Analisis Strategi Pengembangan Koperasi di Kecamatan Siantar Timur)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DI

KECAMATAN SIANTAR TIMUR

OLEH

TAGOR PANDAPOTAN NAIBAHO

090501053

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KOPERASI DI KECAMATAN SIANTAR TIMUR

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman(threats)bagikoperasi di Siantar Timur dan menentukan strategi pengembangan koperasi agar dapat menyelesaiakan permasalahan internal dan eksternal. Analisis yang dilakukan terbatas pada faktor internal dan faktor eksternal koperasi. Metode yang dipakai dalam analisisnya adalah analisis SWOT, yakni sebuah metode untuk menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah yang berdasarkn faktor internal dan faktor eksternal.

Hasil analisis menunjukkan koperasi di Kecamatan Siantar Timur memiliki kemampuan untuk bersaing dengan sektor ekonomi lainnya, dan akan berkembang jika pemerintah memberikan bantuan dan pengawasan secara intensif.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS COOPERATIVE DEVELOPMENT STRATEGY IN KECAMATAN SIANTAR TIMUR

This study aimed to analyze the internal and external factors of strengths, weakness, opportunities and threats for Cooperatives in Siantar Timur and determine the Cooperative development strategy so that can accomplishing the internal and external problems. The analysis is limited to internal and external factors of Cooperative. The method that used in this research is a SWOT analysis, which is a method to describe and evaluate the condition of a problem that is based on internal and external factors.

The analysis showed that Cooperatives in Kecamatan Siantar Timur have the ability to compete with other economic sectors, and will develop if the government provides support and intensive monitoring.

Keywords: SWOT Analysis, Internal Factors, External Factors, Cooperative Development Strategy


(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena hanya atas kasih dan anugerahNya skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Koperasi di Kecamatan Siantar Timur)”dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Kedua orang tua penulis, Bapak J. Naibaho dan Ibu tercinta, S. Sijabat yang penuh kasih sayang memberikan bantuan semangat dan doa yang begitu besar kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Azhar Maksum, MEc.Ac., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D dan Bapak Paidi Hidayat, SE, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dra. Raina Linda Sari selaku dosen pembimbing skripsi, yang telah banyak memberikan bimbingan yang sangat berguna, telah mencurahkan pikiran, tenaga, dan masukan kepada penulis hingga selesainya skripsi ini.

6. Bapak Dr. Rujiman, MA selaku dosen pembaca penilai skripsi penulis, yang telah memberikan koreksi dan masukan dalam penyempurnaan skripsi ini.

7. Seluruh dosen Ekonomi Pembangunan yang telah mengajar dan membimbing penulis selama perkuliahan.

8. Teman-teman seperjuangan Ekonomi Pembangunan stambuk 2009, kiranya Tuhan memberkati dan memimpin kehidupan kita semua.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini memberikan manfaat kepada pembaca dan peneliti selanjutnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan ke depan.


(5)

Medan, Penulis

Februari 2015

NIM: 090501053 Tagor P N


(6)

DAFTAR ISI

halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I : PENDAHULUAN ……….. . 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II : ... TINJAUAN PUSTAKA... ... 10

2.1 Koperasi ... 10

2.1.1 Pengertian Koperasi ... ... 10

2.1.2 Landasan dan Asas Koperasi ... 12

2.1.3 Tujuan, Fungsi dan Peran Koperasi ... 15

2.1.4 Prinsip-prinsip Koperasi ... 16

2.1.5 Jenis-Jenis Koperasi ... 17


(7)

2.2 KoperasiSebagaiOrganisasiEkonomiKerakyatan ... 27

2.3 Perbedaan Koperasi dengan Bentuk Perusahaan Lainnya 29 2.4 Penelitian Terdahulu ... 31

2.5 Kerangka Konseptual ... .... 34

2.6 Hipotesis ... ... 35

BAB III : METODE PENELITIAN ... ... 36

3.1. Jenis Penelitian... 36

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 36

3.3. Batasan Operasional ... 36

3.4. Defenisi Operasional ... ... 37

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 40

3.5.1 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation) ... 40

3.5.2 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation) ... 42

3.5.3Analisis SWOT ... 43

3.6. Populasi dan Sampel Penelitian ... ... 45

3.7. Metode Pengumpulan Data ... .... 46

3.8. Teknik Analisis ... ... 46

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Gambaran Umum Koperasi ... 47

4.1.1 Koperasi Pengangkutan Beringin ... 47

... 4.1.2 Koperasi Bina Usaha ... 49


(8)

... 4.1.3 Koperasi Karya

Bina ... 52

... 4.1.4 Koperasi Pumasari . 54 ... 4.1.5 Koperasi Siantar Man ... 56

... 4.1.6 Koperasi BMT ...57

4.2 Analisis SWOT ... 59

4.2.1 Koperasi Pengangkutan Beringin ... 59

4.2.2 Koperasi Bina Usaha ... 69

4.2.3 Koperasi Karya Bina ... 79

4.2.4 Koperasi Pumasari ... 88

4.2.5 Koperasi Siantar Man ... 97

4.2.6 Koperasi BMT ... 106

4.3 Pembahasan ... 115

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 117

5.1 Kesimpulan ... 117

5.2 Saran ... 117

DAFTAR PUSTAKA ... 119


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel

Halaman

1.1 JumlahKoperasi di Pematangsiantarper Kecamatan

1.2 2015-2011 ... 5

1.2 JumlahKoperasiMenurutSektor 2005-2011 ... 6

3.1 PenilaianBobotStrategis Internal ... 41

3.2 MatriksEvaluasiFaktor Internal ... 42

3.3 PenilaianBobotStrategisEksternal ... 42

3.4 MatriksEvaluasiFaktorEksternal ... 43

3.5 Matriks SWOT ... 45

4.1.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi Pengangkutan Beringin ... 2007-2011 ...47

4.1.2.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina Usaha 2007-2011 .. 50

4.1.3.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi Karya Bina 2007-2011 ... 53

4.1.4.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi Pumasari 2007-2011 ... 55

4.1.5.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi Siantar Man 2012-2013 . 57 4.1.6.1 Sisa Hasil Usaha Koperasi BMT 2012-2013 ... 58

4.2.1.1 Penilaian Bobot Strategis Internal ... Koperasi Pengangkutan Beringin ... 60 4.2.1.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal


(10)

... Koperasi Pengangkutan Beringin ... 61 4.2.1.3 Penilaian Bobot Strategis Eksternal

... Koperasi Pengangkutan Beringin ... 63 4.2.1.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

Koperasi Pengangkutan Beringin ... 64 4.2.1.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi Pengangkutan Beringin 66 4.2.2.1 Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi Bina Usaha 70 4.2.2.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal Koperasi Bina Usaha 71 4.2.2.3 Penilaian Bobot Strategis Eksternal Koperasi Bina Usaha 73 4.2.2.4 Matriks Evaluasi Eksternal Koperasi Bina Usaha ... 74 4.2.2.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi Bina Usaha ... 76

4.2.3.1 Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi Karya Bina 80 4.2.3.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal Koperasi Karya Bina 81

4.2.3.3 Penilaian Bobot Strategi Eksternal Koperasi Karya Bina 83 4.2.3.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Koperasi Karya Bina 84 4.2.3.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi Karya Bina ... 86 4.2.4.1 Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi Pumasari 89 4.2.4.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal Koperasi Pumasari 90 4.2.4.3 Penilaian Bobot Strategis Eksternal Koperasi Pumasari 92 4.2.4.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Koperasi Pumasari 93 4.2.4.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi Pumasari ... 95 4.2.5.1 Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi Siantar Man 98 4.2.5.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal Koperasi Siantar Man 99


(11)

4.2.5.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Koperasi Siantar Man 102 4.2.5.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi Siantar Man ... 104 4.2.6.1 Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi BMT .... 107 4.2.6.2 Matriks Evaluasi Faktor Internal koperasi BMT ... 108 4.2.6.3 Penilaian Bobot Strategis Eksternal Koperasi BMT . 110 4.2.6.4 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Koperasi BMT ... 111 4.2.6.5 Matriks Analisis SWOT Koperasi BMT ... 113


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.5.1 KerangkaKonseptual ... 34

4.1.1.1 Grafik Sisa Hasil Usaha Koperasi Pengangkutan Beringin 2007-2011 ... 48

4.1.2.1 Grafik Sisa Hasil Usaha Koperasi Bina Usaha 2007-2011 ... 51

4.1.3.1 Grafik Sisa Hasil Usaha Koperasi Karya Bina 2007-2011 ... 53


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lahirnya koperasi di Indonesia memiliki latar belakang yang berbeda dengan lahirnya koperasi di negara-negara maju. Di negara maju, koperasi terbentuk untuk melawan ketidakadilan pasar sedangkan di Indonesia sebagai negara berkembang, koperasi lahir untuk menyejahterakan masyarakat atau menyejahterakan dirinya sendiri (self help). Masyarakat Indonesia pada dasarnya memiliki sifat kolektivitas dan ciri sosial yang tinggi, yang ditandai dengan adanya bentuk gotong-royong bagi masyarakat Indonesia baik yang didasari oleh kesamaan kepentingan, kesamaan wilayah, dan kesadaran membantu sesama satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang melatarbelakangi Muhammad Hatta untuk mengakulturasikan koperasi dengan sistem perekonomian Indonesia. Hatta menyatakan bahwa perekonomian disusun atas dasar usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan menyatakan koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional. Kondisi sosial ini, dimanfaatkan untuk memperbaiki kualitas kehidupan ekonomi dan meningkatkan manfaat sosial yang berpusat pada kesejahteraan anggota maupun masyarakat umum. Menurut Raharjdo (2002), Bung Hatta sendiri mulai tertarik kepada sistem koperasi karena pengaruh kunjungannya ke negara-negara Skandinavia khususnya Denmark, pada akhir dekade 1930-an. Walaupun ia sering mengaitkan koperasi dengan nilai dan lembaga tradisional gotong-royong, tetapi persepsinya tentang koperasi adalah organisasi ekonomi modern yang berkembang di Eropa Barat. Menurutnya koperasi bukan suatu lembaga yang antipasar tetapi sebuah lembaga yang self help lapisan masyarakat yang lemah atau rakyat kecil untuk bisa


(14)

mengendalikan pasar. Karena itu koperasi harus bisa bekerja dalam sistem pasar, dengan cara menerapkan prinsip efisiensi.

