Pengaruh Kemampulabaan Dan Ivesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEMAMPULABAAN DAN INVESMENT OPPORTUNITY SET SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

OLEH:

ANISSA 110521144

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2013


(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Kemampulabaan dan Invesment Opportunity Set serta Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2013

Anissa


(3)

ABSTRAK

PENGARUH KEMAMPULABAAN DAN INVESMENT OPPORTUNITY SET SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Anissa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampulabaan dan investment opportunity set serta pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2009-2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji pengaruh variabel secara parsial serta uji-F untuk menguji pengaruh variabel secara simultan dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET) dan Growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) dan Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan,. Sementara Return on Investment (ROI) dan Varriance of Total Return (VARRET) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets

(CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET), Growth dan Dividend Payout Ratio (DPR).


(4)

ABSTRACT

Analyze the effect of Profitability, Invesment Opportunity Set and Growth toward Dividend Policy Go Pulic Companies

in the Indonesia Stock Exchange

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of profitability, invesment opportunity set and growth toward dividend policy Go Pulic Companies in the Indonesia Stock Exchange.

This study uses Go Public Companies in the Indonesia Stock Exchange as an object of research, the study period from 2009-2012. The analysis technique used is doubled linier regression, whereas the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance level of 5%. It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.

The results of this research indicates that Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET) dan Growth simultaneously influences significantly toward Dividend Payout Ratio (DPR) Go Public companies in the Indonesia Stock Exchange. Partially, Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) and Growth influences positively and insignificantly. Return on Investment (ROI) and Varriance of Total Return (VARRET) influences negatively and significantly toward dividend payout ratio (DPR) Go Public companies in the Indonesia Stock Exchange.

Keyword : Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets

(CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET), Growth and Dividend Payout Ratio (DPR).


(5)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat serta karunia yang telah diberikanNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada kedua orang tua tercinta yaitu Ayahanda Azwar Thaib dan Ibunda Nafsiah yang senantiasa mendoakan dan mendukung, mencukupi segala kebutuhan dana dan material, nasehat-nasehat yang berharga, serta kasih sayang yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis.

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Kemampulabaan dan Invesment Opportunity Set serta Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”, penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, S.E, ME., selaku Ketua Departemen SI Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Dosen Pembimbing atas ketulusan hati dan kesabarannya dalam membimbing, mendukung dan mengarahkan penulis.


(6)

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, S.E, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan saran dalam penulisan maupun perbaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

7. Kepada saudara-saudara penulis: Andrian Maulana, Ian Mahendra, Ila Fahira, Alex Zavara, Nurkhalis, Ulva Ridini Paramita, Sartika Silaen dan Suci Ramadhani Harahap yang saya cintai dan yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Hal ini dikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk perbaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya.

Medan, Desember 2013 Penulis,


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT.. ... ii

KATA PENGANTAR.. ... iii

DAFTAR ISI.. ... v

DAFTAR TABEl.. ... vii

DAFTAR GAMBAR.. ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ... ix

BAB I PENDAHULUAN. ... 1

1.1 Latar Belakang ... ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian.. ... 10

1.4 Manfaat Penelitian.. ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. ... 12

2.1. Kemampulabaan ... 12

2.2. Invesment Opportunity Set (IOS).. ... 13

2.3. Pertumbuhan Perusahaan.. ... 19

2.4. Kebijakan Dividen ... 19

2.5. Penelitian Terdahulu ... 23

2.6. Kerangka Konseptual ... 25

2.7. Hipotesis... ... 29

BAB III METODE PENELITIAN.. ... 30

3.1. Jenis Penelitian.. ... 30

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian... 30

3.3. Batasan Operasional.. ... 30

3.4. Definisi Operasional.. ... 31

3.4.1. Variabel Bebas (Independent Variable).. ... 31

3.4.2. Variabel Terikat (Dependent Variabel).. ... 33

3.5. Populasi dan Sampel.. ... 33

3.6. Jenis dan Sumber Data ... 34

3.7. Metode Pengumpulan Data.. ... 34

3.8. Metode Analisis Data.. ... 35

3.8.1. Analisis Regresi Berganda.. ... 35

3.8.2. Uji Asumsi Klasik.. ... 36

3.8.2.1. Uji Normalitas.. ... 36

3.8.2.2. Uji Multikolinearitas... 37

3.8.2.3. Uji Heteroskedastisitas.. ... 37

3.8.2.4 Uji Autokorelasi.. ... 38

3.8.3 Uji Hipotesis.. ... 38

3.8.3.1 Pengujian Secara Simultan (Uji F).. ... 38


(8)

3.8.3.3 Koefisien Determinasi (R2).. ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.. ... 40

4.1 Gambaran Umum Perusahaan.. ... 40

4.1.1. PT. Astra Agro Lestari Tbk.. ... 40

4.1.2. PT. AKR Corporindo Tbk.. ... 41

4.1.3. PT. Astra International Tbk.. ... 42

4.1.4. PT. Tunas Ridaen Tbk.. ... 43

4.1.5. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk.. ... 44

4.1.6. PT. Selamat Sempurna.. ... 45

4.1.7. PT. United Tractor Tbk.. ... 46

4.1.8. PT. Unilever Indonesia Tbk.. ... 47

4.1.9. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.. ... 48

4.1.10. PT. Sepatu Bata.. ... 49

4.1.11. PT. Tunas Baru Lampung.. ... 51

4.1.12. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk.. ... 52

4.1.13. PT. Bank Central Asia Tbk.. ... 52

4.2. Hasil Penelitian... ... 53

4.2.1. Statistik Deskriptif.. ... 53

4.2.2. Uji Asumsi Klasik.. ... 56

4.2.2.1. Uji Normalitas.. ... 56

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas.. ... 59

4.2.2.3. Uji Heteroskedastisitas.. ... 60

4.2.2.4. Uji Autokorelasi.. ... 62

4.2.2. Analisis Regresi Linier Berganda. ... 63

4.2.3. Pengujian Hipotesis.. ... 65

4.2.3.1 Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F).. ... 65

4.2.3.2 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t).. ... 66

4.2.3.3 Koefisien Determinasi (R2).. ... 68

4.3 Pembahasan... ... 69

4.3.1 Pengaruh ROI terhadap DPR.. ... 69

4.3.2 PengaruhMVE/BVE terhadap DPR.. ... 70

4.3.3 Pengaruh CAP/MVA terhadap DPR.... ... 70

4.3.4 Pengaruh VARRET terhadap DPR.. ... 71

4.3.5 Pengaruh Growth terhadap DPR.. ... 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.. ... 72

5.1 Kesimpulan.. ... ... 72

5.2 Saran... ... 73

DAFTAR PUSTAKA . ... 75


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Data Total Dividen dan Total Laba bersih pada perusahaan

Go Public Di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012 ... 8

2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Kriteria Pemilihan Sampel.. ... 33

3.2 Daftar Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.. ... 34

4.1 Statistik Deskriptif.. ... 54

4.2 Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov-Smirnov Test) ... 56

4.3 Hasil Uji Normalitas Setelah Transformasi Data (Uji Kolmogorov-Smirnov)... ... 57

4.4 Uji Mulkolinearitas.. ... 60

4.5 Uji Glejser... ... 62

4.6 Uji Autokorelasi.. ... 63

4.7 Hasil Analisi Regresi.. ... 64

4.8 Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 66


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 28

4.1 Grafik Histogram.. ... 58

4.2 Grafik Normal P-Plot.. ... 59


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

1. Daftar Perusahaan Go Public Yang Membagikan Dividen

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012 ... 77 2. Nilai Return on Invesment, Invesment Opportunity Set,

Growth dan Dividend Payout Ratio Perusahaan Go Public

Di Bursa Efek Indonesia.... ... 78 3. Hasil Penelitian. ... 80


(12)

ABSTRAK

PENGARUH KEMAMPULABAAN DAN INVESMENT OPPORTUNITY SET SERTA PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP

KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

Anissa

Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kemampulabaan dan investment opportunity set serta pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menggunakan perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia sebagai objek penelitian, dengan periode penelitian dari tahun 2009-2012. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda, sementara uji hipotesis menggunakan uji-t untuk menguji pengaruh variabel secara parsial serta uji-F untuk menguji pengaruh variabel secara simultan dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu juga dilakukan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET) dan Growth secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) dan Growth berpengaruh positif dan tidak signifikan,. Sementara Return on Investment (ROI) dan Varriance of Total Return (VARRET) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci: Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets

(CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET), Growth dan Dividend Payout Ratio (DPR).


