lembaga pengembangan film nasional sebagai sebuah jembatan baru kalau mengikuti kata perdebatan tadi, atau apapun namanya berfungsi melakukan
penilaian dan klasifikasi terhadap film nasional .
8. Keterangan Ahli Zoemroetin, K.S.
- Bahwa film adalah suatu komoditas, komoditas jasa yang dikonsumsi oleh
konsumen dengan maksud mendapatkan hiburan, dapat menikmati karya seni, dan dapat memperoleh suatu informasi. Untuk unsur karya seni dan
unsur rekreasi dan hiburan sangat susah untuk distandarkan, tidak mudah untuk distandarkan. Untuk unsur informasi khususnya berkaitan dengan
film-film dokumentasi harus distandarkan karena apabila standarnya adalah dengan menggunakan realita kebenaran karena apabila tidak berarti
membohongi konsumen. Konsumen sebetulnya mempunyai beberapa hak, termasuk konsumen film mempunyai hak untuk mendapatkan keamanan,
punya hak untuk dapat memilih tidak boleh ada paksaan, hak untuk mendapatkan informasi, hak untuk mendapatkan ganti rugi, dan hak untuk
melakukan suatu tuntutan bahkan dapat melakukan class action. -
Bahwa untuk dapat memilih perlu mendapatkan informasi, sama dengan produk barang, konsumen film pun pada saat akan memilih film yang akan
dilihat akan mencari informasi melalui barang berupa label, produknya dan komposisinya serta masa kadaluwarsa.
- Bahwa untuk film konsumen akan melihat informasi dari sutradaranya
pembuat film, produser serta pemain filmnya karena tidak ada konsumen yang akan menonton film melihat sudah lulus sensor belum film yang akan
ditontonnya. -
Bahwa suatu pemahaman yang diperlukan konsumen ada heterogenitas masyarakat, ada heterogenitas konsumen dan heterogenitas setiap sektor
konsumen harus mendapatkan perlindungan.. -
Bahwa perlindungan harus dengan cara sensor Itu perlu dipertanyakan. Tepatkah dengan cara penyensoran, itu dilakukan dengan alasan untuk
memberikan perlidungan kepada konsumen. -
Bahwa film untuk semua umur cara menyelesaikannya adalah dengan cara semua sektor konsumen harus mendapatkan suatu kepuasan dengan cara
seperti itu bukan dengan badan sensor. 64
- Bahwa belum ada suatu penelitian yang dapat membuktikan setelah adanya
badan sensor konsumen menjadi sangat bermoral. -
Bahwa saat ini klasifikasi yang ada pada badan sensor film tidak tepat, karena pada saat menentukan film itu 17 tahun ke atas, sudah melanggar
hak anak. Karena anak itu usianya sampai 18 tahun, artinya di saat badan sensor menyatakan bahwa film ini 17 tahun ke atas badan sensor itu sudah
membiarkan film-film ini ditonton menurut Undang-Undang Anak adalah ditonton oleh anak-anak.
- Bahwa klasifikasi harusnya lebih rigid lagi, untuk anak-anak 13 tahun ke
atas, 17 tahun bahkan remaja sekarang itu digolongkan sampai 24 tahun maka di atas 24 tahun dan untuk orang yang dewasa.
- Bahwa bukan badan sensor yang akan berperan, kematangan, kondisi itu
yang akan menentukan. -
Bahwa masalah pensensoran diperlukan untuk klasifikasi penonton film sesuai dengan usia dan sesuai dengan kepentingannya bahkan mungkin
juga dapat dilabeli film seks, horor, mistik, drama rumah tangga, itu yang diperlukan oleh konsumen.
9. Keterangan Ahli Prof. Dr. Siti Musda Mulia, MA.