Gambaran Perilaku Ibu Nifas tentang Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai
SKRIPSI
OLEH:
RIKA AMELIANA HARAHAP NIM. 111121050
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN
(2)
Judul :Gambaran Perilaku Ibu Nifas tentang Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai
Peneliti : Rika Ameliana Harahap
Fakultas : Keperawatan Universitas Sumatera Utara NIM : 111121050
Pembimbing Penguji I
(Ellyta Aizar, S.Kp)
NIP. 19741013 200012 1 001 NIP. 19671208 199903 2 001 (Erniyati, S.Kp,MNS)
Penguji II
NIP. 19780320 200501 2 003
(Farida Linda Sari Siregar Skep,Ns,M. Kep)
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara telah menyetujui isi skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan Sarjana Keperawatan.
(3)
Judul : Gambaran perilaku Ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir diRSU Dr. Djoelham Binjai
Nama Mahasiswa : Rika Ameliana Harahap
NIM : 111121050
Program : S1 Keperawatan
ABSTRAK
ASI merupakan makanan alamiah yang utama bagi bayi baru lahir, karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi, energi dan gizi bayi bahkan sampai usia 4-6 bulan pertama kehidupannya. Jenis penelitian ini adalah deksriptif yang menggunakan data primer dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Dr. Djoelham Binjai.jumlah sampel 50 0rang, pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik total sampling. Penyebaran kuisioner dilakukan pada ibu nifas yang lagi menyusui bayinya yang telah ditwtapkan peneliti.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada umumnya ibu nifas yang menjadi objek penelitian di RSU Dr. Djoelham Binjai sudah memiliki perilaku yang baik tentang pemberian ASI. Hal ini terlihat dari mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI (54%), mayoritas responden memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI (56%) dan mayoritas responden memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI (46%). Kepada RSU Dr. Djoelham Binjai, disarankan untuk terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemberian ASI sehingga pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI dapat lebih ditingkatkan.
(4)
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya skripsi dengan judul “GAMBARAN PERILAKU IBU NIFAS TENTANG PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR DIRUMAH SAKIT UMUM Dr. DJOELHAM BINJAI” sebagai tugas akhir yang harus dipenuhi di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.
Pada saat penyelesaian skripsi ini peneliti mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan serta dorongan kepada peneliti.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada yang terhormat :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Ellyta Aizar, S.Kp selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memberikan saran dalam penulisan skripsi ini.
4. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I.
5. Ibu Farida Linda Sari siregar, S.Kep, M.Kep selaku dosen penguji II. 6. Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS selaku dosen pembimbing akademik.
7. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Keperawatan Sumatera Utara yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
(5)
8. Direktur utama RSU Dr. Djoelham Binjai, Direktur SDM&Pendidikan, Kepala Koppetekes dan Staf, Kepala Ruang Pinang, beserta staf dari setiap ruang yang telah memberi izin penelitian dan informasi bagi penulis.
9. Kepada kedua orangtua penulis yang selalu menjadi penyemangat dan yang selalu setia memberikan nasehat dan petuah yang sampai sekarang menjadi penyemangat penulis di setiap waktu, kepada ibunda yang senantiasa selalu mendoakan, memberikan semangat dan motivasi, serta dukungan materi kepada penulis. Terimakasih juga kepada kakak dan adek terbaikku yang sudah mendoakan, memberikan semangat, dan yang selalu setia untuk memotivasi penulis.
10. Kepada sahabat-sahabatku febrina valentina hutabarat, Amalia yulia nastiti, Irene putri adly, Febi Sandra amelya, Sheila Samia Nasution, Mona Sitinjak, Dini, Bang Edral Sakti Nasution dan semua yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah setia membantu dan mendukung penulis.
11. Rekan-rekan Ekstensi Stambuk 2011 yang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu
12. Kepada Seluruh pihak yang tidak dapat saya sebutkan namanya satu persatu yang telah mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.
(6)
Peneliti menyadari dalam pembuatan skripsi ini masih dirasakan kurang sempurna. Karena itu peneliti menerima segala kritik dan saran dari semua pihak guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya, penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Medan, Febuari 2013
(7)
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR SKEMA ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.3.1 Tujuan Umum ... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Perilaku ... 5
2.1.1. Perilaku Kesehatan ... 6
2.1.2. Domain Perilaku ... 6
2.2. Ibu Nifas ... 8
2.3. ASI (Air Susu Ibu) ... 9
2.3.1. Pembagian ASI ... 9
2.3.2. ASI Ekslusif ... 10
2.3.3. Manfaat ASI ... 11
2.3.4. Teknik / Cara Pemberian ASI ... 12
2.3.5. Waktu Pemberian ASI... 13
2.3.6. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI... 14
2.4 Persiapan Menyusui ... 15
2.4.1. Teknik Menyusui yang Benar ... 16
2.4.2. Menyendawakan Bayi ... 17
2.4.3. Posisi Menyusui ... 18
BAB III KERANGKA PENELITIAN ... 21
3.1. Kerangka Konseptual ... 21
3.2. Defenisi Operasional ... 21
BAB IV METODE PENELITIAN ... 23
4.1. Jenis Penelitian ... 23
4.2. Populasi dan Sampel ... 23
4.2.1. Populasi ... 23
4.2.2. Sampel ... 23
4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
(8)
4.3.2. Waktu Penelitian ... 24
4.4. Pertimbangan Etik ... 24
4.5. Instrumen Penelitian ... 25
4.6. Uji Validitas dan Permeabilitas Instrumen ... 25
4.6.1. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian ... 26
4.7. Metode Pengumpulan Data ... 27
4.8. Analisa Data ... 27
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30
5.1. Hasil Penelitian ... 30
5.1.1. Karakteristik Responden ... 30
5. 1.2. Perilaku Responden ... 33
5.2. Pembahasan ... 34
5.2.1. Pengetahuan ... 35
5.2.2. Sikap ... 35
5.2.3. Tindakan ... 36
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 37
6. 1. Kesimpulan ... 37
6. 2. Saran ... 38
DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN
Lembar Pesetujuan Responden Instrumen Penelitian
Hasil Analisa Komputerisasi SPSS Hasil Reliabilitas
Jadwal Defenitif Penelitian Lembar bukti Bimbingan Biaya Penelitian
Surat Izin Penelitian Curiculum Vitae
(9)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1. Hasil Uji Validitas Ite7m Quesioner ... 26 Tabel 4.2. Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian ... 27 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Resoponden di Wilayah Kerja RSU
Dr. Djoelham Binjai ... 32 Tabel 5.2. Pengetahuan Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 ... 33 Tabel 5.3. Sikap Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 ... 34 Tabel 5.4. Tindakan Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 ... 35
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Hasil Uji Reabilitas Variabel Penelitian ... 27 Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Resoponden di Wilayah Kerja RSU
Dr. Djoelham Binjai ... 32 Tabel 5.2. Pengetahuan Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 ... 33 Tabel 5.3. Sikap Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 ... 34 Tabel 5.4. Tindakan Resoponden tentang pemberian ASI pada bayi baru
(11)
Judul : Gambaran perilaku Ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir diRSU Dr. Djoelham Binjai
Nama Mahasiswa : Rika Ameliana Harahap
NIM : 111121050
Program : S1 Keperawatan
ABSTRAK
ASI merupakan makanan alamiah yang utama bagi bayi baru lahir, karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi, energi dan gizi bayi bahkan sampai usia 4-6 bulan pertama kehidupannya. Jenis penelitian ini adalah deksriptif yang menggunakan data primer dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Dr. Djoelham Binjai.jumlah sampel 50 0rang, pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik total sampling. Penyebaran kuisioner dilakukan pada ibu nifas yang lagi menyusui bayinya yang telah ditwtapkan peneliti.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada umumnya ibu nifas yang menjadi objek penelitian di RSU Dr. Djoelham Binjai sudah memiliki perilaku yang baik tentang pemberian ASI. Hal ini terlihat dari mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI (54%), mayoritas responden memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI (56%) dan mayoritas responden memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI (46%). Kepada RSU Dr. Djoelham Binjai, disarankan untuk terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemberian ASI sehingga pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI dapat lebih ditingkatkan.