(13)

ABSTRACT

Analyze the effect of Profitability, Invesment Opportunity Set and Growth toward Dividend Policy Go Pulic Companies

in the Indonesia Stock Exchange

The purpose of this research is to investigate and analyze the effect of profitability, invesment opportunity set and growth toward dividend policy Go Pulic Companies in the Indonesia Stock Exchange.

This study uses Go Public Companies in the Indonesia Stock Exchange as an object of research, the study period from 2009-2012. The analysis technique used is doubled linier regression, whereas the hypothesis test uses t-test to examine the variable influence jointly upon the significance level of 5%. It also tested the classical assumptions that included tests of normality, multicollinearity test, test of heteroscedasticity and autocorrelation test.

The results of this research indicates that Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET) dan Growth simultaneously influences significantly toward Dividend Payout Ratio (DPR) Go Public companies in the Indonesia Stock Exchange. Partially, Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) and Growth influences positively and insignificantly. Return on Investment (ROI) and Varriance of Total Return (VARRET) influences negatively and significantly toward dividend payout ratio (DPR) Go Public companies in the Indonesia Stock Exchange.

Keyword : Return on Investment (ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets

(CAP/MVA), Variance of Total Return (VARRET), Growth and Dividend Payout Ratio (DPR).


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk mendapatkan keuntungan, baik yang sudah dilaksanakan maupun yang belum atau masih dalam proses memajukan perusahaan. Seorang manajer harus memiliki pengetahuan yang luas dan integritas yang tinggi serta memiliki tanggung jawab dalam menjalankan sebuah sistem yang dapat memajukan perusahaan. Perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan bersangkutan di satu pihak dan juga dapat membayarkan dividen kepada para investor di lain pihak.

Dividen merupakan sebagian keuntungan perusahan yang diberikan kepada para pemegang saham setiap tahun. Dengan begitu, investor akan memperoleh dividen jika perusahaan berhasil membukukan laba. Sebaliknya jika perusahaan tidak mendapatkan keuntungan di tahun sebelumnya maka investor tidak akan memperoleh dividen. Namun tidak setiap perusahaan yang mengalami keuntungan selalu membagikan dividen. Terdapat perusahaan yang memperoleh keuntungan selalu membagikan dividen dengan alasan keuntungan akan dimanfaatkan untuk ekspansi usaha (www.stockmarket.com).

Kebijakan dividen merupakan keputusan untuk menentukan besarnya bagian pendapatan yang akan dibagikan pada para pemegang saham dan bagian yang akan ditahan perusahaan. Kebijakan pembayaran dividen mempunyai dampak yang sangat penting bagi investor maupun perusahaan yang akan membayar


(15)

dividen. Besar kecilnya dividen yang dibagikan oleh perusahaan tergantung pada kebijakan dari masing-masing perusahaan, sehingga pertimbangan manajemen sangat diperlukan. Ini dikarenakan adanya perbedaan kepentingan pihak-pihak yang ada dalam perusahaan. Bagi para investor mereka cenderung berharap pembayaran dividen lebih besar sedangkan pihak manajemen cenderung menahan kas untuk membayar utang atau meningkatkan investasi.

Weston dan Copelan (1992) menyatakan bahwa kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Kemampulabaan suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Kemampulabaan merupakan elemen penting bagi perusahaan yang berorientasi pada laba. Bagi manajer perusahaan kemampulabaan dapat dijadikan sebagai tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan dari perusahaan yang dipimpinnya, sedangkan bagi investor kemampulabaan dapat dijadikan sebagai sinyal dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan. Kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian kemampulabaan sangat diperlukan perusahaan bila hendak membayar dividen. Kemampulabaan mempengaruhi jumlah dividen yang akan dibagikan oleh perusahaan. Kemampulabaan bagi perusahaan merupakan kemampuan penggunaan modal kerja tertentu untuk menghasilkan laba tertentu sehingga perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam mengembalikan hutang-hutangnya baik hutang jangka pendek maupun hutang


(16)

jangka panjang serta pembayaran dividen bagi para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang mampu dicapai perusahaan maka semakin lancar pula pembayaran dividen kepada para investornya.

Invesment Opportunity Set (IOS) dikenalkan pertama kali oleh Myers (1997). Nilai perusahaan dipengaruhi oleh dua hal yaitu aset yang saat ini telah ditempatkan dan opsi untuk investasi dimasa depan. IOS lebih ditekankan pada opsi investasi di masa depan. Opsi investasi dimasa depan dapat diperoleh jika perusahaan memiliki proyek dengan net present value (NPV) positif (Kallapur & Trombley 2001).

Investment Opportunity Set (IOS) merupakan pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aset perusahaan atau proyek yang memiliki net present value (NPV) positif. Sehingga IOS memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan (Pagalung 2003). IOS bukan merupakan pertumbuhan riil yang dicapai perusahaan saat ini namun kesempatan perusahaan untuk tumbuh dimasa mendatang. Sehingga ukuran IOS secara esensi selain dikaitkan dengan diperolehnya proyek yang menguntungkan adalah investasii perusahaan di research and development (R&D) serta aset tetap. Dengan melakukan investasi untuk R&D dan aset tetap perusahaan akan menikmati pertumbuhan riil di masa mendatang. Menurut Gaver dan Gaver (1993), IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang ditetapkan manajemen di masa yang akan datang, yang pada


(17)

saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar.

Setiap entitas bisnis dalam menjalankan usahanya selalu memiliki harapan untuk tetap going concern. Pertumbuhan yang selalu meningkatkan serta bertambahnya nilai aset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan dapat diproksikan dengan berbagai macam kombinasi nilai Invesment Opportunity Set (IOS). Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan, pilihan-pilihan pertumbuhan (growth options) bagi suatu perusahaan merupakan sesuatu yang secara melekat bersifat tidak dapat diobservasi. Nilai IOS dapat dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan nilai aset di tempat yaitu berupa nilai buku aset maupun ekuitas dan nilai kesempatan untuk bertumbuh bagi suatu perusahaan di masa depan (Norpratiwi, 2004:1).

Adapun proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah proksi berdasarkan harga rasio Market to Book Value Equity (MVE/BE) yang dapat menggambarkan permodalan suatu perusahaan. Bagi para investor yang akan melakukan pembelian saham perusahaan. Penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan dan mengelola modal merupakan suatu hal yang penting. Apabila suatu perusahaan dapat memanfaatkan modalnya dengan baik dalam menjalankan usaha, maka semakin besar kemungkinan besar perusahaan tersebut untuk bertumbuh, maka harga saham perusahaan tersebut diperkirakan


(18)

akan meningkat, dan pada akhirnya semakin meningkat pula return yang diperoleh.

Proksi berdasarkan investasi Capital Additions to Market Value of Asset (CAP/MVA) digunakan untuk melihat besarnya aliran tambahan modal saham perusahaan. Dengan tambahan modal saham ini perusahaan dapat memanfaatkannya untuk tambahan investasi aset produktifnya, sehingga berpotensi sebagai perusahaan bertumbuh. Para investor dapat melihat seberapa besar aliran modal tambahan suatu perusahaan dengan membagikan Capital Additions dengan total asset. Semakin besar aliran tambahan modal saham, semakin besar kemampuan perusahaan untuk memanfaatkannya sebagai tambahan investasi, sehingga perusahaan mempunyai kesempatan untuk dapat bertumbuh. Dengan demikian akan mengakibatkan kenaikan harga saham pada perusahaan dan pada akhirnya akan meningkatkan return yang diterima para pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh Kallapur dan Trombley (1999) menyatakan bahwa adanya korelasi yang signifikan antara CAP/MVA dengan pertumbuhan perusahaan. Rasio CAP/MVA yang dikorelasikan dengan pertumbuhan aset perusahaan tumbuh yang dilakukan oleh Rokhayati (2005) menghasilkan adanya korelasi yang signifikan antara kedua variabel.

Proksi berdasarkan varian Varriance of Total Return (VARRET) yang digunakan untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan aktiva.

