PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE

AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(Skripsi)

Oleh

DWI ISWAHYUDI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE

AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

DWI ISWAHYUDI

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya persentase ketuntasan belajar siswa yang hanya sebesar 57% (12 orang siswa). Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture.

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Pengumpulan data aktivitas belajar siswa dan kinerja guru dilakukan dengan observasi, sedangkan hasil belajar kognitif siswa dilakukan dengan tes formatif. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat. Persentase aktivitas siswa sebesar 48% pada siklus I dan 71% pada siklus II, sehingga terdapat peningkatan aktivitas siswa sebesar 23%. Nilai rata-rata kognitif siswa mencapai 58,99 pada siklus I dan 78,52 pada siklus II, sehingga terdapat peningkatan nilai rata-rata kognitif siswa sebesar 19,53. Persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 62% pada siklus I dan 81% pada siklus II, sehingga terdapat peningkatan persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 19%.


(3)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE

AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

DWI ISWAHYUDI Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(4)

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Bumi Jaya, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lampung Selatan pada tanggal 14 Nopember 1993, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari Bapak Wasiyam dan Ibu Subianti Sari Untari.

Pendidikan formal dimulai dari SDN Bumi Jaya dan diselesaikan pada tahun 2005. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMPN 1 Candipuro dan menyelesaikannya pada tahun 2008. Setelah lulus dari sekolah menengah pertama, penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Candipuro dan menyelesaikannya pada tahun 2011.

Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah menengah atas, melalui jalur tes Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) penulis berhasil terdaftar sebagai mahasiswa S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Fakultas Keguruan dan lmu Pendidikan (FKIP), Universitas Lampung.


(6)

MOTO

“... Hendaklah ia mengatakan yang baik atau hendaklah ia

diam”

(HR Bukhari)

“Hidup ini bukan lari cepat 100 meter. Hidup ini marathon

sepanjang puluhan tahun. Kalah hari ini, bukan masalah

besar. Kemenangan besar selalu untuk yang sabar.”

(Mario Teguh)


(7)

(8)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : nama mahasiswa : Dwi Iswahyudi

NPM : 1113053033

program studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar jurusan : Ilmu Pendidikan

fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2014/2015” adalah asli hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Metro, 1 Juni 2015


(9)

iv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 4

C.Batasan Masalah ... 5

D.Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian... 5

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture ... 8

1. Model Pembelajaran ... 8

2. Model Pembelajaran Kooperatif... 11

3. Picture and Picture... 13

B.Pembelajaran Matematika SD ... 17

1. Pengertian Pembelajaran ... 17

2. Pembelajaran Matematika ... 18

3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar ... 19

C.Belajar ... 20

1. Pengertian Belajar ... 20

2. Aktivitas Belajar ... 21

3. Hasil Belajar ... 22

D.Kinerja Guru ... 24

E. Hasil Penelitian yang Relevan... 25

F. Kerangka Pikir... 25

G.Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29

A.Rancangan Penelitian ... 29

B.Setting Penelitian ... 30

C.Subjek Penelitian ... 30

D.Teknik Pengumpulan Data ... 30


(10)

v

F. Teknik Analisis Data ... 36

G.Prosedur Penelitian ... 39

H.Indikator Keberhasilan ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A.Hasil Penelitian ... 44

1. Profil SD Negeri 10 Metro Pusat... 44

2. Rincian Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 45

3. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus I ... 46

a. Tahap Perencanaan Siklus I ... 46

b.Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 47

1) Pertemuan 1... 47

2) Pertemuan 2... 51

c. Perolehan Data Siklus I ... 55

1) Aktivitas Siswa ... 55

2) Kinerja Guru ... 57

3) Hasil Belajar Kognitif Siswa... 58

d.Hasil Refleksi Siklus I ... 59

4. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus II ... 62

a. Tahap Perencanaan Siklus II ... 62

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 63

1) Pertemuan 1... 63

2) Pertemuan 2... 67

c. Perolehan Data Siklus II ... 70

1) Aktivitas Siswa ... 71

2) Kinerja Guru ... 73

3) Hasil Belajar Kognitif Siswa... 74

d. Hasil Refleksi Siklus II ... 75

B.Pembahasan ... 76

1. Aktivitas Siswa ... 76

2. Kinerja Guru ... 78

3. Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A.Kesimpulan... 83

B.Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85


(11)

i PERSEMBAHAN

Maha suci Allah, Tuhan semesta alam. Teriring sholawat dan

salam atas baginda Muhammad saw Rasul pilihan. Atas

limpahan nikmat-Nya yang tak terhingga, kupersembahkan

karya sederhana ini untuk orang-orang terkasih:

Ayahku Wasiyam, ibuku Subianti Sari Untari, dan adik

kecilku Triana Anggreini, yang tiada kata terindah untuk

melukiskan betapa istimewanya mereka

dalam hidupku.


(12)

vi DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3. 1. Lembar observasi aktivitas siswa ... 32

3. 2. Rubrik penilaian aktivitas siswa ... 32

3. 3. Instrumen penilaian kinerja guru ... 33

3. 4. Rubrik penilaian kinerja guru... 35

3. 5. Perolehan nilai hasil belajar siswa ... 35

3. 6. Kategori nilai aktivitas siswa ... 36

3. 7. Kategori nilai aktivitas siswa secara klasikal ... 37

3. 8. Kategori kinerja guru ... 37

3. 9. Kategori nilai kognitif siswa secara individual ... 38

4. 1. Rincian pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas ... 45

4. 2. Hasil observasi aktivitas siswa siklus I ... 55

4. 3. Hasil penilaian kinerja guru siklus I... 57

4. 4. Nilai hasil belajar kognitif siswa siklus I ... 58

4. 5. Hasil observasi aktivitas siswa siklus II ... 71

4. 6. Hasil penilaian kinerja guru siklus II ... 73

4. 7. Nilai hasil belajar kognitif siswa siklus II ... 74

4. 8. Rekapitulasi aktivitas siswa ... 77

4. 9. Rekapitulasi kinerja guru ... 79


(13)

ii SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas ridha-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2014/2015” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Skripsi ini dapat diselesaikan dengan bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD serta mengesahkan skripsi ini.

2. Ibu Dr. Riswanti Rini, M. Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta serta menyetujui skripsi ini.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta serta telah bersedia memberikan tanda tangan untuk keperluan penyelesaian skripsi ini.

4. Bpk Drs. Siswantoro, M. Pd., selaku Koordinator Kampus B FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta serta telah bersedia memberikan tanda tangan untuk keperluan penyelesaian skripsi ini.


