Alasan Dibubarkannya Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992

BAB IV ANALISIS YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN PENGURUS

DALAM HAL TERJADINYA PEMBUBARAN KOPERASI

A. Alasan Dibubarkannya Koperasi Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992

Pembubaran koperasi dapat dilakukan berdasarkan keputusan pemerintah atau keputusan rapat anggota. Dalam hal pembubaran didasarkan keputusan pemerintah, maka keputusan pembubaran oleh pemerintah sebagaimana dimaksud dilakukan apabila: 33 1. Terdapat bukti bahwa koperasi yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan undang-undang. 2. Kegiatannya bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan. 3. Kelangsungan hidupnya tidak dapat lagi diharapkan. Keputusan pembubaran koperasi oleh pemerintah dikeluarkan dalam waktu paling lambat 4 bulan terhitung sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan rencana pembubaran tersebut oleh koperasi yang bersangkutan. Dalam jangka waktu paling lambat 2 bulan sejak tanggal penerimaan pemberitahuan, koperasi yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan. Keputusan pemerintah mengenai diterima atau ditolaknya keberatan atas rencana pembubaran diberikan paling lambat 1 bulan sejak tanggal diterimanya pernyataan keberatan tersebut. Pemberitahuan pembubaran koperasi harus menyebutkan pihak penyelesai likuidator. 33 Hudiyanto, Koperasi: Ideologi dan Pengelolaannya, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2002, hal. 123 Universitas Sumatera Utara 1. Penyelesai likuidator mempunyai hak, wewenang, dan kewajiban sebagai berikut : 34 a. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama “koperasi dalam penyelesaian” b. Mengumpulkan segala keterangan yang diperlukan. c. Memanggil pengurus, anggota dan berkas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-sendiri atau bersama-sama. d. Memperoleh, memeriksa, dan menggunakan segala catatan dan arsip koperasi. e. Menetapkan dan melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang di dahulukan dari pembayaran utang lainnya. f. Menggunakan sisa kekayaan koperasi untuk menyelesaikan sisa kewajiban koperasi. g. Membagikan sisa hasil penyelesaian kepada anggota h. Membuat berita acara penyelesaian. 2. Dalam hal terjadi pembubaran koperasi, anggota hanya menanggung kerugian sebatas simpanan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya. 3. Hapusnya Status Badan Hukum dilanjutkan dengan: a. Pemerintah mengumumkan pembubaran koperasi dalam berita Negara Republik Indonesia b. Status Badan Hukum Koperasi hapus sejak tanggal pengumuman pembubaran koperasi tersebut dalam berita Negara Republik Indonesia 34 http:community.gunadarma.ac.iduserblogsviewname_lntank_damarid_6574title_ pembentukan-dan-pembubaran-koperasi. Diakses tanggal 1 Nopember 2010. Universitas Sumatera Utara Pembubaran koperasi berdasarkan keputusan rapat anggota harus dipertimbangkan dahulu secara matang dan mendasar sebelum diputuskan untuk dibubarkan. Kondisi koperasi harus dilihat secara teliti apakah sudah tidak dapat dipertahankan keberadaannya atau selalu menderita kerugian. Kemudian rapat anggota membentuk tim penyelesai untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan pembubaran koperasi. Tim tersebut memberitahukan secara tertulis tentang rencana pembubaran koperasi tersebut kepada semua kreditur dan pemerintah. Keputusan pembubaran dilakukan oleh pemerintah dan pemerintah menunjuk tim penyelesai tersendiri. Tim penyelesai yang dibentuk oleh rapat anggota dan tim penyelesai yang dibentuk pemerintah bekerjasama untuk menyelesaikan persoalan terutama menyangkut utang-piutang. 35 1. Koperasi yang seharusnya menjalankan lapangan usaha yang berkaitan langsung dengan kepentingan anggotanya pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, ternyata melakukan praktek yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan masyarakat dan justru melenceng dari tujuan. Koperasi hanya dijadikan pajangan, sedangkan usahanya tidak jelas, dan Secara sosiologis, pembubaran koperasi dapat juga dilakukan oleh masyarakat, hal ini dikarenakan fungsi status social masyarakat itu sendiri, yang melihat seluk beluk dan sepak terjang koperasi di tengah-tengah masyarakat yang berjalan melenceng tidak sesuai dengan norma-norma yang ada di masyarakat, dan bahkan merugikan masyarakat serta rasa keadilan. Mengapa hal ini bisa terjadi secara sosiologis? Ada beberapa alasan yang dikemukakan antara lain: 35 http:marketvalas.blogspot.com200805pembentukan-dan-pembubaran-koperasi. html. Diakses tanggal 1 Nopember 2010. Universitas Sumatera Utara justru lebih menjerumuskan masyarakat ke lembah kemiskinan. Seperti praktek penggandaan uang yang berkedok “multi level marketing”. Jadi jelas hal ini merugikan kepentingan orang banyak. 