusahaan.

f. Staf Informasi & Teknologi (Staf IT) 1) Tugas Staf IT adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Direksi.

b) Secara Pro aktif melakukan maintenance terhadap perangkat komputer dan segala sesuatu yang berkaitan dengan teknologi informasi diseluruh jaringan kantor, baik

hardware maupun sofware jaringan.

c) Memastikan perangkat komputer dan pendukungnya berjalan dengan baik, yaitu dengan melakukan


(65)

penge-kendala.

d) Memastikan berjalannya sistem dan kelancaran aksesnya di seluruh kantor.

e) Mengelola database sistem dan bertanggung jawab dalam

back up data serta kerahasiaanya.

f) Melakukan entry data point untuk beberapa sitem.

g) Mengembangkan sistem yang sudah ada dan/ atau membuat rancangan sistem server atau program yang aman dan aplikatif guna mendukung efektifitas dan efisiensi kerja. h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh

Kepala Kantor Pusat dan/ atau Direksi. 2) Tanggung jawab Staf IT adalah :

a) Kelancaran dalam penggunaan sistem Teknologi Informasi. b) Kerahasian data Perusahaan yang berkaitan dengan

Teknologi Informasi

c) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik

d) Menjaga nama baik perusahaan.

g. Customer Support

Tugas dan tanggung jawab Customer Support adalah :

1) Bertanggung jawab atas penerimaan telepon dan/ atau faksimili yang masuk dan mendistribusikannya kepada bagian terkait.


(66)

pelayanan melalui telepon.

3) Bertanggung jawab dalam kegiatan-kegiatan promosi maupun penagihan yang dilakukan melalui SMS Broadcast, dengan berkoordinasi terlebih dahulu dengan bagian-bagian terkait. 4) Menerima dan memberikan penjelasan kepada nasabah,

apabila terjadi keberatan atau complain dari nasabah sehubungan dengan kegiatan BPR yang dilakukan melalui

SMS Broadcast.

5) Melakukan pencatatan terhadap kegiatan SMS Broadcast dan mendistriibusiikan kepada bagian terkait.

6) Berkewajiban memberikan pelayanan yang baik kepada setiap penelepon, baik nasabah maupun bukan nasabah, serta meningkatkkan pengetahuan produk BPR maupun peraturan-peraturan yang berhubungan dengan pelayanan nasabah. 7) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat dan/ atau Direksi. h. Satpam (Satuan Pengamanan)

Tugas dan tanggung jawab Satpam (Satuan Pengamanan) adalah: 1) Bertanggung jawab atas pengamanan kantor dan lingkungan

kantor PT. BPR Chandra Muktiartha.

2) Membantu melayani nasabah, seperti membantu parkir, membukakan pintu, mempersilakan masuk, dsb.


(67)

in transit.

4) Melakukan pencatatan dan membuat laporan tentang kegiatan serta kondisi keamanan kantor secara rutin atau harian.

5) Melakukan pencatatan dan registrasi surat-surat masuk dan tamu yang akan menemui karyawan atau pejabat BPR.

6) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat maupun Direksi.

i. Petugas Kas (Teller)

1) Tugas Petugas Kas (Teller) adalah sebagai berikut :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang ditetapkan oleh Direksi, Bank Indonesia, yang berhubungan dengan kegiatan di bidang kas.

b) Mengatur serta menjamin kelancaran penerimaan setoran-setoran baik tunai atau berupa cek, giro bilyet, dan warkat-warkat lainnya, maupun pembayaran atas kwitansi atau slip yang telah disetujui pembayarannya.

c) Memeriksa, meneliti, serta memastikan bahwa kwitansi atau slip yang akan dibayar telah disetujui pembayarannya oleh pejabat yang berwenang.

d) Melaksanakan pengiriman dan pengambilan uang kas ke / dari bank-bank lain termasuk penyetoran atau pengambilan ke / dari di mana BPR membuka rekening.


(68)

mengenai keadaan atau saldo kas induk atau harian dan minta pengesahan kepada Kepala Seksi Kas.

f) Setiap akhir hari mencocokkan buku perincian jumlah saldo kas dengan saldo kas menurut rekening kas

g) Memelihara kerja sama yang baik dengan Bagian-Bagian dan Seksi-Seksi dalam bank untuk menjamin kelancaran kegiatan kas

h) Melaksanakan tugas-tugas lainya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat.

2) Tanggung Jawab Petugas Kas (Teller) adalah : a. Kelancaran Kegiatan Kas.

b. Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

c. Menjaga nama baik perusahaan. j. Bagian Umum

Tugas dan tanggung jawab Bagian Umum adalah :

1) Bersama-sama dengan bagian umum lainnya bertanggung jawab dalam masalah kebersihan dan kerapian lingkungan kerja.

2) Mengatur dan melaksanakan penyimpanan dan pembagian dari formulir-formulir, alat-alat tulis dan alat-alat perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya yang telah dibeli oleh bank.


(69)

perlengkapan kantor, maupun perlengkapan lainnya serta mengadakan perbaikan apabila diperlukan.