Menurut Brigham dan Gapenski (1996) pertumbuhan perusahaan yang tinggi membutuhkan sumber dana dari pihak eksternal yang lebih besar. Pertumbuhan


(19)

perusahaan yang secara sederhana adalah tingkat keuntungan perusahaan atau seberapa besar perusahaan dapat memberikan imbalan hasil kepada para investornya dan adanya kemampuan membayar kewajiban kepada kreditor. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu hal yang menjadi harapan, baik oleh pihak internal perusahaan (yaitu pihak manajemen) maupun eksternal perusahaan (seperti investor dan kreditor). Pertumbuhan perusahaan diharapkan memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan perusahaan salah satu indikator penting untuk dapat mengetahui kemampulabaan berinvestasi yang akan dilakukan di suatu perusahaan untuk memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang dipersyaratkan investor. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan berinvestasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung & Charoenwaong dalam Norpratiwi, 2004).

Adapun penelitian yang berkaitan dengan investment opportunity set (IOS) masih relatif sedikit dan hasilnya masih bertentangan. Smith dan Watts (1992) melakukan penelitian mengenai IOS yang dihubungkan dengan kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami pertumbuhan atau perusahaan yang mempunyai peluang investasi di masa yang akan datang, memiliki rasio pembayaran dividen yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan. Hasil penelitiannya berbeda dengan Gaver dan Gaver (1993) yaitu tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang mengalami pertumbuhan dengan perusahaan yang tidak mengalami pertumbuhan dalam kebijakan dividen.


(20)

Alasan yang mendasari penelitian ini adalah karena adanya beberapa keterbatsan dari penelitian sebelumnya, serta pertimbangan bahwa penelitian yang berkaitan dengan IOS yang dihubungkan dengan kebijakan dividen masih relatif sedikit dilakukan dan dari beberapa penelitian yang telah dilakukan tersebut hasilnya masih saling kontradiksi. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa IOS perusahaan berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen (Smith dan Watts, 1992), sedangkan penelitian yang lain menunjukkan bahwa IOS tidak berpengaruh terhadap kebijkan dividen (Prasetyo, 2000).

Beberapa perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2012 memberikan dividen dengan jumlah yang berbeda-beda setiap tahunnya. Fenomena yang terjadi adalah adakalanya saat laba yang diperoleh perusahaan meningkat, dividen yang diberikan perusahaan justru lebih kecil dari tahun sebelumnya. Berdasarkan fenomena tersebut laba yang dihasilkan bukanlah satu-satunya faktor yang dipertimbangkan pihak manajemen dalam menetapkan besarnya dividend payout ratio (DPR). Perusahaan go public adalah perusahaan yang menjual sahamnya ke para investor dan membiarkan saham tersebut di perdagangkan di pasar saham. Bagi perusahaan yang telah go public pasar saham merupakan sarana bagi peningkatan nilai perusahaan. Pasar saham memberikan sarana bagi peningkatan nilai melalui berbagai keterbukaan informasi secara penuh yaitu efisiensi usaha, peningkatan laba, peningkatan harga saham dan peningkatan kemakmuran pemegang saham.


(21)

Berikut ini adalah perkembangan dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan go public yang membagikan dividen secara berturut-turut pada periode 2009-2012.

Tabel 1.1

Data Total Dividend dan Total Laba bersih pada perusahaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2012

 

No. Nama Perusahaan

Total Dividen (Rp) Total Laba Bersih (Jutaan Rp) 2009 2010 2011 2012 2009 2010 2011 2012 1 PT. Astra Agro Lestari Tbk. 905.00 830.00 995.00 230.00 1,660 2,103 2,498 2,520 2 PT. AKR Corporindo Tbk. 25.00 167.00 225.00 40.00 274,718 310,916 2,348,705 755,870 3 PT. Astra International Tbk. 830.00 470.00 1980.00 66.00 10,040 14,366 21,077 22,742 4 PT. Tunas Ridaen Tbk. 88.00 10.00 14.00 9.00 310,387 269,004 322,289 420,088 5 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk. 1964.00 1202.00 2336.00 1666.00 335,551 204,151 546,126 432,043 6 PT. Selamat Sempurna Tbk. 90.00 55.00 150.00 130.00 132,850 150,420 241,576 268,543 7 PT. United Tractors Tbk. 330.00 590.00 820.00 210.00 3,817 3,872 5,899 5,753 8 PT. Unilever Indonesia Tbk. 399.00 444.00 546.00 300.00 3,044 3,386 4,164 4,839 9 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 16150.00 21.28 24.07 6950.00 340,458 443,050 507,382 453,405 10 PT. Sepatu Bata Tbk. 2158.00 1300.00 1231.45 1565.00 52,980 609,750 56,615 69,343 11 PT. Tunas Baru Lampung Tbk. 1,95 8.00 46.50 12.00 138,244 248,136 421,127 243,767 12 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 45.00 30.00 31.50 18.00 72,272 110,880 120,915 148,909 13 PT. Bank Central Asia Tbk. 110.00 112.50 157.00 43.50 5,776 6,807 84,792 7,121

Sumber: www.idx.co.id (Data diolah, 2013)

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa beberapa perusahaan terjadi peningkatan laba bersih dari tahun 2009 sampai tahun 2012 namun peningkatan laba besih tidak didukung oleh pembagian dividen yang diterima oleh pihak investor. Pembagian dividen beberapa perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia secara garis besar mengalami fluktuasi dan tidak mengindifikasi adanya penerapan kebijakan dividen yang stabil. PT. Astra Agro Lestari Tbk tahun 2010 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 2,103 juta tetapi dividen yang diibagikan perusahaan untuk para investor sebesar Rp.830.00, pada tahun 2011 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 2,498 juta, dividen yang dibagikan mengalami peningkatan sebesar Rp.995.00, pada tahun 2012 terjadi peningkatan laba bersih


(22)

sebesar 2,520 juta tetapi dividen yang dibagikan mengalami penurunan drastis sebesar Rp. 230.00. PT Multi Bintang Indonesia Tbk terjadi peningkatan laba bersih pada tahun 2010 sebesar 443.050 juta tetapi dividen yang dibagikan perusahaan untuk investor sebesar Rp. 21.28, pada tahun 2011 terjadi peningkatan laba bersih sebesar 507,382 juta tetapi dividen yang dibagikan mengalami peningkatan sebesar Rp.24.07, pada tahun 2012 laba bersih yang dihasilkan perusahaan mengalami penurunan sebesar 453.405 juta tetapi dividen yang dibagikan perusahaan kepada investor mengalami peningkatan drastis sebesar Rp. 6950.00.

Dividen merupakan salah satu penyebab timbulnya motivasi investor menanamkan dananya di pasar modal. Informasi yang dimiliki investor di pasar modal sangat terbatas, maka perubahan dividen yang akan dijadikan sinyal untuk mengetahui performance perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Kemampulabaan dan Invesment Opportunity Set serta Pertumbuhan Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Return on Invesment berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

2. Apakah Market to Book Value of Equity (MVE/BVE) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ?


(23)

3. Apakah Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)? 4. Apakah Varriance of Total Return (VARRET) berpengaruh signifikan

terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

5. Apakah Growth berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Invesment (ROI) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Go Public di BEI. 2. Untuk mengetahui pengaruh Market to Book Value of Equity

(MVE/BVE)terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Go Public di BEI.

3. Untuk mengetahui pengaruh Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Go Public di BEI.

4. Untuk mengetahui pengaruh Varriance of Total Return (VARRET) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Go Public di BEI.

5. Untuk mengetahui pengaruh Growth terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada perusahaan Go Public di BEI.


(24)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama yang berkaitan dengan manajemen keuangan

2. Bagi penelitian yang akan datang diharapkan dapat menjadi bahan acuan atau pertimbangan terutama untuk penelitian mengenai pengaruh kemampulabaan dan investment opportunity set serta pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia.

3. Bagi manajemen perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam melaporkan laba.

4. Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemampulabaan

Kemampulabaan (profitabilitas) adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukkan seberapa efektifnya perusahaan beroperasi sehingga menghasilkan keuntungan laba bagi perusahaan (Munawir, 2000:71). Kemampulabaan merupakan ukuran penting untuk menilai keputusan. Menurut (Sartono, 2010:122) kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aset maupun modal sendiri. Kemampulabaan suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aset secara produktif, dengan demikian rasio profitabilitas suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah modal perusahaan tersebut. Laba yang tinggi akan berpengaruh terhadap return saham dan beta saham.