2. Adanya koperasi yang hanya merupakan sebagai alat untuk melegalkan usahanya untuk mendapatkan kredit koperasi dari pemerintah untuk mencai keuntungan pribadi, setelah itu anggota dan atau pengurusnya menghilangkan jejak meninggalkan hutang, yang akhirnya koperasi itu masuk dalam “daftar hitam”. Secara sosiologis hal ini memberikan contoh buruk dan membuat citra koperasi di mata masyarakat semakin terpuruk dalam dunia usaha yang berbadan hukum. Koperasi tidak lagu memberikan langkah konkrit dalam masyarakat dalam membantu perekonomian. Hal ini dikarenakan koperasi telah kehilangan muka dan tidak mendapat hati di masyarakat, bahkan lebih ironisnya justru hanya menjadi ajang “kuperasi”. Alasan di atas hanya sebagian kecil untuk dapat membubarkan koperasi menrut sudut pandang sosiologis. Namun sangat disayangkan jika alasan tersebut kurang mendapat respon dari pihak pemerintah untuk cepat bertindak, yang dalam hal ini bertindak selaku eksekutif yang telah mengeluarkan status badan hukum koperasi tersebut. Hal yang menjadi persoalan daam pembubaran koperasi dalam ketentuan undang-undang tersebut dan penjelasannya tidak memberikan penjelasan mengenai alasan-alasan yang dapat dipakai oleh rapat anggota, sehingga membolehkan suatu keputusan pembubaran koperasi tersebut. Apakah setiap keputusan pembubaran yang diambil rapat anggota berlaku begitu saja? Universitas Sumatera Utara Sebagai perangkat organisasi yang memegang kedaulatan tertinggi dalam koperasi, maka melalui pengurus koperasi memberitahukan secara tertulis keputusan pembubaran koperasi tersebut kepada semua kreditur dan pemerintah dalam jangka waktu 14 hari sejak tanggal keputusan rapat anggota pembubaran. 36 1. Penyelesaian dilakukan oleh penyelesain pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesai Selanjutnya masalah penyelesaian setelah dikeluarkannya keputusan pembubaran koperasi, maka segera dilakukan penyelesaian. Penyelesaian diatur dalam Pasal 51 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992, yakni: Untuk kepentingan kreditur dan para anggota koperasi terhadap pembubaran koperasi dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian. Selanjutnya Pasal 52 Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992 menyebutkan: 2. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan rapat anggota, peyelesai ditunjuk oleh rapat anggota 3. Untuk penyelesaian berdasarkan keputusan pemerintah, penyelesai ditunjuk oleh pemerintah 4. Selama dalam proses penyelesaian, koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan “koperasi dalam penyelesaian” Pada prakteknya, pembubaran kopeasi jaranga sekali terjadi, karena rumitnya dan bertele-telenya proses pembubaran hingga proses penyelesaian, apalagi menyangkut masalah dana anggota koperasi. Sebab jika terjadi 36 Muhammad Firdaus dan Agus Edhi Susanto, Perkoperasian: Sejarah, Teori dan Praktek, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 57. Universitas Sumatera Utara pembubaran koperasi, anggota koperasi hanya menanggung kerugian sebatas simpaan pokok, simpanan wajib dan modal penyertaan yang dimilikinya. Sedangkan yang merupakan modal pinjaman koperasi dari anggota tidak termasuk dalam ketentuan tersebut. Hal ini wajar, karena modal pinjaman koperasi dari anggota sifatnya hutang yang harus dikembalikan. Jadi sifat dan kedudukannya tidak sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib dari anggota. Alangkah baiknya jika dalam hal pembubaran koperasi dan penyelesaian koperasi, pemerintah dalam hal ini pejabat yang berwenang di perkoperasian, cepat mengambil langkah-langkah pro aktif, guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga tidak timbul permasalahan yang kian kusam dan menyusahkan anggota koperasi itu sendiri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

B. Pertanggungjawaban Pengurus dalam Hal Terjadinya Pembubaran Koperasi