Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size Dan Return On Equity Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

(1)

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEBIJAKAN DIVIDEN, FIRM SIZE DAN RETURN ON EQUITY

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh: Indana Zulfa NIM. 1110081000139

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(2)

ANALISIS PENGARUH INVESTMENT OPPORTUNITY SET, KEBIJAKAN DIVIDEN, FIRM SIZE DAN RETURN ON EQUITY

TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

(Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014) Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh Indana Zulfa NIM. 1110081000139

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hj. Pudji Astuty, SE,. MM Taridi Kasbi Ridho, MBA NIDN. 03110658 05

JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


(3)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari Selasa, Tanggal 07 Oktober 2014 telah dilakukan ujian komprehensif atas Mahasiswa:

1. Nama : Indana Zulfa

2. NIM : 1110081000139

3. Jurusan : Manajemen Keuangan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size dan Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan Lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap ujian skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 07 Oktober 2014

1. Yoghi Citra Pratama, M.Si ( )

NIP. 1983071 201101 1 011 Penguji I

2. Titi Dewi Warninda, SE., M.Si ( )

NIP. 19731221 200501 2 002 Penguji 2

3. Amalia, SE., M.S.M


(4)

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Jum’at, pada tanggal 29 Juli 2016 telah dilakukan ujian Skripsi atas Mahasiswa:

1. Nama : Indana Zulfa

2. NIM : 1110081000139

3. Jurusan : Manajemen Keuangan

4. Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size, dan Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan.

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 29 Juli 2016

1. Ella Patriana., MM, AAAIJ ( )

NIP. 19690528 200801 2 010 Ketua

2. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE,. MM ( )

NIDN. 03110658 05 Sekretaris

3. Amalia, SE.,M.S.M ( )

NIP. 19740821 200901 2 005 Penguji Ahli

4. Dr. Hj. Pudji Astuty, SE,. MM ( )

NIDN. 03110658 05 Pembimbing I

5. Taridi Kasbi Ridho, MBA ( )


(5)

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Nama Mahasiswa : Indana Zulfa

NIM : 1110081000139

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Manajemen Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain.

Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi, maka skripsi ini dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari menjadi tanggung jawab saya.

Jakarta, Juli 2016


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Indana Zulfa

Tempat,Tanggal lahir : Jakarta, 28 Juli 1991

Alamat : Nusaloka Jalan Natuna sektor 14.5 blok U.1 No.3A BSD. RT.006 RW.007 Kelurahan, Rawa Mekar Jaya. Kecamatan, Serpong

Email : indanazulfadua@gmail.com

Phone : 085780064334

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 1997 : TK’Aisyiyah Bustanul Athfal

1997 – 2003 : SD Negeri Cideng 10 pagi Cilamaya 2003 – 2006 : SMP Negeri 94 Jakarta Pusat


(7)

ABSTRACT

This research aim to analyze the influence of investment opportunity set, dividend policy, firm size and return on equity toward the value of company of company manufactur in 2010 - 2014. The analysis method used in the research is the analysis of panel data regression perfomed with Eviews version 7 software. The empirical result showed that the simultaneous indicated that investment opportunity set, dividend policy, firm size and return on equity had significant influence toward value of company. in the partial indicated that dividend policy and Inflation did not have significant influence toward value of company. Meanwhile, the investment opportunity set, firm size and return on equity had significant influence toward value of company.

Keyword : investment opportunity set, dividend policy, firm size, return on equity, value of company


(8)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size dan return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014. Metode analisis yang digunakan adalah regresi data panel dengan mengunakan software Eviews 7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size dan return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan secara parsial kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan investment opportunity set, firm size dan return on equity berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Kata kunci: investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, return on equity, nilai perusahaan


(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size dan Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur atas selesainya penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua (Sularsih dan Abdul Latif), kakak (Fahmi Faiz), dan ke tiga adik (Hafi Abqory, Qonita Furoida,Abdul Hakim) yang selalu berdoa dan memberikan semangat serta dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini. Untuk kedua orang tuaku terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi serta dukungan materil yang luar biasa dari mulai perkuliahan sampai pada tahap ini. Jasa mereka tidak pernah bisa terlupakan. 2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini LC., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Titi Dewi Warninda, S.E.,M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis.


(10)

5. Bapak Taridi Kasbi Ridho, MBA selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis serta staf karyawan yang telah memberikan pelayanan kepada mahasiwa.

7. Terimakasih kepada sahabat penulis Astuti Soares, Gizzyan Deva, Atin Fajar Wati, Neni Suryanti, Ani Fitriawati yang telah memberikan inspirasi dan semangat kepada penulis.

8. Untuk teman-teman Alumni SDN Cideng 10 pagi, Alumni SMPN 94 Jakarta Pusat,dan Alumni SMAN 35 Jakarta Pusat, termasuk sahabat penulis (Lisa, Puji, Anin, Aish, Anna, Ayu, Amel, Lilis ) terimakasih atas saran dan nasehat yang selalu menemani dan mendengarkan keluhan-keluhan dalam penulisan skripsi ini.

9. Terimakasih kepada teman-teman Manajemen D dan Manajemen Keuangan yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

10. Terimakasih pada teman-teman yang telah memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa.

Demikianlah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 29 Juli 2016


(11)

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan Skripsi ... i

Lembar Pengesahan Komprehensif ... ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ... iv

Daftar Riwayat Hidup ... v

Abstact ... vi

Abstrak ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... xi

Daftar Tabel ... xiii

Daftar Gambar ... xiv

Daftar Lampiran ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Penelitian ... 1

B.Perumusan Masalah ... 7

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

A.Landasan Teori ... 11

1. Rasio Keuangan ... 11

2. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan ... 14

3. Nilai Perusahaan ... 16

4. Invesment Opportunity Set ... 19

5. Kebijakan Deviden ... 21


(12)

B.Penelitian Terdahulu ... 35

C.Kerangka Pemikiran ... 41

D.Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 45

A.Ruang Lingkup Penelitian ... 45

B.Metode Penentuan Sampel ... 45

C.Metode Pengumpulan Data ... 46

D.Metode Analisis Data ... 47

1. Analisis Data Panel ... 47

2. Tahap Analisis Data ... 51

3. Uji Asumsi Klasik ... 54

4. Uji Signifikansi ... 60

5. Koefisien Determinasi ... 63

E. Operasional Variabel Penelitian ... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

A.Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66

B.Pengujian dan Pembahasan ... 70

1. Deskripsi Sampel Penelitian ... 70

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 72

C.Hasil Analisis dan Pembahasan ... 79

1. Hasil Estimasi Metode DataPanel ... 79

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 84

3. Hasil Uji Signifikansi ... 91

4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ... 96

D.Interpretasi ... 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A.Kesimpulan ... 103