Rasio profitabilitas terdiri dari : 1. Return on Invesment (ROI)

Return on Invesment (ROI) sering juga disebut sebagai Return on Assets (ROA). ROI mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan sumber ekonomi yang ada untuk menciptakan laba (Machfoedz 1996). Untuk mengukur besarnya ROI rumus yang digunakan sebagai berikut:


(26)

Laba Setelah Pajak 2. Return on Equity (ROE)

Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan pengembalian yang diperoleh pemilik (baik pemegang saham preferen dan saham biasa) atas investasi di perusahaan. Menurur (Riyanto, 2000:69) Return on Equity (ROE) merupakan kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Semakin tinggi Return on Equity (ROE) akan semakin baik. Return on Equity (ROE) merupakan indikator penting untuk diperhatikan investor untuk melihat sejauhmana investasi yang akan dilakukannya di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkannya. Jadi semakin tinggi Return on Equity (ROE) suatu perusahaan akan semakin menarik minat investor untuk berinvestasi di perusahaan tersebut, karena apabila Return on Equity (ROE) perusahaan tinggi berarti return yang akan diterimanya juga semakin besar. Tingginya minat investor untuk berinvestasi di perusahaan dengan Return on Equity (ROE) yang tinggi pada gilirannya akan menyebabkan harga saham perusahaan tersebut cenderung bergerak naik. Untuk mengukur besarnya Return on Equity (ROE) rumus yang digunakan sebagai berikut:

Laba Bersih 2.2 Investment Opportunity Set (IOS)

Istilah set kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1997) yang memandang nilai suatu perusahaan sebagai sebuah kombinasi asset in place (asset yang dimiliki) dengan

Return on Invesment =

Total Asset

x 100%

Return on Equity (ROE) =

Total Ekuitas


(27)

investment options (pilihan investasi) pada masa depan. Kole dalam Norpratiwi (2004) menyatakan nilai investment options ini tergantung pada discretionary expenditures yang dikeluarkan manajer di masa depan yang pada saai ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan, sedangkan asset in place tidak memerlukan investasi semacam itu. Pilihan-pilihan investasi di masa yang akan datang ini kemudian dikenal dengan set kesempatan investasi atau investment opportunity set (IOS).

Myers (1997) menyatakan bahwa perusahaan adalah kombinasi antara nilai aset rill (assets in place) dengan pilihan investasi di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa mendatang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi tersebut akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi dibanding dengan nilai kesempatan yang hilang.

Opsi masa depan tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable) (Rokhayati, 2005). Berdasarkan pengertian tersebut para peneliti telah mengembangkan proksi


(28)

pertumbuhan perusahaan menjadi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya.

Secara umum dapat dikatakatan bahwa IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Dengan demikian IOS bersifat tidak dapat diobservasi, sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam perusahaan. Dari berbagai penelitian tentang IOS dapat dibuktikan bahwa IOS dijadikan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan perusahaan sebagai kategori perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh, dan IOS juga memiliki hubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan (Norpratiwi, 2004).

Berbagai macam proksi pertumbuhan yang dinyatakan dalam satu set kesempatan investasi atau IOS telah digunakan oleh peneliti. Kallapur dan Trombley (dalam Prasetyo, 2000) menyatakan bahwa proksi-proksi IOS dapat digolongkan menjadi tiga jenis yaitu:

1. Proksi IOS berbasis pada harga

Proksi IOS berbasis pada harga merupakan proksi yang menyatakan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan sebagian dinyatakan dalam harga pasar. Proksi ini didasari pada anggapan yang menyatakan dalam harga-harga saham, dan perusahaan yang tumbuh akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi secara relatif untuk asset yang dimiliki (asset in place) dibandingkan perusahaan yang tidak tumbuh. IOS yang didasari pada harga akan berbentuk suatu rasio sebagai suatu ukuran set yang dimiliki dan nilai pasar perusahaan. Rasio-rasio yang telah


(29)

digunakan dalam beberapa penelitian yang berkaitan dengan proksi pasar adalah sebagai berikut:

a. Market to Book Value Equity ( MVE/BVE)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

Saham Beredar × Harga Penutup

b. Market to Book Value of Assets (MVA/BVA)

Rasio ini menjelaskan gabungan antara aset di tempat dengan kesempatan investasi. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio MVA/BVA, semakin tinggi kesempatan investasi yang dimiliki perusahaan tersebut yang berkaitan dengan aset di tempat. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

c. Property, Plant, and Equipment to Book Value of Assets (PPE/BVA)

Rasio PPE/BVA digunakan dengan dasar pemikiran PPE/BVA bahwa prospek pertumbuhan perusahaan tergambar dengan besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Nilai Buku Peralatan Mesin MVE/BVE =

MVA/BVA =

PPE/BVA=

Nilai Buku Aset Jumlah Ekuitas

Jumlah Aset-Jumlah Ekuiti + (Saham Beredar x Harga Penutup Saham) Jumlah Aset


(30)

2. Proksi IOS berbasis pada Investasi

Proksi IOS berbasis pada investasi merupakan proksi yang percaya pada gagasan bahwa suatu level kegiatan investasi yang tinggi berkaitan secara positif dengan nilai IOS suatu perusahaan. Rasio-rasio yang sering digunakan oleh peneliti antara lain:

a. Capital Expenditure to Market Value Assets (CEP/MVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CEP/MVA dihitung dengan cara berikut:

Nilai Buku Aset Tetapt - Nilai Buku Aset Tetapt -1

b. Capital Expenditure to Book Value Assets (CEP/BVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar investasi yang dilakukan oleh perusahaan pada aset tetap maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CEP/BVA dapat dihitung dengan cara berikut ini:

Nilai Buku Aset Tetapt - Nilai Buku Aset Tetapt -1

c. Capital Additions to Book Assets Value (CAP/BVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar pertambahan modal yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin tinggi

CEP/MVA =

CEP/BVA =

Jumlah Aset


(31)

kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rasio CAP/BVA dapat dihitung dengan cara berikut ini:

Tambahan Modal dalam 1 Tahun

d. Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA)

Rasio ini digunakan dengan dasar pemikiran bahwa semakin besar pertambahan modal yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tambahan Modal dalam Satu Tahun

3. Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement)

Proksi IOS berbasis pada varian (variance measurement) merupakan proksi yang mengungkapkan bahwa suatu opsi akan menjadi lebih bernilai jika menggunakan variabilitas ukuran untuk memperkirakan besarnya opsi yang tumbuh, seperti variabilitas return yang mendasari peningkatan asset. Ukuran yang digunakan dalam beberapa penelitian antara lain: VARRET (variance of total return), dan market model beta.

a. Varriance of Total Return (VARRET)

Variance of total return merupakan variasi return yang diperoleh investor. Semakin besar varians return, semakin besar penyebaran nilai return dan semakin besar pula ketidakpastian atau risiko dari suatu investasi.

CAP/MVA =

CAP/BVA =

Nilai Buku Aset


(32)

Rumus yang digunakan (Saputro, 2003:73) sebagai berikut:

b. Beta asset (BETA)

Rasio ini dihitung dengan menggunakan (Saputro, 2003:74) rumus sebagai berikut:

2.3 Pertumbuhan Perusahaan

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan dimasa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat juga menjadi indikator dari kemampulabaan dan keberhasilan perusahaan

2.4 Kebijakan Dividen

Menurut (Baridwan, 2004:434) menyatakan bahwa dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para pemegang saham yang besarnya sebanding dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. Sedangkan dividen

BETA =

(Harga Penutupan Saham x Lembar Saham Beredar) + Dividen + Biaya Bunga VARRET = 

Total Aset – Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham

Beta Saham x (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham)


(33)

menurut (Riyanto, 2001:265) menyatakan bahwa dividen adalah aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor.

Ketika sebuah perusahaan memperoleh laba bersih (net income) dan tingkat cash flow pada suatu periode tertentu, manajemen akan dihadapkan pada keputusan pemanfaatan laba tersebut. Dua alternatif penggunaan utama laba adalah dibagikan sebagai dividen atau ditahan sebagai laba ditahan (retained earning). Keputusan inilah yang dikenal sebagai kebijakan dividen, yaitu menentukan seberapa besar proporsi laba yang akan dibagikan sebagai dividen.

Menurut (Riyanto, 2001:265) menyatakan bahwa kebijakan dividen adalah kebijakan yang bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan dalam perusahaan, yang berarti pendapatan tersebut harus ditanamkan di dalam perusahaan. Laba ditahan (retained earning) dengan demikian merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau equity investor.

Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana interen atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar.


(34)

1. Macam macam kebijakan dividen

Kebijakan dividen yang dilakukan perusahaan bentuknya bisa bermacam-macam. Menurut (Riyanto, 2001:269) menyatakan bahwa ada macam-macam kebijakan dividen yang dilakukan oleh perusahaan antara lain sebagai berikut:

a. Kebijakan dividen yang stabil. Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan dividen yang stabil, artinya jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham setiap tahunnya berfluktuasi.

b. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu. Kebijakan ini menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham tiapa tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra diatas jumlah minimal tersebut.

c. Kebijakan dividen dengan penetapan dividend payout ratio yang konstan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividend payout ratio yang konstan misalnya 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan netto yang diperoleh setiap tahunnya. d. Kebijakan dividen yang fleksibel. Kebijakan dividen yang terakhir adalah penetapan dividend payout ratio yang fleksibel yang besarnya setiap tahun di sesuaikan dengan posisi financial dan kebijakan financial dari perusahaan yang bersangkutan.


(35)

Rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Menurut (Baridwan, 2004:444) rasio ini dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

Dividen Per Lembar Saham (Dividend Per Share) menurut (Irawati, 2006:64) menyatakan bahwa dividen per lembar saham (DPS) adalah besarnya pembagian dividen yang akan dibagikan kepada pemegang saham setelah dibandingkan dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar. Besarnya dividen per lembar saham dapat dicari dengan rumus:

Laba Per Lembar Saham (Earning Per Share) menurut Baridwan (2004:443) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode tertentu untuk setiap jumlah saham yang beredar. Informasi mengenai laba per lembar saham dapat digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk menentukan dividen yang akan dibagikan. Informasi ini juga berguna bagi investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan.

Perhitungan laba per lembar saham diatur dalam SAK No.56 yang akan menyatakan dua macam laba per lembar saham:

DPR = Dividen Per Lembar Saham Laba Per Lembar Saham

x100%

DPS = Total Dividen yang dibagikan Jumlah lembar saham yang beredar


(36)

1. Laba per lembar saham dasar, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar dalam periode pelaporan.

2. Laba per lembar saham dilusian, adalah jumlah laba pada suatu periode yang tersedia untuk setiap saham biasa yang beredar selama periode pelaporan dan efek lain yang asumsinya diterbitkan bagi semua efek berpotensi saham biasa yang sifatnya dilutif yang beredar sepanjang periode pelaporan.

Laba per lembar saham (EPS) dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

2.5 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1. Putri, 2008 Pengaruh Invesment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return

Saham dan Kebijakan Dividen

pada Perusahaan manufaktur yang terdaftra di BEI

Independen : Invesment

Oportunity Set dan Profitabilitas

Dependen :

Return Saham dan Kebijakan Dividen

Firm Value to Book Value of Property, Plant and Equipment (VPPE), Variance of Total Return (VARRET), dan Return on Equity (ROE) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

Market to Book Value of Asset (MVA/BVA) berpengaruh negatif

Laba bersih setelah pajak Jumlah lembar saham yang beredar EPS =


(37)

No Nama

Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

terhadap return saham,

Market to Book Value of Asset (MVA/BVA),Price Earning Ratio (PER),

Return on Equity (ROE), berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Market to Book Value of Equity (MVE/BVE) dan Firm Value to Book Value of Property, Plant and Equipment (VPPE) berpengaruh negatif terhadap dividend payout ratio (DPR). 2. Ekayanti,

2012 Pengaruh Profitabilitas, Invesment Opportunity Set, dan pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan deviden pada Perusahaan LQ 45 yang terdaftar di BEI Independen : Profitabilitas, IOS, Pertumbuhan Perusahaan Dependen : Kebijakan Dividen

Return on Assets (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Capital Expenditure to Book Value Asset (CEP/BVA) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)

Growth berpengaruh negatif secara signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR)


(38)

3. Ekasiwi, 2007 Analisis Pengaruh Manajemen Laba dan Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Go Public yang Terdaftar di BEI 2007-2009) Independen: Likuiditas, Leverage. Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL) dan Profitabilitas Dependen : Kebijakan dividen

Descretionary accruals tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio (DPR),

Profitabilitas yang diukur dengan Return on Asset (ROA) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR).

4. Latifasari, 2007

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen (Studi Empiris pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2009) Independen: Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan Perusahaan, Collateralizable Assets (COL) dan Profitabilitas

Dependen:

Kebijakan Dividen

Secara parsial variabel (COL) berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout ratio (DPR),

Variabel growth berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR), Variabel Current Ratio (CR), Return on Equity (ROE).

5. Suharli, 2007 Pengaruh Profitabilitas dan Invesment Opportunity Set (IOS) terhadap Kebijakan Tunai dengan Likuiditas sebagai Variabel Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)

Independen:

Return on Invesment (ROI),

Invesment

Opportunity Set (IOS)

Dependen:

Dividend Payout Ratio (DPR), Curent Ratio (CR).

Return On Invesment (ROI) secara positif dipengaruhi oleh dividend payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio (CR).

Invesment Opportunity Set (IOS) berpengaruh signifikan terhadap dividen payout ratio (DPR) dan di perkuat oleh Current Ratio (CR)


(39)

2.6 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan uraian dari teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka variabel independen penelitian ini adalah Kemampulabaan, Invesment Opportunity Set (IOS) dan Pertumbuhan Perusahaan dan variabel dependen adalah Kebijakan Dividen.

Penelitian yang dilakukan (Wirjolukito et al, 2003 dalam Suharli 2007) mengenai keberhasilan perusahaan membuktikan profit, menyimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar dividen merupakan fungsi dari keuntungan. Dengan demikian profitabilitas mutlak diperlukan untuk perusahaan apabila hendak membayarkan dividen. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Tingkat profitabilitas mempengaruhi dividen secara positif diungkapkan oleh (Wirjolukito et al. 2003. Jensen et al 1992 dalam Kumar 2007) menyatakan bahwa semakin tinggi profitabilitas perusahaan maka semakin tinggi pula cash flow dalam perusahaan, dan diharapkan perusahaan akan membayar dividen yang lebih tinggi. Meningkatnya profitabilitas yang dicapai perusahaan akan meningkatkan harapan investor untuk memperoleh pendapatan dividen yang lebih tinggi pula. Pada kondisi tertentu kebijakan perusahaan berubah sehingga peningkatan profitabilitas diikuti dengan peningkatan pembayaran dividen sehingga profitabilitas tidak sepenuhnya mencerminkan penentuan pembayaran dividen. Hasil penelitian (Ekayanti, 2012)


(40)

menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen (dividen payout ratio). Suharli 2007 menyatakan bahwa profitabilitas memiliki korelasi positif dengan kebijakan dividen.

Perusahaan yang memiliki Invesment Opportunity set yang baik dan juga memiliki pusat pengembangan bisnis yang berkembang dengan baik dalam melakukan ekpansi bisnis merupakan berita yang baik bagi investor dan calon investor serta memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat kemampulabaan (profitabilitas) perusahaan. Menurut Van Home (2005:222) “profitabilitas merupakan rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan keuntungan perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk melakukan investasi dan melakukan ekspansi bisnis. Investment Opportunity Set (IOS) merupakan opsi investasi masa depan perusahaan yang tidak semata-mata hanya ditunjukkan dengan adanya proyak-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja, tetapi juga dengan kemampuan perusahaan lebih tinggi dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan lain yang setara dalam suatu kelompok industrinya.

Apabila dalam suatu perusahaan memiliki investment opportunity set yang tinggi, hal ini berarti aliran kas bebas dalam perusahaan atau laba perusahaan yang dihasilkan sebagian besar akan digunakan untuk pengembangan bisnis baru yang akan mendukung pertumbuhan perusahaan. Penelitian yang dilakukan (Suharli, 2007) menunjukkan bahwa adanya pengaruh antara Invesment opportunity set (IOS) dengan kebijakan dividen dengan kata lain hal ini menunjukkan bahwa


(41)

Investment Opportunity Set menunjukkan pengaruh positif terhadap pengembangan bisnis dan ekpansi perusahaan.

