suatu masalah khusus yang diidentifikasikan. Secara normal guru memberikan waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
c. Berbagi sharing pada langkah akhir, guru meminta pasangan- pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah mereka
bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan
mendapatkan kesempatan untuk melaporkan Triatno, 2007 : 127. Langkah-langkah TPS adalah :
a. Guru menyiapkan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai. b. Siswa diminta untuk berpikir tentang materipermasalahan yang
disampaikan guru. c. Siswa diminta untuk berpasangan dengan teman sebelahnya
kelompok 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing Trianto, 2007: 61.
5. Model Pembelajaran Numbered Head Together NHT
Model pembelajaran numbered head together ini dalam proses belajar mengajar melibatkan lebih banyak siswa dalam menelah materi yang
tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dari
pada gurunya. Dengan digunakannya model-model dalam proses
pembelajaran, maka seorang guru akan merasakan kemudahan dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang
hendak kita capai dalam proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan tuntas sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Pembelajaran dengan menggunakan model numbered head together diawali dengan Numbering. Guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok kecil. Jumlah kelompok sebaiknya mempertimbangkan jumlah konsep yang dipielajari. Misalnya, jumlah peserta didik dalam satu kelas
terdiri dari 40 orang dan terbagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jumlah konsep yang dipelajari, maka tiap kelompok terdiri 8 orang. Tiap-tiap
orang dalam tiap-tiap kelompok diberi nomor 1-8 . Setelah kelompok terbentuk guru mengajukan beberapa pertanyaan
yang harus dijawab oleh tiap-tiap kelompok. Berikan kesempatan pada tiap-tiap kelompok menemukan jawaban. Pada kesempatan ini tiap-tiap
kelompok menyatukan
kepalanya “Head
Together” berdiskusi
memikirkan jawaban atas pertanyaan dari guru. Langkah berikutnya adalah guru memanggil peserta didik yang
memiliki nomor yang sama dari tiap-tiap kelompok. Mereka diberi kesempatan memberi jawaban atas pertanyaan yang telah diterimanya dari
guru. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing kelompok mendapat giliran memaparkan
jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik
dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh Suprijono, 2009: 92.
6. Hakikat Pembelajaran Sosiologi