(14)

iii 5. Ibu Dra. Nelly Astuti, M. Pd. Selaku Pembahas/Penguji atas kesediaan untuk

memberikan kritik dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Sarengat, M. Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing Utama atas kesediaan untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Pembimbing Kedua atas kesediaan memberikan bimbingan, kritik, saran, dan motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Bapak Y. Puryono, S. Pd., selaku kepala SD Negeri 10 Metro Pusat yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

9. Bapak Felix Cahyo Apri, S. Pd., selaku guru kelas IV B yang berperan sebagai observer penulis dalam melakukan penelitian.

10. Siswa-siswi kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, akan tetapi peneliti berharap skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat.

Metro, Juni 2015 Peneliti


(15)

vii DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka pikir penelitian ... 27

3.1. Alur siklus penelitian tindakan kelas ... 29

4.1. Diagram peningkatan aktivitas siswa ... 78

4.2. Diagram peningkatan kinerja guru ... 79


(16)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

01. Surat penelitian pendahuluan dari fakultas ... 89

02. Surat keterangan dari fakultas ... 90

03. Surat izin penelitian dari fakultas ... 91

04. Surat izin penelitian dari SD ... 92

05. Surat pernyataan dari SD ... 93

06. Surat keterangan penelitian dari SD ... 94

07. Silabus ... 95

08. Pemetaan/analisis SK-KD ... 99

09. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 101

10. Kisi-kisi soal tes formatif ... 123

11. IPKG ... 125

12. Lembar observasi aktivitas belajar siswa ... 139

13. Lembar hasil belajar kognitif siswa ... 151


(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju mengharuskan manusia untuk senantiasa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya agar dapat mengikuti persaingan hidup yang semakin sulit. Salah satu upaya yang dapat dilakukan manusia untuk mengembangkan potensinya adalah melalui pendidikan.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan keterangan tersebut, dapat dicermati bahwa pendidikan bertujuan agar setiap siswa dapat secara aktif mengembangkan potensinya baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilannya. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sisdiknas yaitu bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga


(18)

2 negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka disusunlah suatu kurikulum pendidikan yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pendidikan.

Permendikbud No. 160 tahun 2014 pasal 1 menyebutkan bahwa satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan kurikulum tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013. Berdasarkan keterangan tersebut, maka pembelajaran di sekolah kembali dilaksanakan sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yakni berbasis mata pelajaran untuk kelas 4, 5, dan 6 untuk tingkat sekolah dasar.

Adapun mata pelajaran yang terdapat dalam Kurikulum 2013 maupun KTSP adalah pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan bahasa Indonesia, matematika, ilmu pengetahuan alam, dan ilmu pengetahuan sosial. Matematika sebagai salah satu mata pelajaran pokok dalam KTSP perlu diberikan pada siswa untuk melatih dan membekali siswa dengan berbagai kemampuan.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. (BSNP, 2006: 147).


(19)

3 Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran matematika diharapkan tidak hanya melatih siswa untuk dapat berhitung dan mengenal angka, namun hendaknya dapat membekali siswa dengan berbagai kemampuan berpikir dan sikap sosial yang berguna bagi kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam pembelajaran matematika guru perlu melakukan berbagai upaya untuk merancang kegiatan yang menyenangkan dan dapat membuat siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Namun pada kenyataannya, berdasarkan hasil observasi pembelajaran matematika di kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat pada tanggal 22, 23, dan 24 Desember 2014, diperoleh fakta bahwa hasil belajar siswa rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, banyak siswa yang terlihat gaduh dan bermain-main dengan temannya, dan masih banyak siswa yang merasa malu atau tidak mau ketika diminta mengungkapkan pendapatnya.

Rendahnya hasil belajar siswa diperoleh berdasarkan penelusuran nilai mid semester ganjil pada mata pelajaran matematika tahun pelajaran 2014/2015, dari 21 orang siswa yang ada di kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat, 9 orang siswa (43%) dinyatakan belum tuntas dan 12 orang siswa (57%) dinyatakan tuntas memenuhi KKM yang ditentukan yaitu ≥60 dengan nilai rata-rata kelas hanya mencapai 57. Melihat fakta-fakta yang telah dituliskan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian


(20)

4 tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Salah satu alternatif perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

Menurut Hamdayama (2014: 229) model pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture merupakan sebuah model pembelajaran dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga apa pun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diperoleh informasi bahwa model kooperatif tipe picture and picture dapat memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Perhatian siswa dalam pembelajaran juga dapat terarah dengan baik, dan yang tidak kalah penting adalah terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan yang dapat meningkatkan daya serap siswa.

Perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.


(21)

5 3. Banyak siswa terlihat gaduh dan bermain-main dengan temannya.

4. Banyak siswa yang merasa malu dan tidak mau ketika diminta mengungkapkan pendapatnya.

5. Hasil belajar siswa rendah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah pada penelitian ini yaitu peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada ranah kognitif dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran matematika.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2014/2015?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat tahun pelajaran 2014/2015?

E. Tujuan Penelitian


(22)

6 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture tahun pelajaran 2014/2015.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat dalam pembelajaran matematika melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture tahun pelajaran 2014/2015.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa

Memberikan pengalaman belajar yang bermakna, yang dapat melatih cara berpikir logis dan sistematis serta melatih siswa dalam mengemukakan pendapat dan sikap bekerja sama.

2. Guru

Sebagai bahan evaluasi dan refleksi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelasnya, serta menambah wawasan guru dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru.

3. Sekolah

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan kepada sekolah berkaitan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan di SD


(23)

7 Negeri 10 Metro Pusat melalui perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran tertentu, khususnya model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

4. Peneliti

Penelitian ini merupakan sebuah pengalaman dan pembelajaran yang berharga untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam melakukan penelitian khususnya penelitian tindakan kelas, sebagai bekal menjadi seorang guru yang profesional.


(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

1. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Istilah “model” sudah sering dipergunakan dalam berbagai bidang kehidupan termasuk pendidikan. Model dapat diartikan sebagai bentuk, namun juga dapat diartikan sebagai contoh. Hal ini sesuai dengan pendapat Mills (dalam Suprijono, 2011: 45) model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Dalam pembelajaran, model memiliki peranan yang penting, yakni sebagai petunjuk dan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.

Menurut Suprijono (2011: 45-46), model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.