Makin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membbiayai pertumbuhannya, perusahaan tersebut biasanya akan lebih senang untuk menahan pendapatannya dari pada dibayarkan sebagai dividen dengan mengingat batasan-batasan biayanya. Wahyudi dan Baidori (2008) mengungkapkan pertumbuhan pada total aset yang besar akan menurunkan pembayaran dividen kepada pemegang saham karena pengelola perusahaan memanfaatkan laba yang diperoleh perusahaan untuk aktivitas pendanaan internal peluang investasi yang ada, sehingga semakin besar pertumbuhan pada total aset akan mengakibatkan perusahaan menurunkan pembayaran dividen. Hasil penelitian (Ekayanti, 2012) menyatakan bahwa Growth berpengaruh negatif terhadap dividen payout ratio (DPR).

Kemampulabaan (profitabilitas) akan di ukur dengan menggunakan Return On Invesment (ROI), Invesment Opportunity Set (IOS) akan diukur dengan Market to Book Value of Equity (MVE/BE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Varriance of Total Return (VARRET) dan Pertumbuhan perusahaan akan diukur dengan menggunakan Growth (GR).

Maka hubungan antara Kemampulabaan, Invesment Opportunity Set (IOS), dan Pertumbuhan Perusahaan dengan Kebijakan Dividen dapat digambarkan sebagai berikut:


(42)

Sumber: Ekayanti, 2012

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka konseptual maka hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

1. Return on Invesment berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

2. Market to Book Value of Equity (MVE/BVE) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

3. Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

4. Varriance of Total Return (VARRET) berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR)

5. Growth berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) ROI (X1)

Growth (X5)

DPR (Y) MVE/BVE (X2)

CAP/MVA (X3 ) VARRET (X4 )


(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian sebab akibat (causal research), yaitu untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Sekaran 2007:164).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan go public melalui media internet melalui situs www.idx.co.id. Penelitian ini laksanakan sejak bulan Agustus 2013 sampai dengan November 2013.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel yang digunakan dalam penelitian terdiri dari 2 bagian, yaitu: a. Variabel bebas (Independent variable), yaitu Return on Invesment

(ROI), Market to Book Value of Equity (MVE/BVE), Capital Additions to Market Value of Assets (CAP/MVA), Varriance of Total Return (VARRET), Growth (GR)


(44)

b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Dividend Payout Ratio (DPR)

2. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia.

3. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan perusahaan periode 2009-2012

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Variabel Bebas (Independent Variabel) 1. Return on Invesment (ROI)

Return on Invesment (ROI) dapat memberikan indikasi tentang baik buruknya manajemen dalam melaksanakan kegiatan, baik dalam kontrol biaya maupun pengelolaan aktiva. Rumus yang digunakan:

2. Market to Book Value Equity (MVE/BVE)

Market to Book Value Equity (MVE/BE) mencerminkan bahwa pasar menilai return atas investasi perusahaan pada masa depan akan lebih besar dari return yang diharapkan ekuitasnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :

MVE/BVE =

Total Aktiva Laba Setelah Pajak

ROI = x100%


(45)

3. Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA)

Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) mencerminkan bahwa semakin besar pertambahan modal yang dilakukan oleh perusahaan maka akan semakin tinggi kadar investasi yang dilakukan perusahaan. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Tambahan Modal dalam Satu Tahun

4. Varriance of Total Return (VARRET)

Semakin besar varians return, semakin besar penyebaran nilai return dan semakin besar pula ketidakpastian atau risiko dari suatu investasi. Rumus yang digunakan (Saputro, 2003:73) sebagai berikut:

5. Growth (GR)

Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan ukurannya yang dapat diproksikan dengan adanya peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan. Dalam penelitian ini data yang digunakan untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan diperoleh dari pertumbuhan laba perusahaan. Yang dapat dicari dengan menggunakan rumus:

CAP/MVA =

Growth =

Total Aset

(Harga Penutupan Saham x Lembar Saham Beredar) + Dividen + Biaya Bunga Total Aset- Total Ekuitas + (Lembar Saham Beredar x Harga Penutupan Saham VARRET =

Labat - Labat-1 Labat-1


(46)

3.4.2 Variabel Terikat (Dependent Variabel) 1. Dividend Payout Ratio (DPR)

Dividend payout ratio (DPR) dipakai sebagai alat ukur kebijakan dividen, karena kualitas saham suatu perusahaan tidak bisa dijamin dari tiap lembar saham yang dibagikan kalau menggunakan dividend per shared (DPS), agar pengukuran bisa dibandingkan antar perusahaan dalam tiap tahunnya. Menurut (Baridwan 2004:444) dividend payout ratio (DPR) dapat dihitung dengan rumus:

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2009-2012. Penarikan sampel yang dilakukan oleh penulis adalah dengan menggunakan desain sampel non probabilitas dengan metode purposive sampling dimana peneliti memilih sampel berdasarkan penelitian terhadap beberapa karakteristik anggota populasi yang disesuaikan dengan maksud penelitian (kuncoro, 2003:119).

Adapun kriteria penarikan sampel sebagai berikut: Tabel 3.1

Tabel Kriteria Pemilihan Sampel

No Keterangan Jumlah 1 Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2009-2012

440

2 Perusahaan yang tidak membagikan dividen secara berturut-turut pada tahun 2009-2012

(427) DPR = Dividen Per Lembar Saham

Laba Per Lembar Saham


(47)

3 Jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria untuk dijadikan sampel penelitian

13

Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013

Berdasarkan kriteria sampel, maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah sejumlah 13 perusahaan dengan periode waktu tahun 2009 sampai dengan 2012. Sesuai dengan kriteria, maka sampel yang digunakan berjumlah 13 perusahaan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia No Daftar Perusahaan Go Pulic di Bursa Efek Indonesia

1 PT. Astra Agro lestari Tbk 2 PT. AKR Corporindo Tbk 3 PT. Astra Internasional Tbk 4 PT. Tunas Ridaen Tbk

5 PT. Indo Tambangraya Megah Tbk 6 PT. Selamat Sempurna Tbk 7 PT United Tractor Tbk 8 PT Unilever Indonesia Tbk 9 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. 10 PT. Sepatu Bata Tbk.

11 PT. Tunas Baru Lampung Tbk. 12 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk. 13 PT. Bank Central Asia Tbk.


(48)

3.6 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan tahunan perusahaan dan data kuantitatif lainnya selama tahun 2009-2012. Data-data tersebut diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti, penelusuran data dilakukan dengan cara:

1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan. Data yang disajikan dalam format kertas kecil cetakan antara lain berupa jurnal, buku dan skripsi.

2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format elektronik. Data yang disajikan dalam format elektronik ini antara lain berupa katalog, perpustakaan, laporan keuangan BEI dan situs internet.

3.8 Metode Analisis Data

3.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menguji pengaruh kemampulabaan dan investment opportunity set serta pertumbuhan perusahaan terhadap kebijakan dividen dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda (multiple regression analysis). Untuk menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan


(49)

dalam penelitian ini adalah

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4+ b5X5 + e Keterangan:

Y = Dividend Payout Ratio (DPR) a = Konstanta

b1 = Koefisien regresi dari rasio Return on Invesment (ROI)

b2 = Koefisien regresi dari rasio Market to Book Value Equity (MVE/BVE) b3 = Koefisien regresi dari rasio Capital Addition to Market Value of Assets

(CAP/MVA)

b4 = Koefisien regresi dari rasio Varriance of Total Return (VARRET) b5 = Koefisien regresi dari rasio Growth (GR)

X1 = Return On Invesment (ROI)

X2 = Market to Book Value Equity (MVE/BVE)

X3 = Capital Addition to Market Value of Assets (CAP/MVA) X4 = Varriance of Total Return (VARRET)

X5 = Growth (GR) e = Standar error

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Untuk pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Sebagai prasyarat dilakukan regresi berganda dilakukan uji asumsi klasik untuk memastikan bahwa data penelitian valid, tidak bias, konsisten, dan


(50)

penaksiran koefisien regresinya efisien (Ghozali, 2011). Pengujian asumsi klasik meliputi:

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011). Untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan harus terdistribusi dengan normal. Model regresi yang baik adalah memiliki data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas dapat menggunakan analisis grafik dengan normal probability plot (P-P plot) dan uji statistik melalui uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk analisis grafik dengan normal probability plot (P-P plot), apabila data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sedangkan untuk uji Kolmogorov-Smirnov, apabila menunjukkan nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data terdistribusi secara normal.

