Analisis Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Di Medan

(1)

ANALISIS PENGARUH PARTISIPASI DALAM

PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA

MANAJERIAL DENGAN KOMUNIKASI SEBAGAI

VARIABEL MODERATING PADA PT. BANK NEGARA

INDONESIA, TBK DI MEDAN

TESIS

Oleh

KORNELIUS HAREFA

067017033/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

ABSTRAK

Pengaruh partisipasi manajer dalam penganggaran dan kinerja manajerial telah di uji dalam berbagai penelitian akuntansi dengan hasil yang bertentangan. Hasil ini mungkin menunjukkan adanya variabel moderating. Dengan menggunakan pendekatan kontijensi, penelitian ini untuk menguji pengaruh moderating komunikasi terhadap hubungan antara partisipasi manajer dalam pengganggaran dan kinerja manajerial.

Subjek penelitian ini adalah seluruh manajer (46 responden) yang ada di kantor PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan. Data di kumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Enam item untuk variabel partisipasi manajer sebagai variabel bebas, delapan untuk variabel kinerja manajerial sebagai variabel terikat dan dua belas item untuk komunikasi sebagai variabel moderating. Metode sensus digunakan dengan pengembalian jawaban 78% atau 36 dari 46 responden . Analisis regresi moderat digunakan untuk mengetahui pengaruh moderating berdasarkan jawaban yang lengkap dari 36 manajer.

Penelitian ini menghasilkan penemuan sebagaimana yang telah di ajukan dalam hipotesis penelitian. Partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial.

Kata kunci : Pendekatan kontijensi, partisipasi manajer dalam penganggaran, komunikasi, kinerja manajerial.


(4)

ABSTRACT

The correlation of manager participation in budgeting and manajerial performance have been tested in various accountancy research with conflicting results. This result might show that there was a moderating variable. By using the contingency approach, this research was conducted to test the influence of moderating communications toward the correlation between manager participation in budgeting and manajerial performance.

The subject of this research was all the managers ( 46 respondents) at the PT. Bank Negara Indonesia,Ltd in Medan. Data were collected by using the questionnaire. Six items for the variable of manager participation as independent variable, eight items for the variable of manajerial performance as dependent variable and twelve items for communications as moderating variable. Census method was applied with 78% or 36 out of 46 respondents returning the questionnaire. Moderate applied regression analysis was used to find out the moderating effect based on the completed answers from 46 managers.

This research resulted in findings as had been proposed in the research hypotheses.The manager participation in compilation of budget have an effect toward managerial performance.

Keyword : Contingency approach, manager participation in budgeting, communications, managerial performance.


(5)

Kata Pengantar

Segala puji syukur dan hormat bagi kemuliaan nama Tuhan Yang Maha Esa dimana telah melimpahkan kasih anugerahNya kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini dengan Judul “Analisis Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk Di Medan.

Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Dalam penyusunan Tesis ini banyak bantuan dan sumbangsih pemikiran dari berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, namun diantaranya Kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat dan motivasi yang sangat besar nilai dan manfaatnya bagi penulis selama menempuh pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara hingga dapat selesai tepat pada waktnya. Beliau juga merupakan pembimbing utama dalam penulisan tesis ini yang telah meluangkan banyak waktu untuk mengarahkan penulis sehingga dapat selesai dengan baik.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku dosen pembimbing kedua yang telah membimbing dan memberikan ide-ide beserta saran-saran selama proses penelitian hingga penyelesaian penulisan tesis ini.

3. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang sekaligus sebagai dosen pembanding yang telah memberikan saran-saran untuk perbaikan dalam menyusun tesis ini.


(6)

4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak dan Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, sebagai dosen pembanding yang telah banyak memberikan gagasan dan saran-saran yang konstruktif dalam proses penyelesaian tesis ini.

5. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa. B, MSc. selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM&H, Sp.A (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

7. Manajemen PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan. Kepada Bapak Suhandoyo bagian SDM BNI Wilayah I Sumatera, Bapak Eddy Yusuf bagian SDM BNI Cabang USU dan Bapak Ade Wedhasmara Penyelia Adm II BNI Cabang Sutomo, yang telah membantu penulis untuk mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan.

8. Teman-teman Mahasiswa angkatan XI Program Magister Ilmu Akuntansi – USU yang telah banyak membantu pada masa perkuliahan.

Akhirnya pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun sprituil, teristimewa buat Ibu saya Nur Dewi Harefa yang begitu tabah dan sabarnya untuk mengasuh dan menantikan ananda hingga dapat selesai studi dengan baik. Suka dan duka telah dilalui bersama, Tuhan senantiasa tetap menolong dan memberkati kita.

Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2008


(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Kornelius Harefa

Tempat/Tanggal lahir : Gunungsitoli, 10 Desember 1977

Agama : Kristen

Nama Ayah : Asambowo Harefa

Nama Ibu : Nur Dewi

PENDIDIKAN

SD 1990 : SDN 070981 Gunungsitoli

SLTP 1993 : SMP Katolik Bunga Mawar, Nias SLTA 1996 : SMA Katolik ST. Xaverius, Nias Perguruan Tinggi

S1 2005 : FE – USU Jurusan Akuntansi S2 2008 : PPS - Magister Akuntansi USU

PEKERJAAN


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK…..……….. i

ABSTRACT..………..……….. ii

KATA PENGANTAR……….. iii

RIWAYAT HIDUP..……….. v

DAFTAR ISI..……….. vi

DAFTAR TABEL.………. ix

DAFTAR GAMBAR………. x

DAFTAR LAMPIRAN..………. xi

BAB I : PENDAHULUAN...……… 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1

1.2 Rumusan Masalah Penelitian ……… 6

1.3 Tujuan Penelitian ………... 6

1.4 Manfaat Penelitian ………. 7

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS... 8

2.1 Tinjauan Teori ……….. 8

2.1.1 Anggaran ………. 8

2.1.2 Partisipasi Manajer dalam Proses Penyusunan Anggaran ... 10

2.1.3 Komunikasi Dalam Proses Penyusunan Anggaran .……… 13


(9)

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ………. 20

2.3 Kerangka Konseptual ………... 21

2.4 Hipotesis Penelitian ……….. 22

BAB III : METODE PENELITIAN….………. 23

3.1 Rancangan Penelitian ………... 23

3.2 Populasi dan Sampel ………. 23

3.3 Variabel Penelitian ……… 24

3.3.1 Klasifikasi Variabel …...……… 24

3.3.2 Definisi Operasional ………..……..……… 26

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ………. 26

3.5 Prosedur Pengambilan Data …….………. 27

3.6 Metode dan Teknik Alalisis Data ……….... 27

3.6.1 Metode Analisis Data ……….. 27

3.6.2 Teknik Analisis Data ……….. 28

3.6.3 Model Pengujian Hipotesis ……….. ……….. 31

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………. 33

4.1 Hasil Penelitian …...……….... 33

4.1.1 Uji Kualitas Data ...……….. 34

4.1.2 Uji Asumsi Klasik …....……….. 36

4.1.3 Uji Hipotesis …...…….. ……….. 38


(10)