(25)

9 Rusman (2012: 144) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Sementara itu, Suprihatiningrum (2013: 145) menyebutkan pengertian model pembelajaran yaitu tiruan atau kerangka konseptual yang melukiskan prosedur pembelajaran secara sitematis dalam mengelola pengalaman belajar siswa agar tujuan belajar tertentu yang diinginkan dapat tercapai.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan sebagai landasan praktik pembelajaran guna memberikan petunjuk pada guru tentang prosedur dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

b. Jenis-jenis Model Pembelajaran

Seiring dengan semakin berkembangnya teori pembelajaran, model pembelajaran juga mengalami perkembangan. Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru termasuk kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Huda (2013: 74) menyatakan bahwa sedikitnya 23 model yang diklasifikasi ke dalam empat kelompok yang didasarkan pada sifat-sifatnya, karakteristik-karakteristiknya, dan pengaruh-pengaruhnya. Empat kelompok tersebut adalah sebagai berikut; model-model memproses informasi, model-model personal, model-model interaksi sosial, dan model-model perubahan perilaku.


(26)

10 1) Model-model Memproses Informasi

Huda (2013: 76) menyatakan bahwa model-model ini berfokus pada kapasitas intelektual. Model-model tersebut didasarkan pada kemampuan siswa untuk mengobservasi, mengolah data, memahami informasi, membentuk konsep-konsep, menerapkan simbol-simbol verbal dan non-verbal, dan memecahkan masalah.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini adalah: model berpikir induktif, model pencapaian konsep, model induktif kata bergambar, model penelitian ilmiah, model latihan penelitian, model menghafal, model sinektik, dan model advance organizer.

2) Model-model Personal

Model-model yang termasuk dalam kategori model ini umumnya berkaitan dengan individu dan pengembangan diri sendiri. Model-model ini menekankan pada pengembangan individu untuk menjadi pribadi yang utuh, percaya diri, dan kompeten. (Huda, 2013: 125). Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain: model pengajaran tak terarah, dan model classroom meeting.

3) Model-model Interaksi Sosial

Huda (2013: 109) dalam bukunya mengemukakan bahwa model-model dalam kategori ini menekankan relasi individu dengan masyarakat dan orang lain. Sasaran utamanya adalah untuk membantu siswa belajar bekerja sama, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah, baik yang sifatnya akademik maupun sosial.

Model-model yang termasuk dalam kategori ini antara lain: model kooperatif, model bermain peran, dan model penelitian yuridis.


(27)

11 4) Model-model Perubahan Perilaku

Semua model dalam kelompok ini memiliki dasar teoritis yang sama, suatu body of knowledge yang merujuk pada teori behavioral. Model-model ini menekankan pada upayanya untuk mengubah perilaku yang tampak dari para siswa. Beberapa model yang termasuk dalam kategori ini antara lain: model instruksi langsung, dan model simulasi. (Huda, 2013: 134).

2. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Inovasi dalam pembelajaran di sekolah diperlukan guna meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan. Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Menurut Hamdayama (2014: 64) pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang memiliki latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda.

Sementara itu, Isjoni (2011: 14) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Adapun Suprijono (2011: 54) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.


(28)

12 Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan sistem kerja kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari anggota yang berbeda latar belakang maupun semua jenis kerja kelompok yang lebih dipimpin atau diarahkan oleh guru.

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2011: 59-60) pembelajaran kooperatif terjadi dalam bentuk kelompok, tetapi tidak setiap kerja kelompok dapat dikatakan pembelajaran kooperatif.

Menurut Suprijono (2011: 58) untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan. Lima unsur tersebut adalah: positive interpendence

(saling ketergantungan positif), personal responsibility

(tanggung jawab perseorangan), face to face promotive interaction (interaksi promotif), interpersonal skill (komunikasi antar anggota), dan group processing (pemrosesan kelompok). Pendapat yang sama diungkapkan oleh Bennet (dalam Isjoni, 2011: 60) yang menyatakan bahwa ada lima unsur dasar yang dapat membedakan pembelajaran kooperatif dengan kerja kelompok, yaitu: positive interpendence, interaction face to face, adanya tanggung jawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok, membutuhkan keluwesan, meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memecahkan masalah (proses kelompok).

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dapat dikatakan kooperatif jika terdapat saling ketergantungan posistif, tanggung jawab perseorangan, interaksi promotif, komunikasi antar anggota, dan pemrosesan kelompok.


(29)

13

3. Picture and Picture

a. Pengertian Picture and Picture

Mengetahui definisi dari suatu model pembelajaran merupakan langkah awal sebelum memahami model tersebut secara keseluruhan. Berikut dipaparkan beberapa pendapat para ahli tentang pengertian

picture and picture.

Menurut Suprijono (dalam Huda, 2013: 236) picture and picture

merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Pendapat yang hampir sama, disampaikan oleh Hamdayama (2014: 229) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis. Sementara itu, Hamdani (2011: 89) mengemukakan bahwa

picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa picture and picture merupakan pembelajaran dengan menggunakan gambar untuk dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.

b. Kelebihan dan Kekurangan Picture and Picture

Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Begitu juga dengan model pembelajaran picture and picture.


(30)

14 Menurut Istarani (dalam Hamdayama, 2014: 231) pembelajaran dengan menggunakan metode picture and picture memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan pembelajaran dengan metode picture and picture, diantaranya: (a) materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu, (b) siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari, (c) dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa diminta guru untuk menganalisis gambar yang ada, (d) dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar, dan (e) pembelajaran lebih terkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Adapun kelemahan pembelajaran picture and picture diantaranya: (a) sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta sesuai dengan materi pelajaran, (b) sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi siswa yang dimiliki, (c) baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran, dan (d) tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

Berbeda dengan pendapat di atas, Huda (2013: 239) mengemukakan bahwa kelebihan strategi pembelajaran picture and picture antara lain: (1) guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, (2) siswa dilatih berpikir logis dan sistematis, (3) siswa dibantu belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subyek bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir, (4) motivasi siswa untuk belajar semakin dikembangkan, dan (5) siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

Sementara itu, kekurangan strategi ini bisa mencakup hal-hal berikut: (1) memakan banyak waktu, (2) membuat sebagian siswa pasif, (3) munculnya kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas, (4) adanya beberapa siswa tertentu yang terkadang tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain, dan (5) kebutuhan akan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

Berdasarkan dua pendapat di atas, maka dapat diperoleh informasi secara garis besar bahwa model pembelajaran picture and picture


(31)

15 mudah menerima materi pelajaran, dan dapat meningkatkan daya pikir siswa dalam berpikir logis dan sistematis. Tanggung jawab serta motivasi siswa juga dapat dikembangkan, dan pembelajaran menjadi lebih berkesan. Namun di sisi lain pembelajaran picture and picture

juga membutuhkan alat-alat, waktu, dan dana yang tidak sedikit. Menemukan gambar yang sesuai dengan materi pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa pun cukup sulit. Terlebih lagi bagi guru yang belum terbiasa menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam pembelajaran. Sehingga muncul kekhawatiran akan terjadi kekacauan di kelas.

c. Langkah-langkah Pembelajaran Picture and Picture

Memahami langkah-langkah dalam pembelajaran penting dilakukan agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik hingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Terdapat beberapa ahli yang telah mengemukakan langkah-langkah pembelajaran picture and picture sebagai berikut.