B.Saran ... 104

DAFTAR PUSTAKA ... 107


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu ... 35

4.1 Perkembangan Pasar Modal Di Indonesia ... 66

4.2 Perusahaan Objek Penelitian ... 71

4.3 Hasil Pengujian Chow Test ... 81

4.4 Hasil Uji Hausman Test ... 83

4.5 Hasil Uji Normalitas Data Secara Statistik ... 86

4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ... 87

4.7 Hasil Regresi Kelompok 1 ... 88

4.8 Hasil Regresi Kelompok 2 ... 89

4.9 Hasil Uji Autokorelasi ... 90

4.10 Hasil Uji F (Simultan) ... 92

4.11 Hasil Uji t (Parsial) ... 94

4.12 Hasil Determinasi (Adjusted R2) ... 97

4.13 Hasil Uji Data Panel ... 98


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran ... 50

2.2 Kerangka Konseptual Penelitian ... 51

4.1 Hasil Perhitungan Price Book Value Periode 2010 - 2014 ... 73

4.2 Hasil Perhitungan Investment Oportunity Set Periode 2010 - 2014... 74

4.3 Hasil Perhitungan Kebijakan Deviden Periode 2010 - 2014... 75

4.4 Hasil Perhitungan Firm Size Periode 2010 - 2014 ... 77

4.5 Hasil Perhitungan Return on Equity Periode 2010 - 2014 ... 78

4.6 Hasil Uji Normalitas ... 84


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Keterangan Halaman

1 Daftar Nama Objek Penelitian ... 113

2 Data Mentah Perhitungan ... 114

3 Hasil Pengolahan Data Dengan Eviews 7.0 ... 118


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Perusahaan mempunyai tujuan yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang saham dengan cara memaksimalkan nilai saham perusahaan. Tujuan ini tidak hanya merupakan kepentingan bagi para pemegang saham semata, tetapi juga akan memberikan manfaat terbaik bagi masyarakat (Keown, et al, 2004:3 - 4). Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham dan Houston, 2009:19). Kemakmuran pemegang saham tercermin dalam harga saham di pasar modal. Semakin tinggi harga saham menunjukan kesejahteraan pemilik perusahaan semakin meningkat (Djabid, 2009:249).

Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian suatu perusahaan. Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan tujuan perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Martono dan Harjito, 2005:2).


(17)

Naik turunnya nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Struktur kepemilikan sangat penting dalam menentukan nilai perusahaan. Dua aspek yang perlu dipertimbangkan ialah (1) konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan (2) kepemilikan perusahaan oleh manajemen (management ownership). Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari (Rejeki dan Hartono, 2007:23).

Menurut teori keagenan, penyebab konflik antara manajemen dan pemegang saham diantaranya adalah pembuatan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana diperoleh lalu diinvesasikan. Konflik antara manajer dan pemegang saham dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang disebut sebagai biaya keagenan (Agency Cost). Biaya keagenan dapat dikurangi dengan meningkatkan nilai hutang (Struktur Modal) dan meningkatkan rasio pembayaran deviden. Semakin banyak saham yang dimilki oleh manajer akan semakin menurunkan masalah keagenan, sehingga membuat deviden tidak perlu dibayarkan pada resiko yang tinggi (Pearce dan Robinson, 2008:47).

Nilai perusahaan salah satunya dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnya dividen ini dapat mempengaruhi


(18)

cenderung tinggi sehingga nilai perusahaan juga tinggi. Sebaliknya bila jika dividen yang dibayarkan kecil maka harga saham perusahaan tersebut juga rendah. Kemampuan membayar dividen erat hubungannya dengan kemampuan perusahaan memperoleh laba. Jika perusahaan memperoleh laba yang besar, maka kemampuan membayar dividen juga besar. Oleh karena itu, dengan dividen yang besar akan meningkatkan nilai perusahaan (Matono dan Harjito, 2005:3).

Hasnawati (2005) membuktikan bahwa kebijakan dividen secara langsung mempengaruhi nilai perusahaan dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan. Dan pada penelitian Wahyudi, dkk (2004) membuktikan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tetapi keputusan investasi dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah investment opportunity set (IOS) yang merupakan keputusan investasi dalam bentuk kombinasi aktiva yang dimiliki dan pilihan investasi dimasa yang akan datang. Investment opportunity set akan diukur dengan menggunakan market to book value of asset ratio. Perusahaan dengan tingkat investment opportunity set tinggi akan memiliki kemampuan meng-hasilkan laba yang lebih tinggi. Sehingga pasar akan memberi respon yang lebih besar terhadap perusahaan yang mempu-nyai kesempatan bertumbuh (investment opportunity set). Tingginya respon pasar terhadap laba mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kualitas laba yang baik (Wulansari, 2013:2).


(19)

IOS merupakan nilai perusahaan yang besarnya tergantung pada pengeluaran yang ditetapkan oleh manajemen pada masa yang akan datang, dan merupakan investasi yang diharapkan untuk mendapatkan return yang lebih. Memperkenalkan IOS dalam kaitannya untuk mencapai tujuan perusahaan. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indicator nilai pasar saham juga sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Secara umum IOS menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang-peluang investasi bagi suatu perusahaan namun sangat tergantung pada pilihan pengeluaran perusahaan untuk kepentingan dimasa yang akan datang (Astriani, 2014:3).

Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah firm size, perusahaan yang berukuran besar pada umumnya lebih teridentifikasi, lebih mudah dalam mengakses pasar modal. Sehingga resiko kebangkrutan relatif kecil. Hal ini menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan investor dalam pengambilan keputusan investasi. Ukuran perusahaan secara umum menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendanai operasi dan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan, sehingga semakin besar sebuah perusahaan maka akan semakin besar pula penjualannya dan berdampak pada laba perusahaan. Peningkatan ini akan berdampak positif pada price earning ratio pada masa yang akan datang karena akan dinilai positif oleh para investor (Aji dan Pangestuti, 2012:3).

Menurut Brigham dan Houston (2009:117) ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai


(20)

dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian. Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan yang berbeda. Pertama ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kedua ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh peusahaan kecil. Semakin besar kemungkinan jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang dirancang sesuai dengan preferen kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang. Ketiga ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak dana. Ukuran Perusahaan dapat ditentukan berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi (Sawir, 2004:101).

Penelitian mengenai firm size terhadap nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Pramana dan Mustanda (2016), hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan CSR secara parsial berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan CSR berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan,


(21)

Ukuran Perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Nilai Perusahaan serta CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Variabel lain yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah return on equity, return on equity merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (Sudana, 2011:23).

Semakin besar nilai return on equity maka tingkat pengembalian yang di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai return on equity maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:42). Return on equity menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan. Return on equity memberikan informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal dari perusahaan yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba (Aji dan Pangestuti, 2012:2).


(22)

pengujian hipotesis pertama didapatkan kesimpulan bahwa semua variabel independen, yaitu ROA dan ROE memberikan pengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio terhadap nilai perusahaan. Maka penelitian tersebut akan diterjemahkan ke dalam karya tulis yang berjudul “Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set, Kebijakan Dividen, Firm Size dan Return on Equity terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Kasus Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2014)”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah data yang digunakan sebagai sampel dan penggunaan tahun untuk mengetahui pengaruh variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size, inflasi, return on equity dan price earning ratio terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini penulis mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 - 2014, sehingga diharapkan penelitian ini dapat memperbaharui penelitian sebelumnya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut:


(23)

1. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel investment opportunity set terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014?

2. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014?

3. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel firm size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014?