Dasar yuridis yang kuat menyebabkan sejarah perkembangan koperasi di Indonesia telah mencatat tiga pola pengembangan koperasi. Secara khusus pemerintah memainkan fungsi regulatory dan development sekaligus. Pola pengembangan koperasi Indonesia mempunyai ciri utama yaitu melalui penitipan tiga program yaitu program pembangunan sektoral, lembaga-lembaga pemerintah, dan perusahaan baik milik negara maupun swasta. Konsekuensi logisnya, prakarsa masyarakat luas kurang berkembang karena tidak diberi tempat yang semestinya (Noer, 2003: 1).

Di dalam koperasi terdapat dua sisi kembar yang tidak terpisahkan yakni solidaritas (solidarity) dan individualitas (individuality) yang sangat diperlukan dalam menata gerak hidup koperasi. Jika salah satu aspek saja yang dimunculkan dari kedua sisi maka kerjasama dalam koperasi tidak akan lengkap (Thoby, 1992:28). Koperasi Indonesia dikembangkan pada sektor primer yang memberi banyak lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Contohnya adalah pembentukan KUD (Koperasi Unit Desa) untuk membantu ekonomi rakyat dan membantu masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi yang lemah.

Tetapi kedinamisan kehidupan sosial masyarakat dan perkembangan ekonomi yang semakin modern menyebabkan semakin kaburnya kebijakan ekonomi yang ditetapkan oleh Hatta juga menyebabkan bergesernya peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia. Menurut Noer ( 2003:2) pergeseran ke arah peran swasta menjadi tantangan baru bagi lahirnya pesaing-pesaing usaha bagi KUD. Jika kita cermati posisi koperasi Indonesia sampai saat ini, sebenarnya masih cukup besar harapan kita kepada koperasi. Pada awal tahun 2000, posisi koperasi Indonesia justru didominasi oleh koperasi kredit yang menguasai antara 55-60% dari keseluruhan asset


(15)

koperasi.Itulah sebabnya, pemerintah maupun masyarakat harus tetap mengoptimalkan sumber daya (resource) baik sumber daya manusia, dan sumber daya modal agar koperasi benar-benar berperan sebagai sokoguru perekonomian rakyat yang perannya tidak digeser pelaku ekonomi lainnya seperti BUMN, pihak swasta dan pihak asing.

Permasalahan lain yang muncul adalah peranan koperasi sebagai fundamental perekonomian tidak berdampak secara signifikan dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Banyak masalah yang muncul yang menyebabkan perkembangan koperasi tidak memberi dampak yang signifikan, berasal dari dalam maupun dari luar koperasi itu sendiri. Masalah yang berasal dari dalam (intern) koperasi berupa masalah keanggotaan, masalah kelembagaan, masalah usaha koperasi dan masalah yang berasal dari luar (ekstern) berupa masalah hubungan koperasi dengan pihak lain seperti hubungan dengan pihak perbankan, pemerintah maupun pihak swasta.

Koperasi sebagai sokoguru perekonomian nasional seharusnya berperan untuk memajukan ekonomi rakyat tetapi pada kenyataannya, peranan itu tidak berjalan dengan normal.Keberadaan koperasi sebagai unit ekonomi rakyat, peranannya tergeser oleh peran pihak swasta, perusahaan asing, dan bahkan pemerintah sendiri. Sebanyak 86% kegiatan perekonomian Indonesia didominasi oleh pihak swasta, 12% oleh pemerintah, dan sisanya 2% oleh koperasi. Hal ini menunjukkan bahwa keberadaan koperasi masih jauh tertinggal dibandingkan pelaku ekonomi swasta dan pemerintah.

Secara makro, kinerja perekonomian Provinsi Sumatera Utara diukur berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Peningkatan kinerja ekonomi, didukung oleh sumbangan semua daerah dan kota di Provinsi Sumatera melalui semua sektor ekonomi baik sektor keuangan, persewaan, jasa keuangan, pengangkutan dan komunikasi, bangunan, pertanian, sektor listrik, air dan gas, dan industri.


(16)

Berdasarkan kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang serta berbagai faktor yang mempengaruhi pencapaian misi pembangunan daerah Sumatera Utara, maka salah satu strategi dasar dalam Strategi Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2009-2013 adalah pembangunan bidang industri dan perdagangan, koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah kelompok pelaku ekonomi terbesar di Indonesia termasuk di Sumatera Utara, oleh karena itu pemberdayaan koperasi dan usaha mikro menjadi tumpuan pengembangan ekonomi kerakyatan. Perkembangan koperasi di Sumatera Utara: jumlah koperasi aktif pada tahun 2011 sebanyak 6.395 unit,tahun 2010 sebanyak 6.222 unit. Tahun 2011 jumlah koperasi tidak aktif sebanyak 4.484 unit, tahun 2010 sebanyak 4.400 unit.

Sumbangan kinerja perekonomian Sumatera Utara tidak terlepas dari sumbangan kinerja kabupaten dan kota di Sumatera Utara termasuk sumbangan kinerja berbagai sektor ekonomi kota Pematangsiantar. Letak Kota Pematangsiantar yang strategis menjadikan Kota Pematangsiantar sebagai salah satu kota perdagangan di Sumatera Utara. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, jumlah koperasi di Pematangsiantar tahun 2007 ada sebanyak 261 koperasi, tahun 2008 sebanyak 274, tahun 2009 sebanyak 282, tahun 2010 sebanyak 282, tahun 2011 sebanyak 309 koperasi.

Jumlah usaha koperasi di kota Pematangsiantar menurut rincian kecamatan, dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Jumlah Koperasi di Kota Pematangsiantar per Kecamatan 2005 - 2011

Kecamatan Jumlah Koperasi/Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011


(17)

Siantar Selatan 28 30 38 38 36 35 36 Siantar Barat 64 66 67 67 73 73 75 Siantar Utara 45 47 49 49 55 52 55 Siantar Timur 41 43 48 48 61 56 57 Martoba 32 34 34 35 40 24 32 Sitalasari 0 0 0 0 2 20 25 Total 238 249 267 267 303 298 319

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa jumlah koperasi dari tahun 2005 sampai tahun 2011secara umum mengalami peningkatankuantitas.

Sedangkan banyaknya koperasi menurut sektor, dapat dilihat dari tabel berikut: Tabel 1.2

Jumlah Koperasi di Pematangsiantar per Sektor 2005 – 2011

Sektor Tahun

2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 KUD/Koptan 9 9 9 9 9 9 9 Perkebunan

Rakyat

- - - -

Perikanan - - - - Peternakan 1 1 1 1 1 1 2 Industri

Kerajinan

2 2 2 2 2 2 -

Jasa/ Simpan Pinjam

6 7 7 7 7 12 12 Golongan

Fungsional

100 111 112 112 143 147 156 Konsumsi 72 72 89 89 89 89 89 Lain-lain 47 47 47 47 47 47 48 Total 237 249 267 267 303 307 316

Sumber: Badan Pusat Statistik

Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat dilihat jumlah koperasi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah unit koperasi paling banyak didominasi oleh sektor golongan fungsional


(18)

dan sektor konsumsi dan paling sedikit koperasi yang bergerak disektor perkebunan rakyat dan perikanan.

Menurut Tambunan (2009:171), indikator yang biasanya digunakan untuk mengukur seberapa besar kinerja koperasi adalah perkembangan volume usaha dan sisa hasil usaha (SHU). SHU adalah profit koperasi yang mencerminkan tingkat efisiensi yang berbanding lurus dengan tingkat produktivitas koperasi. Semakin besar suatu organisasi usaha maka jumlah anggota dan karyawannya akan semakin banyak, hipotesisnya dalah bahwa semakin bagus manajemen atau organisasi dari sebuah koperasi maka SHU-nya akan semakin besar dan kinerjanya semakin bagus. Tetapi pada kenyataannya SHU tidak berkorelasi positif dengan hipotesis, hal ini menunjukkan bahwa masih banyak faktor-faktor yang mendorong bagusnya kinerja koperasi, baik dari faktor internal dan faktor eksternal koperasi.

Perkembangan koperasi sebagai gerakan ekonomi kerakyatan diharapkan tidak hanya bagaimana mendirikan dan menambah jumlah kuantitas koperasi yang banyak tetapi peranannya dapat sejajar dengan pihak swasta dan pemerintah melalui kontribusinyamembantu golongan ekonomi lemah, mengurangi penganguran melalui pemberian lapangan kerja, bantuan kredit yang ringan bunga dan bantuan ekonomi lainnya. Tetapi, banyaknya kuantitas koperasi, bukan hanya di Pematangsiantar juga di Indonesia secara umum masih menimbulkan banyak masalah, baik masalah yang berasal dari dalam (intern)koperasi dan dari luar (ekstern)koperasi itu sendiri.

Kecamatan Siantar Timur terdiri dari Kelurahan Asahan, Kelurahan Tomuan, Kelurahan Kebon Sayur, Kelurahan Pahlawan, Kelurahan Pardomuan, Kelurahan Merdeka dan Desa Siopat Suhu. Penduduk Kecamatan Siantar Timur pada tahun 2012 mencapai 38.613 jiwa dimana yang berjenis kelamin laki-laki 18.419 jiwa dan peduduk perempuan 20194 jiwa.


(19)

Dari penjabaran diatas maka penulis mengambil judul “Strategi Pengembangan Koperasi di Kecamatan Siantar Timur”. Di Kecamatan Siantar Timur, perkembangan koperasi dari tahun ke tahun terus meningkat, namun peranannya terhadap pertumbuhan ekonomi tidak sebanding dengan pihak swasta maupun BUMN. Untuk itu perkembangan kuantitas sebaiknya diikuti dengan kualitas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar kajian dalam penelitian yang akan dilakukan, yaitu sebagai berikut:

1. Apa faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats)bagi koperasi di Kecamatan Siantar Timur?

2. Bagaimana strategi pengembangan koperasi di Kecamatan Siantar Timur agar dapat menyelesaiakan permasalahan internal dan eksternal?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan perumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) bagi koperasi di Siantar Timur.

2. Menentukan strategi pengembangan koperasidi Kecamatan Siantar Timur agar dapat menyelesaiakan permasalahan internal dan eksternal.


(20)

1. Sebagai bahan studi, literatur, dan tambahan ilmu pengetahuan bagi kalangan akademisi, peneliti, dan mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

2. Sebagai tambahan, pelengkap sekaligus pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada terutama menyangkut topik yang sama.

3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.

4. Sebagai bahan informasi, masukan, dan pertimbangan bagi para pembuat kebijakan yang berhubungan dengan koperasi di Siantar Timur.