4) Memelihara dan meneliti kartu-kartu atau catatan mengenai persediaan (kartu stock) dari alat-alat tulis dan perlengkapan kantor maupun perlengkapan lainnya, serta pada waktu-waktu tertentu mengadakan stock opname.

5) Melaksanakan penyimpanan barang-barang milik bank yang tidak dapat digunakan lagi, dengan cara yang paling menguntungkan dan menurut prosedur yang telah ditetapkan. 6) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan perbaikan dari

gedung-gedung kantor, rumah-rumah instansi, kendaraan-kendaraan bermotor, listrik, alat-alat dan perlengkapan kantor serta perlengkapan lainnya milik bank.

7) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan/ kebersihan gedung-gedung kantor dan barang-barang milik bank dari bahaya kebakaran, pencurian, maupun dari hal-hal lainnya yang merugikan.

8) Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Pusat.

k. Staff HRD

1) Adapun tugas Staf HRD adalah :

a) Senantiasa mengikuti perkembangan mengenai kebijakan-kebijakan, peraturan-peraturan dan prosedur-prosedur yang


(70)

terutama di bidang ketenagakerjaan.

b) Menyusun strategi pengelolaan SDM di perusahaan

berdasarkan strategi jangka panjang dan jangka pendek yang telah ditetapkan oleh Direksi dan sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku agar diperoleh SDM dengan prosedur, kapabilitas dan kompetensi yang sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.

c) Mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan fungsi

SDM di seluruh perusahaan untuk memastikan semuanya sesuai dengan peraturan, strategi, kebijakan, sistem dan rencana kerja yang telah disusun.

d) Mengkoordinasikan dan mengontrol penyusunan dan

pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan, termasuk identifikasi kebutuhan pelatihan dan evaluasi pelatihan, untuk memastikan tercapainya target tingkat kemampuan dan kompetensi setiap karyawan.

e) Merencanakan dan menganalisa kebutuhan tenaga kerja

sesuai dengan perkembangan organisasi, serta

mengkoordinasikan dan mengontrol pelaksanaan kegiatan seleksi dan rekrutmen untuk memastikan tersedianya SDM yang dibutuhkan sesuai dengan permintaan dan kualifikasi yang diinginkan dalam jangka waktu yang telah disepakati.


(71)

kepersonaliaan, dan sistem informasi SDM untuk memastikan tersedianya dukungan yang optimal bagi kelancaran operasional perusahaan.

g) Menjaga dan mengawasi prosedur tiap individu dalam

masing-masing unit/bagian, baik dari segi performansi, birokrasi, legalitas, maupun profesionalitas kerja.

h) Melakukan pendataan dan pengawasan aset-aset tertentu

dari perusahaan yang berkaitan erat dengan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan perusahaan.

i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala

Kantor Pusat dan/atau Direksi. 2) Tanggung Jawab Staff HRD adalah :

a) Kelancaran kegiatan operasional yang berkaitan dengan sumber daya manusia.

b) Melaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan baik.

c) Menjaga nama baik perusahaan. l. Kepala Operasional

1) Fungsi Kepala Operasional adalah :

Membantu Direktur Keuangan & Umum dalam mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan kepegawaian, pengembangan SDM serta pengelolaan rumah tangga kantor,


(1)

LAMPIRAN 3

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK KEPALA BAGIAN PERKREDITAN PADA PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA

A. Gambaran Umum Perkembangan Kredit

1. Bagaimanakah perkembangan kegiatan perkreditan dari tahun ke tahun? Perkembangan perkreditan dari tahun ke tahun semakin bagus karena SDM marketing 20 orang, Bagian penagihan 13 orang. Ada pemisahan tugas antara yang mencari kredit dan yang menagih kredit. Perkembangan kredit nya setiap bulan naik rata rata 2-3 Miliar cukup signifikan. Rata-rata realisasi kredit 7-8 M per bulan, dan ada run off yang cukup tinggi.

2. Bagaimana tingkat suku bunga yang diberikan ke debitur terhadap perkembangan perkreditan ?

Membedakan antara nasabah baru dengan nasabah yang sudah mempunyai report yang baik. Pembedaan suku bunga didasari oleh semakin besar pinjaman maka semakin kecil bunganya. PT. BPR Chandra Muktiartha di Daerah Istimewa Yogyakarta bunganya relatif murah. Bunga tidak di samaratakan yaitu 2-5 juta bunga 12 bulan 1,7 Diatas 500 bunga 1,2 juta untuk nasabah baru. Nasabah lama atau repeat order lebih murah 2-5 juta dengan bunga 1,4. Diatas 500 ada negosiasi


(2)

1,1 atau dibawah ( kredit angsuran). Kredit berjangka hanya membayar bunga, pelunasan pokok sampai 6 bln , aktiva jatuh tempo. Menyesuaikan dengan pasar, dibandingkan dengan BPR lain masih relatif lebih murah namun jika dibandingkan dengan bank umum tentunya lebih bersaing karena dana deposito masih tinggi untuk BPR dua kali lipat dari bank umum jika bank umum 4-5%.