4.1.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Alaternatif 2 .………….. 41

4.2 Pembahasan ...…...……….... 43

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN...………. 45

5.1 Kesimpulan ...………... 45

5.2 Saran ...………. 46


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 Penelitian Terdahulu... 20

3.1 Defenisi Operasional ... 26

4.1 Statistik Deskriptif ……... 33

4.2 Uji Reliability ……... 34

4.3 Hasil Uji Validitas …... 36

4.4 Hasil Uji Multikolinieritas ... 36

4.5 Hasil Uji Statistik t ... 40

4.6 Hasil Uji Hipotesis Alternatif 1 ... 41

4.7 Hasil Uji Statistik F ... 42


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Kerangka konseptual ... 22 4.1 Scatterplot uji heteroskesdastisitas ... 37 4.2 Normal P-P plot uji normalitas ... 38


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I Kuesioner Penelitian ... 51

II Tabel Data Penelitian ... 56

III Hasil Uji Statistik ... 58

IV r tabel Product Moment ... 69


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik diperlukan suatu rencana kerja yang terarah secara komprehensif, sehingga mempermudah bagi manajemen untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan. Rencana kerja tersebut disusun berdasarkan target yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan, periodenya bisa dalam jangka waktu kurang atau lebih dari satu tahun. Rencana kerja pada umumnya disusun dengan format tertentu yang biasanya disebut sebagai anggaran. Anggaran merupakan rencana kerja yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang (Munandar,2001:1).

Penyusunan anggaran yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke atas (bottom up) yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap departemen dalam suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat mengharapkan berbagai masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target kinerjanya yang hendak ingin dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipatif atau self imposed budget


(15)

berpartisipasi dalam penyusunan anggaran perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik secara individual maupun kinerja manajerial didalamnya, karena dengan partisipasi tersebut akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari semua komponen yang ada dalam perusahaan untuk mensukseskan rencana kerja dimaksud. Oleh karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunannya memerlukan komunikasi yang baik dikalangan semua pihak untuk merumuskannya dengan kejujuran dan keterbukaan satu sama lainnya, sehingga mewujudkan adanya kesamaan persepsi dan komitmen untuk mencapai tujuan perusahaan. Komunikasi yang baik merupakan perekat yang menyatukan semua komponen yang ada dalam perusahaan agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu alat bagi top manajemen untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para manajer diberbagai level di setiap departemen yang ada dalam perusahaan, dan sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen perusahaan. Singkatnya, anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang dapat membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. (Halim dan Supomo,2005:168).


(16)

Hal yang sangat penting untuk dimiliki dan dipahami oleh manajemen puncak berkenaan dengan situasi ini yaitu kemampuan untuk menganalisis dan menentukan secara cermat tentang ketepatan anggaran yang telah disampaikan oleh para manajer dari semua level dalam perusahaan; sebab apabila rencana dan target kerja tersebut terlalu tinggi maka akan menimbulkan tekanan mental bagi para manajer dan seluruh karyawan yang berada dibawahnya untuk mencapai anggaran dimaksud. Sudah tentu hal ini akan berakibat buruk pada hasil kinerja manajer tersebut beserta seluruh bawahannya. Juga, jika anggaran yang telah dibuat atau disampaikan oleh para manajer terlalu rendah, maka keadaan ini tidak efektif bagi kemajuan perusahaan, sebab anggaran tersebut tidak menantang dan terlalu mudah untuk dicapai. Keadaan semacam ini dapat memperlambat pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuannya karena masih banyaknya sumber daya perusahaan yang belum berfungsi secara optimal. Untuk itulah manajemen puncak sudah seharusnya memiliki kemampuan analisis yang memadai dalam mengevaluasi dan menetapkan anggaran kerja para manajer disetiap departemen dalam perusahaan, agar sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki oleh para manajer tersebut, serta diselaraskan dengan kebutuhan perusahaan dan dinamisasi perkembangan dunia usaha secara menyeluruh.

Selain hal-hal positif yang telah diuraikan diatas, perlu juga dicermati secara seksama bahwa penggunaan anggaran partisipatif tersebut tidak begitu efektif diterapkan dalam suatu perusahaan apabila para manajer dan penyelia serta karyawan


(17)

dalam satu departemen ataupun perusahaan memiliki hubungan dan komunikasi yang tidak harmonis satu sama lainnya. Jikalau terdapat komunikasi yang kurang baik antara pemimpin dengan bawahan dalam suatu perusahaan, seringkali anggaran dijadikan sebagai alat oleh manajemen untuk menekan para manajer dan karyawan yang berada di bawah mereka. Bila hal ini terjadi maka akan menimbulkan keadaan yang tidak kondusif dalam perusahaan tersebut. Tekanan ini memunculkan stress bahkan frustrasi dari setiap elemen yang ada di setiap departemen dalam perusahaan, yang akhirnya berakibat buruk terhadap kinerja dari masing-masing manajer dan para bawahan mereka. Masalah komunikasi yang kurang harmonis merupakan suatu hal yang kontradiktif apabila penerapan anggaran partisipatif memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja manajerial, oleh karena sebaik apapun ide seseorang baik itu pimpinan maupun bawahan tidak ada manfaatnya apabila tidak dapat dikomunikasikan dengan baik untuk diimplementasikan. Oleh sebab kesenjangan dan pernyataan ini merupakan faktor-faktor pendorong yang sangat kuat dari penulis untuk mengadakan penelitian ulang tentang penerapan anggaran partisipatif tersebut, karena hasil-hasil penelitian tentang anggaran partisipatif ini terhadap kinerja manajerial sebagian besar selalu berpengaruh positif.

Penelitian tentang anggaran hingga saat ini masih tetap merupakan hal yang sangat menarik bagi para calon peneliti untuk terus melaksanakan penelitian lebih lanjut ataupun melakukan replikasi dari hasil-hasil penelitian sebelumnya. Ketertarikan ini biasanya akan selalu muncul dalam pikiran calon peneliti oleh sebab


(18)

terjadinya perbedaan-perbedaaan dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, dan juga karena kebutuhan manajerial dalam menentukan kebijakan untuk penyusunan rencana kerja yang sesuai dengan kebutuhan dan target perusahaan.