(12)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI merupakan makanan alamiah yang utama bagi bayi baru lahir, karena ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi, energi dan gizi bayi bahkan sampai usia 4-6 bulan pertama kehidupannya. ASI juga merupakan emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresinya oleh kelenjar mamae ibu,yang berguna sebagai makanan bagi bayinya (Baskoro, 2008).
UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI ekslusif sampai usia 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah 5 tahun. suatu penelitian di Ghana yang diterbitkan dalam jurnal pediatric menunjukan 16 % kematian bayi sejak lahir. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberian ASI dimulai dalam waktu satu jam pertama setelh kelahirannya (Baskoro,2008).
Di Indonesia hanya 8% ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya sampai berumur 6 bulan dan hanya 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam pertama setelah kelahirannya. Padahal sekitar 21.000 kematian bayi baru lahir (usia dibawah 28 hari) di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada jam pertama ( Baskoro, 2008 ).
Menurut Derek, jumlah wanita yang memilih menyusui sendiri bayinya mulai berkurang. Jumlah terendah kurang dari 40% yang memilih ASI, dan pada minggu keenam setelah melahirkan, kurang dari 20% memberi ASI kepada bayinya. Sejak itu ada kecenderungan untuk memberi ASI, khususnya wanita
(13)
kelas menengah, dan sekarang sekitar 75% wanita mulai menyusi 3 bulan kemudian (Derek, 2005).
Menyusui merupakan pemberian yang sangat berharga yang dapat diberikan seorang ibu kepada bayinya. Bayi dalam keadaan sakit atau kurang gizi menyusui mungkin sangat baik diberikan. ASI sejenis makanan lezat, manis, dapat dibawa kemana-mana, siap pakai pada suhu yang tepat, mudah dicerna, benilai gizi tinggi, dan komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan bayi yang selalu berubah. Makanan tersebut demikian lengkapnya sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan dan tersedia secara gratis (Danuatmaja,2003).
Menurut WHO, setiap tahun terdapat 1-1,5 juta bayi didunia yang meninggal karena tidak diberi ASI eksklusif. Menurut UNICEF menyatakan bahwa 30.000 kematian bayi di Indonesia dan kematian abyi di dunia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan sejak sejam pertama setelah kelahirannya tanpa memberikan makanan dan minuman tambahan kepada bayinya. Dan menurut data Survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada bayi usia 4-5 bulan sebesar 14% lebih rendah dibandingkan dengan target cakupan ASI eksklusif di Indonesia sebesar 80%.selain itu dari penelitian para ahli terhadap 900 ibu disekitar jabotabek diperoleh fakta bahwa dapat memberi ASi eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu tersebut menyusui (Roesli, 2000).
(14)
Dari hasil pengamatan peneliti di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai pada bulan April 2012,peneliti juga melakukan diskusi singkat dengan petugas kesehatan diruangan dan beberapa ibu nifas ternyata dari 17 ibu-ibu yang menyusui hanya ada 10 orang yamg mengerti dan melakukan pemberian ASI yang benar, sedangkan 7 orang lainnya belum mengerti dalam memeberikan ASI yang benar.
Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Perilaku Ibu Nifas Tentang Pemberian ASI Pada Bayi Baru Lahir Di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Perilaku Ibu Nifas Tentang Pemberian ASI Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr Djoelham Binjai.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai.
(15)
2. Untuk mengetahui sikap ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai.
3. Untuk mengetahui tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Bunda Umum dr.Djoelham Binjai.
1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penelitian
Dengan adanya hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan penelitian tentang perilaku pemberian ASI yang benar. 2. Bagi Rumah Sakit
Memberikan informasi kepada tenaga kesehatan di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai dalam rangka peningkatan mutu pelayanan terhadap pemberian ASI pada bayi baru lahir.
3. Bagi Instansi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan dan informasi bagi mahasiswa sehingga dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan khusus keperawatan maternitas.
(16)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku
Skinner (1938), perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme Respons. Skinner membedakan adanya dua respons, yaitu yang pertama Respondent respon reflexive yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan–rangsangan ( stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulating karena menimbulkan respon – respon yang relative tetap dan yang kedua operant respons atau instrumental respons yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsangan tertentu. (Notoatmodjo,2007).
Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu yang pertama Perilaku tertutup adalah Respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respons atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut,dan belom dapat diamati secara jelas oleh orang lain dan yang kedua perilaku terbuka adalah respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
(17)
Respons terhadap stimulus tersebut sudah dalam bentuk tindakan atau praktek ( Practice ), yang mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain (Notoatmodjo, 2007).
2.1.1 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulasi atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Dari batasan ini perilaku kesehatan dibedakan menjadi 3 yang pertama Perilaku pemeliharaan kesehatan adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk menyembuhkan bila sakit yang kedua perilaku pencarian dan penggunaan fasilitas kesehatan perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita penyakit atau kecelakaan, dan yang ketiga perilaku kesehatan lingkungan bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik fisik maupun sosial budaya, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatan (Notoatmodjo, 2007).
2.1.2 Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seseorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku kedalam 3 domain, yakni:
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui
(18)
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, raba. (Notoadmodjo, 2007).
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yang pertama tahu artinya sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya dan yang kedua memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Yang ketiga aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk mengunakan materi yang telah dipelajari pada situsai atau kondisi rill (sebenarnya). Dan yang keempat analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kelima sintesis adalah suatu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Keenam evluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang telah ada.
B. Sikap (Attitude)
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek), Merespon atau Memberi jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, Menghargai
(19)
atau Mengajak orang lain untuk mengerjakan dan mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga, Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko merupkan sikap yang paling tinggi.
C. Praktek atau Tindakan (Practice)
Praktek adalah upaya untuk mengwujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata yang memerlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan.
Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu Persepsi (perception). Mengenal dan memeilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil, Respon Terpimpin (Guided Respons) dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh. Mekanisme (Mechanisme) apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, Adopsi adalah suatu praktek atau tindakan tang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan itu sudah dimodifikasikan tanpa mengurangi kebenaran tersebut (Notoatmodjo, 2007).
2.2 Ibu Nifas
Ibu nifas adalah Ibu yang berada pada masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Buku Acuan Nasional Yankes Maternal dan Neonatal, 2006).
(20)
Masa nifas dibagi 3 yaitu:
1. Puerperium dini: Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan jalan-jalan.
2. Puerperium intermedial: kepulihan menyeluruh alat-alat genetilia (6-8 minggu).
3. Remote puerperium: waktu yang dibutuhkan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selam hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.
2.3 ASI (Air Susu Ibu)
ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi selama 6 bulan pertama. Banyak hal yang menyebabkan ibu yang enggan menyusui, diantaranya kurang memahami keutamaaan ASI dibanding makanan penganti ASI yang sering dikenal PASI (Baskoro, 2008).
2.3.1 Pembagian ASI
Berdasarkan waktu diproduksi, ASI dapat dibagi menjadi 3 yaitu: kolostrum, Air Susu Masa peralihan, Air Susu Mature. Adapun pengertian Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mamae yang mengandung tissue debris dan ridual material yang terdapat dalam alveoli dan ductus dari kelenjar mamae sebelum dan segera sesudah melahirkan anak.
(21)
Sedangkan Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi) Merupakan ASI peralihan dari kolostrum menjadi ASI mature. Disekresi dari hari ke-4 kehari ke-10 dari masa laktasi, kadar protein semakin rendah sedangkan lemak dan karbohidrat semakin tinggi, volume semakin meningkat. Dan Air Susu Mature adalah ASI yang disekresikam pada hari ke-10 dan seterusnya, yang dikatakan komposisi relative konstan. ASI mature berwarna kekuning- kuningan dan tidak menggumpal bila dipanaskan (Baskoro, 2008).
2.3.2 Kandungan ASI
Menurut prasetyono ( 2009) ada beberapa kandungan yang terdapat dalam ASI yaitu Karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Karbohidrat dalam ASI berperan dalam pertumbuhan sel saraf otak, serta pemberian energi untuk kerja sel- sel saraf. Didalam usus, sebagian laktosa akan diubah menjadi asam laktat, yang berfungsi mencegah pertumbuhan bakteri yang berbahaya, serta membantu penyerapan kalsium dan mineral-mineral lain.
