B B
Bu u
u k
k ku
u u
u u
S S
S ii
s s
s s
wa w
K K
K Ke
el a
s s
X X
I
1 1
1 1
1 1
1 1
5 5
5 5
5 5
5 5
2 2
2 2
2 2
2
kepadanya, dapat menambah makanan dan minuman, membelah bulan; dan yang pal- ing agung dan abadi adalah memperoleh wahyu serta menjalani mi raj untuk bertemu
dan berdialog dengan Allah SWT.
Keempat, doanya dikabulkan setiap kali Nabi memohon untuk seseorang atau umatnya.
a. Pengalaman Khalwat di Gua Hira
Mendekati usia tahun, mulailah tumbuh pada diri Muhammad saw kecen- derungan untuk melakukan uzlah menjauhi pergaulan masyarakat ramai . Uzlah
yang dilakukan Muhammad saw menjelang dinobatkan sebagai rasul ini memiliki makna dan mengandung pelajaran yang sangat besar dalam kehidupan yakni mera-
sakan pengawasan Tuhan dan merenungkan fenomena-fenomena atau gejala alam semesta yang menjadi bukti keagungan-Nya.
Dari aktivitas uzlah ini, dapat diambil suatu pelajaran bahwa setiap jiwa manu- sia memiliki sejumlah penyakit yang tidak dapat dibersihkan kecuali dengan cara
uzlah . Sifat sombong, ujub, hasud, riya, dan cinta dunia merupakan penyakit yang
dapat menguasai jiwa, merusak hati nurani, sekalipun secara lahiriah seseorang ter- lihat melakukan amal-amal saleh. Di samping itu, dengan khalwat seseorang dapat
sampai pada mahabbah mencintai kepada Allah SWT. Tafakkur, perenungan, ban- yak mengingat keagungan Allah, nampaknya dapat diwujudkan melalui cara khal-
wat
. Khalwat ini sekaligus menjadi sarana untuk menciptakan dorongan-dorongan spiritual di dalam hati; seperti rasa takut, cinta, dan penuh harap, yang bisa menjadi
motivasi kuat dalam keimanan maupun keslaman seseorang. Tetapi khalwat di sini bukan dipahami sebagai tindakan meninggalkan sama sekali pergaulan sesama ma-
nusia dengan hidup secara terasing. Karena khalwat yang dilakukan Muhammad saw bersifat temporer, menurut kadar tertentu, dan sebagai pencarian obat untuk
memperbaiki keadaan.
b. Kebenaran Mimpi Nabi saw ar ru’yâ as sâdiqah
Mimpi yang benar juga dipandang oleh Nabi Muhammad saw sebagai suatu peristiwa yang dapat terjadi pada manusia muslim pada umumnya. Bahkan, nabi
Muhammad saw sendiri memandang mimpi yang benar merupakan bagian dari empat puluh juz kenabian. Sekaligus sebagai nikmat dari Allah SWT. kepada orang
muslim yang menerimanya dan juga pengganti dari sifat kenabian yang telah di- cabut setelah Nabi Muhammad saw.
Pengalaman su istik ini sama halnya dengan pengalaman mimpi yang dialami Nabi brahim ketika ia mendapat perintah dari Allah SWT. untuk mengorbankan
putranya, smail. Pengalaman su istik ini merupakan fenomena umum yang ter- jadi di kalangan para nabi terdahulu agar hatinya tenang sebagai persiapan mental
untuk mengalami pewahyuan dalam kondisi sadar.
1 15
15 15
15 15
15 15
15 15
15 15
15 15
15 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
5 5
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
A A
A Ak
k i
id d
d a
h h
h h
A Ah
h h
h h
k k
k k
l la
a a
ak k
k k
k Ku
Ku Ku
K K
r r
ri ii
k k
u u
u k
l llu
u u
um m
m 2
20 1
13 3
3
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi menuturkan sebuah mimpi ke- pada pamannya. Nabi berkata, “Wahai paman, orang malaikat yang telah saya tu-
turkan kemarin kepadamu memasukkan tangannya ke dalam perutku sehingga aku merasakan hawa dinginnya”.
bn Umar meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad saw pernah bercerita, “Suatu saat saya sedang tidur, tiba-tiba saya diberi satu gelas air
susu, lalu saya meminum sebagiannya, dan sisanya saya berikan kepada Umar ibn Khaththab”
. Para sahabat lalu bertanya, “Apakah yang kamu tafsirkan wahai Rasul?” Nabi menjawab, “ilmu”.
c. Masalah wahyu yang turun kepada Nabi Saw.