kolom 9 pada perhitungan sebelumnya. Jika selisih pad kolom 9 dan
pada kolom 18 berada pada kisaran yang
dapat diterima, maka perkiraan kedalaman air z pada
kolom 4 merupakan kedalaman air yang dicari pada titik tersebut, dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik
berikutnnya. Sebaliknya, jika selisih masih jauh maka perlu
diulang dengan harga z yang baru.
Sumber : Ven Te Chow
II.8. Erosi dan Sedimentasi
Erosi dan sedimentasi merupakan suatu proses yang terkait. Erosi pada daerah hulu daerah pengaliran sungai terjadi bervariasi mulai erosi permukaan
sheet erosion
, erosi alur, erosi jurang, dan erosi tebing.
Sumber: Suripin 2004.
Menurut CD. Soemarto 1995, di alam kita ini erosi dan sedimentasi dapat disebabkan oleh angin, air atau aliran gletser es.
Erosi dan pengangkutan sedimen yang dilakukan oleh air merupakan suatu proses penting dalam pembentukan suatu daerah aliarn sungai dan mempunyai
konsekuensi ekonomi serta lingkungan yang penting
Sumber: Ray K. Linsley,JR 1982
II.8.1 Erosi
Erosi adalah pemindahan dan transportasi material permukaan bumi yang kebanyakan berupa tanah dan debris batuan regolith, bahan-bahan yang tererosi
secara alami
.
Sumber: HR. Mulyanto
Universitas Sumatera Utara
Proses dari erosi yaitu tanah dapat tererosi yakni terlepas dari lokasinya, oleh aksi angin, air, gaya gravitasi tanah longsor, dan aktivitas manusia. Erosi
oleh air dapat dianggap dimulai oleh pelepasan partikel-partikel tanah oleh hempasan percikan air hujan. Proses-proses percikan dan aliran permukaan itulah
yang menyebabkan erosi lapisan sheet erosion, yakni degradasi permukaan tanah yang relatif merata
Sumber : Ray K. Linsley, JR 1982.
Jenis-jenis erosi yang disebabkan oleh air dapat berupa
Sumber : CD. Soemarto1995:
a.
Erosi lempeng Sheet erosion
, yaitu butir-butir tanah diangkut lewat permukaan atas tanah oleh selapis tipis limpasan permukaan, yang
dihasilkan oleh intensitas hujan yang merupakan kelebihan dari daya infiltrasi.
b. Pembentukan polongan gully,
yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan tersebut. Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan
kecepatan limpasan permukaan tersebut di atas. Polongan tersebut cenderung menjadi lebih dalam, yang menyebabkan terjadinya longsoran-
longsoran. Polongan tersebut tumbuh ke arah hulu. Ini dinamakan erosi ke arah belakang
backward erosion. c.
Longsoran massa tanah
yang terletak di atas batuan keras atau lapisan tanah liat, longsoran ini terjadi setelah adanya curah hujan yang panjang
yang lapisan tanahnya menjadi jenuh oleh air tanah.
Universitas Sumatera Utara
d. Erosi tebing tanah
, terutama yang terjadi pada saat banjir, yaitu tebing tersebut mengalami penggerusan air yang dapat menyebabkan longsornya
tebing-tebing pada belokan-belokan sungai.
Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi yaitu antara lain
Sumber
:
Ray K.linsley,JR :
1. Curah hujan
Hempasan tetesan air hujan sangat mempengaruhi terjadinya erosi, dengan begitu semakin besar curah hujan yang terjadi maka intensitas terjadinya
erosi sangat besar pula. 2.
Tumbuh-tumbuhan yang menutupi tanah Tumbuh-tumbuhan memberikan perlindungan yang penting terhadap
erosi, yaitu dengan menyerap energi jatuhnya air hujan dan biasanya mengurangi ukuran butir-butir air hujan yang mencapai tanah. Tumbuh-
tumbuhan juga dapat memberikan perlindungan mekanis pada tanah terhadap erosi selokan, lagipula infiltrasi melalui penambahan bahan
organik pada tanah. Kapasitas infiltrassi yang lebih tinggi berarti mengurangi aliran permukaan dan akibatnya memperkecil erosi.
3. Jenis tanah
Tanah kohesif lebih tahan terhadap erosi percikan daripada tanah berbutir lepas, umumnya erosi percikan meningkat dengan bertambahnya fraksi
pasir dalam tanah akibat hilangnya kohesi.
Universitas Sumatera Utara
4. Kemiringan tanah
Laju erosi lebih besar pada lereng yang curam dibanding pada lereng yang datar. Semakin curam kemiringannya, semakin efektif kemampuan erosi
percikan dalam menggerakkan tanah ke hilir lereng. Kecepatan aliran permukaan juga lebih besar pada lereng yang curam, dan gerakan tanah
lebih mungkin terjadi pada daerah yang curam.
Untuk menghitung perkiraan besarnya erosi yang terjadi pada daerah aliran sungai DAS, digunakan metode USLE
Sumber: HR. Mulyanto :
……………………………………..……………2.19 Dimana :
E : Kehilangan tanah Erosi total tonhatahun R : faktor erosivitas curah hujan
K : faktor eridibilitas lahan LS: faktor panjang-kemiringan lereng
C : faktor tanaman penutup lahan atau pengelolaan tanaman P : faktor tindakan konservasi lahan
II.8.2 Sedimentasi
Sedimentasi didefenisikan
sebagai penganngkutan,
melayangnya suspensi atau mengendapnya material fragmental oleh air. Sedimentasi
merupakan akibat adanya erosi, dan memberikan banyak dampak di sungai-
Universitas Sumatera Utara
sungai, saluran-saluran, waduk-waduk, di bendungan atau pintu air dan di daerah di sepanjang sungai.
Sumber: CD. Soemarto
Faktor-faktor yang terpenting yang menentukan kuantitas produksi sedimen
sediment yield
suatu DAS:
Sumber: HR. Mulyanto
1. Tinggi curah hujan dan intensitasnya.
2. Jenis tanah dan formasi geologi.
3. Tetumbuhan penutup.
4. Tata guna lahan.
5. Topografi DAS.
6. Erosi lahan tinggi, kemiringan lereng lahan, berat jenis dan trase alur
patusan alam, bentuk dsn luas DAS. 7.
Run off
: koefisien run off dari DAS
Besar hasil perkiraan hasil sedimen dapat dihitung berdasarkan hasil dari persamaan sebagai berikut:
…………………………………………………………….2.20 Dimana:
Y = hasil sedimen per luas E = Erosi jumlah
W
s
= Luas daerah aliran sungai SDR =Sediment Delivery Ratio Nisbah pelepasan Ratio
Universitas Sumatera Utara
Besarnya nilai SDR dalam perhitungan hasil sedimen suatu daerah aliran sungai umumnya ditentukan dengan menggunakan tabel antara luas DAS dan
besarnya SDR Tabel 2.2
Tabel 2.2. Hubungan Luas DAS dan sediment Delivery Ratio SDR Luas
SDR Km
2
Ha
0.1 10
0.520 0.5
50 0.390
1.0 100
0.350 5.0
500 0.250
10.0 1000
0.220 50.0
5000 0.153
100 10000
0.127 500
50000 0.079
Sumber : sucipto Sitanala Arsyad,2000
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN KONDISI DAERAH MEDAN FLOOD CONTROL