Protein ASI merupakan bahan baku untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Protein ASI sangat cocok karena unsure protein didalamnya hamper seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi. Hal ini disebabkan oleh protein ASI merupakan kelompok protein whey ( protein yang dibentuknya lebih halus). Kelompok whey merupakan protein yang sangat halus, lembut, dan mudah dicerna, sedangkan kasein adalah kelompok protein yang kasar, bergumpal, dan sangat sukar dicerna oleh usus bayi. Protein istimewa yang hanya terdapat dalam
(22)
ASI adalah taurin. Taurin adalah protein otak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak, susunan saraf, dan penting juga untuk pertumbuhan retina.
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak ASI berubah kadar setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis. Jenis lemak dalam ASI mengandung banyak omega-3, omega-6, dan DHA yang dibutuhkan dalam pembentukan sel- sel jaringan otak. Lemak ASI mudah dicerna dan diserap oleh bayi karena ASI juga mengandung enzim lipase yang mencerna lemak trigliserida menjadi digliserida, sehingga hanya sedikit sekali lemak yang tidak diserap oleh sistem pencernaan bayi. ASI juga mengandung asam linoleat yang berfungsi memacu perkembangan sel saraf otak bayi. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbndingannya dengan PASI adalah 6:1.
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relative rendah, tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium didalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Sekitar 75 % dari zat besi yang terdapat dalam ASI diserap oleh usus. Kadar mineral yang tidak diserap oleh usus. Kadar mineral yang tidak diserap akan memperberat kerja usus bayi untuk mengeluarkan, mengangu keseimbangan dalam usus bayi, dan meningkatkan pertumbuhan bakteri merugikan yang akan mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal sehingga bayi kembung, gelisah karena obstipasi atau ganguan metabolisme.
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang cukup untuk 6 bulan sehingga tidak perlu ditambahi kecuali vitamin K karena bayi baru lahir ususnya
(23)
belum mampu membentuk vitamin K. oleh karena itu, perlu tambahan vitamin K pada hari ke-1, ke-3, dank ke-7.
2.3.3 Manfaat ASI
Menyusui bayi mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI muudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Selain itu ASI juga dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi karena mengandung immunoglobulin untuk menangkal segala jenis penyakit. ASI bersifat praktis, mudah diberikan kepada bayi, murah serta bersih. Selain itu ASI tidak menyebabkan alergi dan kerusakan gigi akan tetapi mengoptimalkan perkembangan bayi, serta meningkatkan jalinan psikologis antara ibu dan bayi. Bagi ibu, menyusui dapat mendatangkan keuntungan, yaitu mencegah perdarahan setelah persalinan, mempercepat pengecilan rahim, menunda masa subur, mengurangi anemia, mencegah kanker ovarium dan kanker payudara, serta sebagai metode keluarga berencana. Ditinjau dari psikologis, kegiatan menyusui akan membantu ibu untuk memebentuk ikatan batin yang baik dan ditinjau dari ekonomi, ibu bias menghemat pengeluaran untuk membeli susu formula yang sebenarnya tidak lebih baik daripada ASI.
Bagi keluarga, ASI juga membawa keuntungan seperti, keluarga tidak perlu menghabiskan uang untuk membeli susu formula, meminimalkan biaya untuk perawatan apabila bayi sehat, menghemat waktu keluarga dan keluarga
(24)
tidak repot membawa botol susu. Susu formula dan air panas air panas apabila berpergian.
Bagi Negara, manfaat ASI adalah untuk menghemat devisa Negara, menurunkan angka kematian anak, meningkatkan sumber daya dan melindungi lingkungan karena tidak ada lagi penebangan pohon dan pencemaran lingkungan (Prasetyono, 2012).
2.3.4 Tehnik/ Cara Pemberian ASI
Dalam pemberian ASI, ibu harus mempersiapkan putting payudara agar ibu dapat menyusui bayi dengan baik. Akan tetapi ada juga putting payudara yang datar atau menekuk kedalam dan hal ini bias menyebabkan bayi sulit menyusu dan tidak merasa puas. Dalam hal ini, perlu dilakukan pengurutan atau penarikan putting payudara. ASI juga dapat diberikan dengan menggunakan mangkuk atau sendok untuk mencegah bayi binggung putting (Prasetyono, 2012). Selain itu ibu perlu memperhatikan posisi ibu dan bayi ketika menyusui. Ada banyak cara untuk memposisikan diri dan bayinya selama proses menyusui berlangsung. Sebagian ibu memilih menyusui dalam posisi berbaring miring sambil merangkul bayinya dan sebagian lagi melakukannya sambil duduk dikursi dengan punggung diganjal bantal. Setiap ibu memiliki posisi yang berbeda-beda dalam memposisikan diri dan bayinya sedemikian rupa agar kenyamanan menyusui dapat tercapai (Kristiyanasari,2009).
Dalam menyusui yang paling mudah adalah dengan menempelkan pipinya kepayudara, memasukan putting susu dan pastikan bayi mengisap seluruh area gelap dari payudara dan bukan hanya putting saja. Setelah bayi merasa kenyang ia
(25)
akan berhenti mengisap dan menyusui berikutnya letakkan bayi dipayudara yang satunya agar bayi menerima air susu dalam volume yang sama dari setiap hari. Hal ini juga untuk menghindari pembengkakan payudara akibat terlalu penuh dengan air susu (Kristiyanasari,2009).
2.3.5 Waktu Pemberian ASI
Sebaiknya dalam pemberian ASI tidak perlu sijadwalkan karena akan berakibat kurang baik, karena isapan sangat berpengaruh pada produksi ASI selanjutnya. Setiap menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. Bayi yang sehat dapat mengosongkan lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Seorang bayi yang menyusui sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12- 15 kali dalam 24 jam (Prasetyo,2012).
2.3.6 Hal - hal yang mempengaruhi produksi ASI
Hal- hal yang mempengaruhi produksi ASI Menurut Kristyanasari (2009) ada beberapa hal yang yaitu: yang pertama makanan dimana produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang dimakan ibunya, apabila makanan ibu secara teratur dan cukup mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori. Protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup selain itu ibu dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8 – 12 gelas perhari. yang kedua ketenangan jiwa dan pikiran dimana produksi ASI sangat
(26)
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu, ibu yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. Untuk memproduksi ASI yang baik harus dalam keadaan tenang dan yang ketiga penggunaan alat kontrasepsi dimana harus diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI. Keempat perawatan payudara dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi hypopise untuk mengeluarkan hormon progesterone dan esterogen lebih banyak lagi dan hormon oxytosin. Kelima Anatomis buah dada dimana bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobus pun berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena sel-sel acini yang menghisap zat-zat makanan dari pembuluh darah akan berkurang. Keenam faktor istirahat dimana bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam menjalankan fungsinya dengan demikian pembentukan dan pengeluaran ASI berkurang. Ketujuh faktor isapan anak bila Ibu menyusui anak berlangsung sebentar maka isapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI berkurang. Dan yang kedelapan faktor obat-obatan dimana obat-obatan yang mengandung hormon mempengaruhi hormon prolaktin dan oksitosin yang berfungsi dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi pembentukan dan pengeluaran ASI.
(27)
2.4 Persiapan Menyusui
Agar ibu sukses menyusui ada beberapa hal yang harus diperhatikan ibu setelah kelahiran bayinya diantaranya:
a. Ibu sudah membicarakan dengan suai,sebab dukungan sangat penting b. Komunikasikan dengan tenaga kesehatan yang membantu kelahiran
anak anda.
c. Pilih rumah sakit atau tempat bersalin yang dapat membantu pemberian ASI.
d. Siapkan pakaian ibu yang memudahkan aktivitas menyusui.
e. Sebaiknya adanya rooming ini sejak berada dirumah sakit atau tempat bersalin dimana anda bersalin (Baskoro, 2008).
2.4.1 Tehnik Menyusui yang Benar
Posisi bayi juga menjadi salah satu factor pendukung perlekatan yang baik. Tehnik menyusui yang benar sangat mempengaruhi kenyamanan bayi menghisap ASI, oleh karena itu usahakan agar ibu dapat dengan benar dan lancar.
a) Sebelum menyusui, terlebih dahulu ibu mencuci kedua tangan dengan sabun sampai bersih.
b) Sebelum menyusui, keluarkan ASI sedikit, oleskan pada puting dan aerola sekitarnya sebagai desinfektan dan untuk menjaga kelembaban putting.
c) Usahakan posisi ibu cukup enak sewaktu menyusui. Duduklah dengan santai dikursi yang mempunyai sadaran punggung.