5. Sebagai referensi dan informasi tambahan bagi pemerintah terutama bagi Kementerian Negara, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah untuk mengevaluasi dan menilai bagaimana kinerja koperasi di Indonesia khususnya koperasi di Siantar Timur.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi berasal dari kata cooperation yang artinya kerja sama. Koperasi secara internasional yang digunakan oleh konfrensi buruh internasional atau International Labor Organization (ILO) tahun 1966, koperasi adalah suatu perkumpulan dari sejumlah orang yang bergabung secara sukarela untuk mencapai suatu tujuan yang sama melalui pembentukan suatu organisasi yang diawasi secara demokratis, melalui penyetoran suatu kontribusi yang sama untuk modal yang sama untuk modal yang diperlukan dan melalui pembagian resiko manfaat yang wajar dari usaha, dimana para anggotanya berperan secara aktif (Partomo, 2009: 12).

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan, yang memberikan kebebasan masuk atau keluar sebagai anggota dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggotanya (Widiyanti, 1992:1). Defenisi tersebut mengandung unsur-unsur: a) perkumpulan koperasi bukan merupakan perkumpulan modal (bukan akumulasi modal), akan tetapi persekutuan sosial, b) sukarela untuk menjadi anggota, netral terhadap aliran dan agama, c) tujuannya mempertinggi kesejahteraan jasmaniah anggota-anggota dengan kerjasama secara kekeluargaan (Chaniago, 1979:1).

Menurut Swasono (1992) Koperasi adalah lembaga ekonomi rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat.

Perekonomian sebagai usaha bersama dengan berdasarkan atas kekeluargaan adalah koperasi. Karena koperasilah yang menyatakan kerjasama antara mereka yang berusaha sebagai


(22)

keluarga. Di sini tidak ada pertentangan antara majikan dan buruh, antara pemimpin dan pekerja (Hatta, 1954:203).

Menurut UU RI No.25 Tahun 1992 Pasal 1 No.1 tentang perkoperasian, menenegaskan bahwa yang dimaksud dengan koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi kerakyatan yang berdasar atas asas kekeluargaan ( Harsoyo, dkk, 2006: 36).

Koperasi menurut Undang-undang koperasi tahun 1967 No.12 tentang Pokok-pokok perkoperasian adalah : Koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan (Anoraga, 2007: 4).

Koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka, melalui pembentukan sebuah perusahaan yang dikelola secara demokratis (Baswir, 1997).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa koperasi adalah suatu organisasi yang berbadan hukum terdiri dari anggota-anggota yang mau bekerja secara bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yaitu kesejahteraan masing-masing anggota dan kesejahteraan organisasi.

2.1.2 Landasan dan Asas Koperasi

Landasan koperasi Indonesia dinyatakan dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992 (Parmoto, 2009: 14) yaitu:


(23)

a. Landasan Idiil

Sesuai dengan Bab II UU No.25, landasan idiil organisasi koperasi Indonesia adalah Pancasila.Pancasila adalah pandangan hidup dan ideologi bangsa Indonesia. Masing-masing sila menjadi pedoman yang mengarahkan semua tindakan dan organisasi koperasi.

b. Landasan Struktural

Undang-Undang Dasar 1945 khususnya pasal 33 ayat (I) menyatakan bahwa kemakmuran masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang dan perusahaan yang sesuai itu adalah koperasi. Penjelasan pasal 33 menempatkan koperasi dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional dan sebagai bagian integral tata perekonomian nasional. Kopersi merupakan badan usaha yang memerlukan badan usaha organisasi sebagai sarana mengelola kegiatannya dengan baik. Organisasi yang dimaksud harus sesuai dengan bentuk hukum (legal entity) yang dimilliki oleh badan hukum tersebut. Organisasi koperasi diatur dalam Undang-Undang No.25 tahun 1992 tentang koperasi. Organisasi adalah perangkat atau wadah untuk mengelola suatu usaha menurut sistem tertentu yang disebut manajemen, yang rincian fungsi-fungsinya dijabarkan menjadi uraian tugas-tugas (job description) dalam organisasi yang dikelompokkan sedemikian rupa menjadi bagian-bagian (devision), seksi-seksi dan lain-lain kelompok kerja dengan ditentukan batas-batas pertanggungjawaban masing-masing pimpinan kelompok kerja tersebut. Tata kerja tersebut dilakukan oleh setiap badan usaha, termasuk koperasi.

Selain landasan idiil dan landasan struktural, koperasi juga memiliki landasan operasional ( Widiyanti, 1992:43) yaitu:


(24)

Pasal 33 UUD 1945 yaitu:

1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. Dalam ayat ini tercantum demokrasi ekonomi, kemakmuran masyarakat yang lebih diutamakan.Sebab itu, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan perusahaan yang sesuai adalah koperasi.

2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa perekonomian berdasar atas demokrasi ekonomi, kemakmuran bagi semua orang. Sebab itu, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. Jika tidak, produksi bisa jatuh ke tangan pihak yang berkuasa dan rakyat akan ditindas.

3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Ayat ini menyatakan pokok-pokok kemakmuran rakyat.

b. Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1988 tentang GBHN. Garis-garis Besar Haluan Negara menyebutkan bahwa:

a) Koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat perlu terus didorong pengembangannya dalam rangka mewujudkan demokrasi ekonomi. Koperasi harus dapat berkembang menjadi lembaga ekonomi rakyat yang mandiri yang pertumbuhannya berakar di masyarakat. Untuk itu perlu ditingkatkan kesadaran, kegairahan dan kemampuan masyarakat luas untuk berkoperasi antara lain melalui penyuluhan, pendidikan dan pembinaan pengelolaan koperasi.


(25)

b) Gerakan memasyarakatkan koperasi perlu ditingkatkan dan dalam pelaksanaannya didukung oleh pendidikan perkoperasian baik di sekolah-sekolah maupun luar sekolah serta pembinaan koperasi secara profesional.

c) Kemampuan koperasi untuk berperan lebih besar di berbagai sektor pertanian, perindustrian, konstruksi, perdagangan, keuangan, angkutan ataupun pariwisata perlu ditingkatkan. Untuk itu perlu didorong dan dikembangkan kerjasama antar koperasi dengan negara dan pihak swasta.

d) Pembinaan koperasi unit desa dan koperasi primer lainnya perlu dilanjutkan sehingga semakin meningkatkan mutu dan kemampuannya.

c. Undang-Undang No.2 tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Dengan adanya Undang-undang koperasi ini, maka koperasi Indonesia memperoleh kedudukan hukum dan mendapatkan tempat yang wajar sebagai wadah organisasi perjuangan ekonomi rakyat yang berwatak sosial sebagai pendemokrasian ekonomi nasional. Koperasi bersama bersama-sama sektor ekonomi swasta dan negara bergerak di segala sektor kegiatan dan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia mempunyai kemampuan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.

d. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.

Anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi harus merupakan cerminan dari landasan idiil, landasan struktural dan ketiga landasan operasional di atas.

2.1.3 Tujuan, Fungsi, dan Peran Koperasi

Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan anggota-anggotanya. Pada dasarnya koperasi bukanlah suatu usaha yang mencari keuntungan


(26)

semata-mata seperti halnya usaha-usaha swasta seperti firma dan perseroan. Koperasi berusaha memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota-anggotanya.Usaha koperasi biasanya sesuai dengan kebutuhan anggota-anggotanya (Widiyanti, 1992:3). Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 3, tujuan koperasi Indonesia adalah memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 Pasal 4, fungsi dan peran koperasi adalah mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat pada umumnya, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa (Hans, 1980).

2.1.4 Prinsip-prinsip Koperasi

da Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan UU No. 12 tahun 1967 ( Harsoyo, dkk, 2006: 39): 1. Sifat keanggotaannya terbuka dan sukarela untuk setiap warga Negara Indonesia.

2. Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan demokrasi dalam koperasi.

3. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) diatur menurut jasa masing-masing anggota. 4. Adanya pembatas bunga atas modal.

5. Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. 6. Usaha dan ketatalaksanaan bersifat terbuka.


(27)

7. Swadaya, swakerta dan swasembada sebagai percerminan dari prinsip dasar: percaya pada diri sendiri.

Prinsip-prinsip koperasi berdasarkan UU No. 25 Tahun 1992 (Harsoyo, dkk, 2006: 39), yaitu:

1.Keanggotaan bersifat terbuka dan sukarela. 2.Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.

4. Pemberian jasa yang terbatas terhadap modal.

5. Kemandirian.

6. Pendidikan perkoperasian. 7. Kerjasama antar anggota. 2.1.5 Jenis-Jenis Koperasi

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan aneka jenis usaha untuk memperbaiki kehidupan. Secara garis besar jenis koperasi yang ada dapat kita bagi menjadi lima golongan yaitu (Anoraga, 2007: 19):

1.Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi ialah koperasi yang anggota-angotanya terdiri dari tiap-tiap orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Tujuan koperasi konsumsi adalah agar anggota-anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan kualitas yang baik dan harga yang layak. Fungsi dari koperasi konsumsi adalah sebagai penyalur


(28)

tunggal barang-barang kebutuhan rakyat sehari-hari sehingga memperpendek jarak antara produsen dan konsumen, harga barang samapai di tangan konsumen menjadi murah, dan ongkos-ongkos penjualan maupun ongkos pembelian dapat dihemat.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit didirikan untuk memberikan kesempatan kepada anggota-anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan dengan bunga yang ringan. Akan tetapi untuk dapat memberikan pinjaman atau kredit itu koperasi memerlukan modal yang berasal dari simpanan anggota sendiri.Dari uang simpanan yang dikumpulkan bersama-sama itu, diberikan pinjaman dari anggota yang perlu dibantu. Tujuan koperasi kredit adalah membantu keperluan kredit para anggota yang sangat membutuhkan dengan syarat-syarat yang ringan, mendidik para anggota supaya giat menyimpan secara teratur sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota hidup hemat, dengan menyisihkan sebagian dari pendapatan mereka dan menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-orang anggota koperasi.

Contoh: koperasi peternak sapi perah, koperasi tahu tempe, koperasi batik, koperasi pertanian, dll.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha di bidang penyediaan jasa tertentu bagi para anggota dan masyarakat umum. Contohnya adalah koperasi angkutan, koperasi perencanaan


(29)

dan konstruksi bangunan, koperasi jasa audit, koperasi asuransi Indonesia, koperasi perumahan, dll.