B. Administrasi Kredit

1. Apa bagian kredit memiliki Standar Operational Prosedur (SOP) ?

Memiliki SOP, setiap bulan bisa tambah SOP. Ketika ada produk baru dan kebijakan baru bisa dijadikan SOP.

2. Apa saja persyaratan kredit yang harus dipenuhi debitur ? adakah kriteria-kriteria khusus ?

Minimal harus memiliki kapasitas mengangsur atau kemampuan untuk mengembalikan kredit, kedua tidak ada kredit yang tanpa agunan semua debitur memiliki agunan seperti BPKB motor atau sertifikat tanah, ketiga memiliki usaha jika wirausaha, memiliki pekerjaan.

C. Standar Kinerja Bagian Pengelolaan Kredit

1. Standar kinerja apa yang diterapkan kepada setiap karyawan di bagian kredit dan seperti apa bentuk standar kinerja tersebut ?

Minimal setiap akhir tahun membuat standar target kredit untuk

Account Officer junior, Account Officer senior, dan team leader. Untuk

Account Officer junior pertumbuhan kreditnya harus 65 juta artinya ada yg melunasi atau membayar harus tumbuh 65 juta, untuk Account Officer


(3)

senior 90 juta, untuk team keader 225 juta rata2 pencairan team leader. Ada target khusus, bukan hanya pencairan tapi ada bagian remedial atau penagihan. Standarnya NPL harus dibawah 5% karena posisi BPR sekarang 10%. Jika tidak sesuai target presentasi Account Officer untuk mempertanggung jawabkan mengapa tidak sesuai target, ada sanksi seperti surat peringatan, ketiga jika tidak kompeten di bagian Account Officer bisa dipindah ke bagian lain, dan di keluarkan.

2. Apakah PT. BPR Chandra Muktiartha memiliki pedoman penilaian kinerja untuk menilai kinerja karyawan bagian kredit ?

Ada pedoman penilaian kinerja yang dilakukan HRD, masalah angka pencapaian target, masalah hubungan kerja, ketika kena punishment, masih banyak pembinaan.

D. Kredit Bermasalah

1. Berapa persentase terjadinya kredit bermasalah pada PT. BPR Chandra Muktiartha ?

Berdasarkan Non Performance Loan. BPR memiliki indikator kredit bermasalah tidak lebih besar dari 5%. Jika lebih dari 5% diawasi oleh OJK supaya kredit tidak semakin membekak. Non Performance Loan = Perbandingan kredit bermasalah dengan outstanding kredit seluruhnya jadi yang nunggak 3 bln ke atas yang tidak mengangsur bunga atau pokok masuk ke Non Performance Loan sampai nunggak berapapun 1 th / 2 th dibagi seluruh kredit. Idealnya 5% Agak meningkat pada tahun 2016 yaitu , Januari sebesar 7%, Februari sebesar 8%, Maret


(4)

sebesar 9% tidak bagus, sudah diawasi OJK. BPR dipantau OJK, BPR memberikan laporan pada OJK.

2. Apa sajakah indikator-indikator terjadinya kredit bermasalah yang ada pada PT. BPR Chandra Muktiartha ?

Indikator kredit bermasalah tidak hanya dari pihak eksternal atau debitur namun juga dari internal perusahaan yaitu karyawan. Terjadi masalah BPKP palsu, karena tidak survey lapangan, Pedoman kredit 5C Character kemauan membayar, Capacity kemampuan untuk membayar, Capital debitur memiliki modal untuk mengajukan kredit minimal memilikin20-30% dari kebutuhan kredit Condition, kondisi secara keseluruhan calon debitur, Colateral yaitu agunan atau jaminan yaitu BPKP atau sertifikat. Jika pihak intern tidak memahami dan menguasai 5C maka kemungkinan besar kredit bermasalah lebih mengandung resiko misalnya account officer tidak mampu menggali lebih kemampuan mengangsur dan pendapatan. Pertama NPL, ketika NPL besar berarti indikator kredit bermasalahnya besar. Kedua BDR ( Bad Dept Rasio). Soft collection: menelfon debitur, surat sampai 3 kali, kunjungan ke debitur.

3. Seberapa besar tingkat kepercayaan BPR terhadap nasabah dalam melunasi pinjaman dan bunga ?

Sangat besar. BPR harus memiliki kepercayaan kepada debitur jika tidak percaya tidak mungkin memberikan kredit, jika nasabah tidak


(5)

percaya maka tidak menyerahkan jaminan. Saat debitur memberikan jaminan maka jaminan milik BPR.

4. Bagaimana BPR dapat mengetahui karakter nasabah yang akan diberikan kredit ?

a. Karaker angsuran atau mengembalikan kredit seperti SID semua bisa dilihat di SID

b. Mengutamakan kecepatan pelayanan seperti survey. Yang diutamakan yang mampu membayar bukan karakter orangnya tingkah laku atau kehidupan sehari-hari.


(6)

LAMPIRAN 4

CHEK LIST DOKUMEN KREDIT PT. BPR CHANDRA MUKTIARTHA