(28)
d) Supaya air susu tidak memancar, sebelum menyusui sebaiknya payudara dimasase, maksudnya agar tidak terjadi sumbatan disalurannya juga ASI dapat dikeluarkan.
e) Letakkan bayi menghadap payudara ibu. Pegang bahu bayi dengan satu lengan, epala bayi terletak dilengkung siku ibu. Jika ibu suka, gunakan bantal dipangkuaan saat anda baru belajar menyusui.
f) Untuk memasukan payudara kemulut bayi, pegang payudara dengan ibu jari diatas dan jari yang lain menopang dibawahnya.
g) Beri bayi rangsangan membuka mulut dengan cara menyentuh pipi atau sisi mulut bayi dengan putting. Setelah bayi buka mulut, biarkan bayi mengambil inisiatif.
h) Pastikan bayi tidak hanya menghisap putting, tetapi seluruh aerola masuk kedalam mulutnya. Jika bayi hanya menghisap bagian puting, kelenjar-kelenjar susu tidak akan mengalami tekanan sehngga ASI tidak keluar maksimal, dan dapat juga menyebabkan puting nyeri dan lecet.
i) Gunakan jari untuk menekan payudara dan menjauhkan hidung bayi agar pernafasan tidak tergangu.
j) Selama menyusui tataplah bayi dengan kasih saying.
k) Jangan khawatir, jika bayi belum terampil menghisap karena baik ibu maupun bayi masih belajar. Dibutuhkan ketenangan, kesabaran, dan latihan agar proses menyusui menjadi lancar (Danuatmaja, 2003).
(29)
Ketika menghisap putting, bayi ikut menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak sebelum ia menyelesaikan minumnya.
Menyendawakan bayi sangat penting dan merupakan bagian dari proses menyusui. Lakukan setidaknya 5 menit setelah bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi berpindah payudara. Ada 3 cara umum menyendawakan bayi :
a) Gendong bayi dengan kuat dipundak ibu, wajah bayi menghadap kebelakang . beri dukungan dengan satu tangan pada bokonganya, tepuk atau usap punggungnya dengan tangan lain.
b) Telungkupkan bayi dipundak ibu, lambungnya berada disalah satu kaki, kepalanya menyandar disalah satu kaki lainnya. Satu tangan anda memegang tubuhnya dengan kuat, satu tangan lain menepuk atau mengusap punggungnya sampai ia bersendawa.
c) Dudukkan bayi dipangkuaan ibu, kepalanya menyandar kedepan, dadanya ditahan dengan satu tangan, pastikan kepalanya tidak mendongkak kebelakang (Danuatmaja,2003).
2.4.3 Posisi Menyusui
Banyak sedikitnya ASI ternyata berhubungan langsung dengan posisi ibu saat menyusui.
Posisi yang tepat sangat mendorong keluarnya ASI secara maksimal. Ada berbagai macam posisi menyusui yaitu duduk, berdiri, bebaring, football position dan lain-lain. Apapun tehnik bersalinnya, ibu dapat menyusui bayinya segera mungkin. Begitu pula jika ibu melahirkan bayi kembar.
(30)
A. Posisi Ibu Menyusui Yang Bersalin Normal
Ibu yang melahirkan spontan bisa leluasa dan memilih posisi menyusui, sambil duduk atau berbaring menyamping. Jika posisi duduk dipilih :
a. Gunakan kursi yang aman.
b. Upayakan telapak kaki menginjak lantai.
c. Gunakan dingklik atau bangku kecil sebagai pengganjal bila posisi kaki agak menggantung.
B. Posisi Ibu Yang Melahirkan Melalui Persalinan Sectio Sesaria.
Football position adalah posisi menyusui yang disarankan untuk ibu yang melahirkan melalui persalinan sectio sesaria.
Pada posisi ini :
a. Tubuh bayi digendong dengan salah satu tangan ibu.
b. Upayakan letak kepala bayi berada tepat dibawah payudara dan membentuk garis lurus dengan badan bayi.
c. Posisi ini aman karena bagian perut ibu yang masih nyeri akibat operasi dapat terlindungi.
d. Posisi ini merupakan yang paling nyaman bagi ibu maupun bayinya. C. Posisi Ibu Menyusui dengan Bayi Kembar.
Sama dengan ibu yang melahirkan dengan persalinan sectio sesaria, football potion juga dapat dilakukan pada bayi kembar. Dimana kedua bayi disusui kiri dan kanan, dengan cara :
(31)
a. Kedua tangan ibu memeluk masing-masing satu kepala bayi, seperti memengang bola.
b. Letakkan tepat dibawah payudara ibu.
c. Posisi kaki bayi boleh dibiarkan menuntai keluar.
d. Untuk memudahkan, kedua bayi dapat diletakkan pada satu bidang datar yang memiliki ketinggian kurang lebih sepinggang ibu.
e. Cara lain adalah dengan meletakkan bantal diatas punggung. D. Posisi Ibu dengan ASI Berlimpah
Pada ibu-ibu yang memiliki ASI yang berlimpah dan memancar dan alirkannya deras, terdapat posisi khusus untuk menghindari agar bayi tidak tersedak dengan cara :
a. Ibu tidak terlentang lurus, sementara bayi diletakkan diatas perut ibu dalam posisi berbaring lurus dengan kepala menghadap payudara.
b. Bayi ditengkurapkan diatas dada ibu, tangan sedikit menahan kepala bayi. Dengan posisi ini, maka bayi tidak akan tersedak (Maryunani, 2009).
(32)
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI.
3.2. Defenisi Operasional a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui ibu nifas terhadap pemberian ASI , meliputi : Pengertian ASI, kandungan ASI, Manfaat ASI, tehnik menyusui, waktu pemberian dan faktor–faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Dinilai dengan kategori baik, cukup, kurang.
b.Sikap
Sikap adalah tanggapan responden terhadap pemberian ASI meliputi hal – hal yang terkait tehnik pemberian, waktu pemberian ASI dan faktor – faktor yang mempengaruhinya dinilai dengan kategori : baik, cukup, kurang.
Perilaku ibu nifas dalam pemeberian ASI pada bayi baru lahir
1. Pengetahuan 2. Sikap 3. Tindakan
Baik Cukup Kurang
(33)
c. Tindakan
Tindakan adalah pelaksanaan atau praktek terhadap pemberian ASI meliputi hal–hal yang terkait tehnik pemberian, waktu pemberian ASI dan faktor– faktor yang mempengaruhinya dinilai dengan kategori: baik, cukup, kurang.
(34)
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deksriptif yang menggunakan data primer dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum Dr. Djoelham Binjai dengan menggunakan kuisioner.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas yang menyusui bayinya yamg dirawat diruang pinang RSU dr.Djoelham binjai berjumlah 50 orang. Dimana ruangan pinang terdiri dari 5 ruangan, satu ruangan memiliki 4 tempat tidur.
4.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh populasi yaitu sebanyak 50 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling.
(35)
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum dr. Djoelham Binjai, Rumah Sakit tersebut merupakan rumah sakit tipe B yang terletak dijalan Sultan Hasanuddin no 9 Binjai.