5. Koperasi Serba Usaha/ Koperasi Unit Desa (KUD)

Koperasi Unit Desa (KUD) dibentuk oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi dan kehidupan rakyat di pedesaan.Satu unit desa terdiri dari dari beberapa desa dalam satu kecamatan merupakan suatu kesatuan potensi ekonomi.Untuk satu wilayah potensi ekonomi ini dianjurkan untuk membentuk suatu koperasi unit desa.yang menjadi anggota KUD adalah orang-orang yang bertempat tinggal atau menjalankan usahanya di wilayah unit desa yang merupakan daerah kerja KUD. Karena kebutuhan mereka beraneka ragam, maka KUD sebagai pusat pelayanan dalam kegiatan perkoperasian pedesaan melaksanakan dan memiliki fungsi yaitu:

a. Perkreditan, untuk keperluan produksi dan penyedian kebutuhan modal investasi dan modal kerja/usaha bagi anggota KUD dan warga desa pada umumnya.

b. Penyedian dan penyaluran sarana-sarana produksi, seperti sarana sebelum dan sesudah panen, penyedian dan penyaluran barang-barang keperluan sehari-hari khususnya sembilan bahan pokok dan jasa-jasa lainnya.

c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi/industri dari para anggota KUD dan masyarakat desa pada umumnya.

d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan, pengangkutan dan sebagainya. e. Dalam melaksanakan tugasnya, KUD harus benar-benar mementingkan pemberian

pelayanan kepada anggota dan masyarakat, dan menghindarkan kegiatan yang menyaingi kegiatan anggota sendiri.


(30)

1. Koperasi primer adalah koperasi yang bertugas meningkatkan kepentingan usaha ekonomi para anggota perorangan, membentuk organisasi koperasi di tingkat regional yang disebut organisasi koperasi sekunder.

2. Koperasi sekunder bertugas memberikan pelayanan kepada para anggotanya, yaitu organisasi-organisasi koperasi primer.

3. Koperasi tersier adalah koperasi yang melayani anggotanya di tingkat sekunder yaitu organisasi koperasi sekunder.

Koperasi berdasarkan sifatnya oleh Drs. Parjiman Nurzain dan Drs. Djabaruddin Djohan dalam buku Materi pokok perkoperasian dapat dibagi ke dalam dua jenis ( Widiyanti, 1992: 75) yaitu:

1. Koperasi Tunggal Usaha ( Single Purpose)

adalah koperasi yang mengusahakan hanya satu macam kegiatan usaha, meskipun kebutuhan para anggota dan kesempatan untuk memperluas usaha ada. Misalnya koperasi kredit atau credit union, di Jerman Barat, Kanada, Amerika Serikat, Korea Selatan, dan lain-lain koperasi ini sudah sangat maju dan menggunakan sistem komputer, namun tetap setia untuk mengelola hanya satu jenis usaha. Di Indonesia, contoh koperasi ini adalah koperasi batik.

2. Koperasi Serba Usaha (Multi Purpose)

adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Biasanya koperasi demikian tidak dibentuk sekaligus untuk melakukan bermacam-macam usaha, melainkan makin luas karena kebutuhan anggota yang semakin berkembang, ataupun kesempatan usaha yang semakin terbuka. Namun kerumitan mengelola bermacam-macam usaha lebih tinggi dibandingkan


(31)

hanya mengelola satu jenis usaha saja.Tingkat resikonya juga lebih tinggi, dan sangat terbatasnya tenaga yang memiliki kemampuan pengelolaan yang tinggi di dalam lingkungan koperasi itu sendiri.Contoh koperasi ini adalah Koperasi Unit Desa atau KUD, Koperasi dilingkungan ABRI, dan Koperasi Pegawai Negeri.

Menurut status hukum yang dimilkinya, koperasi dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu ( Anoraga, 2007: 37) :

1. Koperasi berbadan hukum (Koperasi Formal)

adalah koperasi yang telah memperoleh badan hukum koperasi dan karenanya dapat melakukan badan hukum koperasi dan melakukan tindakan hukum yang berkenaan dengan seluruh kegiatan usahanya. Misalnya KUD, koperasi di lingkungan Pegawai Negeri, ABRI, dan sebagainya.

2. Lembaga kerjasama masyarakat yang belum atau tidak berbadan hukum

yaitu kegiatan kerjasama ekonomi masyarakat karena kesamaan kebutuhan atau kepentingan ekonomi di antara para anggotanya. Kelompok-kelompok atau lembaga-lembaga seperti itu bekerja keras atas dasar kesepakatan para anggotanya saja yang dituangkan dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga yang tertulis namun belum memilki badan hukum koperasi.

2.1.6 Organisasi Koperasi

Organisasi koperasi dibentuk atas kepentingan dan kesepakatan anggota pendirinya dan memiliki tujuan utama untuk lebih menyejahterakan anggotanya. Menurut Balai Pustaka (1981), persamaan kepentingan serta tujuan dapat mendorong orang-orang untuk merencanakan dan melaksanakan sesuatu acara bersama-sama. Makin banyak persamaan kepentingan, makin besar


(32)

pula hasrat untuk berserikat dan rasa setia kawan. Itulah antara lain dasar orang berkumpul dan berserikat di dalam koperasi.

Beberapa syarat untuk mendirikan koperasi (Balai Pustaka, 1981:63) yaitu:

a. Orang-orang yang mendirikan koperasi harus memilki kepentingan ekonomi yang sama, misalnya untuk petani sama-sama memerlukan pupuk, alat-alat pertanian, obat-obatan pemberantas hama dan sebagainya, untuk buruh sama-sama memerlukan kebutuhan sehari-hari dan untuk pelajar sama-sama membutuhkan buku ataupun seragam.

b. Orang- orang tersebut harus memiliki tujuan ekonomi yang sama, misalnya hendak berkerja bersama-sama secara teratur untuk meningkatkan kesejahteraannya dan menjual hasil produksi dengan harga yang lebih layak.

c. Jumlahnya sekurang-kurangnya 20 orang (Warga Negara Indonesia), jumlah minimum ini untuk mendapatkan pengakuan oleh pemerintah.

d. Bertempat tinggal di suatu wilayah tertentu, misalnya desa, kecamatan, atau lingkungan pekerjaan tertentu seperti kantor, pabrik dan sekolah.

BerdasarkanUndang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari tiga unsur, yaitu Rapat Anggota, Pengurus,dan Pengawas.

Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi di dalam koperasi, karena koperasi milik anggota. Dalam rapat anggota akan ditentukan anggaran dasar koperasi, yaitu peraturan-peraturan dan ketentuan-ketentuan mengenai koperasi dan kegiatannya. Anggaran dasar tersebut, dalam rapat anggota dan diminta persetujuan anggota yang hadir.Peraturan-peraturan yang ditentukan tersebut tidak boleh bertentangan dengan peraturan pemerintah lainnya seperti tidak boleh mengganggu ketentraman umum (Widiyanti, 1992:97).


(33)

Anggaran dasar merupakan aturan tertulis bagi setiap perkumpulan., Maka baik pengurus maupun anggota suatu perkumpulan diatur oleh anggaran dasarnya. Demikian juga tentang syarat-syarat keanggotaan di dalam koperasi diatur oleh anggaran dasarnya. Dalam anggaran dasar koperasi dimuat juga tentang hak dan kewajiban pengurus, penetapan tahun buku, ketentuan tentang sisa hasil usaha, dan lain sebagainya. Segala langkah usaha koperasi harus selalu berpedoman kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangganya (Chaniago, 1979:16).

Menurut Undang-Undang nomor 12 tahun 1967, pasal 22 ayat 2 syarat-syarat bagi anggota koperasi untuk dapat dipilih sebagai anggota pengurus koperasi adalah (Kartasapoetra, 1991:17):

a. Mempunyai sifat kejujuran dan keterampilan kerja.

b. Syarat-syarat lain yang ditentukan dalam anggaran dasar, yang umumnya merupakan syarat-syarat tambahan yang harus dipenuhi oleh setiap calon anggota pengurus sebelum dimajukan dalam pemilihan, antara lain:

• Percaya pada koperasinya, turut serta dalam permodalan, aktif mengambil bagian dalam usaha koperasi.

• Bersedia menyediakan waktu untuk rapat-rapat pengurus dan mengambil bagian yang sungguh-sungguh dalam rapat tersebut.

• Dapat berkerja sama dengan sesama anggota pengurus serta berjiwa terbuka terhadap pendapat orang lain.

• Senantiasa mempunyai pikiran yang maju untuk mengembangkan gagasan atau ide baru yang dapat membantu keberhasilannya organisasi koperasi.

• Memiliki kemauan bekerja dan belajar guna menambah keterampilan dalam memimpin koperasi.


(34)

• Tidak mengharapkan perlakuan istimewa terhadap diri sendiri dari sesama anggota pengurus dan anggota koperasi umumnya.

2.1.7 Modal Koperasi

Menurut Kartasapoetra(1990), modal koperasi digunakan untuk memenuhi kebutuhan para anggota koperasi sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan koperasinya. Pada berbagai jenis koperasi, pendayagunaan modal dibedakan oleh kebutuhan, manfaat, dan kegunaannya bagi para anggota. Misalnya koperasi yang bergerak di bidang jasa seperti koperasi angkutan, titik berat penggunaan modal yaitu mempertinggi tingkat pelayanan jasa-jasa kepada anggota.

Koperasi memang bukanlah perkumpulan modal, kapital atau uang. Koperasi adalah perkumpulan orang-orang yang miskin dan lemah ekonominya untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan taraf hidup anggota-anggotanya. Modal firma dan perseroan yang terutama adalah berwujud uang dan harta benda, sedangkan modal utama koperasi adalah orang-orang yang bermental dan bertekad kuat untuk memperbaiki nasib dan meningkatkan kesejahteraan mereka (Sagiman, 1985:8).

Modal dalam perkumpulan koperasi didapat dari tiga sumber (Widiyanti, 1992:134) yaitu: • Dari anggota-anggotanya sendiri yang terdiri dari simpanan-simpanan anggota yaitu dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela berjangka. Simpanan pokok adalah simpanan yang sudah sitentukan dan sama besarnya untuk setiap anggota. Simpanan wajib adalah simpanan yang sudah ditentukan jumlahnya dan wajib disimpan oleh setiap anggota pada waktu tertentu dan kesempatan tertentu. Simpanan sukarela berjangka adalah simpanan yang dilakukan secara sukarela baik jumlahnya maupun jangka waktunya. Karena diketahui jangka waktu pengambilannya, maka simpanan tersebut dapat digunakan juga untuk modal koperasi.


(35)

• Dari Sisa Hasil Usaha koperasi yaitu bagian yang dimasukkan cadangan. Modal dari sisa hasil usaha, diperoleh sebagai berikut: tiap tahun setelah dilakukan perhitungan laba rugi akan diketahui berapa sisa hasil usaha (keuntungan bersih). Menurut anggaran dasar sekurang-kurangnya 25% dari sisa hasil usaha itu harus disisihkan dan dimasukkan ke dalam cadangan.

• Dari dana luar, misalnya pinjaman. Pinjaman umumnya diperoleh dari bank, tetapi bisa juga dari pihak luar lainnya. Pada dasarnya mencari pinjaman dari luar dijalankan kalau modal sendiri belum mencukupi.