4. Apakah terdapat pengaruh secara parsial antara variabel return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014?

5. Apakah terdapat pengaruh secara simultan antara variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size dan return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel investment opportunity set terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014.


(24)

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014.

3. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel firm size terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial antara variabel return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014.

5. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara variabel investment opportunity set, kebijakan dividen, firm size dan return on equity terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang pada periode 2010 - 2014.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, adapun manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Bagi peneliti

Diharapkan dengan adanya penelitian ini peneliti dapat menggali ilmu tentang apa yang telah dikemukakan di atas dan dapat dipraktekan di kehidupan yang sesungguhnya.

2. Bagi Investor

Sebagai bahan pertimbangan serta informasi bagi manajer dan investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang


(25)

mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengaenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam menanamkan modalnya.

3. Bagi Civitas Akademik

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi proses belajar mengajar pada program studi sehingga dapat diterapkan di lapangan dan untuk menambah referensi sebagai rekomendasi penelitian yang akan dilaksanakan di waktu yang akan datang.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Rasio Keuangan

a. Pengertian Rasio Keuangan

Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainya yang mempunyai hubungan yang relavan dan signifikan. Teknik ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keungan adalah dasar untuk menilai dan mengarahkan prestasi operasi perusahaan. Disamping itu, analisa rasio keuangan juga dibuat berdasarkan tujuan dari pihak si penganalisis dalam mengevaluasi kinerja perusahaan berdasarkan laporan keuanganya (Sugiono, 2009:64).

Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan menjadi kurang berarti jika hanya dilihat dari satu sisi saja. Artinya jika hanya dengan melihat adanya. Angka-angka ini akan menjadi lebih apabila dapat kita bandingkan antara satu komponen satu dengan komponen lainya. Caranya adalah dengan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan laporan keuangan


(27)

lainya. Setelah melakukan perbandingan dapat disimpulkan posisi keuangn dalam periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan dengan nama analisis rasio keuangan. Rasio keuangan membantu kita untuk mengidentifikasikan beberapa kelemahan dan kekuatan keuangan perusahaan (Keown, et. al, 2011:74).

Rasio keuangan merupakan penulisan ulang data akuntansi ke dalam bentuk perbandingan dalam rangka mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan (Keown, et. al, 2011:74).

Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangandan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan (Kasmir dan Jakfar, 2008:104). Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangn lainya. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu oeriode maupun beberapa periode. Hasil rasio ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu peride apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Kemudian dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif (Kasmir dan Jakfar, 2008:104).


(28)

Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik prusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang-orang yang duduk dalam manajemen kedepan (Kasmir dan Jakfar, 2008:105).

b. Bentuk - Bentuk Rasio Keuangan

Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham seperti ukuran akuntansi. Data akuntansi sangat mempengaruhi harga saham dan untuk memahami bagaimana kinerja perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi yang di laporkan dalam laporan keuangan berguna untuk mengevaluasi kemungkinan di bayarnya pinjaman dan bagi pemegang saham berguna untuk meramaklan laba, deviden, dan harga saham (Moeljadi, 2006:67).

Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Berikut ini merupakan bentuk-bentuk rasio keuangan menurut Darsono dan Ashari (2005:51):

1) Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.


(29)

2) Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi.

3) Rasio Aktivity (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan (penjualan, persediaan, penagihan piutang dan lainya) atau rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

4) Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu.

2. Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Dalam sebuah perusahaan kinerja adalah hal yang teramat sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian lebih. Kinerja perusahaan merupakan indikator yang penting tidak hanya bagi pihak perusahaan namun juga untuk para pemangku kepentingan, misalnya investor. Kinerja perusahaan menunjukkan kemampuan manajemen dalam perusahaan untuk mengelola semua sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan.


(30)

Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak, misalnya pemilik perusahaan atau kreditor (Suwiknyo, 2010:42).

Dua laporan keuangan yang umumnya memakai dasar akrual adalah laporan keuangan laba rugi (profit and loss statement) dan neraca (balance sheet). Sementara itu, laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan keuangan yang juga didasarkan atas dasar akrual, tetapi telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga mencerminkan arus kas yang sebenarnya (Mardiyanto, 2008:27).

Brigham dan Houston (2009:87) menjelaskan bahwa “neraca (balance sheet) adalah suatu laporan mengenai posisi keuangan perusahaan pada suatu titik tertentu)”. Sedangkan menurut Revee, dkk (2009:22) “neraca merupakan daftar asset, kewajiban, dan ekuitas pemilik pada waktu tertentu, biasanya pada tanggal terakhir dari bulan atau tahun tertentu”. Neraca terdiri dari dua sisi dimana sisi sebelah kanan menyajikan data aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sedangkan sisi sebelah kiri menyajikan kewajiban dan ekuitas perusahaan yang mencerminkan klaim terhadap aktiva. Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan kondisi finansial perusahaan pada suatu waktu tertentu.

Neraca disebut juga sebagai gambaran kondisi keuangan perusahaan yang bersifat snapshot atau gambaran sesaat seperti layaknya sebuah foto, karena neraca hanya memberikan informasi posisi keuangan perusahaan pada saat tertentu saja (Tandelilin, 2010:365-366).


(31)

Neraca merupakan laporan yang mengungkapkan posisi keuangan (kekayaan) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu mencakup aktiva (asset), utang (liability) dan ekuitas (equity). Hubungan ketiganya disebut sebagai persamaan akuntansi, yakni aktiva sama dengan utang ditambah ekuitas (Mardiyanto, 2008:27).

Mengenai laporan laba rugi (income statement), Brigham dan Houston (2009:93) menjelaskan bahwa “laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang merangkum pendapatan dan beban perusahaan selama suatu periode akuntansi, biasanya satu kuartal atau satu tahun.” Lebih lanjut Revee, dkk (2009:22) menjelaskan bahwa “laporan laba

rugi merupakan ringkasan dari pendapatan dan beban untuk suatu periode waktu tertentu, seperti satu bulan atau satu tahun”. Pada laporan laba rugi,

penjualan bersih disajikan pada bagian atas laporan, sedangkan biaya-biaya operasional, bunga, dan pajak dijadikan sebagai pengurang untuk menentukan besarnya laba bersih yang tersedia bagi para pemegang saham. Komponen dalam laporan laba/rugi terdiri dari, laba bersih atau rugi bersih, pendapatan, beban, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan (Fuad, dkk, 2006:167).

3. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan dapat dianggap sebagai “kue bola”. Tujuan dari manajer adalah untuk memperbesar “kue bola” tersebut keputusan struktur


(32)

baiknya memotong “kue bola” tersebut. Jika bagaimana anda memotong

mempengaruhi ukuran “kue bola” tersebut maka keputusan struktur permodalan ada pengaruhnya. Nilai perusahaan merupakan nilai pasar hutang ditambah dengan nilai pasar equity (Rodoni dan Ali, 2010:3 - 4). Harga saham dan nilai perusahaan mengikhtisarkan penilaian kolektif investor tentang seberapa baikkah keadaan suatu perusahaan, baik kinerja saat ini maupun prospek masa depannya. Oleh sebab itu, peningkatan harga saham mengirimkan sinyal positif dari investor kepada manajer. Dan inilah keunggulan penting perusahaan go public. Perusahaan tertutup tidak bisa mengunakan harga saham sebagai ukuran kinerja (Keown, et al, 2008:849).