Beberapa penelitian sebelumnya yang menguji tentang pengaruh anggaran yang disusun secara partisipatif terhadap kinerja manajerial yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu, masih terdapatnya hasil-hasil penelitian yang bertentangan antara yang satu dengan yang lainnya, misalnya seperti penelitian Sinambela (2003:46) dengan pengujian hipotesis melalui analisa regresi menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat, sedangkan hasil penelitian Yenti (2003:715) menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berhubungan positif dengan kinerja manajer tidak dapat diterima. Penelitian yang dilakukan oleh Alfar (2006:35) menyatakan bahwa partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Supriyono dan Syakhroza (2003:961) menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2004:55) menemukan hal yang sama bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara signifikan.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Sinambela (2003). Perbedaan penelitian ini terletak dari penggunaan variabel moderating dan objek penelitian yang digunakan dalam penelitian. Variabel


(19)

moderating yang digunakan adalah komunikasi dalam penyusunan anggaran, yang mana PT Bank Negara Indonesia, Tbk di kota Medan sebagai objek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian kausal yang akan menguji pengaruh komunikasi antara pimpinan dengan bawahan dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajer pada perusahaan perbankan.

1.2Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian latar belakang masalah diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan ?

2. Apakah ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan ?

1.3Tujuan Penelitian

Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di kota Medan.


(20)

2. Untuk dapat mengetahui apakah ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di kota Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik ke berbagai kalangan, antara lain :

1. Peneliti. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan anggaran, sekaligus berguna dalam pemahaman penelitian.

2. Praktisi. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan untuk menyempurnakan berbagai keputusan berkaitan dengan anggaran perusahaan ke arah yang lebih baik, demi kemajuan badan usaha dimaksud dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terdahulu.

3. Akademis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut oleh para calon peneliti berikutnya.


(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1. Anggaran

Anggaran merupakan alat manajemen yang sangat penting untuk mengkomunikasikan rencana-rencana manajemen didalam suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasi aktivitas. Secara umum anggaran dimaksud menggambarkan tentang rencana manajemen secara komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat dicapai dengan baik (Garrison dan Norren,2000:402). Anggaran dalam arti lain adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun (Mulyadi,2001:488). Budget adalah konsep yang membantu manajemen, ia larut dalam fungsi manajemen, membantu dan mempermudah manajemen dalam mencapai tujuannya. Ia memiliki sifat-sifat dan persyaratan yang harus dimiliki agar konsep ini dapat berfungsi sebagai alat manajemen (tool of management) yang memudahkan manajemen dalam mencapai tujuannya (Harahap,2001:15).

Selain berbagai macam hal diatas yang perlu diperhatikan dalam menyusun suatu anggaran, perusahaan hendaknya memiliki keyakinan bahwa perusahaan mempunyai kemampuan untuk mengendalikan berbagai faktor-faktor relevan


(22)

(relevant variables) yang akan mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuan, melaksanakan sistem manajemen ilmiah, memberikan motivasi kepada anggota-anggotanya, mendorong adanya partisipasi dari seluruh komponen perusahaan, dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif (Adisaputro dan Asri,2003:7).

Semua hal-hal penting yang telah diuraikan ini seyogianya tidak bertolak belakang dengan fungsi anggaran. Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502), yaitu :

1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.

2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.

3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.

4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya.

5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan yang lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi

manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.

Fungsi anggaran selain sebagai alat perencanaan, manajemen modern menggunakan anggaran sebagai alat pemotivasi personel dalam melakukan

improvement berkelanjutan terhadap proses yang digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi customer (Mulyadi dan Setiawan, 2001:590). Motivasi tersebut akan semakin meningkat, jika para manajer berperan secara aktif dalam menyusun dan melaksanakan anggaran perusahaan (Halim dan Supomo,2005:168).


(23)

Sebagaimana diketahui bahwa anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, semua jenjang kepangkatan baik dari atasan sampai kebawahan, maka implementasinya memerlukan komunikasi yang baik di kalangan semua pihak, sebab jika dalam suatu perusahaan komunikasi tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif (Harahap,2001:115).

2.1.2. Partisipasi Manajer dalam Proses Penyusunan Anggaran

Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan para manajer operasional (operating managers) dalam memutuskan bersama dengan komite anggaran mengenai rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang tentang yang akan ditempuh oleh para manajer operasional tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran, sebab para manajer tersebut ditugasi untuk mengupayakan agar tugas-tugas khusus dilaksanakan secara berhasil dan bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan pihak bawahan mereka. Sukses atau kegagalan para bawahan merupakan suatu refleksi langsung tentang keberhasilan atau kegagalan sang manajer yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab yang diembannya (Winardi,2004:5). Inilah salah satu faktor penting melibatkan para manajer dalam penyusunan anggaran perusahaan. Disamping itu tingkat partisipasi para manajer


(24)

tersebut dalam penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta kegairahan para manajer itu sendiri. Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap pekerjaannya dan dengan rekan sekerjanya. Moral kerja ditentukan oleh seberapa besar seseorang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi tersebut dan sejauhmana ia dilibatkan dalam proses penyusunan rencana serta pengambilan keputusan bagi perusahaan. Partisipasi ini dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya dapat disebutkan sebagai partisipasi dalam memecahkan masalah. Kemampuan mewujudkan dan membina partisipasi dalam memecahkan masalah itu, akan bermuara pada perkembangan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas secara operasional (Nawawi dan Martini,2004:171). Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajer maupun bawahan dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam perusahaan, maka sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung asas musyawarah dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus bekerja dalam melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama dengan baik tanpa pemimpinnya ada atau tidak disamping mereka (Effendy,1989:185). Para manajer dan karyawan yang dilibatkan dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka


(25)

bahwa gagasan mereka akan dihargai dan diterapkan dalam perusahaannya (Corrado,2004:68). Begitu pula halnya dalam proses penyusunan anggaran, apabila para manajer dan bawahan dapat ikut berpartisipasi untuk merumuskannya, maka kemungkinan besar hasil yang akan diperoleh dari realisasi anggaran dimaksud jauh lebih baik oleh karena telah adanya tanggung jawab moril dari para manajer dan bawahan yang terlibat didalamnya. Bagaimanapun anggaran hanya efektif jika mendapat dukungan dari semua pihak baik atasan maupun bawahan. Konsep anggaran ini melibatkan semua orang terlebih-lebih bawahan. Oleh sebab itu tanpa dukungan dari bawahan maka anggaran ini tidak akan berjalan baik. Untuk mengusahakan supaya anggaran ini mendapat dukungan dari bawahan maka bisa ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up

(Harahap,2001:118). Kalau ditinjau dari siapa yang membuat anggaran tersebut, maka penyusunan anggaran dimaksud dapat dilakukan dengan cara : otoriter (top down), demokrasi (buttom up), dan campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah yang dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan hasil keputusan bawahan.