3.8.2.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas (independen). Nilai tolerance atau variance inflation factors (VIF) dapat digunakan untuk medeteksi gejala multikolinieritas. Ini terjadi apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10. Jadi dikatakan tidak terjadi multikolinieritas apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.


(51)

3.8.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatterplot dan uji Glejser. Jika pada grafik Scatterplot tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Sedangkan jika hasil uji Glejser menunjukkan nilai probabilitas signifikan lebih dari 0,05 maka model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.8.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011). Model regresi yang baik harus terhindar dari autokorelasi. Cara mendeteksi autokorelasi salah satunya adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson.

3.8.3 Uji Hipotesis

3.8.3.1. Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh


(52)

secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali, 2011). Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah sebagai berikut:

1. Jika F hitung lebih besar dari F tabel atau probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikansi (Sig < 0,05), maka model penelitian dapat digunakan atau model tersebut sudah tepat.

2. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel atau probabilitas lebih besar dari tingkat signifikansi (Sig > 0,05), maka model penelitian tidak dapat digunakan atau model tersebut tidak tepat.

3. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Jika F hitung lebih besar dari nilai F tabel, maka model penelitian sudah tepat.

3.8.3.2. Pengujian Secara Parsial (Uji t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Uji t dapat dilakukan dengan melihat nilai probabilitas signifikansi t masing-masing variabel yang terdapat pada output hasil regresi. Jika nilai probabilitas signifikansi t lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen.

3.8.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai koefisien


(53)

determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).


(54)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. PT. Astra Agro Lestari Tbk

Keberadaan PT. Astra Agro Lestari Tbk sebagai perusahaan perkebunan kelapa sawit telah melintasi tiga darsawarsa lebih, tepatnya 31 tahun. Kehadiran Perusahaan ini berawal dari kebijakan PT. Astra Internasional Tbk yang membangun unit usaha untuk menggarap perkebunan ubi kayu seluas 2.000 hektar. Seiring permintaan karet yang makin tinggi, perkebunan ubi kayu kemudian dikonversi menjadi perkebunan karet.

Setelah melihat prospek bisnis minyak sawit yang sangat menjanjikan, Perusahaan ini masuk ke bidang usaha perkebunan kelapa sawit. Pada tahun 1984, PT. Astra International Tbk mengakuisi PT. Tunggal Perkasa Plantations yang telah memiliki lahan perkebunan kelapa sawit seluas 15.000 hektar provinsi Riau. Kebijakan ini memiliki dampak yang positif terhadap perkembangan unit bisnis perkebunan sawit. PT. Astra Internasional Tbk akhirnya memutuskan menjadikan unit bisnis perkebunan kelapa sawit sebagai entitas bisnis yang baru dengan nama PT. Suryaraya Cakrawala pada 3 Oktober 1988.

Sebagai bagian dari bisnis PT. Astra International Tbk, nama PT Suryaraya Cakrawala diubah menjadi PT. Astra Agro Niaga pada tahun 1989. Seiring perkembangan usaha dan prospek yang semakin menjanjikan, PT. Astra Agro Niaga menggabungkan usahanya dengan PT. Suryaraya Bahtera pada tahun


(55)

1997 dengan nama baru PT Astra Agro Lestari. Nama entitas baru ini yang dikenal masyarakat hingga usianya mencapai 23 tahun pada tahun 2011.

Visi

Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang paling Produktif dan paling Inovatif di Dunia.

Misi

Menjadi panutan dan berkontribusi untuk Pembangunan serta Kesejahteraan Bangsa.

4.1.2. PT. AKR Corporindo Tbk.

PT. AKR Corporindo Tbk didirikan di Surabaya pada tahun 1997 dengan nama PT Aneka Kimia Raya. Pada tahun 1985, perusahaan ini memindahkan kantor pusat ke Jakarta dan mengubah namanya dari PT Aneka Kimia Raya Tbk menjadi PT AKR Corporindo Tbk pada tahun 2004. Anggaran dasar perusahaan diubah beberapa kali dengan perubahan terakhir menyatakan adanya peningkatan modal dan disetor pada tanggal 17 April 2012.

PT. AKR Corporindo Tbk merupakan perusahaan penyedia logistik dan infrastruktur terkemuka di Indonesia dengan wilayah operasi di Indonesia dan China, di mana perusahan ini juga unggul sebagai salah satu distributor swasta terbesar untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) dan bahan kimia dasar di Indonesia. Perusahan ini merupakan perusahaan swasta nasional pertama yang beroperasi di sektor BBM nonsubsidi sejak tahun 2005, tepatnya setelah diregulasi pemerintahan terhadap sektor Migas melalui Undang-Undang Migas Nomor 22


(56)

Tahun 2001. Di samping itu AKR juga merupakan perusahaan swasta nasional pertama yang dipercaya oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) untuk mendistribusikan BBM bersubsidi sejak 2010.

Visi

Pemain utama di bidang distribusi bahan-bahan kimia dan energi Misi

Mengoptimalkan potensi kita untuk meningkatkan nilai para pemegang saham dan pihak-pihak terkait.

4.1.3. PT. Astra International Tbk.

PT Astra International Tbk pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-55 tahun saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat dengan 185.580 orang karyawan di 170 perusahaan termasuk anak perusahaan.

Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah mengantarkan benyak peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya, yang terdiri dari Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik serta Teknologi informasi.


(57)

Visi

 Menjadi saah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efesiensi

 Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta sadar lingkungan.

Misi

Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada Stakeholder kami.

4.1.4. PT. Tunas Ridaen Tbk.

PT Tunas Ridaen Tbk merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang penyedia kendaraan yang ada di Indonesia. Perusahaan ini memiliki kantor pusat yang berlokasi di Jakarta. Awal berdirinya perusahaan ini terjadi pada tahun 1967 yang merupakan importer serta penjualan mobil bekas merek Flat, Holden dan Mecedes-Benz.

Pada tahun 1974, perusahaan ini ditunjuk sebagai Dealer resmi merek mobil Toyota, Daihatsu, BMW, Peugeot dan Renault untuk wilayah Lampung dan Sumatera Selatan. Seiring dengan perkembangan perusahaan yang semakin meningkat, pada tahun 1980 didirikan sebuah induk perusahaan yang kemudian diberi nama PT Tunas Ridaen Tbk.


(58)

Visi

Menjadi kelompok agen otomotif terkemuka di Indonesia dengan pelayanan yang prima terhadap konsumen.

Misi

 Pelayanan yang tebaik terhadap pelanggan  Operasional yang efisien dan unggul  Memaksimalkan potensi karyawan tunas

 Sinergi antara sumber daya manusia, teknologi dan sistem

4.1.5. PT. Indo Tambangraya Megah Tbk

PT. Indo Tambangraya Megah Tbk didirikan di Indonesia pada tahun 1997 sebagai perusahaan di bidang pertambangan batubara. Setelah melalui periode ekspansi usaha, Indo Tambangraya Megah kemudian di akuisisi oleh Banpu Grup dari Thailand pada tahun 2001. Peristiwa tersebut membawa perkembangan yang pesat bagi keberadaan Banpu di Indonesia melalui anak-anak perusahaan Indo Tambangraya Megah yaitu PT Indominco Mandiri, PT Trubaindo Coal Mining, PT Jorong Baturama Greston, PT Kitadin dan PT Bharinto Ekatama.

Menyusul upaya-upaya dalam perioritas usaha, pengembangan kapasitas penambangan batubara, serta peningkatan volume penjualan, Indo Tambangraya Megah kemudian mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia di akhir tahun 2007.


(59)

Visi

Menjadi perusahaan energi batubara terkemuka di Indonesia dengan pertumbuhan berkesinambungan yang dicapai melalui profesionalisme dan peduli terhadap karyawan, masyarakat serta lingkungan.

Misi

 Mengembangkan keunggulan pada semua lini operasi untuk melayani pelanggan dengan kualitas dan kuantitas produk dan jasa yang konsisten.  Mengembangkan karyawan yang piawai, sistem dan infrastruktur yang

efisien berdasarkan budaya yang berinovasi, berintegritas, berkepedulian dan bersinergi.

 Berinvestasi dalam bisnis energi berbasis batubara yang secara berkesinambungan memperkuat posisi kami.

 Berpromosi dan berkontribusi bagi perkembangan masyarakat dengan bertindak sebagai warga yang baik dan berkontribusi terhadap ekonomi dan masyarakat.