Beberapa konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan adalah nilai nominal, nilai pasar, nilai intrinsic, nilai buku dan nilai likuidasi. Nilai nominal adalah nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran dasar perseroan, disebut secara eksplisit dalam neraca perusahaan, dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif. Nilai pasar, sering juga disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses tawar-menawar dipasar saham. Nilai intrinsik, merupakan konsep yang paling abstrak, karena mengacu pada perkiraan nilai riil suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan sekedar harga dari sekumpulan asset, melainkan nilai perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan menghasilkan keuntungan dikemudian hari. Sedangkan nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar konsep akuntansi.


(33)

Secara sederhana dihitung dengan cara membagi selisih antara total aktiva dan total hutang dengan jumlah saham yang beredar. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh asset perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa di hitung dengan cara yang sama dengan menghitung nilai buku, yaitu berdasarkan neraca proforma yang disiapkan ketika suatu perusahaan akan dilikuidasi (Keown, et al, 2008:849).

Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga akan meningkat. Kekayaan pemegang saham dan perusahan direpresentasikan oleh harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi, kebijakan dividen, dan keputusan pendanaan (Brigham dan Houston, 2009:19). Rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan adalah sebagai berikut (Mardiyanto, 2008:64): a. Price Book Value (PBV)

Menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini maka pasar percaya akan prospek perusahaan. Rumus menghitung PBV adalah:


(34)

b. Tobin’s Q

Nilai perusahaan dihitung dengan menggunakan Tobin’s Q, dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan : Q = Nilai perusahaan EMV = Nilai pasar ekuitas

EMV = Harga saham x jumlah saham beredar) D = Nilai buku dari total hutang

EBV = Nilai buku dari total aktiva

Harga saham yang dimaksud disini adalah harga pada saat saham penutupan atau harga terakhir dan merupakan harga yang tidak mungkin berubah sampai bursa diaktifkan kembali dan harga terakhir ini mewakili nilai bagi investor. Perusahaan yang menunjukkan Tobin’s Q lebih besar berarti perusahaan memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya dengan sangat baik.

4. Investment Opportunity Set (IOS)

Istilah Investment Opportunity Set (IOS) muncul setelah dikemukakan oleh Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in place (asset yang dimiliki) dengan investment options (pillihan investasi) di masa yang akan datang. Pilihan investasi merupakan suatu kesempatan untuk berkembang, namun seringkali


(35)

perusahaan tidak selalu dapat melaksanakan semua kesempatan investasi di masa yang akan datang. Bagi perusahaan yang tidak dapat menggunakan kesempatan investasi akan mengalami pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai kesempatan yang hilang (Astriani, 2014:4).

Kole dalam Norpratiwi (2004:6) menyatakan nilai investment

opportunity set ini bergantung pada pengeluaran-pengeluaran yang

ditetapkan manajemen dimasa yang akan datang (future discretionary expenditure) yang pada saat ini merupakan pilihan-pilihan investasi yang diharapkan akan menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal dan dapat menghasilkan keuntungan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa Investment Opportunity Set menggambarkan tentang luasnya kesempatan atau peluang investasi bagi suatu perusahaan, namun sangat tergantung pada pilihan expenditure perusahaan untuk kepentingan di masa yang akan datang. Maka dengan demikian Investment Opportunity Set bersifat tidak dapat diobservasi sehingga perlu dipilih suatu proksi yang dapat dihubungkan dengan variabel lain dalam profitabilitas (Norpratiwi, 2004:8).

Investasiadalah menempatkan uang atau dana denganharapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan atas dana tersebut. Studi yang dilakukan Myers (1977) dalam Astriani (2014:9) yang menyatakan IOS memberi petunjuk yang lebih luas dimana nilai perusahaantergantung pada pengeluaran perusahaan dimasa yang akan datang. IOS merupakan suatu


(36)

net present value positif. Jadi IOS merupakan pengeluaran yang dilakukan pada saat sekarang dengan harapan pengembalian dimasa datang dimana pertumbuhan nilai dari investasi dapat meningkatkan nilai perusahaan (Astriani, 2014:9).

Investment Opportunity Set dalam penelitian ini menggunakan proksi tunggal yang berbasis pada harga yaitu Ratio Market to book value equity. Proksi ini dapat mencerminkan besarnya return dari aktiva yang ada dan investasi yang diharapkan dimasa yang akan datang dapat melebihi return dari ekuitas yang didinginkan. Proksi ini mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan dimasa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya, rumus dari investment opportunity set adalah sebagai berikut (Astriani, 2014:12):

5. Kebijakan Deviden

Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai dividend payout ratio (DPR). Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari EPS akan mempengaruhi posisi harga saham dio pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga (Astuti, 2004:146). Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar,


(37)

berarti laba ditahan semakin menciut. Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan.

Rodoni dan Ali (2010:125) mengatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) perusahan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang yang memaksimalkan nilai perusahaan.

Menurut agency theory (Jansen and Mackling, 1976) dalam Margaretha dan Andhini (2009:5) salah satu pendekatan untuk meminimumkan agency problem adalah dengan mekanisme pembayaran dividen. Menurut Rozeff (1982) dan Moh’d et.al,. (1998) dalam Haruman (2008:151) masalah keagenan dapat diturunkan dengan mekanisme pembayaran dividen, karena dengan pembayaran dividen pemegang saham melihat bahwa pengelola perusahaan telah melakukan tindakan yang sesuai dengan keinginan mereka, sehingga akan mengurangi konflik keagenan.

Selain agency theory, terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai kebijakan dividen, antara lain (Sjahrial, 2008:311) :

a. Teori Dividen Tidak Relevan (Dividend Irrelevant Theory)

Modigliani dan Miller (M&M) berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividen payout ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak (EBIT) dan kelas risiko


(38)

diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan.

b. Teori “The Bird in The Hand

Gordon dan Litner menyatakan bahwa biaya modal sendiri

perusahaan akan naik jika dividend payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada capital gains. Perlu diingat bahwa dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disayratkan investor pada saham. Ks adalah keuntungan dari capital gains (capital gains yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital gains yield). Menurut MM pendapat ini merupakan suatu kesalahan karena pada akhirnya investor akan kembali menginvestasikan dividen yang diterima pada perusahaan yang sama atau perusahaan yang memiliki resiko yang hampir sama (Halim, 2005:124).

c. Teori Perbedaan Pajak.

Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswarmy, menyatakan bahwa karena ada pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karena itu investor mensyaratkan suatu tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada saham yang memberikan dividend yield tinggi, capital gains yield rendah dari pada saham dengan dividen yield rendah, capital gains yield tinggi.


(39)

d. Teori “Signaling Hypothesis”.