Selain berbagai alasan-alasan penting diatas tentang partisipasi para manajer dan bawahan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi perusahaan khususnya dalam penyusunan anggaran, bagi top manajemen akan lebih mudah untuk mensosialisasikan berbagai kebijakan yang telah diputuskan sampai ke level paling bawah oleh karena para manajer dan penyelia tadi dapat membangun hubungan


(26)

komunikasi yang baik kepada bawahan mereka, dan juga dengan para manajer lain dalam perusahaan. Hal yang tak kalah penting lagi bahwa para manajer tersebut dapat melakukan atau menggunakan persuasi dan kompromis untuk mempromosikan tujuan-tujuan organisasi (Winardi,2004:8). Inilah hal utama yang membedakan anggaran partisipatif dengan non-partisipatif, yakni terletak pada keterlibatan para manajer dan bawahan dari hampir semua level dalam menyusun dan merumuskan anggaran perusahaan.

2.1.3. Komunikasi dalam Proses Penyusunan Anggaran

Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan bantuan dari orang lain disekitarnya. Dalam konteks manusia sebagai makhluk sosial, maka komunikasi tidak saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup (Soemanagara,2006:45). Untuk itulah manusia memerlukan dan melakukan komunikasi dengan baik. Manusia sebagai makhluk berbudi pekerti luhur yang harus dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, akan selalu berinteraksi untuk berbicara, menyampaikan keinginan, dan lain sebagainya melalui atau dengan cara berkomunikasi. Semua kebutuhan dan keinginan dimaksud hanya dapat disampaikan dan dipenuhi dengan jalan berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya, terlebih dalam suatu sistem organisasi perkantoran atau perusahaan, dimana komunikasi yang baik dan lancar tersebut sangat dibutuhkan untuk menjalankan


(27)

kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila manusia tidak mampu berkomunikasi dengan baik mereka tidak akan bisa bekerjasama (Effendy,1989:7). Komunikasi yang baik berarti bisnis yang baik. Komunikasi merupakan perekat yang menyatukan manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama (Corrado,2004:11). Peran penting komunikasi dalam memulihkan keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan, serta membantu untuk mengembalikan dan memelihara kepercayaan, menjadi jelas bagi lebih banyak orang, karena komunikasi amat penting bagi peremajaan kembali organisasi. Komunikasi yang baik meningkatkan keharmonisan kerja dalam perkantoran. Sebaliknya apabila tidak ada komunikasi yang baik, maka koordinasi akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi yang akan mengganggu proses pencapaian target dan tujuan perusahaan (Suranto,2005:57).

Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis, yang berarti bersama. Banyak sekali defenisi dari komunikasi menurut para ahli, misalnya menurut Theodore Herbert (1981) dalam Suranto (2005:15) mendefenisikan komunikasi sebagai proses yang didalamnya menunjukkan arti pengetahuan dipindahkan dari seorang kepada orang lain, biasanya dengan maksud mencapai beberapa tujuan khusus. Menurut Everett M.Rogers (1955) dalam Suranto (2005:15) menyatakan bahwa komunikasi ialah proses yang didalamnya terdapat suatu gagasan yang dikirimkan dari sumber kepada penerima dengan tujuan merubah perilakunya. Jadi dalam hal ini komunikasi memiliki banyak defenisi sesuai dengan persepsi dari


(28)

masing-masing para ahli, dan disesuaikan konteks yang dihadapi dalam komunitas yang dihadapi. Menurut penulis bahwa komunikasi tersebut merupakan ungkapan-ungkapan penyampaian keinginan ataupun pesan-pesan dan informasi antara sesama individu dan kelompok baik secara lisan maupun tulisan dengan maksud dan tujuan tertentu untuk mendapatkan respons tentang keinginan ataupun pesan-pesan dan informasi dimaksud.

Komunikasi yang baik dan lancar adalah komunikasi terbuka dimana informasi mengalir secara bebas dari atas ke bawah atau sebaliknya. Dalam suatu organisasi, informasi tersebut sebaiknya harus terbuka, ada umpan balik yang dapat diutarakan dalam suasana saling percaya, orang saling tertarik, saling memperhatikan dan saling menghormati. Hal-hal ini yang dapat membuat komunikasi dalam semua organisasi menjadi lancar (Arep dan Tanjung,2004:81). Sama halnya dalam penyusunan anggaran di suatu perusahaan, komunikasi yang baik dan lancar antara pimpinan dengan bawahan atau sebaliknya, sangat dibutuhkan dalam menyamakan persepsi untuk menyusun dan merumuskan serta melaksanakan dengan baik rencana kerja yang ingin dicapai oleh perusahaan. Sebab, kendati begitu cemerlangnya hasil berpikir seseorang baik pimpinan maupun bawahan tidak ada artinya jika tidak dinyatakan dan dikomunikasikan dengan baik. Pemimpin tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas, pendapat, saran, perintah, dan lainnya yang sejenis itu melalui komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil


(29)

keputusan akan kehilangan artinya tanpa kemampuan mengkomunikasikannya (Namawi dan Martini,2004:167). Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam perusahaan dapat secara sistematis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk meningkatkan produktivitas perusahaan (Suranto,2005:57). Jika terjadinya miscommunication dalam perusahaan, khususnya dalam penyusunan anggaran ini, akan menimbulkan dampak negatif yang berakibat buruk bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Anggaran tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi seorang pimpinan erat kaitannya dengan kepemimpinan yang berwibawa. Kalau seorang pimpinan ingin memiliki kepemimpinan yang berwibawa, maka ia perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif. Kemahiran berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi (Effendy,1989:134,141). Untuk itulah komunikasi yang baik dan lancar tersebut selalu ditumbuhkembangkan dalam perusahaan, yang salah satunya dengan cara melibatkan (partisipasi) para manajer dan karyawan dalam merumuskan dan memutuskan sesuatu keputusan atau hal-hal penting dalam perusahaan, terlebih khusus tentang penyusunan anggaran dimaksud. Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dari anggaran dimaksud, maka manajemen hendaknya menggerakkan para karyawan agar mempunyai otoaktivitas dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan gairah. Berkurangnya atau


(30)

ketidakadanya gairah para karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, akan merupakan masalah bagi manajemen. Untuk sampai kepada suasana bekerja seperti itu, diperlukan kegiatan komunikasi, persuasi dan motivasi melalui partisipasi, yang sangat erat hubungannya dengan kejiwaan para pekerja dalam mencapai tujuan yang telah digariskan dan direncanakan sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi yang baik akan besar artinya bagi para manajer dalam mengemban tugasnya mengelola dan mencapai tujuan perusahaan, khususnya dalam upaya melakukan perubahan sikap

(attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan tingkah laku

(behavior change) para karyawan, sehingga sesuai, serasi, selaras, senada dan seirama dengan perilaku organisasi (organizational behavior) (Effendy,1989:29,149). Dengan demikian tujuan dan sasaran organisasi atau perusahaan yang telah dituangkan kedalam anggaran, akan dapat dicapai dengan efektif dan efisien.