Suprijono (2011: 125-126) mengemukakan bahwa langkah-langkah pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. 2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

4) Guru menunjuk siswa secara bergantian memasang gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alasan urutan gambar tersebut.

6) Dari urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.


(32)

16 Bersesuaian dengan keterangan tersebut, Huda (2013: 236-238) mengemukakan bahwa langkah-langkah penerapan pembelajaran

picture and picture adalah sebagai berikut.

Tahap 1: Penyampaian Kompetensi

Pada tahap ini, guru diharapkan menyampaikan kompetensi dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Sehingga, siswa dapat mengukur sampai sejauh mana kompetensi yang harus mereka kuasai.

Tahap 2: Presentasi Materi

Pada tahap penyajian materi, guru telah menciptakan momentum awal pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dapat dimulai dari sini. Pada tahap inilah, guru harus berhasil memberi motivasi pada beberapa siswa yang kemungkinan masih belum siap.

Tahap 3: Penyajian Gambar

Pada tahap ini, guru menyajikan gambar dan mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan.

Tahap 4: Pemasangan Gambar

Pada tahap ini, guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang gambar-gambar secara berurutan dan logis.

Tahap 5: Penjajakan

Tahap ini mengharuskan guru untuk menanyakan kepada siswa tentang alasan dibalik urutan gambar yang disusunnya.

Tahap 6: Penyajian Kompetensi

Berdasarkan komentar atas urutan gambar-gambar, guru bisa mulai menjelaskan lebih lanjut sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Tahap 7: Penutup

Di akhir pembelajaran, guru dan siswa saling berefleksi mengenai apa yang telah dicapai dan dilakukan. Hal ini dimaksudkan untuk memperkuat materi dan kompetensi dalam ingatan siswa.

Sementara itu, Hamdayama (2014: 230) mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyajikan materi sebagai pengantar, guru menunjukan gambar-gambar, guru menunjuk siswa untuk memasangkan gambar-gambar, guru


(33)

17 menanyakan alasan urutan gambar tersebut, dari alasan tersebut, guru mulai menanamkan konsep, dan kesimpulan atau rangkuman.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa langkah-langkah pembelajaran picture and picture terdiri dari: 1) penyampaian kompetensi yang harus dikuasai siswa, 2) penyajian materi dan pemberian motivasi, 3) penyajian gambar untuk diamati oleh siswa, 4) pemasangan/pengurutan gambar oleh siswa secara bergantian menjadi urutan yang logis dan sistematis, 5) penjajakan atas alasan urutan gambar yang disusun oleh siswa, 6) penjelasan materi sesuai dengan kompetensi yang diharapkan, dan 7) kesimpulan dengan saling berefleksi mengenai apa yang telah dilakukan.

B. Pembelajaran Matematika SD 1. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran bukanlah sesuatu yang asing dalam dunia pendidikan. Kegiatan pembelajaran merupakan kegiatan yang lazim dilakukan oleh guru dan siswa di sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 20 bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara itu, Suprihatiningrum (2013: 75) menyebutkan bahwa pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar.


(34)

18 Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik (siswa) dengan pendidik (guru) yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar.

2. Pembelajaran Matematika

Memahami makna matematika merupakan langkah awal untuk dapat memahami makna pembelajaran matematika. Menurut Depdiknas (dalam Susanto, 2013: 184) kata matematika berasal dari bahasa Latin,

manthanein atau mathema yang berarti belajar atau yang dipelajarai, sedang dalam bahasa Belanda, matematika disebut wiskunde atau ilmu pasti yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Sementara itu, menurut BSNP (2006: 147) matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia.

Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan ilmu yang erat kaitannya dengan penalaran dan aktivitas manusia serta realita kehidupannya, dan pembelajaran matematika merupakan upaya guru untuk membantu siswa melakukan kegiatan belajar matematika.


(35)

19 3. Tujuan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Menurut BSNP (2006: 148) mata pelajaran matematika bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut.

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan

manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami

masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Sementara itu, menurut Susanto (2013: 189) secara umum, tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan agar siswa mengetahui konsep matematika, memiliki kemauan dalam menghargai serta mempelajari matematika, dan mampu berpikir sekaligus memecahkan masalah dalam matematika.


(36)

20 C. Belajar

1. Pengertian Belajar

Istilah belajar bukanlah sesuatu yang baru karena sudah dikenal secara luas. Bahkan sejak kecil, manusia telah belajar tentang segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Secara praktik telah banyak orang yang memahami apa yang dimaksud dengan belajar, sesuai pemahamannya masing-masing. Begitu pula beberapa ahli berikut ini yang mengungkapkan pendapatnya tentang pengertian belajar.

Menurut Cronbach (dalam Suprijono, 2011: 2) learning is shown by a change in behavior as a result (belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman). Adapun menurut Burton (dalam Susanto, 2013: 3) belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara itu, Hamalik (2012: 27) mengungkapkan bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh perilaku melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan perilaku pada diri individu akibat pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya.


(37)

21 2. Aktivitas Belajar

Pembelajaran secara sederhana merupakan kegiatan belajar mengajar di mana siswa melakukan aktivitas belajar, sedangkan guru mengajar. Aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa, merupakan salah satu indikator untuk melihat kualitas pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian, perlu dipahami terlebih dahulu tentang pengertian aktivitas belajar, sebelum melihat kualitas pembelajaran yang dilakukan.

Menurut Susanto (2013: 18) aktivitas belajar secara metodologis cenderung lebih dominan pada siswa. Sedangkan menurut Kunandar (2013: 277) aktivitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Sementara itu, Sardiman (dalam Hardiyanto, 2014: 26) mengemukakan bahwa aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.

Dierich (dalam Hamalik, 2012: 172-173) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok, yaitu:

(1) kegiatan-kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

(2) kegiatan-kegiatan lisan (oral) seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

(3) kegiatan-kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio.