Terdapat bukti empiris bahwa jika ada kenaikan dividen, sering diikutu dengan kenaikan harga saham. Sebaliknaya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen dari pada capital gains. Seperti teori dividen yang lain, teori signaling hypothesis ini juga sulit dibuktikan secara empiris. Adalah nyata bahwa perubahan dividen mengandung beberapa informasi. Tapi sulit dikatakan apakah kenaikan dan penurunan harga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efek sinyal atau disebabkan karena efek sinyal dan preferensi terhadap dividen.

e. Teori “Clientele Effect

Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu dividend payout ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini akan lebih menyukai suatu dividend payout ratio (DPR) yang tinggi. Sebaliknya, kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat


(40)

Adapun rasio yang digunakan sebagai indikator dari kebijakan dividen adalah dividend payout ratio (DPR). Dividen payout ratio (DPR) merupakan rasio yang memperlihatkan bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Rasio ini diukur dengan membagi jumlah dividen perlembar saham dengan laba perlembar saham. Perusaahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi (Hanafi, 2008:86).

Rodoni dan Ali (2010:125) menyatakan setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu apabila dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan terabaikan dan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua kepentingan pemegang saham akan uang kas akan terabaikan. Untuk menjaga kedua kepentingan tersebut, maka manajer dapat menempuh kebijakan yang optimal. Kebijakan dividen yang optimal merupakan kebijakan yang menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan datang, sehingga dapat dimaksimumkan laba dan mempengaruhi nilai perusahaan.

6. Firm Size

Menurut Prabandi dan Rustiana (2007:29), ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva,


(41)

nilai pasar saham, dan lain-lain. Keputusan ketua BAPEPAM No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total asset perusahaan, kategori ukuran perusahaan yaitu (Fajri, 2008:7):

a. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki penjualan lebih dari Rp 50 milyar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.


(42)

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemungkinan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi waktu penyelesaian audit (Rachmawati, 2008:3).

Menurut Brigham dan Houston (2009:117) ukuran perusahaan adalah rata-rata total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun, dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian.

Ukuran perusahaan dinyatakan sebagai determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk sejumlah alasan yang berbeda. Pertama ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun saham. Kedua ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar (bargaining power) dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh peusahaan kecil. Semakin besar kemungkinan jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak yang


(43)

dirancang sesuai dengan preferen kedua pihak sebagai ganti dari penggunaan kontrak standar utang. Ketiga ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak dana. Ukuran perusahaan dapat ditentukan berdasarkan laba, aktiva, tenaga kerja, dan lain-lain, yang semuanya berkorelasi tinggi (Sawir, 2004:101).

Ukuran perusahaan merupakan variabel kontrol yang banyak digunakan dalam penelitian, hal ini disebabkan karena banyaknya keputusan investasi dipengaruhi oleh ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan biasanya diproksikan dengan total asset, karena nilai asset yang cukup besar maka ukuran perusahaan akan diperhalus dengan melakukan Log (Asset) atau Ln (Asset). Ukuran perusahaan (Size) adalah ukuran besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi sehingga ukuran perusahaan (Size) merupakan kebalikan keuntungan terjadinya kebangkrutan. Pengukuran ukuran perusahaan dilakukan dengan menggunakan rumus (Asnawi dan Wijaya, 2005:274):

7. Return On Equity

Menurut Harahap (2007:304) menyatakan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti, kegiatan penjualan, kas, modal,


(44)

profitabilitas, yaitu profit margin, return on asset, return on equity, return on total asset, basic earning power dan earning per share.

Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan terhadap modal yang dimiliki (Harahap, 2007:305). Return on Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan (Sudana, 2011:23).

Return on equity merupakan rasio yang menunjukan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi return on equity maka akan semakin baik, karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar bagi para pemegang saham (Darsono, 2005:57). Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang diharapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).

Return on equity (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham yang dimiliki perusahaan. ROE digunakan untuk mengukur tingkat kembalian perusahaan atau efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Jika rasio ini meningkat manajemen cenderung dipandang lebih


(45)

efisien dari sudut pandang pemegang saham. ROE merupakan perbandingan antara laba bersih yang dihasilkan dengan modal sendiri atau equity (Riadi, 2011:2).

Yang dimaksud dengan return on equity (ROE) dalam penelitian ini adalah laba bersih dibagi total ekuitas (Sugiono dan Untung, 2008:132). Menurut Sudana (2011:22) semakin tinggi Return on Equity (ROE) menunjukkan bahwa semakin efisien penggunaan modal sendiri (ekuitas) yang dilakukan oleh manajemen perusahaan. Adapun rumus perhitungan return on equity adalah sebagai berikut:

8. Pengaruh Antar Variabel Penelitian

a. Pengaruh antara Variabel Investment Opportunity Set terhadap Nilai Perusahaan

Keputusan investasi akan menentukan Investment Opportunity Set (IOS), yaitu pilihan kesempatan investasi masa depan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan aktiva perusahaan atau proyek yang memiliki net present value positif. Shintawati (2011:6) menyatakan bahwa rasio nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku (MVE/BVE) dapat mencerminkan adanya IOS bagi suatu perusahaan. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa IOS yang diproksikan dengan MVE/BVE berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Semakin tinggi angka


(46)

pengungkapan Sustainability Report memiliki peranan penting dalam meningkatkan nilai perusahaan dengan didorong tingginya set kesempatan investasi dalam suatu perusahaan (Gunawan dan Mayangsari, 2015:5).

Investment opportunity set dapat mengimplikasikan nilai aset dan nilai kesempatan perusahaan untuk bertumbuh dimasa akan datang. Perusahaan dengan tingkat investment opportunity set tinggi cenderung akan memiliki prospek pertumbuhan perusahaan yang tinggi dimasa depan. Adanya kesem-patan bertumbuh yang ditandai dengan adanya kesempatan investasi (investment opportunity set) menyebabkan laba perusahaan dimasa depan akan meningkat. Se-hingga pasar akan memberi respon yang lebih besar terhadap perusahaan yang mempunyai kesempatan bertumbuh (inve-stment opportunity set). Tingginya respon pasar terhadap laba akan menyebabkan semakin besar reaksi harga pasar suatu sekuritas. Perusahaan dengan investment opportunity set yang tinggi akan memiliki earnings response coefficients yang tinggi. Dengan demikian semakin tinggi earnings response coefficients maka semakin ber-kualitas laba perusahaan (Wulansari, 2013:11).

b. Pengaruh antara Variabel Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

Rasio antara dividen dan laba bersih sering disebut sebagai dividend payout ratio (DPR). Dengan kebijakan ini perusahaan kurang dapat memperkirakan jumlah pembayaran deviden yang akan dilakukan setiap periode. Jumlah pembayaran deviden dengan persentase tetap dari


(47)

EPS akan mempengaruhi posisi harga saham dio pasar. Pada saat laba menurun maka pembayaran deviden juga menurun dan hal ini akan menyebabkan harga saham menurun juga (Astuti, 2004:146). Sepintas, para pemegang saham akan merasa senang apabila bagian dari laba bersih yang dibagikan sebagai dividen ini semakin besar. Akan tetapi, apabila DPR ini semakin besar, berarti laba ditahan semakin menciut. Dengan demikian, keputusan dividen akan mengacu pada suatu kebijakan dividen (dividend policy) yang optimal terutama disesuaikan dengan konsep tujuan memaksimumkan nilai perusahaan. Rodoni dan Ali (2010:125) menyatakan setiap perubahan dalam kebijakan pembayaran dividen akan memiliki dua dampak yang berlawanan yaitu apabila dividen akan dibayarkan semua, maka keputusan cadangan terabaikan dan sebaliknya apabila laba akan ditahan semua kepentingan pemegang saham akan uang kas akan terabaikan.