2.1.4. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial adalah kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai oleh para personil yang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, untuk melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan operasional perusahaan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni kinerja individu dari manajer dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, investigasi, koordinasi, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan representasi. Variabel kinerja manajerial diukur dengan menggunakan instrumen self


(31)

rating yang dikembangkan oleh mahoney (1963) dalam alfar (2006), dimana setiap responden diminta untuk mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan, serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan.

Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penganggaran dan program kerja sehingga terlaksana sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Investigasi merupakan kegiatan untuk melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai bahan pencatatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan bagian-bagian lain dalam organisasi melalui tukar-menukar informasi yang dikaitkan dengan penyesuaian program-program kerja. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan yang diperlukan. Pengawasan merupakan penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan secara efektif.


(32)

Pemilihan staf (staffing) yang sering disebut sebagai penyusunan personalia merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan perengkrutan, penarikan, penempatan, pemberian latihan kepada pegawai, mempromosikan pegawai, dan melakukan mutasi terhadap pegawai, yang sudah tentu memperhatikan ketrampilan pegawai dan kebutuhan perusahaan. Proses penyusunan personalia dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus-menerus untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan agar setiap bagian ditempatkan oleh personil yang tepat dan pada saat yang tepat. Negosiasi dalam hal ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, baik dalam satu bagian maupun secara keseluruhan dalam perusahaan dengan menyelaraskan antara kebutuhan perusahaan dengan kebutuhan karyawan terlebih khusus dalam proses penyusunan dan pencapaian target anggaran. Sedangkan perwakilan dalam hal ini dimaksudkan dengan kegiatan manajer dalam hal menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, perkumpulan bisnis, acara kemasyarakatan, dan pendekatan-pendekatan ke masyarakat untuk mempromosikan tujuan umum perusahaan.

Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai hasil yang diinginkan. Penilaian kinerja juga memberikan pendalaman yang penting pada manajemen mengenai segala segi efisiensi operasional, dan mengungkapkan masalah perilaku yang penting karena inefisiensi maupun efisiensi perorangan (Welsch, dkk, 2000:475). Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan prilaku yang tidak semestinya


(33)

dan sekaligus mendorong untuk menegakkan prilaku yang semestinya melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya.

2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya seperti Sinambela (2003), yang melakukan penelitian tentang pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada perguruan tinggi swasta di kota Medan. Adapun perbedaan penelitian ini terletak pada penggunaan variabel moderating yang digunakan yakni komunikasi, tahun penelitian, dan objek penelitian.

Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian ini mengenai pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Tahun Nama Peneliti

Judul Penelitian Varibel yang digunakan Hasil Penelitian

2003 Elizar Sinambela

Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Empiris Pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan)

Variabel Independen : (X) Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Variabel Dependen : (Y) Kinerja Manajeial Hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat 2003 Riza Reni

Yenti

Pengaruh Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur, Komitmen Terhadap Tujuan, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Manajerial Dalam Penyusunan Anggaran.

Variabel Independen : (X) Partisipasi Anggaran

Variabel Dependen : (Y) Kinerja Manajerial Variabel Intervening : Keadilan Distributif, Keadilan Prosedur, Komitmen, dan Motivasi.

Partisipasi dalam penyusunan anggaran berhubungan dengan kinerja manajer tidak dapat diterima


(34)

Tabel 2.1 Lanjutan

2006 Raflia Alfar Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Moderating Pada Kantor Direksi PTPN Wilayah SUMUT

Variabel Independen : (X1) Partisipasi, (X2) Budgetary Slack.

Variabel Dependen : (Y) Kinerja Manajeial Partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial 2003 R.A. Supriyono dan Akhmad Syakhroza

Peran Asimetri Informasi Dan Peresponan Keinginan Sosial Sebagai Variabel Moderating Hubungan Antara Partisipasi Penganggaran Dan Kinerja Manajer Di Indonesia.

Variabel Independen : (X) Partisipasi Penganggaran Variabel Dependen : (Y) Kinerja Manajer Variabel Moderating : Asimetri Informasi, Peresponan Keinginan Sosial.

Partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial

2004 Deliana Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dan Kepuasan Kerja Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderator

Variabel Independen : (X) Partisipasi Anggaran

Variabel Dependen : (Y) Kepuasan Kerja dan Kinerja

Manajerial Variabel Moderating : Gaya Kepemimpinan dan Persepsi ketidakpastian lingkungan.

Partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara signifikan

2.3Kerangka Konseptual

Anggaran merupakan suatu konsep yang dibuat dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan secara komprehensif, maka dalam penyusunan dan pelaksanaannya memerlukan partisipasi dan komunikasi yang baik dari semua komponen yang ada dalam perusahaan mulai dari atasan maupun sampai kebawahan. Partisipasi dimaksud sangat diharapkan dari para manajer pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan, sebab semakin besar keterlibatan mereka dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam perusahaan, maka sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan keputusan tersebut terlaksana dengan baik. Hal yang tak kalah penting juga diperhatikan dalam proses pengambilan dan pelaksanaan suatu keputusan maupun rencana kerja dalam perusahaan, yakni


(35)

terdapatnya jalinan komunikasi yang baik di kalangan semua pihak, sebab jika dalam suatu perusahaan komunikasi tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif. Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila setiap personil yang ada dalam perusahaan tidak mampu berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang lainnya, maka mereka tidak akan bisa bekerjasama. Komunikasi yang baik berarti bisnis yang baik. Komunikasi yang baik merupakan perekat yang menyatukan semua komponen yang ada dalam perusahaan agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Dari uraian diatas maka dapat dibuat kerangka konseptual penelitian, yaitu :

Komunikasi

Kinerja Manajerial

Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tinjauan teori, dan kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : H1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial H2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating.


(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dikuantitatifkan dimana menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian yang berkaitan dengan

current status dari subyek (responden) yang diteliti. Hasil pengujian data digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis. Penelitian ini akan mengidentifikasikan bagaimana variabel independen dan moderating mempengaruhi variabel dependen.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini yaitu PT. Bank Negara Indonesia,Tbk di Medan yang terletak pada cabang utama, cabang USU dan Sutomo Medan. Sampel yang ditargetkan adalah para manajer dan penyelia yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PT. Bank Negara Indonesia,Tbk di Medan sebanyak 46 orang. Penelitian ini menggunakan metode sensus oleh karena pertimbangan sedikitnya jumlah unit sampel yang dapat ditargetkan sebanyak empat puluh enam personil.