(38)

22 (4) kegiatan-kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

(5) kegiatan-kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

(6) kegiatan-kegiatan metric seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

(7) kegiatan-kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

(8) kegiatan-kegiatan emosional seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan aktivitas siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran guna memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Adapun aktivitas siswa yang dikembangkan melalui penelitian tindakan kelas ini adalah memperhatikan penjelasan guru atau teman, berdiskusi atau bekerja kelompok, dan menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapat secara lisan.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Proses belajar baik secara langsung maupun tidak langsung akan berdampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa. Baik dalam cara berpikir, sikap dan perilaku, maupun keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu. Perubahan-perubahan tersebut merupakan hasil interaksi dengan lingkungan sekitar pada saat proses belajar.


(39)

23 Menurut Hamalik (2012: 31) hasil dan bukti belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sementara itu, Susanto (2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Adapun Suprijono (2011: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang diperoleh anak sebagai akibat kegiatan belajar.

b. Macam-macam Hasil Belajar

Menurut Bloom (dalam Suprijono, 2011: 6-7) hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah pengetahuan, ingatan, pemahaman, menjelaskan, meringkas, memberikan contoh, menerapkan, menguraikan, menentukan hubungan, mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru, dan menilai. Domain afektif adalah sikap menerima, memberikan respon, nilai, organisasi, karakterisasi. Domain psikomotor meliputi

initiotory, pre-routine, rountinized. Psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual

Adapun Hamalik (2012: 30) mengemukakan bahwa hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan aspek-aspek pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresisasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap. Sementara itu, Susanto (2013: 6) mengemukakan bahwa hasil belajar meliputi pemahaman


(40)

24 konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar terdiri dari aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. Adapun dalam penelitian ini, peneliti akan memfokuskan pada peningkatan hasil belajar kognitif.

D. Kinerja Guru

Kegiatan pembelajaran sejatinya merupakan interaksi antara siswa dan guru, oleh karena itu kualitas pembelajaran tidak hanya dipengaruhi oleh siswa dalam belajar namun juga oleh guru yang menjalankan tugasnya dalam mendidik dan mengajar. Menurut Susanto (2013: 29) kinerja guru dapat diartikan sebagai prestasi, hasil, atau kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan dan pengajaran. Adapun, Saondi & Suherman (2012: 21) mengemukakan bahwa kinerja guru adalah kemampuan yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Kinerja dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Sementara itu, Rusman (2012: 50) mengemukakan bahwa berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran, yaitu bagaimana seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja guru merupakan kemampuan yang dicapai atau diperlihatkan guru dalam


(41)

25 melaksanakan tugasnya dalam pembelajaran yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar. Adapun dalam penelitian ini, kinerja guru diukur dengan menggunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG).

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Berikut ini merupakan beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian tindakan dalam proposal ini.

1. Kiswanti (2013) dalam skripsi hasil penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA melalui Model Kooperatif tipe

Picture and Picture pada Siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05”. Menunjukan bahwa penerapan model kooperatif tipe picture and picture

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Damayanti (2013) dalam skripsi hasil penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika”. Menunjukan bahwa penerapan model kooperatif tipe picture and picture

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Kerangka Pikir

Sesuai amanah dalam tujuan pendidikan nasional yakni untuk mengembangkan seluruh potensi yang ada pada diri siswa, matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang berguna untuk membekali siswa dengan berbagai kemampuan berpikir, keterampilan memecahkan masalah,


(42)

26 dan sikap bekerja sama. Oleh karena itu, pembelajaran matematika hendaknya dapat memfasilitasi siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran sehingga potensi yang ada pada dirinya dapat berkembang dengan baik.

Kegiatan observasi yang dilakukan peneliti menemukan fakta yang mendasari penelitian ini, bahwa pembelajaran masih berpusat pada guru, guru belum menggunakan model pembelajaran yang bervariasi, banyak siswa yang terlihat gaduh dan bermain-main dengan temannya, dan masih banyak siswa yang merasa malu atau tidak mau ketika diminta mengungkapkan pendapatnya. serta hasil belajar matematika siswa rendah. Berdasarkan keterangan tersebut, maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran agar aktivitas serta hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Salah satu alternatif perbaikan yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.

Model kooperatif tipe picture and picture merupakan model pembelajaran dengan menggunakan gambar untuk dipasangkan/diurutkan menjadi urutan yang logis, guna memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Adapun tahapan dalam pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture adalah penyajian kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, presentasi materi sebagai pengantar pada awal pembelajaran, penyajian gambar untuk diamati oleh siswa, serta pemasangan ataupun pengurutan gambar secara logis. Tahap selanjutnya adalah menjajaki dasar pemikiran siswa atas urutan gambar yang telah dibuat, dilanjutkan dengan penanaman konsep dan refleksi atas kegiatan yang telah dilakukan.


(43)

27 Hasil yang diharapkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada pembelajaran matematika adalah meningkatnya aktivitas dan hasil belajar siswa. Adapun kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada bagan di bawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian

MASUKAN (INPUT) Fakta hasil

observasi

PROSES (PROCESS) Penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe

picture and picture

pada mata pelajaran matematika KELUARAN

(OUTPUT) Aktivitas dan

hasil belajar matematika

siswa meningkat

 Pembelajaran masih berpusat pada

guru

 Guru belum menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi

 Banyak siswa yang terlihat gaduh

dan bermain-main dengan temannya,

 Masih banyak siswa yang merasa

malu atau tidak mau ketika diminta mengungkapkan pendapatnya.

 Hasil belajar matematika siswa

rendah

 Penyampaian kompetensi

 Presentasi materi

 Penyajian gambar

 Pemasangan gambar

 Penjajakan

 Penyajian kompetensi

 penutup

75% siswa memenuhi KKM yang

telah ditentukan, yakni ≥60

75% siswa aktif mengikuti


(44)

28 G. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut. “Apabila dalam pembelajaran matematika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dengan langkah-langkah yang tepat dan benar maka aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat dapat meningkat”.


(45)

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas atau PTK (classroom action research). Wardhani (2007: 1.4) mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (action), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Adapun daur siklus dalam penelitian tindakan kelas ini digambarkan sebagai berikut.

Gambar 3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas (sumber: modifikasi dari Wardhani, 2007: 2.4)

Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Observasi

SIKLUS I

Perencanaan Pelaksanaan

Refleksi Observasi


(46)

30 B. Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 10 Metro Pusat, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015, dengan lama penelitian 4 bulan terhitung sejak Februari 2015 sampai Mei 2015.