4.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 26 september – 20 November.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti dinyatakan lulus dalam ujian proposal penelitian untuk selanjutnya mendapat persetujuan dari institusi Fakultas Keperawatan USU, selanjutnya mengirim surat permohonan untuk mendapatkan izin dari RSU dr. Djoelham Binjai , kemudian mengirim surat izin kepada kepala instansi ruangan bersalin Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai, dan akhirnya dalam penelitian ini disampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik yaitu: peneliti menjelaskan terlebih dahulu tentang informasi penting yang dilakukan, antara lain : tujuan, manfaat, kegiatan dalam penelitian serta hak-hak responden dalam penelitian ini. Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden terlebih dahulu menandatangani lembar persetujuan (infromed consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Bila responden menolak untuk diteliti maka peneliti akan tetap menghormati haknya. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data (kuesioner) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut
(36)
hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian
Data responden diperoleh dengan menggunakan kuisioner. Dalam penelitian ini terdapat dua kuisioner yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI. Kuesioner untuk data demografi meliputi umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku,persalinan dan lama persalinan. Kuesioner gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI terdiri dari 25 pernyataan. Dimana, kuesioner ini terdapat dua pernyataan yaitu 10 pernyataan terbuka tentang pengetahuan ibu dan 10 pernyataan terbuka tentang sikap ibu terhadap pemberian, dan 5 pertanyaan tentang tindakan. Pernyataan tentang pengetahuan ( 1- 10 ), dan 10 pertanyaan tentang sikap dengan (11-20) dan (21- 25) pertanyaan tentang tindakan.
4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya di ukur ( Sugiyono, 2006). Uji validitas dan realibilitas instrument langsung kepada responden melibatkan 20 0rang ibu nifas yang menyusui memeliki karakteristik resonden yang sama disalah satu rumah sakit swasta yaitu Rs. Mitra Sejati dilaksanakan langsung kerumah sakit. Hasil yang diperoleh kemudian ditabulasi dengan mengunakan program komputerisasi , data di analisa kembali dan apabila hasil data tersebut > 0,3 maka data tersebut dikatakan valid.
(37)
Uji reliabel menunjukkan sejauh mana alat pengukurannya dapat diandalkan. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika digunakan beberapa kali dalam waktu yang berbeda untuk objek yang sama sehingga akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabel dilakukan terhadap 20 orang Ibu nifas yang menyusui dan mempunyai karakteristik yang sama disalah satu rumah sakit swasta yaitu Rs. Mitra Sejati Medan. kemudian data yang telah diperoleh akan diolah dengan menggunakan program komputerisasi yaitu Cronbach Alfa. Alasannya menggunakan Cronbach Alfa karena dapat digunakan untuk menguji instrumen Skala Likert dan dikatakan reliabel jika memiliki alfa minimal 0,7 (Polit & Hungler, 1999). Hasil uji validitas dapat dilihat dilampiran.
4.6.1 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian reliable atau tidak dengan hasil pengujian sebagai berikut :
Tabel Hasil Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Variabel Alpha
Cronbach’s
Batas Reliabilitas
Keterangan
Pengetahuan 0.909 0.7 Reliable
Sikap 0.887 0.7 Reliable
Tindakan 0.808 0.7 Reliable
Sumber: Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)
Tabel di atas memperlihatkan bahwa hasil uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,7 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel /indikator penelitian adalah reliable.
(38)
4.7 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir. Prosedur pengambilan data yang digunakan dengan cara mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada instusi Fakultas Keperawatan USU, selanjutnya mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada bagian koppetekes di RSU dr. Djoelham Binjai, kemudian mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian pada kepala instansi Ruang bersalin RSU dr. Djoelham Binjai, selanjutnya mengirimkan surat izin melaksanakan penelitian kepada kepala ruang Ruang bersalin RSU dr. Djoelham Binjai.
Setelah mendapatkan izin kemudian melaksanakan pengumpulan data penelitian bekerjasama dengan perawat di ruangan RSU dr. Djoelham Binjai. Kepada calon responden dijelaskan mengenai tujuan dan manfaat penelitian, selanjutnya meminta persetujuan calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani infromed consent, kemudian responden mengisi kuesioner. Kuesioner yang diberikan peneliti langsung dikumpul oleh peneliti, apabila ada responden atau ibu nifas yang baru melahirkan maka peneliti melakukan penelitian besok harinya. Setelah seluruh responden mengisi kuesioner kemudian peneliti melakukan analisa data.
(39)
4.8 Analisa Data
Analisa data penelitian dilakukan dengan menempuh tahapan yang dimulai dari persiapan berupa mengecek kelengkepan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah terisi. Data yang diperoleh diidentifikasi dengan mentabulasi data yang terkumpul. Selanjutnya data diolah dengan program komputerisasi dalam uji deskriptif untuk mengetahui frekuensi, presentasi, mean dan standar deviasi tentang gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir.
1. Pengetahuan
Aspek pengukuran pengetahuan dilakukan dengan menggunakan 10 pertanyaan yang diberikan kepada responden dengan ketentuan responden menjawab. Menurut Arikunto (2006), kategori pengetahuan dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut:
1. Pengetahuan baik, jika berhasil menjawab benar antara 76-100 % 2. Pengetahuan cukup, jika berhasil menjawab benar antara 60-75 % 3. Pengetahuan kurang, jika berhasil menjawab benar < 60 %
2. Sikap
Aspek pengukuran sikap dilakukan dengan menggunakan 10 pertanyaan ang diberikan kepada responden dengan ketentuan responden menjawab.
Menurut Arikunto (2006), kategori sikap dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut:
1. Sikap baik, jika berhasil menjawab benar antara 76-100 % 2. Sikap cukup, jika berhasil menjawab antara 60-75 %
(40)
3. Sikap kurang, jika berhasil menjawab 60 % 3. Tindakan
Menurut Arikunto (2006), kategori tindakan dapat diklasifikasikan berdasarkan kriteria berikut:
1. Tindakan baik, jika berhasil menjawab antara 76- 100 % 2. Tindakan cukup, jika berhasil menjawab benar antara 60- 75 % 3. Tindakan kurang, jika berhasil menjawab benar dibawah 60 % Pengolahan data dilakukan dengan 3 langkah, yaitu :
1. Editing yaitu proses pengecekan data yang terkumpul, bila ada kesalahan dan kelainan dalam pengumpulan data akan diperbaiki dan didata ulang terhadap responden.
2. Coding yaitu data yang telah terkumpul diubah kebentuk angka (nama responden diubag menjadi nomor kode responden) dan disusun sedemikian rupa agar proses analisa data lebih mudah dan cepat.
3. Tabulating yaitu data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variable yang dibutuhkan kemudian dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi.
(41)
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Bab ini akan menguraikan tentang hasil penelitian yang dilakukan mulai 26 September - 20 November 2012. Penyajian analisa data dalam penelititan ini meliputi gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai yaitu pengetahuan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai, sikap ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai dan tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di Rumah Sakit Umum dr.Djoelham Binjai.
5.1.1. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini seluruh responden adalah ibu nifas yang menyusui di RSU dr. Djoelham Binjai. Dekskriptif karakteristik responden terdiri dari umur, pendididkan, pekerjaan, suku, persalinan dan lama persalinan. Yang dapat dilihat dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut:
(42)
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden di Wilayah Kerja RSU
dr. Djoelham Binjai (n=50).
No Variabel n %
1 Umur
<30 tahun 24 48.0
30-35 tahun 24 48.0
> 35 tahun 2 4.0
2 Pendidikan
SD 7 14.0
SMP 6 12.0
SMA 27 54.0
Diploma/S1 10 20.0
3 Pekerjaan
IRT 33 66.0
Peg.swasta 10 20.0
PNS 7 14.0
4 Suku
Jawa 29 58.0
Batak 9 18.0
Karo 6 12.0
(43)
Padang 6 12.0 5 Persalinan
Spontan 43 86.0
SC 7 14.0
6 Lama Persalinan (kala 1&2)
1 jam 17 34.0
2 jam 33 66.0
Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa, mayoritas responden memiliki umur dibawah 30 tahun dan antara 30-35 tahun yakni sebanyak 24 orang (45,3%). Mayoritas responden memiliki pendidikan SMA yakni sebanyak 27 orang (54%), Mayoritas responden memiliki pekerjaan sebagai IRT yakni sebanyak 33 orang (66%), mayoritas responden memiliki suku Jawa yakni sebanyak 29 orang (58%), mayoritas responden menjalani persalinan spontan yakni sebanyak 43 orang (86%) dan mayoritas responden memiliki jarak persalinan 2 jam yakni sebanyak 33 orang (66%)
5.1.3. Perilaku Responden
Perilaku responden yang diselidiki dalam penelitian ini adalah meliputi aspek pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemberian ASI di RSU dr. Djoelham Binjai dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
(44)
5.1.3.1. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012
Tabel 5.1. Pengetahuan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).
