Analisa Hasil Estimasi Fixed Effect Model FEM

4.3.2 Analisa Hasil Estimasi Fixed Effect Model FEM

Sebagaimana pendapat para pakar ahli ekonometrika mengatakan bahwa membuat pembuktian menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam data panel,jika :  Pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM  Pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM Dengan adanya pendapat di atas, penulis melakukan estimasi dan estimasi dengan menggunakan FEM yang dapat di estimasikan. Tabal 4.9 Hasil Estimasi Fixed Effect Model IPM = 0,5197 HH +0,2259 MH + 1,3416 RLB + 0,0230 AKB – 0,0045 PP 19,1853 9,8733 15,1573 3,9625 -0,8263 R 2 Prob. = 0,0000 Sumber : Hasil Estimasi lampiran 2 Catatan : Angka dalam kurung adalah nilai t-statistik Sig nifikan pada α 1 = 2,6413 . Signifikan pada α 5 = 1,9912 Signifikan pada α 10 = 1,1653 = 0,9992 DW-Stat = 1,3376 F-Stat = 16995.65 Namun demikian, jika dilakukan analisa secara parsial memperlihatkan hanya variabel harapan hidup HH, melek huruf MH, rata-rata lama bersekolah Universitas Sumatera Utara RLB, dan angka kematian bayi AKB yang memberikan yang positif dan signifikan secara statistik terhadap variasi Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sedangkan variabel pertumbuhan penduduk PP tidak memberikan pengaruh yang berarti. Disamping itu hasil estimasi di atas, hanya variabel pertumbuhan penduduk PP memiliki tanda koefisien regresi yang negatif dan tidak sesuai dengan hipotesis, sedangkan variabel lainnya HH,MH,RLB,AKB memiliki tanda koefisien regresi yang positif yang sesuai dengan hipotesis. Ini memberi arti jika salah satu variabel tersebut mengalami peningkatan, cateris paribus, maka akan mendorong peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara. Selanjutnya jika dilakukan analisa dari hasil estimasi di atas menunjukkan bahwa variabel harapan hidup HH memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebessar 0,5197 terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera utara. Ini memiliki arti apabila harapan hidup HH meningkat 1 persen, cateris paribus, maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sebesar 0,5197 persen dan ini sesuai dengan hipotesis yang menyatakan bahwa harapan hidup HH berpengaruh positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara. Dengan melihat uji t statistik diperoleh nilai t sebesar 19, 1853, yang berati variabel harapan hidup HH memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan 99 persen pada kurun waktu 2002-2005. Untuk variabel melek huruf MH memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar 0,2259 terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Universitas Sumatera Utara Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan melek huruf MH sebesar 1 persen,cateris paribus, maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sebesar 0,2259 persen dan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Disamping itu dilihat dai uji t statistiknya sebesar 9,8733, menunjukkan bahwa variabel melek huruf MH memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan sebesar 99 persen dalam kurun waktu 2002-2005. Untuk variabel rata-rata lama bersekolah RLB memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar 1,3416 terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan rata-rata lama bersekolah RLB sebesar 1 persen,cateris paribus, maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sebesar 1,3416 persen dan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Disamping itu dilihat dai uji t statistiknya sebesar 15,1573, menunjukkan bahwa variabel rata-rata lama bersekolah RLB memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap Indeks Pembanguna Manusia IPM di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan sebesar 99 persen dalam kurun waktu 2002-2005. Untuk variabel angka kematian bayi AKB memiliki tanda koefisien regresi yang positif sebesar 0,0230 terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara. Artinya apabila terjadi peningkatan angka kematian bayi AKB sebesar 1 persen,cateris paribus, maka akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sebesar 0,0230 persen dan sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat. Disamping itu dilihat dai uji t statistiknya Universitas Sumatera Utara sebesar 3,9625, menunjukkan bahwa variabel angka kematian bayi AKB memberikan pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap Indeks Pembanguna Manusia IPM di Sumatera Utara pada tingkat kepercayaan sebesar 99 persen dalam kurun waktu 2002-2005. Sementara itu, untuk variabel pertumbuhan penduduk PP memiliki tanda koefisien regresi yang negatif sebesar -0,0045 terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara. Dari hasil uji t statistik, bahwa variabel pertumbuhan penduduk PP memberi pengaruh yang tidak signifikan secara statistik terhadap Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara untuk kurun waktu 2002-2005 pada tingkat kepercayaan 90 persen. Analisa Fixed Effect Model ini baik karena banyaknya keputusan yang diambil bahwa t-statistik t-tabel. Selanjutnya peneliti menganalisis, apakah model ini baik. Mengingat dalam Fixed Effecr Model diasumsikan bebas dari autokorelasi, maka pengujian ataukorelasi dapat diabaikan. Selanjutnya pengujian yang perlu dilakukan adalah uji Heteroditas. Tabal 4.10 Hasil Estimasi Heteroditas IPM = 0,5197 HH +0,2259 MH + 1,3416 RLB + 0,0230 AKB – 0,0045 PP 24,4565 11,9261 14,6322 4,9184 -0,6181 R 2 Prob. = 0,0000 Sumber : Hasil Estimasi lampiran 3 Catatan : Angka dalam kurung adalah nilai t-statistik = 0,9992 DW-Stat = 1,3376 F-Stat = 16995.65 Universitas Sumatera Utara Signifikan pada α 1 = 2,6413 . Signifi kan pada α 5 = 1,9912 Signifikan pada α 10 = 1,1653 Hasil estimasi di atas hanya sedikit berbeda dengan hasil sebelumnya yakni hanya nilai t statistik yang berubah, namun keputusan masih tetap, yaitu variabel harapan hidup HH, melek huruf MH, rata-rata lama bersekolah RLB, dan angka kematian bayi AKB berpengaruh positif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara sedangkan pertumbuhan penduduk berpengaruh negatif terhadap peningkatan Indeks Pembangunan Manusia IPM di Sumatera Utara.

4.3.3 Hasil Estimasi Ordinary Least Square dan Fixed Effect Model