(37)

3.3 Variabel Penelitian 3.3.1 Klasifikasi Variabel

Variabel bebas (independent variable) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan moderating variable adalah komunikasi, sedangkan variabel terikat (dependent variable) yang merupakan perhatian utama yakni kinerja manajerial. Variabel partisipasi dalam penyusunan anggaran diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Milani (1975) dalam Alfar (2006). Instrumen tersebut berisi enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, yaitu keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran, revisi anggaran, pendapat ataupun usulan manajer dalam menyusun anggaran, pengaruh manajer yang tercermin dalam anggaran akhir perusahaan, kontribusi manajer terhadap anggaran, dan frekuensi permintaan pendapat manajer oleh atasan dalam penyusunan anggaran. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai dengan tujuh pada setiap butir pertanyaan. Skala pengukuran adalah skala interval dari angka satu sampai tujuh. Berdasarkan jawaban responden dapat diukur apakah para manajer ikut berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka dalam penyusunan anggaran perusahaan. Skor terendah adalah nilai satu yang menunjukkan ketidakikutsertaan manajer untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran, dan skor tertinggi adalah nilai tujuh yang menunjukkan keikutsertaan atau partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran. Untuk variabel komunikasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Corrado (2004). Instrumen


(38)

tersebut berisi dua belas butir pertanyaan yang mengukur kebijakan komunikasi dalam perusahaan, tingkat kejujuran dan keterbukaan informasi, struktur organisasi yang menunjukkan saluran komunikasi, informasi tentang rencana dan kemajuan perusahaan, alasan mengapa semua urusan diberikan secara langsung kepada supervisior yang kemudian diteruskan kepada karyawan, pertemuan dengan bawahan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, pertemuan manajemen dengan para manajer dan supervisior untuk mendiskusikan hal-hal penting dalam perusahaan, apakah kebutuhan dan minat yang paling mendasar dari karyawan diperhatikan dalam menetapkan informasi yang akan disampaikan kepada perusahaan, pemberian informasi tentang gaji, pelatihan, dan kesempatan untuk meningkatkan karir, pengkomunikasian rencana kerja kepada para supervisi untuk disampaikan kepada karyawan, sosialisasi dan kunjungan secara tidak resmi para pejabat tinggi perusahaan untuk berbicara dengan karyawan ditempat kerja, dan penjelasan tentang masalah-masalah ekonomi yang mempengaruhi kondisi perusahan. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai tujuh pada setiap butir pertanyaan seperti petunjuk pada variabel partisipasi, sedangkan variabel kinerja manajerial diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Mahoney (1963) dalam Alfar (2006). Instrumen tersebut berisi sembilan butir pertanyaan yang mengukur perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, representasi dan penilaian kinerja secara keseluruhan. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai dengan sembilan pada setiap butir pertanyaan. Skala


(39)

pengukuran adalah skala interval dari angka satu sampai dengan sembilan, Angka satu sampai tiga, menunjukkan kinerja dibawah rata-rata, angka empat sampai dengan enam, kinerja rata-rata dan angka tujuh sampai dengan sembilan adalah kinerja diatas rata-rata.

3.3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Jenis Variabel Nama Variabel Defenisi Instrumen Skala Pengukuran

Independen Partisipasi dalam penyusunan

Anggaran

Keikutsertaan para manajer dan penyelia yang berkompeten dalam merumuskan rencana kerja dan target perusahaan dalam periode tertentu.

Kuesioner Interval

Dependen Kinerja Manajerial Faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja individual dalam perusahaan melalui perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan representasi.

Kuesioner Interval

Moderating Komunikasi Suatu bentuk informasi yang jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan tentang rencana-rencana dan kemajuan perusahaan, pembahasan masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan, pertemuan antara atasan dan bawahan untuk bertukar pikir dan mendiskusikan hal-hal penting dalam organisasi, penjelasan tentang kompensasi yang diberikan kepada karyawan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab mereka serta penjelasan tentang masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.

Kuesioner Interval

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kota Medan dengan PT. Bank Negara Indonesia,Tbk di Medan sebagai objek penelitian. Waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus 2007 dan berakhir pada bulan 18 Januari 2008.


(40)

3.5 Prosedur Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengumpulan data adalah menggunakan metode survei dengan menggunakan pertanyaan tertulis melalui pengisian kuisioner oleh unit sampel. Unit sampel adalah unit individual yang terdiri dari para personil yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan. Kuisioner penelitian diedarkan langsung oleh peneliti melalui personalia di Cabang-Cabang yang diteliti. Metode pemilihan sampel yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu didasarkan pada metode sensus (complete enumeration), karena elemen populasi relatif sedikit. Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian.

3.6 Metode dan Teknik Analisis Data 3.6.1 Metode Analisis Data

Data akan dianalisis dengan menggunakan metode Dependen, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Tujuan penelitian disamping mendeskripsikan distribusi data, juga menguji dependensi dan interdependensi antar variabel yang diteliti (Indriantoro dan Supomo,1999:200). Analisis dependensi (analysis of dependence) merupakan metode statistik dalam analisis multivariate yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi satu atau


(41)

lebih variabel dependen berdasarkan beberapa variabel independen. Analisis interdependensi (analysis of interdependence) merupakan metode statistik dalam analisis multivariate yang digunakan untuk mengetahui struktur dari sekelompok variabel atau objek.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Data penelitian akan dianalisis melalui penggunaan alat bantu statistik, dengan cara uji kualitas data dan uji asumsi klasik.

1. Uji kualitas data

Ada dua prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data, yaitu :

a. Uji reliabilitas, yaitu untuk menunjukkan sejauhmana suatu hasil pengukuran relatif konsisten jika diulangi beberapa kali (Supramono dan Utami,2004:72). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally,1969) dalam Ghozali (2002:133).

b. Uji validitas, dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang diteliti). Uji tersebut dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana instrumen


(42)

yang digunakan sudah memadai untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dengan cara meminta pendapat atau penilaian ahli yang berkompeten dengan masalah yang sedang diteliti (Supramono dan Utami,2004:72). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jika r hitung (untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka butir atau pertanyaan tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2002:135).

2. Uji asumsi klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang menggunakan analisis regresi, maka diperlukan pengujian asumsi klasik yang meliputi :

a. Uji multikolinieritas, diperlukan untuk mengetahui apakah ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu model (Nugroho,2005:58). Selain itu deteksi terhadap multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai Variance Inflation Factor (VIF)


(43)

tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model tersebut dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 10 maka Tolerance = 1/10 = 0,1.

b. Uji heteroskesdastisitas, bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain, atau homokesdastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskesdastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot model tersebut (Nugroho,2005:62).

c. Uji normalitas, yaitu bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal (Nugroho,2005:18). Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak dapat dilihat melalui normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya (Ghozali 2002:74).


