Erosi dan Sedimentasi 3.1 Metode Struktur

kolom 9 pada perhitungan sebelumnya. Jika selisih pad kolom 9 dan pada kolom 18 berada pada kisaran yang dapat diterima, maka perkiraan kedalaman air z pada kolom 4 merupakan kedalaman air yang dicari pada titik tersebut, dan perhitungan dapat dilanjutkan pada titik berikutnnya. Sebaliknya, jika selisih masih jauh maka perlu diulang dengan harga z yang baru. Sumber : Ven Te Chow

II.8. Erosi dan Sedimentasi

Erosi dan sedimentasi merupakan suatu proses yang terkait. Erosi pada daerah hulu daerah pengaliran sungai terjadi bervariasi mulai erosi permukaan sheet erosion , erosi alur, erosi jurang, dan erosi tebing. Sumber: Suripin 2004. Menurut CD. Soemarto 1995, di alam kita ini erosi dan sedimentasi dapat disebabkan oleh angin, air atau aliran gletser es. Erosi dan pengangkutan sedimen yang dilakukan oleh air merupakan suatu proses penting dalam pembentukan suatu daerah aliarn sungai dan mempunyai konsekuensi ekonomi serta lingkungan yang penting Sumber: Ray K. Linsley,JR 1982

II.8.1 Erosi

Erosi adalah pemindahan dan transportasi material permukaan bumi yang kebanyakan berupa tanah dan debris batuan regolith, bahan-bahan yang tererosi secara alami . Sumber: HR. Mulyanto Universitas Sumatera Utara Proses dari erosi yaitu tanah dapat tererosi yakni terlepas dari lokasinya, oleh aksi angin, air, gaya gravitasi tanah longsor, dan aktivitas manusia. Erosi oleh air dapat dianggap dimulai oleh pelepasan partikel-partikel tanah oleh hempasan percikan air hujan. Proses-proses percikan dan aliran permukaan itulah yang menyebabkan erosi lapisan sheet erosion, yakni degradasi permukaan tanah yang relatif merata Sumber : Ray K. Linsley, JR 1982. Jenis-jenis erosi yang disebabkan oleh air dapat berupa Sumber : CD. Soemarto1995: a. Erosi lempeng Sheet erosion , yaitu butir-butir tanah diangkut lewat permukaan atas tanah oleh selapis tipis limpasan permukaan, yang dihasilkan oleh intensitas hujan yang merupakan kelebihan dari daya infiltrasi. b. Pembentukan polongan gully, yaitu erosi lempeng terpusat pada polongan tersebut. Kecepatan airnya jauh lebih besar dibandingkan dengan kecepatan limpasan permukaan tersebut di atas. Polongan tersebut cenderung menjadi lebih dalam, yang menyebabkan terjadinya longsoran- longsoran. Polongan tersebut tumbuh ke arah hulu. Ini dinamakan erosi ke arah belakang backward erosion. c. Longsoran massa tanah yang terletak di atas batuan keras atau lapisan tanah liat, longsoran ini terjadi setelah adanya curah hujan yang panjang yang lapisan tanahnya menjadi jenuh oleh air tanah. Universitas Sumatera Utara d. Erosi tebing tanah , terutama yang terjadi pada saat banjir, yaitu tebing tersebut mengalami penggerusan air yang dapat menyebabkan longsornya tebing-tebing pada belokan-belokan sungai. Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi yaitu antara lain Sumber : Ray K.linsley,JR : 1. Curah hujan Hempasan tetesan air hujan sangat mempengaruhi terjadinya erosi, dengan begitu semakin besar curah hujan yang terjadi maka intensitas terjadinya erosi sangat besar pula. 2. Tumbuh-tumbuhan yang menutupi tanah Tumbuh-tumbuhan memberikan perlindungan yang penting terhadap erosi, yaitu dengan menyerap energi jatuhnya air hujan dan biasanya mengurangi ukuran butir-butir air hujan yang mencapai tanah. Tumbuh- tumbuhan juga dapat memberikan perlindungan mekanis pada tanah terhadap erosi selokan, lagipula infiltrasi melalui penambahan bahan organik pada tanah. Kapasitas infiltrassi yang lebih tinggi berarti mengurangi aliran permukaan dan akibatnya memperkecil erosi. 3. Jenis tanah Tanah kohesif lebih tahan terhadap erosi percikan daripada tanah berbutir lepas, umumnya erosi percikan meningkat dengan bertambahnya fraksi pasir dalam tanah akibat hilangnya kohesi. Universitas Sumatera Utara 4. Kemiringan tanah Laju erosi lebih besar pada lereng yang curam dibanding pada lereng yang datar. Semakin curam kemiringannya, semakin efektif kemampuan erosi percikan dalam menggerakkan tanah ke hilir lereng. Kecepatan aliran permukaan juga lebih besar pada lereng yang curam, dan gerakan tanah lebih mungkin terjadi pada daerah yang curam. Untuk menghitung perkiraan besarnya erosi yang terjadi pada daerah aliran sungai DAS, digunakan metode USLE Sumber: HR. Mulyanto : ……………………………………..……………2.19 Dimana : E : Kehilangan tanah Erosi total tonhatahun R : faktor erosivitas curah hujan K : faktor eridibilitas lahan LS: faktor panjang-kemiringan lereng C : faktor tanaman penutup lahan atau pengelolaan tanaman P : faktor tindakan konservasi lahan

II.8.2 Sedimentasi

Sedimentasi didefenisikan sebagai penganngkutan, melayangnya suspensi atau mengendapnya material fragmental oleh air. Sedimentasi merupakan akibat adanya erosi, dan memberikan banyak dampak di sungai- Universitas Sumatera Utara sungai, saluran-saluran, waduk-waduk, di bendungan atau pintu air dan di daerah di sepanjang sungai. Sumber: CD. Soemarto Faktor-faktor yang terpenting yang menentukan kuantitas produksi sedimen sediment yield suatu DAS: Sumber: HR. Mulyanto 1. Tinggi curah hujan dan intensitasnya. 2. Jenis tanah dan formasi geologi. 3. Tetumbuhan penutup. 4. Tata guna lahan. 5. Topografi DAS. 6. Erosi lahan tinggi, kemiringan lereng lahan, berat jenis dan trase alur patusan alam, bentuk dsn luas DAS. 7. Run off : koefisien run off dari DAS Besar hasil perkiraan hasil sedimen dapat dihitung berdasarkan hasil dari persamaan sebagai berikut: …………………………………………………………….2.20 Dimana: Y = hasil sedimen per luas E = Erosi jumlah W s = Luas daerah aliran sungai SDR =Sediment Delivery Ratio Nisbah pelepasan Ratio Universitas Sumatera Utara Besarnya nilai SDR dalam perhitungan hasil sedimen suatu daerah aliran sungai umumnya ditentukan dengan menggunakan tabel antara luas DAS dan besarnya SDR Tabel 2.2 Tabel 2.2. Hubungan Luas DAS dan sediment Delivery Ratio SDR Luas SDR Km 2 Ha 0.1 10 0.520 0.5 50 0.390 1.0 100 0.350 5.0 500 0.250 10.0 1000 0.220 50.0 5000 0.153 100 10000 0.127 500 50000 0.079 Sumber : sucipto Sitanala Arsyad,2000 Universitas Sumatera Utara

BAB III GAMBARAN KONDISI DAERAH MEDAN FLOOD CONTROL