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah seorang guru dan siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat dengan jumlah 21 orang siswa yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Non Tes

Teknik non tes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru. Observasi dilakukan oleh observer dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG). Cara menggunakan lembar observasi aktivitas siswa adalah dengan memberikan skor 1-5 pada aspek yang diamati. Sedangkan cara


(47)

31 menggunakan IPKG untuk mengobservasi kinerja guru adalah dengan memberikan tanda lingkaran pada skor yang sesuai dengan aspek yang diamati.

2. Teknik Tes

Teknik tes dilakukan untuk mengumpulkan data kuantitatif berupa hasil belajar siswa. Teknik tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk soal berupa isian. Tes dilaksanakan pada pertemuan terakhir setiap siklus.

E. Alat Pengumpul Data 1. Lembar Observasi

Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas siswa. Sementara untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru selama pelaksanaan penelitian tindakan kelas digunakan Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG).

a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi untuk memperoleh data aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(48)

32 Tabel 3.1 Lembar observasi aktivitas siswa.

No Nama Siswa (Inisial) Aspek Penilaian Total Skor Skor Maks Nilai

Aktivitas Ket A B C

1. 2. 3. 4. 5. Dst.

(sumber: modifikasi Kunandar, 2014: 133) Keterangan:

A = Memerhatikan penjelasan guru atau teman. B = Berdiskusi atau bekerja kelompok.

C = Menjawab pertanyaan atau mengungkapkan pendapat secara lisan

Tabel 3.2 Rubrik penilaian aktivitas siswa

No Aspek penilaian

Skor Keterangan

1. Memperhatikan

penjelasan guru atau teman

Sangat baik (5)

Membuat catatan dan memberi

tanggapan atas penjelasan guru atau teman.

Baik (4)

Sering memberi tanggapan atas penjelasan guru atau teman. Cukup

(3)

Sesekali memberi tanggapan atas penjelasan guru atau teman.

Kurang (2)

Tidak memberi tanggapan atas penjelasan guru atau teman namun tidak membuat gaduh.

Sangat kurang (1)

Tidak memberikan tanggapan atas penjelasan guru atau teman dan membuat gaduh.

2. Berdiskusi atau

bekerja kelompok

Sangat baik (5)

Mau bekerja dalam kelompok dan tidak bermain-main dengan teman yang lain.

Baik (4)

Mau bekerja dalam kelompok namun sesekali bermain-main dengan teman yang lain.

Cukup (3)

Sesekali bekerja dalam kelompok dan sesekali bermain-main.

Kurang (2)

Tidak mau bekerja kelompok namun tidak bermain-main.

Sangat kurang (1)

Tidak mau bekerja dalam kelompok dan sering bermain-main serta mengganggu teman yang lain.

3. Menjawab

pertanyaan atau

Sangat baik (5)

Mau dan mampu menjawab


(49)

33 No Aspek

penilaian

Skor Keterangan mengungkapkan

pendapat secara lisan

pendapatnya dengan tepat atas kemauan sendiri.

Baik (4)

Mau menjawab pertanyaan maupun mengungkapkan pendapatnya atas kemauan sendiri meskipun kurang tepat.

Cukup (3)

Mau dan mampu menjawab

pertanyaan maupun mengungkapkan pendapatnya dengan tepat namun atas dorongan guru.

Kurang (2)

Mau menjawab maupun

mengungkapkan pendapatnya atas dorongan guru namun kurang tepat. Sangat kurang

(1)

Tidak mau menjawab maupun mengungkapkan pendapatnya. (Sumber: modifikasi Andayani, dkk, 2009: 73)

b. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG)

IPKG untuk memperoleh data kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe picture and picture dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3 Instrumen penilaian kinerja guru

No. Aspek yang diamati Skor

I Kegiatan pendahuluan

1 Apersepsi dan motivasi

A Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk

mengikuti pembelajaran

1 2 3 4

B Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah

dipelajari dan materi yang akan dipelajari

1 2 3 4

C Memotivasi siswa untuk belajar 1 2 3 4

2 Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

A Mengemukakan tujuan pembelajaran 1 2 3 4

B Menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan

siswa dalam pembelajaran

1 2 3 4

II Kegiatan Inti

3 Penguasaan Materi Pelajaran

A Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan

pembelajaran

1 2 3 4

B Kemampuan mengaitkan materi dengan

pengetahuan lain yang relevan, perkembangan iptek, dan kehidupan nyata

1 2 3 4

C Menyajikan pembahasan materi pembelajaran

dengan tepat

1 2 3 4


(50)

34 No. Aspek yang diamati Skor

sulit, dari konkret ke abstrak)

4 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture

A Menyajikan gambar dengan gerakan yang sesuai 1 2 3 4

B Mengarahkan siswa untuk mengamati gambar dan

menemukan pengetahuan awal melalui proses menalar

1 2 3 4

C Mengarahkan siswa untuk bertanya berdasarkan

kegiatan mengamati, dan menalar

1 2 3 4

D Membimbing siswa dalam diskusi kelompok 1 2 3 4

E Menunjuk siswa secara bergantian dan bervariasi

untuk menyampaikan hasil kerjanya dalam mengurutkan gambar.

1 2 3 4

F Mengajak siswa untuk aktif mengungkapkan

pendapat

1 2 3 4

G Mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil

diskusi

1 2 3 4

H Menjelaskan konsep-konsep yang belum

dipahami siswa

1 2 3 4

5 Pemanfaatan Sumber Belajar/Media dalam pembelajaran

A Menunjukan keterampilan dalam penggunaan

sumber belajar

1 2 3 4

B Menunjukan keterampilan dalam penggunaan

media pembelajaran

1 2 3 4

C Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

D Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan

sumber belajar pembelajaran

1 2 3 4

E Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan

media pembelajaran

1 2 3 4

6 Pelibatan Peserta Didik dalam Pembelajaran

A Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik

dalam diskusi kelompok

1 2 3 4

B Merespon positif partisipasi peserta didik 1 2 3 4

C Menunjukan sikap terbuka terhadap respon

peserta didik

1 2 3 4

D Menunjukan hubungan antar pribadi yang

kondusif

1 2 3 4

E Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta

didik dalam belajar

1 2 3 4

7 Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

A Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 3 4

B Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4

III Kegiatan Penutup

8 Penutup Pembelajaran

A Melakukan refleksi atau membuat rangkuman

dengan melibatkan peserta didik

1 2 3 4

B Mengoreksi dan mengumpulkan hasil kerja 1 2 3 4

C Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan

arahan kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.

1 2 3 4 Jumlah Skor

Nilai Kategori


(51)

35 Tabel 3.4 Rubrik penilaian kinerja guru

Skor Nilai Mutu Keterangan

4 Sangat baik Dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru, melakukan

dengan sempurna, dan guru terlihat professional.