Menurut Chaniago (1979) modal koperasi dapat diperoleh dari:

• Anggota, yang terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib yang disetor setiap minggu atau bulan, simpananyang memberikan kesempatan kepada anggota yang dapat menyimpan dalam bentuk deposito dan dapat diambil kembali dalam bentuk perjanjian, dan modal yang dibentuk dari cadangan.

• Bukan anggota • Pemerintah

• Bank umum, koperasi dan bank-bank lain • Hasil usaha

2.2 Koperasi Sebagai Organisasi Ekonomi Kerakyatan

Satu-satunya badan usaha ekonomi rakyat adalah koperasi.Sekelompok rakyat seperti petani, pegawai negeri, pekerja pabrik, para pengrajin, dapat bersama-sama menjalankan usaha koperasi. Berbagai lapangan usaha dapat dijalankan oleh koperasi.Badan usaha koperasi dapat pula menjalankan usahanya di bidang pertanian, peternakan, kerajinan rakyat dan di bidang lainnya. Jika rakyat kita sudah gemar berkoperasi, maka pasti usaha koperasi dimana-mana


(36)

semakin maju. Dimana-mana muncul tokoh-tokoh masyarakat yang ingin mendirikan koperasi. Siapapun yang berminat mendirikan koperasi pasti akan mendapatkan dukungan masyarakat setempat. Rakyat sangat mengharapkan orang-orang yang jujur dan benar-benar ingin membawa usaha bersama, usaha koperasi yang manfaatnya dapat dirasakan bersama (Arifinal, 1984 : 9).

Unit usaha berbentuk koperasi diusulkan oleh Hatta sebagai bentuk unit ekonomi rakyat berdasarkan pengamatannya mengenai struktur sosial dan struktur ekonomi yang ada di zaman kolonial Belanda di Indonesia.Hasil pengamatannya kemudian tercermin dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.Menurut Hatta, koperasi dan demokrasi bersifat saling menunjang. Koperasi mempertebal rasa tanggung jawab dalam kehidupan demokrasi dan demokrasi yang berakar baik menyuburkan kehidupan koperasi (Arief, 1998:268).

Ekonomi rakyat adalah segala kegiatan dan upaya rakyat untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya yaitu sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan. Dengan kata lain, ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh rakyat dengan secara swadaya mengelola sumber daya apa saja yang dapat dikuasainya dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya beserta keluarganya. Dalam konteks permasalahan yang lebih sederhana, ekonomi rakyat adalah strategi bertahan hidup (survival) dari rakyat miskin (Rintuh, 2005:-4).

Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan rakyat.Ekonomi kerakyatan adalah istilah yang relatif baru, yang dipopulerkan untuk menggantikan istilah ekonomi rakyat yang konotasinya dianggap negatif dan bersifat diskriminatif.Negatif karena dilawankan dengan ekonomi konglomerat, dan diskriminatif didesain untuk terang-terangan memihak pada salah satu sektor atau strata ekonomi tertentu yaitu golongan ekonomi lemah atau rakyat kecil (Mubyarto, 2000).


(37)

Kekuatan dan daya tahan ekonomi rakyat terletak pada kemampuannya untuk berswadaya, yaitu pada kekuatan modal sendiri.Artinya pengusaha ekonomi rakyat atau ekonomi lemah, tidak membayar bunga modal atau upah buruh yang tinggi kepada pihak ketiga.Usaha ekonomi rakyat umumnya usaha keluarga yang dapat menekan biaya produksi.Apabila usaha ekonomi keluarga harus meminjam modal dari luar keluarga, maka kemampuan membayar bunga modalnya kadang-kadang cukup tinggi mengalahkan usaha-usaha besar. Bagaimanapun ekonomi rakyat adalah organisasi ekonomi bagi orang miskin. Orang miskin tidak akan menetapkan target keuntungan yang ingin dicapai dalam setiap kegiatannya (Rintuh, 2005:81).

2.3 Perbedaan Koperasi dengan Bentuk Perusahaan Lainnya 1. Dilihat dari tujuan pendiriannya.

Dalam pendiriannya, koperasi didirikan atas dasar kesamaan nasib dan tujuan.Sedangkan perusahaan lainnya untuk mencari keuntungan sebesarnya.

2. Dilihat dari keanggotaannya.

Koperasi beranggotakan orang-orang yang bergabung dengan menyerahkan sumbangan modal dalam bentuk simpanan pokok.Hubungan antara koperasi dengan anggotanya bersifat langsung.

3. Dilihat dari permodalannya.

Koperasi melakukan usaha dengan modal awal koperasi yang diperoleh dari simpanan pokok para anggotanya.Sedangkan modal awal perusahaan berasal dari penyertaan pertama yang dilakukan oleh para pemiliknya.Jumlah modal perusahaan telah ditetapkan pada saat awal pendiriannya.


(38)

4. Dilihat dari pemegang kekuasaan tertinggi.

Kekuasaan tertinggi dalam koperasi terletak di tangan rapat anggota, dimana anggota mempunyai hak dan kedudukan yang sama untuk mengemukakan pendapat, perumusan kebijakan, yang dilaksanakan oleh pengurus dan harus dipertanggungjawabkan secara periodik.

Kekuasaan tertinggi pada perusahaan ada ditangan pemilik (pemegang saham).Pemegang saham yang menentukan kebijakan yang dijalankan oleh manajemen perusahaan.

5. Dilihat dari pembagian keuntungan.

Koperasi menggunakan istilah SHU.SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu.Jasa anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU itu.Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi pembelian anggota kepada koperasi selama periode tertentu.

6. Dilihat dari bunga atas modal.

Dalam hal pembatasan bunga modal, koperasi memotivasi masyarakat untuk lebih aktif dalam hal penanaman modal, guna meningkatkan produktifitas modal usaha.

7. Dilihat dari manajemen usaha.

Manajemen usaha koperasi bersifat lebih terbuka karena semua anggota koperasi akan terlibat secara aktif dalam merencanakan kegiatan yang akan dilakukan oleh koperasi. Manajemen perusahaan cenderung bersifat tertutup karena adanya pemisahaan antara pemilik saham dengan manajemen.


(39)

8. Dilihat dari orientasi usahanya.

Pendirian koperasi berkaitan langsung dengan pemenuhan kebutuhan anggota. Koperasi bisa melakukan perluasan usahanya ke bidang lain tetapi berkaitan dengan usaha utamanya.

2.4 Penelitian Terdahulu

De Aulia Ramadhan (2009) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan KUD (Koperasi Unit Desa) Giri Tani (Kec. Cisarua, Kab. Bogor, Jawa Barat)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan keragaman Koperasi Unit Desa (KUD) Giri Tani Bogor, menganalisis faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi menjadi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness) serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) bagi KUD Giri Tani dan merekomendasikan strategi apa yang harus dilakukan oleh KUD Giri Tani untuk menyelesaikan permasalahan internal dan eksternal organisasi. Metode pengolahan dan analisis data yang digunakan adalah Analisis Matriks IFE-EFE, Matriks IE, Analisis Matriks SWOT dan disusun dalam sebuah Matriks Arsitektur Strategi. Hasil analisis dari matriks IE terungkap dari pencocokan antara nilaitertimbang matriks EFE dan matriks IFE dimana didapat total nilai tertimbangsebesar 3,460 dan 2,948. Dari hasil tersebut menempatkan KUD Giri Tani pada sel IIdalam matriks IE.Strategi terbaik yang dapat diterapkan disebut tumbuh dan bangun(growth and build).Strategi intensive (penetrasi pasar, pengembangan pasar, danpengembangan produk) atau integrative (integrasi ke belakang, ke depan danhorizontal) mungkin paling tepat untuk divisi ini.Hasil analisis menghasilkan beberapa strategi yang mendukung untukpengembangan KUD Giri Tani di masa yang akan datang. Beberapa alternatif strategitersebut antara lain : 1) Meningkatkan mutu pelayanan kepada anggota dan PT.Cimory. 2) Membangun koalisi strategis dengan peternak besar agar mengirimkan kembali susunya melalui KUD. 3) Mengoptimalkan


(40)

penggunaan fasilitas produksiyang ada agar susu yang disupply ke PT. Cimory mendapat harga terbaik. 4) Mengadakan pelatihan khusus bagi staff pembukuan secara berkesinambungan. 5) Membuka unit pengolahan susu menjadi susu pasteurisasi atau yoghurt yang secara khusus dipasarkan ke wilayah Cisarua dan sekitarnya. 6) Menjalin hubungan dengan dinas peternakan agar kegiatan penyuluhan kepada peternak anggota KUD Giri Tanilebih diintensifkan. 7) Memanfaatkan nama KUD Giri Tani sebagai jaminan ke pihaklembaga keuangan dengan menampilkan laporan keuangan yang ada. 8) Mengadakan promosi investasi yang menguntungkan kepada para investor tentang prospek usaha beternak sapi perah. 9) Konsolidasi internal pengurus koperasi.

Harry Wibowo (2003) dengan judul “Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Kodanoa di Provinsi DKI Jakarta”. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan data primer. Data primer adalah wawancara langsung dan pemberian kuessioner kepada dewan pimpinan, pengurus dan anggota koperasi kredit kodanoa provinsi DKI Jakarta sedangkan data sekunder diperoleh dari laporan keuangan, laporan RAT, dari berbagai instansi dan media yang berhubungan dengan penelitian. Analisis data yang digunakan secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari analisis data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan uraian. Matriks IFE (Internal Factor Evaluation Matrix) digunakan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelemahan koperasi kredit Kodanoa DKI Jakarta, sedangkan matriks EFE (External factor Evaluation Matrix) digunakan untuk mengevaluasi ancaman dan peluang yang berasal dari lingkungan luar koperasi. Analisis SWOT digunakan untuk memaksimalkan peluang dan kekuatan dan meminimalkan ancaman dan kelemahan. Matriks SWOT digunakan untuk mengembangkan empat alternatif strategi yaitu SO (Strenghts-Opportunities), WO(Weaknesses-opportunities), stategi ST (Strenghts-Threats) dan strategi WT(Weaknesses-Threats). Hasil dari analisis SWOT adalah serangkaian strategi. Strategi


