Keterangan Ahli Ida Made Sugita, S. Ag. Parisada Hindu Dharma

- Bahwa dalam perspektif Kristen manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang mulia, imagode sering disebut, the image of God, hakikat manusia yang seperti ini harus dijaga agar tidak tercemar dan ternodai oleh nilai-nilai yang bertentangan secara diametral dengan nilai-nilai agama. - Bahwa dalam melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 tentang Perfilman perlu dorongan agar hal itu dilakukan dengan lebih bersungguh-sungguh, bagaimana melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1992 itu dengan peraturan-peraturan di bawahnya termasuk PP Nomor 7 Tahun 1994 tentang LSF.

8. Keterangan Ahli Ida Made Sugita, S. Ag. Parisada Hindu Dharma

- Bahwa dari Hindu menyampaikan LSF merupakan lembaga Pemerintah yang dibuat untuk mengontrol atau sebagai penyaring tiap tayangan atau tampilan suatu pertunjukan yang disampaikan melalui media cetak maupun melalui media elektronik yang ditayangkan di televisi-televisi maupun layar lebar. - Bahwa karena akan dinikmati oleh berbagai kalangan masyarakat yang memiliki keragaman latar belakang kehidupan dan budaya serta tingkatan hidup yang berbeda. - Bahwa untuk mencapai ketertiban, keamanan, dan kenyamanan kepada semua orang dipandang sangat perlu LSF untuk bekerja secara baik dan profesional dengan mengedepankan suatu kebebasan yang memiliki keterbatasan yang sesuai dengan UUD 1945 Pasal 28J yang berbunyi, “setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara”. Ayat 2, “dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat yang demokratis”. - Bahwa dalam agama Hindu disampaikan untuk melaksanakan atau menciptakan hasil karya mengacu pada empat ajaran kebenaran yaitu kebenaran bekerja harus berusaha, berbuat demi perikemanusiaannya yaitu untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga pada umumnya. Kebenaran yang kedua kebenaran sentosa, berarti berusaha mencapai 130 kedamaian lahir dan batin dan diri sendiri baru kemudian di lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara tanpa adanya kebahagiaan dan kedamaian dalam diri akan sangat sukar mewujudkan kesentosaan dalam keluarga apalagi dalam bangsa dan negara. Kebenaran sejati, melakukan suatu kewajiban untuk menjamin kesejahteraan dan kedamaian keluarga serta selalu mengutamakan kepentingan umum di samping kepentingan pribadi. Kebenaran putus berarti melakukan kewajiban dengan penuh keikhlasan, beramal, dan bertanggung jawab demi terwujudnya keadilan masyarakat dan selalu mengutamakan keutamaan budi yang baik untuk menjauhkan diri dari noda dan dosa yang menyebabkan moral menjadi rusak. - Bahwa moral manusia akan menjadi rusak apabila nafsu dan ego tidak mampu dikendalikan karena nafsu atau keinginan yang dapat memberikan kepuasan atau kesejahteraan hidup. Kepuasan atau kenikmatan tersebut memang merupakan salah satu tujuan atau kebutuhan manusia karena manusia memiliki sepuluh indria, yaitu 1 keinginan untuk mendengar 2 keinginan untuk merasakan sentuhan 3 keinginan untuk melihat 4 keinginan untuk mengecap 5 keinginan untuk mencium 6 keinginan untuk memegang sesuatu 7 keinginan untuk bergerak jalan 8 keinginan untuk membuang kotoran 9 keinginan untuk kenikmatan dengan kelamin 10 keinginan untuk berkata. - Bahwa kesepuluh indria ini menyebabkan manusia berbuat sesuatu karenanya betapa pentingnya indria tersebut. Indra sering diumpamakan seperti kuda liar yang kalau dapat dikendalikan akan merupakan kekuatan yang luar biasa. - Bahwa apabila suatu hasil karya selalu menggunakan dasar empat kebenaran di atas dan mengendalikan sepuluh indri yang ada pada manusia serta menyampaikan hasil karyanya sesuai dengan lima pedoman.

9. Keterangan Ahli Drs. A. Fadholi L. Munir