3 Baik Dilaksanakan dengan baik oleh guru, dan guru terlihat

menguasai.

2 Cukup Dilaksanakan dengan cukup baik, dengan 4 kesalahan,

dan guru kurang menguasai.

1 Kurang Dilaksanakan dengan lebih dari 4 kesalahan dan tidak

menguasai.

(Sumber: modifikasi Andayani, dkk, 2009: 73)

2. Tes Hasil Belajar

Tes hasil belajar digunakan untuk memeroleh data mengenai hasil belajar siswa khususnya mengenai pemahaman dan penguasaan terhadap materi pembelajaran serta tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Tabel 3.5 Perolehan nilai hasil belajar siswa

No. Nama Siswa

(Inisial)

Nilai Hasil

Belajar Keterangan Kategori 1.

2. 3. Dst.

Jumlah nilai Rata-rata Nilai terendah Nilai tertinggi Jumlah siswa tuntas Jumlah siswa belum tuntas


(52)

36 F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif untuk menyeleksi, mengelompokkan, memaparkan dan menginterpretasikan data yang diperoleh.

1. Teknik Analisis Data Kualitatif

Teknik ini digunakan untuk menganalisis data tentang aktivitas siswa dan kinerja guru. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data aktivitas siswa dan kinerja guru adalah sebagai berikut.

a. Aktivitas siswa

1) Nilai aktivitas belajar siswa secara individu diperoleh dengan rumus:

x

SM R

N 100

Keterangan:

N = Nilai aktivitas siswa

R = Jumlah skor aktivitas yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.6 Kategori nilai aktivitas siswa

Nilai Kategori

≥80 Sangat aktif

60-79 Aktif

40-59 Cukup aktif

20-39 Kurang aktif

<20 Pasif


(53)

37 2) Persentase aktivitas siswa secara klasikal diperoleh dengan

rumus:

P = ∑ i wa ≥ak i

∑ i wa � %

(sumber: modifikasi dari Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.7 Kategori nilai aktivitas siswa secara klasikal

Siswa aktif (%) Kategori

≥80 Sangat aktif

60-79 Aktif

40-59 Cukup aktif

20-39 Kurang aktif

<20 Pasif

(sumber: modifikasi Arikunto, 2013: 281)

b. Kinerja guru

Tingkat pencapaian kinerja guru dapat diperoleh dengan rumus:

x

SM R

N 100

Keterangan:

N = Nilai kinerja guru

R = Jumlah skor kinerja yang diperoleh guru SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102)

Nilai tersebut dikategorikan dalam kategori sebagai berikut.

Tabel 3.8 Kategori kinerja guru

Nilai Kategori

80 ≤ nilai ≤ 100 Sangat Baik 60 ≤ nilai < 80 Baik 40 ≤ nilai < 60 Cukup 20 ≤ nilai < 40 Kurang

nilai < 20 Sangat kurang (sumber: Adaptasi Kemendikbud, 2013: 313)


(54)

38 2. Teknik Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data mengenai hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika menggunakan model pembelajaran koooperatif tipe picture and picture. Menghitung nilai hasil belajar siswa digunakan rumus sebagai berikut:

a. Nilai hasil belajar kognitif siswa secara individual diperoleh dengan rumus:

x

SM R

N 100

Keterangan:

N = Nilai hasil belajar siswa

R = Jumlah skor hasil belajar yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum

100 = Bilangan tetap

(sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102)

Tabel 3.9 Kategori nilai kognitif siswa secara individual

Nilai Kategori Keterangan

≥80 Sangat baik Tuntas

60-79 Baik Tuntas

40-59 Cukup Tidak Tuntas

20-39 Kurang Tidak Tuntas

<20 Sangat kurang Tidak Tuntas

(sumber: modifikasi Arikunto, 2013: 281)

b. Rata-rata hasil belajar siswa diperoleh dengan rumus: X̅ = ∑ X

N Keterangan:

X̅ = rata-rata hitung ∑ X = jumlah nilai siswa N = banyak siswa (sumber: Purwanto, 2008: 89)


(55)

39 c. Persentase ketuntasan belajar siswa dalam ranah kognitif secara

klasikal diperoleh dengan rumus: P =∑ i wa yan n a ∑ i wa × %

(sumber: modifikasi Purwanto, 2008: 102)

G. Prosedur Penelitian 1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis standar isi mata pelajaran matematika SD kelas IV semester II, menyusun perangkat pembelajaran (analisis SK/KD, silabus, RPP, media pembelajaran, dan instrumen penilaian), serta menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan Pendahuluan

a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran.

b) Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari, serta memotivasi siswa untuk belajar.

c) Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran.


(56)

40 2) Kegiatan Inti

a) Menyajikan materi sebagai pengantar.

b) Menyajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk diamati oleh siswa.

c) Membimbing siswa untuk berdiskusi secara kelompok dalam mengurutkan atau memasangkan gambar.

d) Mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang urutan atau pasangan gambar yang telah dibuat.

e) Menyampaikan konsep-konsep atau hal-hal yang belum dikuasai siswa berkaitan dengan materi pembelajaran.

3) Kegiatan Penutup

a) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik.

b) Melakukan proses komunikatif untuk menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Memberikan tes/PR sebagai tindak lanjut.

d) Menyiapkan siswa untuk mengakhiri pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru saat pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.


(57)

41 d. Tahap Refleksi

1) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. 2) Menganalisis hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture.

3) Berdiskusi dengan guru tentang kelebihan dan kekurangan pembelajaran yang telah dilakukan serta rencana perbaikan pembelajaran untuk dilaksanakan pada pembelajaran berikutnya.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menganalisis standar isi mata pelajaran matematika SD kelas IV semester II, menyusun perangkat pembelajaran (analisis SK/KD, silabus, RPP, media pembelajaran, dan instrumen penilaian), serta menyusun lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru.

b. Tahap Pelaksanaan 1) Kegiatan Pendahuluan

a) Menyiapkan siswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti pembelajaran

b) Mengajukan pertanyaan tentang materi yang telah dipelajari dan materi yang akan dipelajari, serta memotivasi siswa untuk belajar.

c) Mengemukakan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan siswa dalam pembelajaran.


(58)

42 2) Kegiatan Inti

a) Menyajikan materi sebagai pengantar.

b) Menyajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk diamati oleh siswa.

c) Membimbing siswa untuk berdiskusi secara kelompok dalam mengurutkan atau memasangkan gambar.

d) Mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang urutan atau pasangan gambar yang telah dibuat.

e) Menyampaikan konsep-konsep atau hal-hal yang belum dikuasai siswa berkaitan dengan materi pembelajaran.

