Metode yang dapat digunakan untuk koreksi radiometrik adalah metode penyesuaian histogram Jensen 1986. Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa data
pada panjang gelombang yang lebih besar cenderung lebih kecil pengaruh atmosfernya. Jika nilai minimum dari histogram seluruh piksel lebih besar dari nol, maka nilai minimum
pada histogram dianggap sebagai pengaruh atmosfer. Pengaruh atmosfer dapat dikalibrasi dengan melakukan transformasi kepada citra dengan formula sebagai berikut:
DN
t
= DN
a
– B 9
Keterangan: DN
t
: Nilai digital data suatu piksel yang telah dikoreksi DN
a
: Nilai digital data suatu piksel yang belum dikoreksi B : Nilai minimum digital data yang diperoleh dari histogram
Penelitian ini menggunakan metode penyesuaian histogram.
3.4.2 Koreksi geometrik
Koreksi geometrik dilakukan untuk mendapatkan citra yang sesuai dengan posisi yang sebenarnya di bumi. Koreksi ini dilakukan dengan acuan Peta Rupabumi Indonesia
skala 1:25.000. Tahapan yang dilakukan dalam koreksi geometrik adalah:
1. Pemilihan titik kontrol lapangan
Ground Control PointGCP 2.
Penghitungan persamaan transformasi. Pada Gambar 8 disajikan ilustrasi dari teknik pengambilan GCP.
3. Interpolasi intensitas nilai digital mencakup ekstraksi nilai kecerahan nilai digital
dari lokasi estimasi p’ dan l’ pada citra asli yang kemudian mengisikannya pada koordinat x dan y. Pengisian pixel pada keluaran citra dapat dilakukan dengan 3
cara, yaitu: nearest neighbor interpolation, bilinear interpolation atau cubic
convolution interpolation, sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode nearest neighbor interpolation.
10 P X
L Y
Y
Data reference Data yang belum terkoreksi Persamaan transformasi:
P = fX,Y, L = gX,Y Sumber: Jaya 1996
Gambar 8 Ilustrasi teknik pemilihan GCP. 4.
Penghitungan root mean square error RMSE. Setelah GCP terpilih dan
persamaan polinomial diperoleh, selanjutnya dihitung akar kesalahan rata-rata kuadrat. Dianjurkan RMSE lebih kecil dari 0,5 pixel. RMSE dapat dinyatakan
dengan rumus: Keterangan:
p, l : koordinat asli dari GCP pada citra p’, l’ : koordinat estimasi
Akhir dari proses ini akan dihasilkan citra Landsat-7 ETM
+
yang sudah terkoreksi.
3.4.3 Pembatasan wilayah penelitian image cropping
Citra Landsat-7 ETM
+
full scene mempunyai ukuran 185x185 km. Proses pemotongan citra hanya dipilih pada lokasi penelitian yang diperlukan saja yaitu perairan
Gugus Pulau Pari. 1
4 3
5 2
1
5 4
3
6 6
2
2 2
RMSE l
l p
p −
+ −
=
3.4.4 Pemisahan obyek laut dan bukan laut image masking
Langkah ini bertujuan untuk menghilangkan obyek bukan kajian. Fokus kajian adalah di perairan Gugus Pulau Pari sehingga obyek laut dan bukan laut perlu dibedakan.
Pembedaan dilakukan dengan masking citra yaitu memberikan nilai nol untuk obyek bukan
laut. Tahapan ini diperlukan agar obyek bukan laut tidak memberikan kontribusi dalam analisis data pada tahap selanjutnya. Pemisahan obyek dilakukan dengan cara
memberikan nilai nol untuk obyek bukan laut. Formula yang digunakan untuk memisahkan obyek laut dan bukan laut adalah:
if i1i21 then i3 else null untuk band 1, band 3, band 4 dan band 7 if i1i21 then i1 else null untuk band 5
if i1i21 then i2 else null untuk band 2
keterangan: i1 adalah input 1 nilai digital
band 5 i2 adalah input 2 nilai digital
band 2 i3 adalah input 3 nilai digital
band 1, band 3, band 4 dan band 7
3.4.5 Transformasi citra