Rodoni dan Ali (2010:125) mengatakan bahwa kebijakan dividen yang optimal (optimal dividend policy) perusahan adalah kebijakan yang menciptakan keseimbangan di antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang yang memaksimalkan nilai perusahaan.

c. Pengaruh antara Variabel Firm Size terhadap Nilai Perusahaan Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan


(48)

ke pasar modal. Karena kemudahan akses ke pasar modal cukup berarti untuk fleksibilitas dan kemampuannya untuk memperoleh dana yang lebih besar, sehingga perusahaan mampu memiliki rasio pembayaran deviden yang lebih tinggi daripada perusahaan kecil.

Size merupakan simbol ukuran suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang sudah mapan akan memiliki akses yang mudah menuju pasar modal untuk meningkatkan dana dengan biaya yang lebih rendah, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami banyak kesulitan untuk memiliki akses ke pasar modal. Size adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat ukuran perusahaan adalah net sales yang dimiliki. Sebuah perusahaan besar akan lebih mudah mengakses ke pasar modal, sedangkan perusahaan kecil lebih sulit untuk mengaksesnya. Kemudahan akses ke pasar modal dapat diartikan adanya fleksibilitas dan kemampuan perusahaan untuk menciptakan hutang atau menarik investor untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya dana baru perusahaan dapat membayarkan kewajibanya termasuk juga membayar deviden kepada pemegang saham (Marietta dan Sampurno, 2013:3).

Perusahaan yang besar akan membagikan deviden yang tinggi demi menjaga reputasi di kalangan investor, sedangkan ukuran perusahaan yang kecil akan mengalokasikan laba ke laba ditahan demi menambah asset perusahaan sehingga perusahaan cenderung membagikan deviden yang kecil. Hasil dalam penelitiannya menunjukkan bahwa adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap dividend payout ratio (Mahaputra dan Wirawati, 2014:7).


(49)

d. Pengaruh antara Variabel Return On Equity terhadap Nilai Perusahaan

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan (Kasmir dan Jakfar, 2010:115). Jika memiliki profitabilitas yang tinggi, tetapi mempunyai likuiditas yang rendah, perusahaan menghadapi masalah, yaitu dapat dipailitkan karena tidak mampu membayar hutangnya. Maka semakin tinggi profitabilitas perusahaan, maka semakin besar pula tersedianya dana internal untuk investasi, sehingga penggunaan hutang akan lebih kecil. Pada tingkat profitabilitas rendah, perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai operasionalnya (Sugiono, 2009:66). Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada peningkatan laba perusahaan (Kaplan dan Norton, 2000:23).

Salah satu rasio profitabilitas adalah return on equity, ROE menunjukkan sejauh mana perusahaan mampu mengelola modal sendiri secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau memegang saham perusahaan (Sawir, 2004:34). ROE memberikan informasi pada para investor tentang


(50)

Semakin besar nilai ROE maka tingkat pengembalian yang di harapkan investor juga besar. Semakin besar nilai ROE maka perusahaan dianggap semakin menguntungkan. Sehingga perusahaan yang memiliki profitable investment opportunities, maka pasar akan memberikan reward berupa PER yang tinggi (Sartono, 2001:52).

B. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu yang berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Pengaruh

Sustainability Reporting terhadap Nilai Perusahaan dengan Investment Opportunity Set Sebagai Variabel Moderating Gunawan dan Mayangsari (2015) Analisis Path Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa sustainability tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di BEI dan hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa set kesempatan investasi secara signifikan memoderasi hubungan antara sustainability dan nilai perusahaan.


(51)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 2. Pengaruh Faktor

Debt To Equity Ratio, Return On Equity Dan Total Assets Terhadap Price Earning Ratio (PER)Pada Perusahaan Otomotif

Riadi (2011) Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,040), return on equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,000), total assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap price earning ratio (sig. 0,002).

3. The Examination

of the Effect of Ownership

Structure on Firm Performance in Listed Firms of Tehran Stock Exchange Based on the Type of the Industry Fazlzadeh, dkk (2011) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menyatakan bahwa Ownership concentration (tidak signifikan), Institutional Ownership (signifikan dan positif), Institutional Ownership Concentration

(signifikan dan negatif), Size

(signifikan dan positif), Leverage (Signifikan positif), Liquidity (signifikan dan positif), risk (signifikan dan positif), business cycle (signifikan dan

negatif). 4. Pengaruh IOS,

Leverage dan Dividend Yield terhadap Profitabilitas dan Nilai Perusahaan Sektor Manufaktur di BEI

Pratiska (2012) Regresi Linier Berganda

Hasil menyatakan bahwa hanya variabel IOS dan profitabilitas yang secara signifikan mempengaruhi nilai perusahaan, sedangkan variabel leverage dan dividend yield tidak terbukti berpengaruh secara signifikan


(52)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 5. Analisis Pengaruh

Profitabilitas dan Kebijakan

Dividen Terhadap nilai Perusahaan Perdagangan, Jasa, dan Investasi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta Nurainun dan Sintawati (2007) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukan bahwa profitabilitas dan kebijakan deviden mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan Profitabilitas dan kebijkan deviden secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan 6. Pengaruh Struktur

Kepemilikan Saham, Struktur Modal, Faktor Intern dan Faktor Ekstern, terhadap Nilai Perusahaan

Yama dan Maimunah (2009)

SEM Hasilnya penelitian ini di dapat bahwa variabel struktur kepemilikan saham (kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional), faktor ekstern (tingkat suku bunga, keadaan pasar modal, pertumbuhan pasar), dan faktor intern (profitabilitas, pembayaran dividen, ukuran perusahaan) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap struktur modal (leverage). 7. Pengaruh Struktur

Modal, Kebijakan Dividen dan Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Gayatri dan Mustanda (2013) Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian yaitu struktur modal dan keputusan investasi berpengaruh positif signifkan terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berlanjut Ke halaman Berikutnya


(53)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 8. Pengaruh

Profitabilitas dan Size terhadap Nilai Perusahaan Dengan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi Pramana dan Mustanda (2016) Regresi Linier Berganda Hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa profitabilitas, ukuran perusahaan, dan CSR secara parsial

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, dimana profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif sedangkan CSR berpengaruh negatif. Selain itu diperoleh hasil bahwa

Profitabilitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, Ukuran Perusahaan secara signifikan berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan, dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara signifikan berpengaruh negatif terhadap Nilai

Perusahaan serta CSR mampu memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan, namun tidak mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. 9. Pengaruh Struktur

Modal dan Return on Equity (ROE) terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Pertanian di Bursa Efek Indonesia Yuliana, dkk (2012) Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian ini menunjukan secara parsial, struktur modal tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan, dan return on equity (ROE) mempunyai pengaruh