No Karakteristik Pengetahuan Frekuensi Persentase(%)
1 Baik 27 54.0
2 Cukup 14 28.0
3 Kurang 9 18.0
Total 50 100,00
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)
Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 27 orang (54%) memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI, 14 orang (28%) memiliki pengetahuan cukup dan 9 orang (18%) memiliki pengetahuan kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 27 orang (54%).
(45)
5.1.3.2. Sikap Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012
Tabel 5.2.Sikap Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).
No Karakteristik Sikap Frekuensi Persentase(%)
1 Baik 28 56.0
2 Cukup 12 24.0
3 Kurang 10 20.0
Total 50 100,00
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 28 orang (56%) memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI , 12 orang (24%) memiliki sikap cukup dan 10 orang (18%) memiliki sikap kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 28 orang (56%).
5.1.3.3.Tindakan responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012
Tabel 5.3 Tindakan Responden tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir di RSU dr. Djoelham Binjai Tahun 2012 (n=50).
(46)
No Karakteristik Tindakan Frekuensi Persentase(%)
1 Baik 23 46.0
2 Cukup 20 40.0
3 Kurang 7 14.0
Total 50 100,00
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2012 (data diolah)
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 50 responden penelitian, 23 orang (46%) memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI , 20 orang (20%) memiliki tindakan cukup dan 7 orang (14%) memiliki tindakan kurang tentang pemberian ASI. Dengan demikian, mayoritas responden memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI yakni sebanyak 23 orang (46%).
5.2 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan responden dalam pemberian ASI didapatkan bahwa ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 27 orang (54%) , pengetahuan cukup sebanyak 14 orang (28%) dan yang berpengetahuan kurang sebanyak 9 orang (18%). Pernyataan ini didukung oleh Notoatmojo (1998) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah faktor internal meliputi pendidikan, persepsi, motivasi, dan pengalaman dan faktor ekternal meliputi lingkungan informasi, sosial dan budaya. Sedangkan Hurlock (2002) mengatakan bahwa
(47)
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka diharapkan pengetahuan dan keterampilan akan semakin baik. Hidayat (2005) mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, berpengaruh terhadap pengetahuan yang dimiliki. Dari hasil penelitian ini diketahui ada 23 orang (56%) yang berpengetahuan cukup dan kurang, hal ini mungkin dilatarbelakangi oleh masih banyaknya responden yang hanya berpendidikan SMA (27 orang) dan bahkan terdapat yang berpendidikan SMP (6 orang) dan SD (7 orang). Hal ini dapat menyebabkan kurangnya informasi ibu tentang pemberian ASI pada bayi, pekerjaan ibu yang mayoritas hanya sebagai ibu rumah tangga. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan pengetahuan para ibu mengenai pemberian ASI maka diperlukan peran aktif dari staf perawat untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada para ibu tentang pemberian ASI. Herawani (2001) menyatakan bahwa pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. pendidikan kesehatan ini akan membantu meningkatkan pengetahuan ibu tentang pemberian ASI.
Menurut Notoatmodjo (2003) sikap yang baik terhadap suatu objek baru akan muncul ketika seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang objek tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa terdapat 28 orang (56%) responden yang memiliki sikap baik dan terdapat 22 orang (44%) yang memiliki sikap yang cukup dan kurang. Hal ini dilatar belakangi karena kurangnya pengetahuan ibu yang dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa terdapat 27 orang (56%) yang berpengetahuan baik dan 23 orang (46%) yang berpengetahuan cukup dan kurang. Dari hasil tersebut dapat kita lihat bahwa sikap seseorang harus
(48)
didukung dengan pengetahuan yang baik. Sehingga untuk meningkatkan sikap seseorang harus ada kemauan dan perubahan sikap yang dapat menunjang sikap individu. Purwanto (1998) juga menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap adalah pertama faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan . Kedua adalah faktor ekstern yang merupakan faktor dari luar manusia.
Menurut Sekartini (2008) menyatakan tindakan seseorang dalam mengambil keputusan untuk memutuskan suatu tindakan itu dapat dipengaruhi oleh faktor ekonomi. Dari hasil penelitian bahwa 23 orang (46%) yang memiliki tindakan baik, dan 27 0rang (54%) responden yang memiliki tindakan yang cukup dan kurang dalam pemberian ASI pada bayi. Mayoritas responden melakukan tindakan kurang baik mungkin disebabkan sebagian responden bekerja sebagai ibu rumah tangga sehingga pengetahuan dan sikap responden berpengaruh terhadap tindakan yang mereka lakukan dalam pemberian ASI.
Penelitian Mira (2008) melaporkan bahwa gambaran pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang pentingnya budaya penggunaan ASI bagi ibu menyusui diwilayah kerja Puskesmas Sekejati didapatkan bahwa dari 175 responden memiliki tingkat pengetahuan cukup 96%, sikap cukup 86%, perilaku kurang 71%. Mira juga menyatakan bahwa dalam pemberian ASI ekslusif ada beberapa faktor yang mempengaruhi yaitu faktor psikologis, sosial, budaya, pekerjaan, kesehatan ibu, gaya hidup dan mudahnya mendapatkan susu formula. Walaupun demikian menurut penelitian keberhasilan pemberian ASI ekslusif diwilayah kerja
(49)
(50)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran perilaku ibu nifas tentang pemberian ASI eksklusif di RSU dr. Djoelham Binjai, dapat disimpulkan bahwa :
1. Mayoritas responden yang berada di RSU dr. Djoelham Binjai memiliki pendidikan menengah (56%) dan bekerja sebagai ibu rumah tangga (70%). 2. Pada umumnya ibu nifas yang menjadi objek penelitian di RSU dr.
Djoelham Binjai sudah memiliki perilaku yang baik tentang pemberian ASI. Hal ini terlihat dari mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang pemberian ASI (54%), mayoritas responden memiliki sikap yang baik tentang pemberian ASI (56%) dan mayoritas responden memiliki tindakan yang baik tentang pemberian ASI (46%).
6.2. Saran
Hasil penelitian ini juga memperlihatkan beberapa kelemahan antara lain meskipun pengetahuan, sikap dan tindakan sudah baik, tetapi belum mencapai perilaku optimal terutama dalam pemberian ASI. Untuk itu, disampaikan saran saran sebagai berikut :
1. Kepada RSU dr. Djoelham Binjai, disarankan untuk terus melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemberian ASI sehingga
(51)
pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang pemberian ASI dapat lebih ditingkatkan.
2. Kepada peneliti lain, disarankan untuk melakukan penelitian yang lebih luas seperti menambah jumlah sampel sehingga diperoleh gambaran yang lebih akurat tentang perilaku ibu dalam pemberian ASI.
3. Bagi praktek keperawatan, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan perawat tentang pemberian ASI pada bayi baru lahir sehingga diharapkan perawat mampu menerapkan perilaku pemberian ASI dalam asuhan keperawatan.
(52)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta.
Baskoro Anton. (2008). ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui, Banyu Media,Yogyakarta.
Danuatmaja B. (2004). 40 Hari Pasca Persalinan Masalah dan Solusinya, Puspa swara, Jakarta.
Derek. (2005). Setiap Wanita, Delapratasa Publising. Hegar Badirul dkk. (2008). Bedah ASI, FK UI, Jakarta.
Hidayat A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisis Data, Salemba Medika, Jakarta.
Hurlock. (2002). Psikologi Perkembangan, Erlangga, Jakarta.
Kritiyanasari, Weni. (2009). ASI, MENYUSUI & SADARI. Yogyakarta: Nuha Medika.
Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu dalam Masa Nifas (Post Partum), Trans Info Media, Jakarta .
Notoadmojo S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta. ____________. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka cipta, Jakarta. ____________. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Jakarta.
Nursalam. (2009). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman skiripsi, tesis dan instrumen penelitian. Jakarta: Penerbit Arcan.
Polit, D. F & Hungler, B. P. (1999). Nurising Research: Pinciples and Methods Fifth Edition. Philadelphia: J. B Lippicot Company.
(53)
Prasetyono, Dwi Sunar. (2012). Buku Pintar ASI Ekslusif: Pengenalan, Praktik, dan Kemanfaatan-Kemanfaatannya. Yogyakarta: DIVA Press.
