Berdasarkan  hasil  wawancara  diketahui  sebesar  30.0  bidan  kurang  setuju bila  bidan  dinyatakan  akan  memperpanjang  kerjasama  dalam  program  Jampersal
sebelum  berakhirnya  jangka  waktu  perjanjian  kerjasama.  Timbulnya  sikap  kurang setuju  untuk  tidak  menandatangani  kontrak  jampersal  lagi  dikarenakan  bidan
berpandangan  bahwa  unit  biaya  yang  ditanggung  Jampersal  terlalu  kecil  untuk  di Kota
Padangsidimpuan, sekalipun
adanya isu
bahwa pemerintah
Kota Padangsidimpuan akan menaikkan tarif untuk membantu persalinan normal dan tarif
pemeriksaan ibu hamil per kunjungan. Ajzen  1994,  berpendapat  bahwa  sikap  tumbuh  karena  adanya  suatu
kecenderungan  untuk  merespon  suka  atau  tidak  suka  terhadap  suatu  obyek,  orang lembaga,  atau  peristiwa  tertentu.  Mueller  1996,  juga  mengatakan  bahwa  sikap
ditunjukkan  oleh  luasnya  rasa  suka  atau  tidak  suka  terhadap  sesuatu.  Hal  ini  sesuai dengan  pernyataan  Berkowitz,  “sikap  seseorang  terhadap  objek  adalah  perasaan
mendukung  atau  memihak  favorabel  ataupun  perasaan  tidak  mendukung  tak- favorabel
terhadap objek,” Saifuddin, 1998. Dengan kata lain, sikap dapat bersifat positif dan negatif.
5.1.4. Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Bidan
Ishak dan Hendri 2003, mengatakan bahwa manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja, sehingga produktivitas kerja meningkat. Sementara
itu,  manfaat  yang  diperoleh  karena  bekerja  dengan  orang-orang  yang  termotivasi adalah  pekerjaan  dapat  diselesaikan  dengan  tepat.  Artinya  pekerjaan  diselesaikan
Universitas Sumatera Utara
sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang sudah ditentukan, serta orang senang melakukan pekerjaannya.
Berdasarkan  hasil  penelitian  diketahui  bahwa  hanya  ada  1  8.3  dari  12 responden yang motivasinya tidak baik, memiliki kinerja baik. Sementara responden
yang  motivasinya  baik,  memiliki  kinerja  baik  yaitu  sebanyak  53  91.4  dari  58 responden. Setelah dilakukan analisis multivariat dengan uji regresi logistik, variabel
motivasi  berpengaruh  secara  signifikan  terhadap  kinerja  bidan  dalam  pelaksanaan program  Jaminan  Persalinan  Jampersal  di  Kota  Padangsidimpuan,  dengan  p-
value=0.036 p-value  0.05. Hasil  penelitian  tersebut  senada  dengan  Surani  2007,  dengan  judul
penelitian “Analisis Karakteristik  Individu dan  Faktor  Instrinsik  yang Berhubungan
dengan  Kinerja  Bidan  Pelaksana  Poliklinik  Kesehatan  Desa  dalam  Pelayanan Kesehatan Dasar di  Kabupaten Kendal. Penelitian ini merupakan penelitian analitik,
dengan  pendekatan  belah  lintang  cross  sectional.  Diperoleh  hasil  bahwa  motivasi berhubungan  secara  signifikan  dengan  kinerja  bidan  p-value  =0,0001.  Sementara
hasil penelitian Darsiwan 2002, memperoleh hasil bahwa tidak ada hubungan secara signifikan  antara  motivasi  kerja  dengan  kinerja  bidan  dalam  Pertolongan  Persalinan
p-value =0,626. Beberapa  hal  yang  membuat  beberapa  bidan  kurang  termotivasi  terhadap
Program Jampersal adalah karena program jampersal juga diberlakukan bagi ibu yang tergolong  mampu.  Berdasarkan  hasil  penelitian  diketahui  bahwa  Program  Jampersal
Universitas Sumatera Utara
memang  berlaku  untuk  semua  kalangan,  baik  kaya  maupun  miskin.  Untuk mendapatkan  pelayanan  program  tersebut  cukup  gampang,  masyarakat  cukup
memberikan KTP saja dan tidak perlu memberikan keterangan surat kurang mampu, karena program tersebut berlaku untuk semua masyarakat baik kaya maupun miskin.
Menurut  bidan,  seharusnya  Jampersal  khusus  untuk  para  ibu  yang  tidak  mampu. Sehingga bagi para ibu yang berkecukupan secara ekonomi, rasanya kurang tepat bila
melayani  pasien  persalinan  orang  kaya  menggunakan  Jampersal,  apalagi  banyak permintaan.  Sehingga  persepsi  bidan  tersebut  mempengaruhi  kinerja  bidan  terhadap
pelaksanaan program Jaminan Persalinan dalam pemberian pelayanan kesehatan. Agar bidan tidak memiliki persepsi  salah terhadap program  Jampersal,  maka
program Jampersal harus lebih disosialisaikan lagi. Menurut Edward 1999, dimensi kemunikasi  sangat  menentukan  dalam  berhasilnya  suatu  program.  Oleh  karena  itu
penyampaian  pesan  merupakan  hal  yang  mutlak  harus  diperhatikan.  Persyaratan utama bagi  implementasi  yang efektif  adalah bahwa para pelaksana kebijakan harus
mengetahui  apa  yang  harus  mereka  lakukan,  keputusan  kebijakan  harus  disalurkan. Komunikasi  kebijakan  memiliki  beberapa  macam  dimensi,  antara  lain  dimensi
transformasi,  kejelasan,  dan  konsistensi.  Dimensi  transformasi  menghendaki  agar kebijakan  dapat  ditransformasikan  kepada  para  pelaksana,  kelompok  sasaran,  dan
pihak  lain  yang  terkait  dengan  kebijakan.  Dimensi  kejelasan  menghendaki  agar kebijakan  yang  ditransmisikan  kepada  para  pelaksana,  target  grup,  dan  pihak  lain
yang  berkepentingan  langsung  maupun  tidak  langsung  terhadap  kebijakan  dapat
Universitas Sumatera Utara
diterima  dengan  jelas  sehingga  diantara  mereka  mengetahui  apa  yang  menjadi maksud, tujuan, dan sasaran serta substansi dari kebijakan publik tersebut.