4.1.6. PT. Selamat Sempurna Tbk.

PT. Selamat Sempurna Tbk. Didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta notaries Ridwan Suselo, S.H. 207. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. Y.A 5/96/5 tanggal 22 Maret 1976. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhur dengan akta notaris Frans Elsius Muliawan, S.H. No. 33 tanggal 28 November 2006 sehubungan dengan penggabungan


(60)

Perseroan (Merger). Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukm dan HAM Republik Indonesia No. W7-HT.01.04.5048 tanggal 15 Desember 2006 dan pemberitahuan sehubungan perubahan Direksi dan Komisaris Perseroan telah diterima dan dicatat di dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No W7-HT.01-5452 tanggal 21 Desember 2006. Pada tanggal 9 September 1996, perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia) agar public dapat ikut berpartisipasi memiliki saham perseroan tersebut.

Saat ini perusahaan dan anak perusahaan telah tumbuh sebagai produsen komponen otomotif yang terkemuka di Indonesia dengan keanekaragaman produknya yang berkualitas, terutama filter dan radiator dengan pasar international yang meliputi lebih dari 90 negara tujuan ekspor.

Visi

Menjadi perusahaan kelas dunia dalam industri komponen otomotif Misi

Peningkatan berkesinambungan dalam memenuhi semua persyaratan melalui kecemerlangan proses transformasi terbaik.

4.1.7 PT. United Tractors Tbk

PT. United Tractor Tbk berdiri pada tanggal 13 Oktober sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu di Indonesia. Pada tanggal 19 Oktober 1989, perusahaan mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode perdagangan UNTR, dimana PT Astra Internasional


(61)

Tbk menjadi pemegang saham mayoritas. Selain dikenal sebagai distributor alat berat terkemuka di Indonesia, PT United Tractor Tbk dan Grupnya yang bergerak di bidang kontraktor penambangan dan bidang pertambangan batu bara.

Visi

Menjadi distributor alat berat terkemuka di wilayah regional yang berfokus kepada pelanggan serta mewujudkan prinsip the lowest life time cost per total output melalui upaya kolaboratif dan segi produk maupun jasa purnal jual.

Misi

 Mentransformasi pelanggan dengan memanfaatkan pemahaman yang utuh melalui interaksi berkelanjutan.

 Menciptakan peluang bagi insan perusahaan untuk dapat meningkatkan status sosial dan aktualisasi diri melalui kinerjanya

 Menghasilkan nilai tambah yang berkelanjutan bagi para pemegang saham  Memberi sumbangan yang bermakna bagi kesejahteraan bangsa.

4.1.8 . PT. Unilever Indonesia Tbk

PT. Unilever Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia. Rangkaian produk perseroan mencakup produk Home dan Personal Care serta Foods d & Refreshment ditandai dengan brand-brand terpercaya dan ternama di dunia antara lain Wall’s, Lifebuoy, Vaseline, Pepsodent, Lux, Pond’s, Sunlight, Rinso, Blue Band, Royco, Dove, Rexona, Clear, dan lain-lain.


(62)

Visi

Untuk meraih rasa cinta dan penghargaan dari Indonesia dengan menyentuh kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.

Misi

 Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari.  Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih

menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka dan orang lain

 Kami menginspirasi masyarakat untuk melakukan langkah kecil setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar bagi dunia.

 Kami senantiasa menggambarkan cara baru dalam berbisnis yang memungkinkan kami tumbuh dua kali lipat sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan.

4.1.9. PT. Multi Bintang Indonesia Tbk.

NV Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen awalnya didirikan di Medan pada tahun 1929 dengan sebuah pabrik bir di Surabaya. Domisili perusahaan ini dipindahkan ke Surabaya pada tahun 1936 dan pada tahun yang sama Heineken NV menjadi pemegang saham utama. Pada tahun 1951 perseroan mengubah namanya menjadi Heineken’s Nederlandsch-Indische Bierbrouwerijen Maatschappij NV. Pada tahun 1972 sebuah pabrik bir baru didirikan di Tanggerang.


(63)

Setelah mengubah namanya beberapa kali, perusahaan ini menjadi perusahaan publik pada tahun 1981 dan memakai nama baru PT Multi Bintang Indonesia, serta mengalihkan domisilinya dari Surabaya ke Jakarta. Saham-sahamnya kini diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.

PT. Multi Bintang Indonesia Tbk telah menjadi produsen bir terkemuka di Indonesia perseroan memproduksi dan memasarkan serangkaian produk-produk ternama seperti Bir Bintang, Bintang Zero, Heineken, Guinness Foreign Extra Stout dan Green Sands. Perusahaan mengoperasikan pabrik-pabrik di Sampang Agung (Mojokerto) dan Tanggerang, sedangkan anak perusahannya PT Multi Bintang Indonesia Niaga, memiliki kantor-kantor penjualan dan pemasaran di semua kota besar, dari Medan di Sumatera Utara hingga Jayapura di Papua.

Visi

Menjadi perusahaan bir yang menciptakan nilai tambah di Indonesia Misi

Menciptakan portofolio merek yang kuat dan membangun keunggulan dalam kualitas, layanan dan kesinambungan.

4.1.10. PT. Sepatu Bata Tbk

PT. Sepatu Bata Tbk didirikan tanggal 15 Oktober 1931. BATA adalah anggota Bata Shoe Organization (BSO) yang mempunyai kantor pusat di Lausanne, Switzerland. BSO merupakan produsen terbesar penghasil sepatu di dunai yang beroperasi di banyak negara, menghasilkan serta menjual jutaan pasang sepatu setiap tahun.


(1)

Lampiran 3

STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROI 52 2.44 56.76 22.5067 15.74134

MVEBVE 52 343.00 47269.00 7039.6346 10635.03039

CAPMVA 52 .01 .32 .0887 .06322

VARRET 52 1.00 17.10 1.4667 2.47930

GR 52 .03 172.75 28.8992 32.08045

DPR 52 .10 365.33 56.1256 59.62376

Valid N (listwise) 52

UJI NORMALITAS Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 57.51492736

Most Extreme Differences Absolute .205

Positive .205

Negative -.168

Kolmogorov-Smirnov Z 1.478

Asymp. Sig. (2-tailed) .025


(2)

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 1.12721924

Most Extreme Differences

Absolute .168 Positive .168 Negative -.163

Kolmogorov-Smirnov Z 1.209

Asymp. Sig. (2-tailed) .107

a. Test distribution is Normal


(3)

Garfik Normal Plot

UJI MUTLIKOLINEARITAS Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics Tolerance VIF

1 (Constant)

ROI .623 1.605

MVEBVE .768 1.302

CAPMVA .814 1.228

VARRET .977 1.024

Growth .924 1.083


(4)

UJI HETEROSKEDASTISITAS Grafik Scatterplot

UJI GLEJSER Hasil Uji Glejser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 1.567 .727 2.156 .036

LNROI .154 .129 .139 1.193 .239

LNMVE -.129 .085 -.158 -1.509 .138

LNCAP .111 .118 .096 .937 .354

LNVARRET .678 .083 .760 8.157 .060

LNGR -.073 .042 -.167 -1.746 .087


(5)

UJI AUTOKORELASI Hasil Uji Autikorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .605a .367 .298 1.18690 1.966

a. Predictors: (Constant), Growth, MVEBVE, VARRET, CAPMVA, ROI b. Dependent Variable: DPR

ANALISIS REGRESI BERGANDA

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.916 1.453 2.695 .010

ROI -.587 .258 -.339 -2.277 .027

MVEBVE .305 .171 .239 1.788 .080

CAPMVA .465 .237 .255 1.964 .056

VARRET -.673 .166 -.481 -4.050 .000

Growth .079 .084 .115 .939 .353

DependentVariable : DPR

Hasil Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 37.505 5 7.501 5.325 .001a

Residual 64.802 46 1.409

Total 102.306 51


(6)

KOEFISIEN DETERMINASI (R2) Hasil Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .605a .367 .298 1.18690


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

1 12 51

Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

1 16 143

PENGARUH PROFITABILITAS DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN ASURANSI GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 49

INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) DAN KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 90

STUDI EMPIRIS INVESTMENT OPPORTUNITY SET DAN LEVERAGE PADA PERUSAHAAN OTOMOTIVES YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 82

PENGARUH KEBIJAKAN PENDANAAN, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

5 8 125

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemampulabaan - Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10