(44)

3.6.3 Model Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan alat analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Regresi bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Regresi yang memiliki satu variabel dependen dan lebih dari satu variabel independen disebut regresi berganda. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (g) 0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka dilakukan pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara menguji secara simultan melalui uji signifikansi simultan (uji statisitk F), yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen dan variabel moderating terhadap variabel dependen. Sedangkan untuk menguji masing-masing variabel secara parsial, dilakukan dengan uji signifikansi parameter individual (uji t statistik) yang bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen maupun variabel moderating berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen, serta variabel mana yang dominan mempengaruhi variabel dependen.

Untuk menguji regresi dengan variabel moderating digunakan uji interaksi. Menurut Ghozali 2002:94, Uji interaksi atau sering disebut dengan Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linier dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan, sebagai berikut :


(45)

Y = a + bõXõ + b2X2 + b3Xõ.X2 + e Dimana : Y = Kinerja Manajerial

a = Konstanta

Xõ = Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran

X2 = Komunikasi Dalam Penyusunan Anggaran

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi


(46)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

Variabel Kisaran Teoritis

Kisaran Sesungguhnya

Rata-rata Partisipasi 6 – 42 6 – 42 17.8056 Komunikasi 12 - 84 48 - 84 73.7222 Kinerja Manajerial 9 - 81 31 - 80 59.2778

Untuk memperoleh pemahaman tentang variabel-variabel penelitian, maka peneliti menggunakan tabel statistik deskriptif sebagaimana disajikan pada tabel 4.1 diatas. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jawaban dari 36 responden terhadap setiap variabel penelitian. Partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki jawaban terendah 6 dan jawaban tertinggi 42. Skor jawaban responden berkisar antara 6 s/d 42 sama dengan kisaran teoritis antara 6 s/d 42. Hal ini menunjukkan bahwa ada responden dalam penelitian ini yang memiliki partisipasi pada tingkat ekstrim (terlalu rendah atau terlalu tinggi). Semakin tinggi skor jawaban dari responden maka semakin tinggi partisipasi manajer. Hasil pengukuran variabel komunikasi dari tabel di atas menunjukkan bahwa jawaban terendah 48 dan jawaban tertinggi 84. Skor jawaban responden berkisaran antara 48 s/d 84 tidak sama dengan kisaran teoritis 12 s/d 84. Keadaan ini menunjukkan bahwa tidak ada responden dalam penelitian ini memiliki tingkat komunikasi yang sangat rendah tetapi ada responden yang memiliki


(47)

tingkat komunikasi yang sangat tinggi. Begitu pula hanya dengan variabel komunikasi, Semakin tinggi skor jawaban dari responden maka semakin tinggi tingkat komunikasi para manajer Untuk selanjutnya variabel penelitian mengenai kinerja manajerial memiliki jawaban terendah 31 dan jawaban tertinggi 80. Kisaran teoritis antara 9 s/d 81 tidak sama dengan kisaran jawaban responden sesungguhnya yang berkisar antara 31 s/d 80. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada responden dalam penelitian ini yang memiliki kinerja pada tingkat ekstrim.

4.1.1 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dalam penelitian ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas, yakni :

1. Uji reliabilitas

Adapun hasil uji reliabilitas dari penelitian ini dengan menggunakan alat bantu statistik yang terlihat pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dari ketiga variabel penelitan lebih besar dari 0,60. jadi, dapat disimpulkan bahwa konstruk atau variabel yang digunakan reliabel.

Tabel 4.2 Uji Reliability

Nama Variabel Cronbach’s Alpha

Partisipasi 0.931

Komunikasi 0.860


(48)

Adapun hasil uji reliabilitas dari penelitian ini dengan menggunakan alat bantu statistik yang terlihat pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa nilai Cronbach Alpha dari ketiga variabel penelitan lebih besar dari 0,60. jadi, dapat disimpulkan bahwa konstruk atau variabel yang digunakan reliabel.

2. Uji Validitas

Hasil uji validitas dalam penelitian ini melalui alat bantu statistik dengan jumlah responden sebanyak 36 orang, maka nilai r tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n – k, n adalah jumlah sampel dan k jumlah konstruk. Pada penelitian ini df dapat dihitung 36 – 3 = 33 yang r tabelnya 0,334 dengan alpha 0,05. Dari tabel 4.2 dibawah ini dapat diperoleh hasil analisisnya bahwa semua butir pertanyaan dalam variabel partisipasi memiliki r hitung lebih besar dari 0,334, maka dapat disimpulkan bahwa keenam butir pertanyaan tersebut valid. Untuk butir pertanyaan dalam variabel komunikasi, butir pertanyaan 1 s/d 6 dan butir 8 s/d 11 memiliki r hitung lebih besar dari 0,334, maka kesepuluh butir tersebut dapat disimpulkan valid, sedangkan butir pertanyaan 7 dan 12 memiliki r hitung lebih kecil dari 0,334 sehingga dapat dikatakan tidak valid. Untuk kedua butir tersebut tidak diikutsertakan dalam regresi uji hipotesis. Untuk butir pertanyaan dalam variabel kinerja manajerial, semuanya memiliki r hitung lebih besar dari 0,334, maka dapat disimpulkan bahwa kesembilan butir pertanyaan tersebut valid.


(49)

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

Variabel Butir Nilai CITC Status

Partisipasi 1 0.794 Valid

( X1 ) 2 0.656 Valid

3 0.860 Valid

4 0.850 Valid

5 0.820 Valid

6 0.819 Valid

Komunikasi 1 0.589 Valid

( X2 ) 2 0.708 Valid

3 0.698 Valid

4 0.709 Valid

5 0.674 Valid

6 0.344 Valid

7 0.205 Tidak Valid

8 0.708 Valid

9 0.596 Valid

10 0.474 Valid

11 0.429 Valid

12 0.255 Tidak Valid

Kinerja Manajerial 1 0.844 Valid

( Y ) 2 0.875 Valid

3 0.338 Valid

4 0.535 Valid

5 0.638 Valid

6 0.799 Valid

7 0.858 Valid

8 0.828 Valid

9 0.712 Valid

4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Selanjutnya akan diuji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinieritas, heteroskesdastisitas, dan normalitas. Masing-masing pengujian tersebut akan dibahas berikut ini :

1. Uji multikolinieritas

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel Tolerance VIF

Partisipasi 0.989 1.011

Komunikasi 0.989 1.011


(50)

Hasil uji multikolinieritas dari variabel independen yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan komunikasi, nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari kedua variabel independen tersebut masing-masing memiliki nilai tidak lebih dari 10, begitu juga apabila ditinjau dari nilai Tolerance dari kedua variabel tersebut memiliki nilai tidak kurang dari 0,1. Jadi dapat dikatakan bahwa kedua variabel dimaksud terbebas dari multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

2. Uji heteroskesdastisitas

-1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-3 -2 -1 0 1 2

Re

gres

si

on

St

ude

nt

iz

ed

Res

id

ual

Dependent Variable: Kinerja Manajerial Scatterplot

Gambar 4.1 Scatterplot uji heteroskesdastisitas

Dari output pada gambar Scatterplot diatas menunjukkan bahwa penyebaran titik-titik terjadi secara acak dan tidak memiliki pola tertentu, yang berarti menyebar diatas dan di bawah atau disekitar angka 0. Maka keadaan ini dapat disimpulkan bahwa model regresi linier berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.


