Kaitan antara maqom t dan al-ahwal dalam Tasawuf

129 Buku Siswa Kelas XI MA Keagamaan Adapun contoh orang yang memiliki maqamat dan al-ahwal dalam tasawuf adalah sebagai berikut: a. Orang yang selalu meninggalkan perbuatan berbagai dosa besar. seperti menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada orangtua, berzina, meminum khamar, bersumpah palsu dan membunuh tanpa alasan yang dibenarkan agama.

b. Orang yang meninggalkan dosa kecil seperti, perbuatan makruh, sikap dan

tindakan yang menyimpang dari keutamaan, merasa diri suci, merasa telah dekat dengan Tuhan

c. Bertobat tertinggi adalah dari kelengahan hati mengingat Allah SWT. Kalau

bertoba dari dosa atau maksiat itu biatobasa. Namun bertobat dari lengah mengingat Allah hanya mampu dilakukan oleh orang yang derajat tinggi.

d. Sabar dalam pandangan sufi, musuh terberat bagi orang-orang beriman

adalah dorongan hawa nafsunya sendiri, yang setiap saat dapat menggoyahkan iman. Kesabaran merupakan kunci keberhasilan dalam meraih karunia Allah SWT. yang lebih besar, mendekatkan diri kepada-Nya, memperoleh kedudukan mulia disisi-Nya, karena tanpa kesabaran, keberhasilan tidak mungkin dicapai.

e. Tawakal berarti mempercayakan atau menyerahkan segenap masalah kepada

Allah SWT. dan menyadarkan kepada-Nya penangan berbagai masalah yang dihadapi

f. Ridha, seorang hamba tidak akan berontak batinnya terhadap segala cobaan

Allah SWT. Akan tetapi ia akan menerimanya dengan senang hati. Ia tidak minta masuk surga, dan tidak minta dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci. Ketika malapetaka menimpanya, hatinya merasa rela dan di dalamnya bergelora rasa cinta kepada Allah SWT.

C. Kaitan antara maqom t dan al-ahwal dalam Tasawuf

Maqamat , merupakan tahapan rohani yang ditempuh oleh para pengamal tasawuf untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. maqom berupa sifat prilaku yang sudah melekat dalam diri seseorang, misalnya prilaku taubat, tawakkal, wara’, syukur, zuhud dan sebagainya. Sedangkan al-aḥwal, bentuk jamak dari h ̣āl, adalah keadaan mental yang dirasakan oleh para pengamal tasawuf sebagai anugerah yang datang dari Allah SWT. Hal datang begitu saja sebagai pemberian 130 Akhlak Kurikulum 2013 Allah tanpa ditarik, tanpa disengaja dan tanpa diupayakan. Misalnya kondisi senang, sedih, takut, berani, cukup kurang dan sebagainya sebagai akibat seseorang mengamalkan suatu amalan dalam tashawuf. Contoh seseorang yang sedang dzikir tahlil, ta mid, istighfar tiba-tiba muncul dalam dirinya perasaan takut, khawatir dan ingin menangis. Karena itu tidak heran jika kita sering menyaksikan orang tiba-tiba menangis saat berdzikir. Prasaan tersebut namanya ḥāl. Maqām merupakan usaha, sedangkan ḥal merupakan anugerah. Keadaan hati dinamakan h ̣āl karena berubah-ubah dan dinamakan maqām karena telah tetap. Setiap hal tersebut menuntut sikap dari seseorang sesuai kondisi. Jika kondisi senang maka syukur, kondisi takut karena merasa banyak dosa maka menuntut taubat dan melakukan taat dan bersikap wara’. Jika dala kondis sakit, sedih maka bersabar. Apabila sikap taubat, taat, sabar, syukur , wara’ dan sebagainya tadi sudah menetap dan selalu muncul ketika kondisi menuntut, maka sikap-sikap tersebut disebut maqom. Orang yang ingin dekat dengan Allah bahkan ma’rifat kepada Allah maka harus melalui dan memiliki maqom-maqom yang benar-benar melekat dalam diri seseorang. Maqom ini dicapai melalui latihan jiwa ẒRiyaḍātun an-Nafsẓ dan upaya yang sungguh-sungguh ẒMujahaḍātun an-Nafsẓ, bahkan memerangi kesenangan jiwa. Untuk mencapainya biasanya ditempuh melalui jalan ilmu tasawuf.

D. PERILAKU ORANG YANG MEMAHAMI ISTILAH-ISTILAH TASAWUF