(41)

yang terbaik akan dipilih dengan menggunakan tekhnik QSPM (Quantitative Startegic Planning Matrix) yang kemudian akan dikembangkan strategi fungsionalnya. Dari hasil analisis internal diketahui kekuatan yang dimilki koperasi kredit Kodanoa adalah prosedur meminjam yang mudah, murah dan cepat. Hubungan dengan anggota dan calon anggota baik, serta citra dan gengsi koperasi sangat baik. Kelemahannya adalah produk pinjaman dan tabungan belum inovatif, kegiatan promosi minim, penyediaan pinjaman untuk calon anggota ditiadakan, sarana dan prasarana kantor belum lengkap, dan sistem informasi manajemen belum diterapkan. Sedangkan dari hasil analisis eksternal, yang menjadi peluang bagi koperasi kredit adalah turunnya suku bunga, perkembangan teknologi yang mendukung perkembangan usaha, kebutuhan masyarakat pada institusi keuangan yang memberikan syarat pinjaman yang mudah, cepat dan murah, peluang pasar yang masih besar, jumlah angkatan kerja yang besar dan kebijakan pemerintah untuk memajukan koperasi. Faktor-faktor yang menjadi ancaman bagi koperasi kredit Kodanoa adalah kenaikan harga BBM, kenaikan tarif dasar listrik dan telepon, banyaknya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), persaingan yang sangat ketat, budaya masyarakat yang semakin konsumtif, kondisi politik dan keamanan yang semakin rawan. Total skor matriks evaluasi eksternal di bawah 2,75 hal ini menunjukkan bahwa koperasi kredit Kodanoa dapat merespon faktor-faktor eksternal yaitu ancaman dan peluang dengan baik. Dari matriks QSPM, menunjukkan total skor paling besar 194. Strategi fungsional yang digunakan oleh Koperasi Kredit Kodanoa adalah mejalankan strategi pengembangan pasar dengan membentuk tim dengan mengkaji kenaikan bungan tabungan agar bisa bersaing dengan para pesaing-pesaingnya, meninjau kerjasama dengan bank-bank besar dalam proses pemberian kredit untuk usaha kecil menengah, penambahan cabang baru didahului oleh observasi dan survey yang mendalam terhadap lokasinya, menentukan tujuan promosi dan memilih saluran promosi.


(42)

2.5 Kerangka Konseptual

Strategi Pengembangan Koperasi

Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)

Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)

Analisis SWOT

Kesimpulan

Gambar 2.5.1

Berdasarkan kerangka konseptual di atas dapat dilihat bahwa strategi pengembangan koperasi dianalisis berdasarkan dua manajemen strategis yaitu matriks IFE (Internal Factors


(43)

Evaluation) dan matriks EFE ( Eksternal Factors Evaluation). IFE digunakan untuk melihat faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari dalam koperasi.Langkah yang dilakukan pertama untuk melihat IFE adalah melihat kekuatan dan kelemahan koperasi secara spesifik, lalu memberikan penilaan/bobot pada setiap faktor. Demikian juga dengan matriks EFE, adalah menentukan faktor- faktor peluang dan ancaman yang berasal dari luar koperasi dan memberikan bobot ataupun penilaian terhadap setiap faktor yang ditentukan.Analisis SWOT (Strenghts, Weakneses, Opportunity and Threats) digunakan untuk memadukan strategi SO, strategi WO, strategi WT, dan strategi ST. Sehingga dengan analisis SWOT, akan diketahui strategi alternatif yang akan dijalankan oleh koperasi.

2.6 Hipotesis

Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sementara bahwa faktor internal dari koperasi di Siantar Timur perlu dibenahi untuk menyaingi pihak swasta maupun BUMN (faktor eksternal). Pertumbuhan kuantitas koperasi dari tahun ke tahun mengalami kenaikan akan tetapi tidak diikuti dengan pematangan kualitas.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Siantar Timur, Kota Pematangsiantar. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan bahwa kota Pematangsiantar adalah kota perdagangan yang memiliki kuantitas koperasi yang cukup banyak. Pemilihan lokasi juga dilakukan untuk melihat bagaimana sumbangan kinerja koperasi di Kecamatan Siantar Timur dalam perkembangan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi khususnya dalam peranannya terhadap ekonomi masyarakat menengah kebawah. Penelitian dilakukan pada tahun 2013.

3.3 Batasan Operasional

Variabel dalam penelitian ini yakni hal-hal yang mempengaruhi perkembangan koperasi (varibel terikat) di Kecamatan Siantar Timur baik karena faktor internal (variable bebas) maupun karena faktor eksternal (variabel bebas).

3.4 Defenisi Operasional

1. Keikutsertaan anggota koperasi dalam kegiatan operasional


(45)

2. Tingkat solidaritas antar koperasi

Adalah tingkat kepedulian anggota koperasi terhadap sesama anggota koperasi. 3. Pengaruh anggota yang merupakan tokoh masyarakat

Adalah dengan adanya tokoh masyarakat membawa pengaruh positif atau negatif terhadap perkembangan koperasi. 4. Kemampuan koperasi memasarkan produk atau jasa

Adalah cara koperasi untuk meneruskan hasil produksi atau jasa ke pasar. 5. Pengaruh modal dalam pertumbuhan koperasi

Adalah modal koperasi yang dimiliki koperasi untuk menjalankan kegiatan operasional. 6. Keterampilan manajerial

Adalah keterampilan pengurus-pengurus koperasi dalam memanajemen kegiatan-kegiatan koperasi.

7. Jaringan pasar

Adalah suatu tempat untuk mencari pangsa pasar yang lebih luas agar dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar.

8. Jumlah pengurus koperasi

Adalah jumlah anggota yang menjadi pengurus kegiatan koperasi untuk mencapai tujuan koperasi.

9. Kualitas SDM


(46)

Adalah sejauh mana sebuah koperasi dapat memanfaatkan teknologi dan informasi dalam mengembangkan koperasi.

11. Sistem manajemen di koperasi

Adalah unsur-unsur manajemen sebagai pedoman dalam menjalankan kegiatan koperasi yang telah ditetapkan dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT).

12. Kinerja pengurus

Adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh pengurus koperasi. 13. Dukungan pemerintah dalam pengembangan koperasi

Adalah perhataian ataupun bantuan pemerintah terhadap koperasi untuk memjukan koperasi.

14. Sistem prasarana, pendidikan, dan penyuluhan di daerah setempat

Adalah pelatihan dan penyuluhan anggota untuk meningkatkan sumber daya manusia dan meningkatkan kemampuan manajerial.

15. Kegiatan-kegiatan dari pemerintah yang mendorong perkembangan koperasi Adalah bagian dari program pemerintah yang tujuannya mengembangkan koperasi. 16. Fasilitas-fasilitas yang diberikan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan koperasi

Adalah sarana yang diberikan pemerintah kepada koperasi untuk melancarkan kegiatan koperasi.

17. Pendapatan koperasi terhadap perubahan harga

Adalah adalah pengaruh naik-turunnya harga barang atau jasa terhadap pendapatan koperasi.


(47)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Metode yang digunakan untuk menjawab permasalahan yang ditetapkan oleh penulis dalam rumusan permasalahan maka akan digunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan secara kualitatif.Alat yang digunakan untuk menganalisis data adalah matriks IFE (Internal Factors Evaluation), matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation), dan analisis SWOT (Stenghts, Weakness, Opportunity and Threats).

3.5.1 Matriks IFE (Internal Factors Evaluation)

Sebelum melakukan analisis dengan analisis SWOT, hal yang pertama yang dilakukan adalah menentukan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan koperasi. Menurut David (2006: 217), langkah cepat dalam melakukan audit manajemen strategis adalah membuat Matrik Evaluasi Faktor Internalatau Internal Factor Evaluation Matrix. IFE digunakan untuk melihat faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari dalam koperasi. Langkah yang dilakukan pertama untuk melihat IFE adalah mengidentifikasi semua apa yang menjadi kekuatan koperasi lalu mengidentifikasi kelemahan koperasi secara spesifik. Setelah faktor-faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan koperasi di data, maka langkah selanjutnya akan dilakukan penilaian atau pembobotan terhadap faktor yang telah didata. Memberikanbobot dengan kisaran 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (terpenting) pada setiap faktor.


(48)

Tabel 3.1

Penilaian Bobot Strategis Internal Faktor Strategis

Internal

A B C D N Total

A B C D N

Total X1 X2 X3 X4 X5

Sumber: David, 2002

Langkah selanjutnya adalah menentukan peringkat 1 sampai dengan 4 terhadap semua faktor internal yang telah ditentukan. Jika peringkat 1 maka faktor tersebut menjadi kelemahan yang besar, peringkat 2 adalah kelemahan kecil, peringkat 3 adalah kekuatan kecil dan peringkat 4 adalah kekuatan besar. Setelah dilakukan penentuan peringkat maka hal selanjutnya adalah mengalikan setiap bobot faktor dengan peringkat untuk menentukan nilai setiap faktor. Kemudian, jumlahkan nilai yang dibobot untuk setiap variabel untuk menentukan total nilai yang dibobot untuk organisasi. Berapapun banyaknya faktor yang dimasukkan dalam Matriks IFE, jumlah nilai yang dibobot dapat berkisar 1,0 yang rendah sampai 4,0 yang tinggi, dengan rata-rata 2,5. Total nilai yang dibobot jauh di bawah 2,5merupakan ciri-ciri organisasi yang lemah secara internal. Sedangkan jumlah yang jauh diatas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat.


(49)

Tabel 3.2

Matriks Evaluasi Faktor Internal

No. Faktor Strategi

Internal

Bobot Rating SkorBobot

KEKUATAN Ai Bi=1,2,3,4 AixBi 1.

….

KELEMAHAN 1.

….

TOTAL

Sumber: David, 2002

3.5.2 Matriks EFE (Eksternal Factors Evaluation)

Matriks EFE digunakan untuk menentukan faktor-faktor peluang dan ancaman yang berasal dari luar koperasi. Untuk faktor eksternal, peluang terlebih dahulu dicatat kemudian mencatat ancaman. Setelah melakukan pencatatan, maka akan diberikan penilaian atau bobot terhadap faktor-faktor yang telah didata. Beri bobot pada setiap factor dari 0,0 (tidak penting) sampai 1,0 (amat penting).

Penilaian pembobotan faktor eksternal dapat dilihat berdasarkan tabel berikut ini: Tabel 3.3

Penilaian Bobot Strategis Eksternal Faktor Strategis

Internal

A B C D N Total

A B C D N

Total X1 X2 X3 X4 X5

Sumber: David, 2002

Langkah selanjutnya adalah pemberian peringkat dari 1 sampai dengan 4 untuk masing-masing faktor eksternal. Peringkat 1 dengan respon jelek, peringkat 2 dengan respon


(50)

rata-rata, peringkat 3 dengan respon di atas rata-rata, peringkat 4 dengan respon luarbiasa. Setelah ditentukan peringkat kepada masing-masing faktor eksternal maka dikalikan dengan bobot untuk mengetahui nilai bobot faktor yang diinginkan. Kemudian jumlahkan nilai bobot setiap faktor untuk memperoleh nilai total untuk koperasi.