Selain masalah kepesertaan Program Jampersal yang berlaku untuk semua ibu tanpa memandang sosial ekonominya, dari hasil juga diketahui bahwa sebesar 37,1
bidan mengatakan tidak tertantang untuk bekerja semaksimal mungkin melaksanakan tugas  sebagai  bidan  dalam  pelaksanaan  program  Jampersal.  Bidan  akan  tertantang
untuk  bekerja  maksimal  bila  layanan  Jampersal  di  Kota  Padangsidimpuan  hanya diperuntukan  bagi  ibu  hamil  yang  mempunyai  resiko  tinggi.  Misalnya,  umur  si  ibu
kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun, tingginya kurang dari satu meter, juga punya  riwayat  penyakit.  Dengan  adanya  petunjuk  seperti  itu,  diharapkan  para  ibu
hamil  yang  mempunyai  kondisi  normal  tidak  lagi  berbondong-bondong  ingin melahirkan  di  tempat  praktik  bidan  secara  gratis  serta  memanfaatkan  program
Jampersal. Di  luar  semua  masalah  yang  berkaitan  dengan  motivasi  bidan  terhadap
Program  Jampersal,  namun  secara  keseluruhan  diketahui  bahwa  semua  bidan memiliki tujuan ikut program Jampersal karena keinginannya untuk ikut serta dalam
menurunkan  angka  kematian  ibu  dan  anak,  dan  akan  tetap  memberikan  pelayanan kesehatan  sesuai  dengan  kebutuhan  pasien,  meskipun  ekonomi  mereka  tergolong
mampu  namun  merupakan  pasien  Jampersal  70,0,  serta  bekerja  sesuai  dengan standar  pelayanan  kebidanan  agar  program  Jampersal  dapat  tercapai  100,0.
Kecenderungan  ini  mendukung  teori  yang  menyatakan  bahwa  jika  seseorang
Universitas Sumatera Utara
termotivasi,  maka  dia  akan  berusaha  keras.  Motivasi  mempunyai  arti  mendasar sebagai  inisiatif  penggerak  perilaku  seseorang  secara  optimal,  hal  ini  disebabkan
karena  motivasi  merupakan  kondisi  internal,  kejiwaan  dan  mental  manusia  seperti aneka  keinginan,  harapan,  kebutuhan,  dorongan  dan  kesukaan  yang  mendorong
individu  untuk  berperilaku  kerja  untuk  mencapai  kepuasan  atau  mengurangi ketidakseimbangan  Gibson,  2000.  Tangkilisan  2005,  mengatakan  bahwa
keberhasilan  implementasi  kebijakan  bukan  hanya  ditentukan  oleh  sejauh  mana pelaku  kebijakan  mengetahui  apa  yang  harus  dilakukan  dan  mampu  melakukannya,
tetapi  juga  ditentukan  oleh  motivasi  para  pelaku  kebijakan  terhadap  kebijakan  yang sedang diimplementasikan.
Insentif merupakan salah satu cara memotivasi tenaga bidan agar bidan dapat memberikan  kinerja  terbaiknya,  maka  pemberian  insentif  yang  sesuai  dengan  tarif
yang  ditetapkan  Peraturan  Menteri  kesehatan  Republik  Indonesia  Nomor 2562MENKESPERXII2011  merupakan  salah  satu  bentuk  kebijakan  dalam
meningkatkan  motivasi  bidan  agar  memberikan  kinerja  yang  baik  dalam meningkatkan  pelayanan  yang  berkaitan  dengan  pelaksanaan  program  Jampersal.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa sebesar 55 78,6 bidan mengatakan bahwa insentif yang mereka terima akan dapat meningkatkan gairah kerja yang lebih tinggi.
Hal  ini  sejalan  dengan  kenyataan  bahwa  insentif  dalam  bentuk  uang  finansial  dan non  uang  non  finansial  termasuk  salah  satu  faktor  motivasi  ekstrinsik  yang  dapat
meningkatkan  kinerja  provider  bidan  dalam  pelaksanaan  program  Jampersal. Kepuasan  terhadap  imbalanuang  insentif  terkait  dengan  persepsinya  terhadap
Universitas Sumatera Utara
perbandingan  antara  apa  yang  diperolehnya  dari  pekerjaan  berupa  gajiinsentif  dan upaya yang dicurahkannya dengan perbandingan yang sama diperoleh oleh orang lain
Gibson, 2000.
5.2. Pengaruh Faktor Organisasi terhadap Kinerja Bidan