(54)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 10. Pengaruh ukuran

perusahaan, leverage, Price earning ratio dan profitabilitas terhadap Nilai perusahaan Prasetyorini (2013) Regresi Linier Berganda Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, price earning ratio, dan profitabilitas

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Variabel leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 11. Analisis Pengaruh

Price Earning Ratio (PER), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA), Current Ratio (CR) DAN Firmsize terhadap Nilai Perusahaan (PBV) PADA Perusahaan Sektor Property, Real Estate & Building Construction Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2008-2012 Anggraini (2013) Regresi Linier Berganda

Dari hasil pengujian secara individual (uji t) menunjukkan bahwa variabel Price Earning Ratio (PER), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Asset (ROA) dan Firm Size

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel nilai perusahaan (PBV). Sedangkan variabel Current Ratio (CR) tidak memiliki pengaruh terhadap variabel nilai perusahaan (PBV). 12. The Effect Of

Financial Ratios On The Firm Value: Evidence From Turkey

Karaca (2011) Regresi Linier Berganda

Hasil penelitian menyatakan bahwa Acid-Test Ratio (ATR) signifikan dan positif, Inventory Turnover (IT) signifikan dan negatif Return on Equity (ROE)

signifikan dan negatif Berlanjut Ke halaman Berikutnya


(55)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 13. Pengaruh Faktor

Internal dan Eksternal Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2010)

Muid (2012) Regresi Linier Berganda Hasil menyatakan bahwa pertumbuhan aset berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Keputusan pendanaan yang diukur dengan DER

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai

perusahaan. Kebijakan deviden yang diukur dengan DPR berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat inflasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Tingkat suku bunga berpengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan. 14. The Influence of

Profitability on Firm Value With Capital Structure As The Mediator and Firm Size and Industry as

Moderators

Chen dan Chen (2011)

Regresi Linier Berganda

The results confirmed that profitability has a positive effect on firm value, and a negative effect on the leverage, while the leverage has a negative effect on the value, and profitability has a significant mediating effect. When investors consider the influence of

profitability on firm value, they cannot

ignore the leverage’s

negative effect on the firm value, because a high level of debt may cancel the positive effect of profitability on


(56)

Tabel 2.1 (Lanjutan)

No Judul

Penelitian Peneliti Dan Tahun Metode Penelitian Hasil Penelitian 15. The Influence of

Company Size And Capital Structure Towards Liquidity, Corporate Performance And Firm Value, For Large And Small Group Companies

Siahaan, et. al (2014)

Regresi data Panel

The Company Size variable has a

significant yet negative influence towards the Financial

Performance, The Capital Structure variable has a significant negative influence towards the Company Liquidity Condition, The Capital Structure variable has a significant positive influence towards the Company Financial Performance Condition, The Company Financial Performance variable has a significant negative influence towards the Firm Value Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran konseptual pada dasarnya merupakan review atau tinjauan pustaka yang dituangkan dalam bentuk skema serta mencerminkan keterikatan antara variabel yang diteliti. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijabarkan sebelumnya, maka dapat dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:


(57)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Perusahaan Manufaktur Periode 2010 - 2013

Variabel Independen 1. Investment Opportunity Set 2. Kebijakan Deviden

3. Firm Size

4. Return on Equity Variabel Dependen

Nilai Perusahaan (Y)

Model Estimasi Data Panel

Common Effect Fixed Effect Random Effect

Chow Test Hausman Test

Uji Asumsi Klasik 1. Normalitas

2. Multikolinieritas 3. Heteroskedastisitas 4. Autokorelasi

Uji Signifikansi 1. Uji F

2. Uji t

Koefisien Determinasi Analisis Regresi Data Panel


(58)

Gambar 2.2

Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada atau tidaknya pengaruh yang signifikan dari seperangkat variabel bebas (independent variable) terhadap variabel terikat (dependent variable). Adapan hipotesis yang diuji yakni sebagai berikut:

1. Ho : β1 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel investment opportunity set (X1) terhadap nilai perusahaan (Y)

Ha : β1 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel investment opportunity set (X1) terhadap nilai perusahaan.

2. Ho : β2 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden (X2) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β2 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel kebijakan deviden (X2) terhadap nilai perusahaan (Y).

Investment Opportunity Set (X1)

Kebijakan Deviden (X2)

Firm Size (X3)

Nilai Perusahaan (Y)


(59)

3. Ho : β3 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel firm size (X3) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β3 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel firm size (X3) terhadap nilai perusahaan.

4. Ho : β4 = 0; tidak ada pengaruh secara parsial antara variabel return on equity (X5) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β4 ≠ 0; ada pengaruh secara parsial antara variabel return on equity (X5) terhadap nilai perusahaan (Y).

5. Ho : β1, β2, β3, β4 = 0; tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel investment opportunity set (X1), kebijakan deviden (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y).

Ha : β1, β2, β3, β4 ≠ 0; pengaruh secara simultan antara variabel investment opportunity set (X1), kebijakan deviden (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y).


(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), ditetapkannya BEI sebagai tempat penelitian karena BEI merupakan tempat yang tepat untuk memperoleh data yang diperlukan berupa laporan keuangan. Adapun yang akan dibahas terbatas hanya pada seberapa besar pengaruh investment opportunity set (X1), kebijakan deviden (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur pada Bursa Efek Indonesia 2010 - 2014.

Sebagai variabel independent dalam penelitian ini adalah investment opportunity set (X1), kebijakan deviden (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan (Y).

B. Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan dengan metode purposive sampling. Metode purposive sampling yaitu sampel yang diambil berdasarkan kriteria-kriteria tertentu untuk mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian (Yama dan Adityawati, 2009:287). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manfaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai tahun 2014. Sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan beberapa kriteria atau pertimbangan sebagai berikut:


(61)

1. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam kurung waktu 2010 sampai 2014.

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan yang telah diaudit dengan menggunakan tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember.

3. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Perusahaan manufaktur yang listing date dan membagikan dividend pada tahun 2010 sampai dengan 2014.

C. Metode Pengumpulan Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini, baik yang bertujuan untuk mendeskripsikan maupun untuk menganalisis, diperoleh dari data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder adalah data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Sedangkan menurut Kuncoro (2011:31), data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).

Data-data sekunder tersebut berupa rasio-rasio laporan keuangan dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 31 desember 2011 - 2014. Pada penelitian ini data sekunder tersebut didapat dengan cara sebagai berikut:

1. Studi Lapangan (Field Research)

Adalah tehnik pengumpulan data dengan cara mengutip langsung data dari pusat referensi pasar modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia yang dapat dilihat dengan menggunakan capital electronic document service, Indonesian capital market directory, prospectus serta Fact book actually dari seluruh perusahaan yang termasuk dalam sampel penelitian selama


(62)

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan, membaca dan memahami bahan-bahan yang berkaitan dengan bidang yang menjadi topik pembahasan penulis, penelitian ini dimaksudkan agar penulis memperoleh gambaran yang jelas tentang aspek-aspek teoritis dari masalah yang akan penulis bahas.