Purwanti H.S. (2004). Konsep Penerapan ASI Ekslusif, EGC, Jakarta.
Purwanto. (1999). Pengantar Perilaku Manusia Untuk Keperawatan. Jakarta : Binampa Aksara.
Mona (2008). Repository Maranatha.edu/443/1/9710103_Abstract_Toc_pdf dikutip pada tanggal 19 febuari 2013.
Roesli, Utami. (2000). Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Sudjana. (2002). Metode Statistik, Tarsito, Bandung.
Suhartono, Suparlan. (2008). Filsafat Ilmu Pengetahuan, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Wahyuni, S. Arlinda. (2007). Statistika Kedokteran, Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.
(54)
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH MENDAPATKAN PENJELASAN
(INFROMED CONSENT)
Nama : Rika Ameliana Harahap
Judul Penelitian : Gambaran Perilaku Ibu Nifas Tentang Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai.
Saya adalah Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Perilaku Ibu Nifas Terhadap Pemberian ASI pada Bayi Baru Lahir di RSU Dr. Djoelham Binjai Tahun 2012. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Saya mengharapkan kesediaan Saudara/i untuk memberikan jawaban sesuai dengan pendapat Saudara/i tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban Saudara/i. Informasi yang Saudara/i berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan Ilmu Keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain.
Partisipasi Saudara/i dalam penelitian ini bersifat sukarela, karena Saudara/i bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Saudara/i bersedia menjadi responden penelitian, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada kolom yang telah disediakan sebagai bukti kesukarelaan Saudara/i. Terima kasih
No. Kode Responden Medan, 2012
(Diisi oleh peneliti) Tanda Tangan
(55)
INSTRUMEN PENELITIAN
Penelitian Gambaran Perilaku Ibu Nifas tentang Pemberian ASI Pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Dr. Djoelham Binjai .
Petunjuk
1. Mengisi identitas secara lengkap dan benar.
2. Bacalah secara seksama setiap pertanyaan sebelum menjawab.
3. Berilah jawaban yang benar menurut anda dan sejujurnya menurut pengetahuan anda agar diperoleh data yang benar, akurat, dan objektif.
4. Berilah tanda silang (x) pada a, b, c atau d dan tanda ( √ ) pada jawaban yang dianngap benar.
Responden No :
Tanggal :
A. Identitas Responden 1. Umur Ibu :
2. Pendidikan terakhir: SD ( ), SMP ( ), SMA ( ), D3 ( ), S1 ( ), S2 ( ), Lainnya ( ). 3. Pekerjaan:
4. Suku :
5. Tipe persalinan
a. Spontan b.SC
6. Lama waktu kala I dan kala II ………../Jam B. Pengetahuan Tentang Pemberian ASI
(56)
a. Merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan selama 6 bulan pertama.
b. Cairan bening bewarna coklat c. Bahan baku yang terbuat dari lemak
2. Jika terjadi pembengkakan payudara maka yang dilakukan adalah
a. Kompres payudara dengan air hangat dan susu kan bayi tanpa dijadwalkan sampai payudara terasa kosong.
b. Biarkan saja sampai bengkak tersebut hilang c. Segera menghubungi/konsultasi dengan dokter
3. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI antara lain a. Makanan, minuman dan kecukupan kebutuhan istirahat ibu. b. Tingkat pendidikan ibu
c. Sosial ekonomi
4. Berapa lama sebaiknya ibu mnyusui bayinya setiap harinya a. 1 jam
b. 2-5 menit c. 10-15 menit
5. Makanan yang sebaiknya dikonsumsi ibu untuk meningkatkan ASI a. Makanan bergizi seperti tahu,tempe,ikan,telur,dsb
b. Makanan siap saji c. Jamu-jamuan
6. Zat makanan yang tidak terdapat dalam ASI a. Vitamin D
(57)
c. Semua zat gizi terdapat dalam ASI dan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi
7. Yang tidak termasuk manfaat ASI bagi bayi adalah
a. ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan b. ASI dapat mencegah penyakit infeksi
c. ASI dapat mengangu pertumbuhan gigi 8. Kapan sebaiknya proses menyusui dapat dimulai
a. Sesegera mungkin setelah persalinan dalam jam pertama setelah bayi lahir b. Setelah 1 s/d 2 hari bayi lahir
c. Setelah ibu sehat/pulih
9. Pada saat seperti apa sebaiknya menyendawakan bayi a. Setiap selesai disusui 5 menit setelah bayi selesai disusui b. Saat bayi berpindah payudara waktu disusui
c. Jika bayi tidak tertidur
10. Berikut ini yang tidak benar tehnik menyusui adalah
a. Sebelum menyusui, Ibu terlebih dahulu mencuci kedua tangannya dengan sabun sampai bersih
b. Usahakan posisi ibu cukup enak saat menyusui
c. Ibu tidak memberikan posisi yang nyaman saat menyusui bayinya C. Sikap Ibu terhadap Pemberian ASI
NO PERTANYAAAN SANGAT
SETUJU SETUJU
TIDAK SETUJU
1. Saat menyusui bayi posisi menjadi faktor paling penting.
(58)
2. Setelah menyusui bayi sebaiknya disendawakan oleh ibu.
3. Sebaiknya dalam pemberian ASI tidak perlu dijadwalkan karena akan berakibat kurang baik.
4. Jika bayi tertidur pulas dalam waktu lama bayi sebaiknya tidak perlu disendawakan.
5. Saat menyusui perlu memperhatikan apakah mulut melekat penuh pada putting.
6. Sebelum menyusui bayi, Ibu dianjurkan membersihkan putting susunya.
7. Pemberian ASI hendaknya dilakukan seketika setelah bayi dilahirkan setengah jam pertama.
8. Ibu yang memberikan ASI dianjurkan menambah suplai makanan seperti ikan,telur,tempe,tahu,susu,dsb.
9. Dalam pemberian ASI dianjurkan, ibu harus mempersiapkan putting payudara agar dapat menyusui bayi dengan baik.
10. Sebelum menyusui Ibu seharusnya mencuci tangan.
(59)
D. Tindakan Ibu terhadap Pemberian ASI Ekslusif
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah sebelum menyusui, Ibu mengeluarkan ASI sedikit dan mengoleskan pada putting dan aerola sekitarnya.
2. Apakah ibu minum 8-10 gelas perhari selama menyusui.
3. Apakah saatmenyusui ibu menghindari perasaan seperti tertekan, sedih, dan kurang percaya diri.
4. Apakah ibu istirahat yang cukup selama menyusui
5. Apakah ibu selalu menyendawakan bayi setelah menyusui.
(60)
HASIL OLAH DATA
Frequency Table Karakteristik Responden
Um ur
26 52.0 52.0 52.0
22 44.0 44.0 96.0
2 4.0 4.0 100.0
50 100.0 100.0
<30 tahun 30-35 tahun >35 tahun Total Valid
Frequency Percent Valid P erc ent
Cumulative Percent
Pendidikan
5 10.0 10.0 10.0
8 16.0 16.0 26.0
28 56.0 56.0 82.0
9 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
SD SMP SMA Diploma/S1 Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pe kerjaan
35 70.0 70.0 70.0
8 16.0 16.0 86.0
7 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
IRT
Peg.swast a PNS Total Valid
Frequency Percent Valid P erc ent
Cumulative Percent
Reliability Pengetahuan Scale: ALL VARIABLES
Ca se P rocessing Sum ma ry
25 100.0
0 .0
25 100.0
Valid Ex cludeda Total Cases
N %
Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.909 10
Cronbach's
(61)
Item-Total Statistics
3.6000 11.333 .546 .907
3.4400 10.590 .760 .894
3.6000 10.750 .742 .895
3.6000 11.417 .519 .909
3.6400 10.990 .683 .899
3.4400 10.673 .732 .896
3.6000 10.750 .742 .895
3.4800 10.593 .759 .894
3.6000 11.250 .573 .906
3.6400 11.073 .654 .901
Peng1 Peng2 Peng3 Peng4 Peng5 Peng6 Peng7 Peng8 Peng9 Peng10
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
Reliability Sikap
Scale: ALL VARIABLES
Ca se P rocessing Sum ma ry
25 100.0
0 .0
25 100.0
Valid Ex cludeda Total Cases
N %
Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.887 10
Cronbach's
(62)
Ite m-Tota l Sta tistics
3.2400 9.857 .532 .883
3.0800 9.410 .640 .875
3.2400 9.523 .655 .874
3.2000 10.167 .405 .892
3.2800 9.627 .646 .875
3.1600 9.223 .724 .869
3.2400 9.357 .718 .870
3.1200 9.110 .754 .866
3.2400 9.857 .532 .883
3.2400 9.607 .623 .876
Sikap1 Sikap2 Sikap3 Sikap4 Sikap5 Sikap6 Sikap7 Sikap8 Sikap9 Sikap10
Sc ale Mean if Item Delet ed
Sc ale Variance if Item Delet ed
Correc ted Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
Reliability Tindakan Scale: ALL VARIABLES
Ca se P rocessing Sum ma ry
25 100.0
0 .0
25 100.0
Valid Ex cludeda Total Cases
N %
Lis twis e deletion based on all variables in the procedure. a.