Total skor (3,0-4,0) menunjukkan perusahaan merespon kuat terhadap peluang dan ancaman yang mempengaruhi perusahaan. Total skor (2,0-2,99) berarti perusahaan merespon sedang terhadap peluang dan ancaman yang ada. Sedangkan total skor (1,0-1,99) berarti perusahaan tidak dapat merespon peluang dan ancaman yang ada.

Matriks evaluasi faktor eksternal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4

Matriks Evaluasi Faktor Eksternal

No. Faktor Strategi

Internal

Bobot Rating SkorBobot

PELUANG Ai Bi=1,2,3,4 AixBi 1.

….

ANCAMAN 1.

….

TOTAL

Sumber: David, 2002 3.5.3 Analisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis apa yang menjadi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (Oportunity) dan ancaman (threats) bagi suatu perusahaan. Data-data faktor internal dan eksternal yang telah ditemukan kemudian akan disusun dengan analisis SWOT yang menjelaskan bagaimana kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap koperasi di Pematangsiantar.


(51)

Menurut David (2006), analisis SWOT dilaksanakan dengan memfokuskan pada dua hal, yaitu :

1. Fokus mendasar pertama adalah peluang yaitu situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, serta ancaman yaitu situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

2. Fokus mendasar kedua adalah identifikasi terhadap kekuatan internal yaitu sumber daya, keterampilan atau keunggulan-keunggulan relative terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani perusahaan, serta kelemahan internal yaitu keterbatasan dan kekurangan sumber daya.

Langkah analisis data yang dilakukan untuk melihat kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity) dan ancaman (threats) bagi koperasi adalah:

1. Melakukan pengelompokan faktor-faktor mana yang masuk kedalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi koperasi.

2. Menyesuaikan kekuatan dan peluang untuk menghasilkan strategi SO. 3. Menyesuaikan kelemahan dengan peluang untuk menghasilkan strategi WO. 4. Menyesuaikan kekuatan dengan ancaman untuk menghasilkan strategi ST. 5. Menyesuaikan kelemahan dengan ancaman untuk menghasilkan strategi WT.

Berdasarkan pengklasifikasian atau pengelompokan yang telah dilakukan, maka akan diperoleh tabel SWOT seperti berikut:


(52)

Tabel 3.5 Matriks SWOT Faktor Strategis Internal Faktor Strategis Eksternal

Strengths (S) Daftar Kekuatan

1. …….. 2. …….. 3. Dst

Weakness (W) Daftar Kelemahan 1. …….. 2. …….. Dst Opportunytis (O) Daftar Kekuatan 1. …….. 2. …….. Dst Strategi SO

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk menggunakan peluang

Strategi WO

Buat strategi disini yang menggunakan peluang untuk mengatasi kelemahan Treats (T) Daftar Ancaman 1. …….. 2. …….. Dst Strategi ST

Buat strategi disini yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi WT

Buat strategi disini untuk meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber: David, 2004

Setelah faktor-faktor internal dan eksternal dikelompokkan kedalam tabel SWOT, maka akan dibandingkan antara kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunity ) dan ancaman (threats). Kemudian faktor-faktor internal dan eksternal tersebut diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan terhadap pengembangan koperasi. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah semua koperasi yang berada di Kecamatan Siantar Timur.Berdasarkan data tahun 2011 jumlah koperasi yang ada di Siantar Timur sebesar 57 koperasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Penarikan sampel yang dilakukan dengan memilih sampel berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti. Dengan demikian yang menjadi sampel adalah 6 koperasi.


(53)

3.7 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan memberikan kuessioner terhadap pimimpinan atau pengurus dari koperasi yang ada di Kota Pematangsiantar.

3.8 Teknik Analisis


(54)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Koperasi 4.1.1 Koperasi Pengangkutan Beringin

Koperasi Pengangkutan Beringin berdiri pada tanggal 6 Juli1996.Koperasi Pengangkutan Beringin terletak di Jl. Pendeta Justin Sihombing No. 4 Kelurahan Merdeka, Siantar Timur. Koperasi ini bergerak di bidang jasa pengangkutan kota. Nama angkutannya angkutan kota Koperasi Beringin.

Perkembangan Koperasi Pengangkutan Beringin dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari SHU selama 5 tahun yang selalu meningkat, seperti terlihat dalam tabel berikut.

TABEL 4.1.1.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI PENGANGKUTAN BERINGIN 2007 – 2011

Tahun SHU

2007 Rp14,657,000

2008 Rp15,112,000

2009 Rp16,152,000

2010 Rp16,989,000

2011 Rp18,879,000

Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Pengangkutan Beringin Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

GRAFIK 4.1.1.1


(55)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pergerakan SHU Koperasi Pengangkutan Beringin mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 SHU mengalami kenaikan 3.10% yaitu sebesar Rp. 455.000, tahun 2009 mengalami kenaikan 6.88% yaitu sebesar Rp. 1.040.000, tahun 2010 mengalami peningkatan 5.18% yaitu sebesar Rp. 837.000, dan pada 2011 mengalami peningkatan 11.12% yaitu sebesar Rp. 1.890.000.

Adapun masalah yang dihadapi koperasi saat ini adalah:

a. Banyaknya angkot yang melebihi ijin jumlah armada. Hal ini dapat mengakibatkan angkot cepat rusak. Jika semakin sering terjadi maka pengeluaran koperasi untuk perbaikan angkot semakin besar sehingga mengurangi pendapatan.

b. Banyaknya angkutan desa yang mengambil penumpang di kota. Hal ini mengakibatkan penurunan pendapatan angkot yang dikelola koperasi. Angkutan desa seharusnya mengangkut penumpang dari desa yang merupakan jalurnya, apabila penumpang kota juga ikut diangkut maka penumpang angkutan kota semakin berkurang.

Rp0 Rp2.000.000 Rp4.000.000 Rp6.000.000 Rp8.000.000 Rp10.000.000 Rp12.000.000 Rp14.000.000 Rp16.000.000 Rp18.000.000 Rp20.000.000

2007 2008 2009 2010 2011

SHU


(56)

c. Kendala modal untuk peremajaan unit angkot. Hal ini mengakibatkan angkot yang beroperasi semakin berkurang. Apabila seluruh biaya peremajaan angkot seperti servis rutin, ganti oli dan sebagai terpenuhi, maka unit angkot akan stabil baik kuantitas maupun kualitasnya.

4.1.2 Koperasi Bina Usaha

Koperasi Bina Usaha berdiri pada tanggal 12 Juni 1996.Koperasi BinaUsaha terletak di Jl. Dataran Tinggi No. 16 Kelurahan Siopat, Kecamatan Siantar Timur.Jenis koperasi adalah koperasi serba usaha.Usaha yang dikelola koperasi ini adalah pertokoan untuk kebutuhan masyarakat dan simpan pinjam.

Perkembangan Koperasi Bina Usaha terlihat turun-naik. Hal ini dapat dilihat dari SHU dalam waktu 5 tahun yang tidak stabil seperti terlihat dalam tabel berikut.

TABEL 4.1.2.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI BINA USAHA 2007 - 2011

Tahun SHU

2007 Rp15,635,000

2008 Rp14,997,000

2009 Rp14,345,000


(57)

2011 Rp16,558,000 Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Bina Usaha

Berdasarkan tabel diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut. GRAFIK 4.1.2.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI BINA USAHA 2007 - 2011


(58)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pergerakan SHU Koperasi Karya Bina belum stabil dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 SHU mengalami penurunan 4.08% yaitu sebesar Rp. 638.000, tahun 2009 mengalami penurunan lagi4.35% yaitu sebesar Rp. 652.000. Akan tetapi tahun 2010 mengalami peningkatan 9.72% yaitu sebesar Rp. 1.394.000, dan pada 2011 mengalami peningkatan 5.20% yaitu sebesar Rp. 819.000.

Masalah yang dihadapi koperasi saat ini adalah: a. Kredit macet.

Hal ini diakibatkan anggota koperasi bersifat menunda-nunda pembayaran pinjaman, selain belum mampu membayar pinjaman.

b. Masalah permodalan.

Kredit macet yang dihadapi koperasi ini membuat modal terguncang.Untuk menjalankan usaha koperasi ini butuh biaya, tetapi karena terjadi kredit macet modal menjadi berkurang dan harus diperbaiki agar koperasi tetap berjalan.

Rp13.000.000 Rp13.500.000 Rp14.000.000 Rp14.500.000 Rp15.000.000 Rp15.500.000 Rp16.000.000 Rp16.500.000 Rp17.000.000

2007 2008 2009 2010 2011

SHU


(59)

4.1.3 Koperasi Karya Bina

Koperasi Karya Bina berdiri pada tanggal 6 Juni 1996.Koperasi Karya Bina terletak di Jl. Ksatria No. 27 Kecamatan Siantar Timur.Koperasi tersebut bergerak di bidang simpan pinjam.

Perkembangan Koperasi Karya Bina mengalami penurunan walaupun tidak menonjol. Hal ini dapat dilihat dari SHU 5 tahun terakhir seperti dlam tabel berikut. Koperasi Bina Karya tetap bertahan karena adanya simpanan wajib dari anggota koperasi sehingga modal koperasi tetap ada.

TABEL 4.1.3.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI KARYA BINA 2007-2011

Tahun SHU

2007 Rp15,458,000

2008 Rp15,356,000

2009 Rp15,116,000

2010 Rp15,005,000

2011 Rp14,578,000

Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Karya Bina

Berdasarkan grafik diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut. GRAFIK 4.1.3.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI KARYA BINA 2007-2011


(60)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pergerakan SHU Koperasi Bina Usaha mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 SHU mengalami penurunan 0.66% yaitu sebesar Rp. 102.000, tahun 2009 mengalami penurunan 1.56% yaitu sebesar Rp. 240.000, tahun 2010 mengalami penurunan0.73% yaitu sebesar Rp. 111.000, dan pada 2011 mengalami penurunan2.85% yaitu sebesar Rp. 427.000.

Masalah yang dihadapi Koperasi Karya Bina saat ini adalah: a. Kredit macet.

Banyaknya anggota yang melakukan penunggakan terhadap pembayaran pinjaman.

b. Banyaknya agunan (surat tanah sertifikat) palsu yang merepotkan bagian administrasi, sehingga pembayaran pinjaman menjadi sulit.

4.1.4 Koperasi Pumasari

Koperasi Pumasari berdiri pada tanggal 26 Agustus 2004.Koperasi Pumasari terletak di Jl. Renville No.2 Kelurahan Merdeka, Kecamatan Siantar Timur. Koperasi ini merupakan koperasi

Rp14.000.000 Rp14.200.000 Rp14.400.000 Rp14.600.000 Rp14.800.000 Rp15.000.000 Rp15.200.000 Rp15.400.000 Rp15.600.000

2007 2008 2009 2010 2011

SHU


(61)

serba usaha. Usaha yang dikelola Koperasi Pumasari adalah simpan pinjam dan toko yang menyediakan keperluan masyarakat.