D. Metode Analisis Data 1. Analisis Data Panel

Data panel merupakan gabungan antara data time series dan cross section dengan kata lain data panel merupakan data dari beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu (Widarjono, 2013:353). Keuntungan menggunakan data panel menurut Baltagi (2005) dalam Ali (2013:52) adalah sebagai berikut:

a. Analisis data panel memiliki control terhadap heterogenitas data individual dalam suatu periode.

b. Analisis data panel menyajikan data lebih informative, bervariasi, memiliki kolinieritas antar variabel yang lebih kecil, memiliki derajat kebebasan yang lebih besar dan lebih efisien.

c. Analisis data panel lebih tepat dalam mempelajari dinamika penyesuaian (dynamics of change)

d. Analisis data panel lebih bauk mengidentifikasi dan megukur pengaruh-pengaruh yang secara sederhana tidak dapat terdeksi dalam time series dan cross section saja.

e. Model analisis data panel digunakan untuk membuat dan menguji model model perilaku yang lebih komplek dibandingkan dengan analisis data time series murni dan cross section murni.


(63)

f. Data panel mikro yang dikumpulkan pada skala individu, perusahaan dan rumah tangga dapat lebih akurat diukur dari pada variabel yang sama yang diukur pada tingkat makro.

g. Analisis data panel dalam level makro memiliki time series yang lebih panjang tidak seperti masalah jenis distribusi yang tidak standard dari unit roor test dalam analisis data

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh investment opportunity set (X1), kebijakan deviden (X2), firm size (X3) dan return on equity (X4) terhadap nilai perusahaan (Y) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010 - 2014. Penelitian ini mengguankan software eviews 7.0 dalam pengolahan data. Model regresi data panel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dimana, Y = Variabel dependen (Nilai Perusahaan)

= Konstanta

X1 = Variabel Investment Opportunity Set X2 = Variabel Kebijakan Deviden

X3 = Variabel Firm Size

X4 = Variabel Return on Equity e = eror

 = Koefisisen Regresi i = Perusahaan

t = Waktu


(1)

Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.244540 Prob. F(2,172) 0.2907

Obs*R-squared 2.553429 Prob. Chi-Square(2) 0.2790

Test Equation:

Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/26/10 Time: 03:01 Sample: 2 180

Included observations: 179

Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.004367 1.900040 0.002298 0.9982

D(IOS) 0.002213 0.049075 0.045098 0.9641 D(DPR) 0.005175 0.036964 0.139992 0.8888 D(FZ) -0.004005 0.057897 -0.069179 0.9449 D(ROE) 0.003897 0.045747 0.085182 0.9322 RESID(-1) -0.121100 0.076889 -1.574994 0.1171 RESID(-2) -0.006446 0.076875 -0.083846 0.9333

R-squared 0.014265 Mean dependent var 1.98E-16 Adjusted R-squared -0.020121 S.D. dependent var 25.16041 S.E. of regression 25.41228 Akaike info criterion 9.346663 Sum squared resid 111074.8 Schwarz criterion 9.471309 Log likelihood -829.5263 Hannan-Quinn criter. 9.397206 F-statistic 0.414847 Durbin-Watson stat 2.004369 Prob(F-statistic) 0.868486


(2)

Uji Heteroskedastisitas

Kelompok 1

Dependent Variable: PBV Method: Least Squares Date: 01/26/10 Time: 18:00 Sample: 1 55

Included observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -13.39078 10.17675 -1.315820 0.1942

IOS 0.308049 0.085342 3.609578 0.0007

DPR 0.184363 0.076637 2.405656 0.0199

FZ 0.140317 0.060651 2.313520 0.0248

ROE 0.593285 0.087285 6.797120 0.0000

R-squared 0.730515 Mean dependent var 82.62727 Adjusted R-squared 0.708956 S.D. dependent var 42.64140 S.E. of regression 23.00438 Akaike info criterion 9.195754 Sum squared resid 26460.08 Schwarz criterion 9.378239 Log likelihood -247.8832 Hannan-Quinn criter. 9.266323 F-statistic 33.88479 Durbin-Watson stat 1.294737 Prob(F-statistic) 0.000000

Kelompok 2

Dependent Variable: PBV Method: Least Squares Date: 01/26/10 Time: 18:01 Sample: 126 180

Included observations: 55

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -36.07516 15.01285 -2.402952 0.0200

IOS 0.002282 0.185675 0.012288 0.9902

DPR 0.439844 0.116567 3.773306 0.0004

FZ 0.432783 0.099877 4.333140 0.0001

ROE 0.346254 0.148484 2.331924 0.0238

R-squared 0.599001 Mean dependent var 83.16364 Adjusted R-squared 0.566921 S.D. dependent var 53.79979 S.E. of regression 35.40498 Akaike info criterion 10.05809 Sum squared resid 62675.63 Schwarz criterion 10.24057 Log likelihood -271.5975 Hannan-Quinn criter. 10.12866 F-statistic 18.67211 Durbin-Watson stat 1.082088 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

Regresi Data Panel

Dependent Variable: PBV Method: Panel Least Squares Date: 01/26/10 Time: 18:12 Sample: 2010 2014

Periods included: 5

Cross-sections included: 36

Total panel (balanced) observations: 180

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.704821 13.82471 0.123317 0.9020

IOS 0.105101 0.040199 2.614546 0.0099

DPR -0.024233 0.032202 -0.752517 0.4530

FZ 0.595453 0.117490 5.068124 0.0000

ROE 0.304841 0.046905 6.499091 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.945469 Mean dependent var 90.50000 Adjusted R-squared 0.930278 S.D. dependent var 52.10521 S.E. of regression 13.75832 Akaike info criterion 8.274295 Sum squared resid 26500.80 Schwarz criterion 8.983841 Log likelihood -704.6865 Hannan-Quinn criter. 8.561985 F-statistic 62.23963 Durbin-Watson stat 1.582531 Prob(F-statistic) 0.000000


(4)

Lampiran 4: Tabel Statistik (Tabel t, Tabel F, Tabel DW)

Tabel t


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Pengaruh Firm Size, Leverage, Return On Investment (Roi) Free Cash Flow (Fcf), Dividend Payout Ratio (Dpr),Dan Price Earning Ratio (Per) Terhadap Earning Management Pada Perusahaan Manufakturyang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 60 114

Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Firm Performance, Studi Kasus pada BUMN (2008-2011)

0 36 93

Pengaruh Kebijakan Deviden dan Return On Equity Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur

4 44 99

Pengaruh Investment Opportunity Set, Return on Investment, dan Net Profit Margin Terhadap Devidend Payout Ratio pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2010

0 34 89

Pengaruh Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Consumer Goods yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 7 92

ANALISIS PENGARUH INSIDER OWNERSHIP, DEBT TO EQUITY RATIO, INVESTMENT OPPORTUNITY SET, DAN SIZE PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN (Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

1 23 54

Pengaruh Leverage, Return On Asset, Investment Opportunity Set, dan Dividend Payout Ratio terhadap Nilai Perusahaan. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat pada Tahun 2009-2013)

1 8 99

Pengaruh Dividend Payout Ratio (DPR), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Equity (ROE), dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Nilai Perusahaan

0 3 131

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL, DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

2 22 163

PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSETS, RETURN ON EQUITY,DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP PEMBAGIAN DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 7 28