3) Kegiatan Penutup

a) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik.

b) Melakukan proses komunikatif untuk menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Memberikan tes/PR sebagai tindak lanjut.

d) Menyiapkan siswa untuk mengakhiri pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru saat pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.


(59)

43 d. Tahap Refleksi

1) Menganalisis hasil observasi aktivitas siswa dan kinerja guru. 2) Menganalisis hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus.

2. Persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus.

3. Persentase ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika mencapai ≥75% dari jumlah seluruh siswa yang ada di kelas.


(60)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,48 dengan persentase siswa aktif sebesar 48% meningkat menjadi 68,25 dengan persentase siswa aktif sebesar 71% pada siklus II.

2. Nilai rata-rata kognitif siswa yang pada siklus I sebesar 64,36 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 62% meningkat menjadi 75,27 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 81% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut:


(61)

84 1. Bagi siswa

Siswa hendaknya terus semangat dalam belajar, berani dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapatnya, dan berdiskusi atau bekerja kelompok karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang masih sulit untuk dipahami.

2. Bagi guru

Guru hendaknya tidak pernah berhenti untuk belajar, dan mencari informasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajarannya. Guru juga harus berupaya optimal dalam memilih dan melaksanakan model, pendekatan, strategi, teknik, dan metode tertentu dalam pembelajarannya agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan juga dapat tercapai dengan optimal.

3. Bagi sekolah

Sekolah perlu mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan berkualitas dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik pula. Sekolah juga perlu memberikan dukungan dan bantuan pada guru maupun siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

4. Bagi peneliti berikutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu landasan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.


(62)

86

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Damayanti, Riya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika

(skripsi). Universitas Pakuan. Bogor.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka setia. Bandung.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Ghalia Indonesia. Bogor.

Hardiyanto, Rimbawati Hesti. 2014. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV A SD Negeri 05 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakukan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Dapat diakses pada URL: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/sites/default/files/permendikbud_pember lakuanK06-1hasilRapim11Des2014-3.pdf. Diakses pada 18 Desember 2014. Kiswanti, Henny. 2013. Peningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05 (skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.


(63)

87 Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Saondi Ondi & Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama. Bandung.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.

Tim Penyusun. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

. 2009. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

. 2012. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Kemendikbud. Jakarta.

. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.

Wardhani, I GAK., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


(1)

42 2) Kegiatan Inti

a) Menyajikan materi sebagai pengantar.

b) Menyajikan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi untuk diamati oleh siswa.

c) Membimbing siswa untuk berdiskusi secara kelompok dalam mengurutkan atau memasangkan gambar.

d) Mendorong siswa untuk mengungkapkan pendapatnya tentang urutan atau pasangan gambar yang telah dibuat.

e) Menyampaikan konsep-konsep atau hal-hal yang belum dikuasai siswa berkaitan dengan materi pembelajaran.

3) Kegiatan Penutup

a) Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah mengikuti pembelajaran dengan baik.

b) Melakukan proses komunikatif untuk menyimpulkan dan merefleksikan pembelajaran yang telah dilakukan.

c) Memberikan tes/PR sebagai tindak lanjut.

d) Menyiapkan siswa untuk mengakhiri pembelajaran.

c. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer pada saat pembelajaran matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture berlangsung. Observasi dilakukan terhadap aktivitas siswa dan kinerja guru saat pembelajaran menggunakan lembar observasi yang telah disediakan.


(2)

dengan menggunakan model kooperatif tipe picture and picture.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture pada mata pelajaran matematika adalah sebagai berikut.

1. Nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat pada setiap siklus.

2. Persentase siswa yang aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada setiap siklus.

3. Persentase ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran matematika mencapai ≥75% dari jumlah seluruh siswa yang ada di kelas.


(3)

83

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas IV B SD Negeri 10 Metro Pusat. Peningkatan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Nilai rata-rata aktivitas siswa pada siklus I sebesar 60,48 dengan persentase siswa aktif sebesar 48% meningkat menjadi 68,25 dengan persentase siswa aktif sebesar 71% pada siklus II.

2. Nilai rata-rata kognitif siswa yang pada siklus I sebesar 64,36 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 62% meningkat menjadi 75,27 dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 81% pada siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan tersebut, peneliti memberikan saran sebagai berikut:


(4)

kelompok karena dapat membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang masih sulit untuk dipahami.

2. Bagi guru

Guru hendaknya tidak pernah berhenti untuk belajar, dan mencari informasi dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajarannya. Guru juga harus berupaya optimal dalam memilih dan melaksanakan model, pendekatan, strategi, teknik, dan metode tertentu dalam pembelajarannya agar tujuan pembelajaran yang ditetapkan juga dapat tercapai dengan optimal.

3. Bagi sekolah

Sekolah perlu mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik dan berkualitas dengan menyediakan sarana dan prasarana yang baik pula. Sekolah juga perlu memberikan dukungan dan bantuan pada guru maupun siswa yang mengalami kesulitan dalam pembelajaran.

4. Bagi peneliti berikutnya

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu landasan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe picture and picture.


(5)

86

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Damayanti, Riya. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Matematika (skripsi). Universitas Pakuan. Bogor.

Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Pustaka setia. Bandung.

Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Ghalia Indonesia. Bogor.

Hardiyanto, Rimbawati Hesti. 2014. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Tematik Siswa Kelas IV A SD Negeri 05 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 (skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung. Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Pustaka

Pelajar. Yogyakarta.

Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Kemendikbud. 2014. Permendikbud No 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakukan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. Dapat diakses pada URL: http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/sites/default/files/permendikbud_pember lakuanK06-1hasilRapim11Des2014-3.pdf. Diakses pada 18 Desember 2014. Kiswanti, Henny. 2013. Peningkatkan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Picture and Picture Pada Siswa Kelas II SD Negeri Bawen 05 (skripsi). Universitas Negeri Semarang. Semarang.


(6)

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Saondi Ondi & Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Refika Aditama. Bandung.

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenadamedia Group. Jakarta.

Tim Penyusun. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Badan Standar Nasional Pendidikan. Jakarta.

. 2009. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sinar Grafika. Jakarta.

. 2012. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru. Kemendikbud. Jakarta.

. 2013. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Kemendikbud. Jakarta.

Wardhani, I GAK., dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 GUNUNG RAYA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 76

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 66

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD N 8 METRO TIMUR TP. 2013/2014

1 16 238

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIR CHECK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 06 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 48

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 4 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 9 101

PENERAPAN MAPPING DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVA SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 77

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV B SD NEGERI 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 4 63

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 10 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 6 71