Reliability Statistics
.808 5
Cronbach's
Alpha N of Items
Item-Total Statistics
1.0000 1.750 .687 .742
1.0400 1.957 .530 .790
1.0000 1.833 .604 .768
1.0000 1.917 .525 .793
1.0800 1.910 .635 .761
Tindak1 Tindak2 Tindak3 Tindak4 Tindak5
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted
(63)
Frequency Table Pengetahuan
(Air Susu Ibu) adalah
29 58.0 58.0 58.0
21 42.0 42.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Jika terjadi pembengkakan payudara maka yang dilakukan adalah
28 56.0 56.0 56.0
22 44.0 44.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI antara lain
32 64.0 64.0 64.0
18 36.0 36.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berapa lama sebaiknya ibu mnyusui bayinya setiap harinya
27 54.0 54.0 54.0
23 46.0 46.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Makanan yang sebaiknya dikonsumsi ibu untuk meningkatkan ASI
35 70.0 70.0 70.0
15 30.0 30.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Zat makanan yang tidak terdapat dalam ASI
26 52.0 52.0 52.0
24 48.0 48.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(64)
Yang tidak termasuk manfaat ASI bagi bayi adalah
33 66.0 66.0 66.0
17 34.0 34.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Kapan sebaiknya proses menyusui dapat dimulai
34 68.0 68.0 68.0
16 32.0 32.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Pada saat seperti apa sebaiknya menyendawakan bayi
30 60.0 60.0 60.0
20 40.0 40.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Berikut ini yang tidak benar tehnik menyusui adalah
37 74.0 74.0 74.0
13 26.0 26.0 100.0
50 100.0 100.0
Benar Salah Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Ka tegori P engeta hua n
27 54.0 54.0 54.0
14 28.0 28.0 82.0
9 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Baik Cukup Kurang Total Valid
Frequency Percent Valid P erc ent
Cumulative Percent
(65)
Frequency Table Sikap
Sa at m enyusui ba yi posisi me nja di fa ktor pa ling penting.
25 50.0 50.0 50.0
17 34.0 34.0 84.0
8 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat set uju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Se tela h m enyusui bayi se baiknya di sendaw aka n ole h ibu.
24 48.0 48.0 48.0
19 38.0 38.0 86.0
7 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat set uju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Sebaiknya dalam pemberian ASI tidak perlu dijadwalkan karena akan berakibat kurang baik.
17 34.0 34.0 34.0
24 48.0 48.0 82.0
9 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Jika bayi tertidur pulas dalam waktu lama bayi sebaiknya tidak perlu disendawakan.
15 30.0 30.0 30.0
20 40.0 40.0 70.0
15 30.0 30.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Saat menyusui perlu memperhatikan apakah mulut melekat penuh pada putting.
12 24.0 24.0 24.0
30 60.0 60.0 84.0
8 16.0 16.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(66)
Se bel um m enyusui ba yi, Ibu dianjurkan mem be rsihkan putting susunya
16 32.0 32.0 32.0
18 36.0 36.0 68.0
16 32.0 32.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat set uju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Pemberian ASI hendaknya dilakukan seketika setelah bayi dilahirkan setengah jam pertama.
21 42.0 42.0 42.0
18 36.0 36.0 78.0
11 22.0 22.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Ibu yang memberikan ASI dianjurkan menambah suplai makanan seperti ikan,telur,tempe,tahu,susu,dsb.
26 52.0 52.0 52.0
18 36.0 36.0 88.0
6 12.0 12.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Dalam pemberian ASI dianjurkan, ibu harus mempersiapkan putting payudara agar dapat menyusui bayi dengan baik.
31 62.0 62.0 62.0
12 24.0 24.0 86.0
7 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat setuju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Se bel um m enyusui Ibu se harusnya m encuci tangan.
29 58.0 58.0 58.0
12 24.0 24.0 82.0
9 18.0 18.0 100.0
50 100.0 100.0
Sangat set uju Setuju Tidak s etuju Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
(67)
Ka tegori S ika p
28 56.0 56.0 56.0
12 24.0 24.0 80.0
10 20.0 20.0 100.0
50 100.0 100.0
Baik Cukup Kurang Total Valid
Frequency Percent Valid P erc ent
Cumulative Percent
Frequency Table Tindakan
Apaka h se bel um m enyusui, Ibu m engeluarka n ASI se dikit da n me ngoleskan pada putting da n a erol a se kita rnya .
31 62.0 62.0 62.0
19 38.0 38.0 100.0
50 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Apakah ibu minum 8-10 gelas perhari selama menyusui.
32 64.0 64.0 64.0
18 36.0 36.0 100.0
50 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Apaka h sa atm enyusui ibu me nghinda ri perasaan seperti terteka n se dih, dan kurang percaya di ri.
30 60.0 60.0 60.0
20 40.0 40.0 100.0
50 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid P ercent
Cumulative Percent
Apakah ibu istirahat yang cukup selama menyusui
36 72.0 72.0 72.0
14 28.0 28.0 100.0
50 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
(68)
Apakah ibu selalu menyendawakan bayi setelah menyusui.
27 54.0 54.0 54.0
23 46.0 46.0 100.0
50 100.0 100.0
Ya Tidak Total Valid
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Ka tegori Tindaka n
23 46.0 46.0 46.0
20 40.0 40.0 86.0
7 14.0 14.0 100.0
50 100.0 100.0
Baik Cukup Kurang Total Valid
Frequency Percent Valid P erc ent
Cumulative Percent
(69)
BIAYA PENELITIAN
1. Persiapan Proposal dan Perbaikan proposal
- Biaya kertas print proposal Rp 120.000,- - Fotokopi sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 25.000,- - Transportasi Rp 60.000,-
- Biaya internet Rp 50.000,
- Perbanyak proposal dan penjilidan Rp 100.000,- - Konsumsi saat sidang proposal Rp 150.000,- 2. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
- Penggandaan kuesioner data demografi Rp 6.000,- 3. Persiapan Skripsi
- Biaya kertas dan tinta print Rp 200.000,-
- Penggandaan skripsi dan penjilidan Rp 100.000,-
- Biaya sidang skripsi Rp 350.000,-
4. Biaya tidak Terduga
Jumlah Rp 1.191.000,-
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
CURICULUM VITAE
Nama : Rika Ameliana Hrp
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai / 10 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Tano Bato Gg. Kurnia No. 6 Padangsidimpuan Riwayat Pendidikan :
1. SDN 12 Padangsidimpuan (1996-2002) 2. SLTP N 1 Padangsidimpuan (2003-2005) 3. SMA N 4 Padangsidimpuan (2006-2008) 4. DIII Keperawatan USU (2008-2011)
(1)
69
(2)
(3)
71
(4)
(5)
73
(6)
74
CURICULUM VITAE
Nama : Rika Ameliana Hrp
Tempat/Tanggal Lahir : Binjai / 10 Agustus 1990
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Tano Bato Gg. Kurnia No. 6 Padangsidimpuan
Riwayat Pendidikan :
1. SDN 12 Padangsidimpuan (1996-2002) 2. SLTP N 1 Padangsidimpuan (2003-2005) 3. SMA N 4 Padangsidimpuan (2006-2008) 4. DIII Keperawatan USU (2008-2011) 5. S1 Keperawatan USU (2011-2013)