Perkembangan Koperasi Pumasari mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat dari SHU selama 5 tahun terakhir dalam tabel berikut.

TABEL 4.1.4.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI PUMASARI 2007-2011

Tahun SHU

2007 Rp16,577,000

2008 Rp16,800,000

2009 Rp16,650,000

2010 Rp16,993,000

2011 Rp17,329,000

Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Pumasari Dari tabel diatas maka dapat dibuat grafik berikut.

GRAFIK 4.1.4.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI PUMASARI 2007-2011


(62)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa pergerakan SHU Koperasi Pumasari mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 SHU mengalami peningkatan 1.35% yaitu sebesar Rp. 223.000, tahun 2009 mengalami penurunan 0.89% yaitu sebesar Rp. 150.000, tahun 2010 mengalami peningkatan 2.06% yaitu sebesar Rp. 343.000, dan pada 2011 mengalami peningkatan 1.98% yaitu sebesar Rp. 336.000.

Masalah yang dihadapi koperasi tersebut saat ini adalah susahnya anggota membayar cicilan pinjaman. Koperasi yang bergerak disimpan pinjam seharusnya lebih memperhatikan anggotanya yang melakukan pinjaman. Jika anggota susah melakukan pembayaran hal ini dapat mengganggu kelangsungan koperasi.

4.1.5 Koperasi Siantar Man

Koperasi Siantar Man berdiri sejak 6 September 2011.Koperasi Siantar Man terletak di Jl. Tenggiring No.15 Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur.Koperasi tersebut bergerak dibidang simpan pinjam. Untuk saat ini Koperasi Siantar Man tidak memiliki masalah. Hal ini

Rp16.200.000 Rp16.400.000 Rp16.600.000 Rp16.800.000 Rp17.000.000 Rp17.200.000 Rp17.400.000

2007 2008 2009 2010 2011

SHU


(63)

disebabkan pemimpin koperasi merupakan salah satu tokoh masyaraka di Pematangsiantar yang mampu merangkul keseluruhan anggota koperasi.

Perkembangan Koperasi Siantar Man selalu berkembang setiaptahunnya.Hal ini dapat dilihat dari SHU tiap tahunya dalam tabel berikut.

TABEL 4.1.5.1

SISA HASIL USAHA KOPERASI SIANTAR MAN 2012-2013

Tahun SHU

2012 Rp18,786,000

2013 Rp19,856,000

Sumber: Laporan Keuangan Koperasi Siantar Man

Dari tabel diatas terlihat SHU Koperasi Siantar Man mengalami peningkatan. Peningkatan SHU koperasi tahun 2013 sebesar 5.70% yakni sebesar Rp. 1.070.000.

4.1.6 Koperasi BMT

Koperasi BMT berdiri pada tanggal 22 September 2011. Koperasi BMT terletak di Jl. Pattimura Bawah No. 21 Keluarahan Tomuan, Kecamatan Siantar Timur. Koperasi ini bergerak di bidang simpan pinjam.

Perkembangan koperasi mengalami peningkatan hal ini dilihat dari tabel berikut. TABEL 4.1.6.1

SISA HASI USAHA KOPERASI BMT 2012-2013

Tahun SHU

2012 Rp16,457,000


(64)

Sumber: Laporan Keuangan Koperasi BMT

Dari tabel dapat dilihat Koperasi BMT mengalami peningkatan.Peningkatan SHU koperasi tahun 2013 sebesar 0.60% yaitu Rp. 99.000.

Masalah yang dihadapi koperasi tersebut saat ini adalah susahnya anggota membayar cicilan pinjaman.Koperasi yang bergerak disimpan pinjam seharusnya lebih memperhatikan anggotanya yang melakukan pinjaman. Jika anggota susah melakukan pembayaran hal ini dapat mengganggu kelangsungan koperasi.

4.2Analisis SWOT

4.2.1 Koperasi Pengangkutan Beringin

Dari hasil pengisian kuessioner yang diberikan terhadap pengurus koperasi tersebut maka dapat dianalisis sebagai berikut.

Tabel 4.2.1.1

Penilaian Bobot Strategis Internal Koperasi Pengangkutan Beringin Faktor

Strategis

Internal A B C D E F G H I J K L

Tota l

Bobo t Keikutsertaan

anggota koperasi dalam kegiatan operasional

4x

5 20 0.10

Tingkat solidaritas antar anggota

koperasi

4x

5 20 0.10


(65)

tokoh masyarakat Kemampuan koperasi memasarkan produk atau jasa 4x

5 20 0.10

Pengaruh modal dalam pertumbuhan

koperasi

3x

3 9 0.05

Keterampilan

manajerial

3x

4 12 0.06

Jaringan pasar

3x

4 12 0.06

Jumlah pengurus

koperasi

4x

6 24 0.12

Kualitas SDM

4x

6 24 0.12

Pemanfaatan perangkat teknologi dan

informasi

1x

2 2 0.01

Sistem manajemen di

koperasi

4x

6 24 0.12

Kinerja

pengurus

4x

6 24 0.12

Total 195 1.00

Berdasarkan hasil pembobotan strategis internal koperasi diatas, maka dapat dibuat Matriks Evaluasi Faktor Internal koperasi sebagai berikut.

Tabel 4.2.1.2

Matriks Evaluasi Faktor Internal Koperasi Pengangkutan Beringin FAKTOR-FAKTOR STRATEGI

INTERNAL BOBOT RATING

BOBOT X RATING

KEKUATAN:

1. Keikutsertaan anggota koperasi

dalam kegiatan operasional 0.10 4 0.4 2. Tingkat solidaritas antar anggota

koperasi 0.10 4 0.4

3. Kemampuan koperasi memasarkan


(66)

4. Jumlah pengurus koperasi 0.12 4 0.48 5. Kualitas SDM 0.12 4 0.48 6. Sistem manajemen di koperasi 0.12 4 0.48 7. Kinerja pengurus 0.12 4 0.48 8. Modal koperasi 0.05 3 0.15 9. Keterampilan manajerial 0.06 3 0.18 10. Jaringan pasar 0.06 3 0.18 KELEMAHAN:

1. Pengaruh anggota merupakan

tokoh masyarakat 0.02 2 0.04 2. Pemanfaatan perangkat teknologi

dan informasi 0.01 1 0.01

TOTAL 1.00 3.68

Berdasarkan Matriks Evaluasi Internal di atas maka dapat dilihat bahwa yang menjadi kekuatan Koperasi Pengangkutan Beringin adalah:

a. Keikutsertaan anggota koperasi dalam kegiatan operasional. b. Tingkat solidaritas antar anggota koperasi.

c. Kemampuan koperasi memasarkan produk atau jasa. d. Jumlah pengurus koperasi.

e. Kualitas SDM.

f. Sistem manajemen di koperasi. g. Keterampilan manajerial. h. Jaringan pasar.

Sedangkan yang menjadi kelemahan Koperasi Beringin berdasarkan Matriks Evaluasi internal di atas adalah:

a. Anggota koperasi yang merupakan tokoh masyarakat kurang berpengaruh dalam memajukan koperasi.


(1)

Swasono, S. 1992. “Demokrasi Ekonomi Sekali Lagi Restrukrisasi dan Reformasi Ekonomi”. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.

Tambunan, Manggara. 2009. “Menggagas Perubahan Pendekatan Pembangunan: Menggerakkan Kekuatan Lokal Dalam Globalisasi”. Jakarta: Graha Ilmu.

Wiboyo, Harry, 2003. “Strategi Pengembangan Koperasi Kredit Kodanoa di Provinsi DKI Jakarta”, Skripsi. Bogor: Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

Widiyanti, Ninik dan Sunindhia, 1992. Koperasidan Perekonomian Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.


(2)

LAMPIRAN

KUESIONER

ProfilResponden

Namakoperasi :

Jeniskoperasi ; Alamatkoperasi : Namaresponden : Divisi/bagian : Email dannomor HP :

Apakahandabersediadihubungi?(Beritandacentangpadasalahsatujawaban.) (1) Ya

(2) Tidak

Isustrategis

Sebutkanmasalahutama yang sedangdihadapaiolehkoperasisaatini :

……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ……… ………...


(3)

a. Penilaiankondisisaatini. Respondendimintauntukmenilaikinerjakoperasisaatini.

b. Penilaianurgensi. Respondendimintauntukmenilaitingkaturgensi factor tersebutuntukditangani.

Penilaianiniberhubungandenganskalaprioritasdalammenyelesaiakanpermasalahan yang sedangdihadapi.

Acuanpengisiankuesioneriniadalahsebagaiberikut :

Penilaiankondisisaatini : Penilaianurgensipenanganan :

Angka 1 = sangatkurang Angka 1 = tidakurgen Angka 2 = kurang Angka 2 = kurangurgen

Angka 3 = cukup Angka 3 = urgen

Angka 4 = agakbaik Angka 4 = sangaturgen Angka 5 = baik


(4)

N

o Faktor Internal

PenilaianKondisiSa atIni

UrgensiPenang anan 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

1

Keikutsertaananggotakoperasidalamke

giatanopersional 2 Tingkat solidaritasantaranggotakoprasi

3 Pengaruhanggota yang merupakantokohmasyarakat 4 Kemampuankoperasimemasarkanprod ukataujasa 5 Pengaruh modal dalampertumbuhankoperasi 6 Keterampilanmanajerial 7 Jaringanpasar 8 Jumlahpenguruskoperasi 9 Kualitas SDM

10

Pemanfaatanperngkatteknologidaninfo

rmasi

11 Sistemmanajemen di koperasi 12 Kinerjapengurus


(5)

N

o FaktorEksternal

PenilaianKondisiSa atIni

UrgensiPenang anan 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4

1 Dukunganpemerintahdalampengemban gankoperasi 2 Apakahsistemprasarana, pendidikan, danpenyuluhan di daerahsetempatmendukungkegiatankop erasi 3 Apakahadakegiatan-kegiatandaripemeri ntah yang mendorongperkembangankoperasi 4 Fasilitas-fasilitas yang diberikanpemerintahdalammendorongp ertumbuhankoperasi 5 Bagaimanapendapatankoperasiterhadap perubahanharga

Solusi Untuk Action Plan

Andadimintauntukmemberikan saran, menyebutkan minimal tiga alternative program kerja (action plan) yang harusdilakukanolehkoperasi, sehinggapermasalahan yang dihadapisaatinidapatdiminimalisir :

No

Program Kerja

(Action Plan) Tujuan

Caranya

(inisiatifstrategi)

1

2


(6)

4