(51)

3. Uji normalitas

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Ex

p

e

c

ted

Cu

m

P

rob

Dependent Variable: Kinerja Manajerial Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.2 Normal P-P plot uji normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel independen dan dependen memiliki distribusi normal. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dilihat dari gambar 4.2 diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas.

4.1.3 Uji Hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis ststistik yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut :


(52)

a. Ho1, Tidak ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.

b. Ha1, Terdapat pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.

c. Ho2, Tidak ada pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.

d. Ha2, Terdapat pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan.

1. Pengambilan keputusan berdasarkan probabilitas dengan tingkat signifikansi sebesar 5 %, dengan ketentuan :

a. Ha diterima, jika probabilitas (p-vaue) < level of signifikan (0,05). b. Ha ditolak, jika probabilitas (p-value) >level of signifikan (0,05). 2. Pengambilan keputusan berdasarkan F tabel dan t tabel :

a. Ha diterima, jika F hitung > F tabel. b. Ha diterima, jika t hitung > t tabel. c. Ha ditolak, jika F hitung < F tabel. d. Ha ditolak, jika t hitung < t tabel.


(53)

4.1.3.1 Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif 1

Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik t

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 44.914 3.424 13.116 .000

1

Partisipasi .807 .172 .627 4.692 .000 a Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Hasil uji regresi yang dilakukan dengan alat bantu statistik sebagaimana terlihat pada tabel 4.5, menunjukkan bahwa variabel partisipasi memiliki nilai p-value 0,000 < 0,05 dan t hitung 13,116 > t tabel 2,030, yang berarti bahwa signifikan. Signifikan disini berarti bahwa Ha1 diterima. Ha1 diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Ha1 yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan, dapat diterima. Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenti (2003) yakni partisipasi dalam penyusunan anggaran berhubungan baik dengan kinerja manajer tidak dapat diterima, dan mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinambela (2003), Syakhroza dan Supriyono (2003), Deliana (2004), dan Alfar (2006), yang menunjukkan hubungan positif antara partisipasi manajer dalam penganggaran terhadap kinerja manajerial.

Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial secara parsial partisipasi dalam penyusunan anggaran mempengaruhi kinerja manajerial, sebagai berikut :


(54)

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Alternatif 1 Y = a + b1X1+ e

KM = a + b1.P + e

KM = 44,914 + 0,807P + e Std error (3,424) (0,172) Signifikansi (0,000) (0,000)

R² = 0,393 F = 22,018 Sig = 0,000

Dari analisis persamaan regresi diatas menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh posisitif terhadap kinerja manajerial. Variabel partisipasi menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,807 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Signifikan disini berarti bahwa Ha1 diterima. Ha1 diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Ha1 yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial pada PT. Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan, dapat diterima. Besarnya nilai R² 0,393 atau sama dengan 39,3%, menerangkan bahwa 39,3% variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen partisipasi. Sedangkan sisanya 60,7% (100% - 39,3%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

4.1.3.2 Hasil Pengujian Hipotesis Alternatif 2

Hasil Uji Anova atau F test menghasilkan F hitung sebesar 8,263 > dari F tabel 3,293 dengan tingkat probabilitas (signifikansi) 0,000. Karena probabilitas jauh lebih


(55)

kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05), artinya signifikan. Signifikan disini berarti bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan komunikasi sebagai variabel moderating secara simultan berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dengan demikian Ha2 yang menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating tidak dapat diterima.

Tabel 4.7 Hasil Uji Statistik F

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

(Constant) 103.347 37.479 2.758 .010

Partisipasi -1.995 1.962 -1.550 -1.017 .317 Komunikasi -.909 .580 -.594 -1.567 .127 1

Part*Kom .043 .030 2.214 1.430 .162

a Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja manajerial dimana secara simultan partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan komunikasi sebagai moderating variabel mempengaruhi kinerja manajerial, sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Uipotesis Alternatif 2 Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X1.X2 + e

KM = a + b1.P + b2.K + b3.P*K + e

KM = 103.347 – 1.995.P – 0,909.K + 0,043 PK + e Std error (37,479) (1,962) (0,580) (0,030) Signifikansi (0,10) (0,317) (0,127) (0,162) Adjusted R² = 0,384 F = 8,263 Sig = 0,000


(56)

Dari ketiga variabel independen yang diikutsertakan dalam persamaan regresi tidak satupun variabel yang berpengaruh secara signifikan. Variabel partisipasi menunjukkan nilai koefisien sebesar -1,995 dengan tingkat signifikansi 0,317 > 0,05, komunikasi menunjukkan nilai koefisien sebesar -0,909 dengan tingkat signifikansi 0,127 > 0,05, dan interaksi antara partisipasi dan komunikasi (PK) menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,043 dengan tingkat signifikansi 0,162 > 0,05. Walaupun dari ketiga variabel tersebut tidak satupun yang berpengaruh secara signifikan, namum interaksi antara partisipasi dan komunikasi memiliki pengaruh positif untuk g = 17% terhadap variabel dependen. Besarnya nilai Adjusted R² 0,384 atau sama dengan 38,4%, menerangkan bahwa 38,4% variasi kinerja manajerial dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen partisipasi, komunikasi, dan PK. Sedangkan sisanya 61,6% (100% - 38,4%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model.

4.2. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran secara parsial berpengaruh terhadap kinerja manajerial, atau dengan kata lain bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian ini mendukung beberapa hasil penelitian terdahulu, seperti Sinambela (2003:46) menyatakan bahwa hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial mempunyai hubungan yang kuat, menurut penelitian yang dilakukan oleh Supriyono dan


(57)

Syakhroza (2003:961) menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran mempunyai hubungan positif dan signifikan dengan kinerja manajerial. kemudian penelitian yang dilakukan oleh Deliana (2004:55) menemukan hal yang sama bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial secara signifikan, dan penelitian yang dilakukan oleh Alfar (2006:35) menyatakan bahwa partisipasi manajer dalam penganggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Kemudian hasil penelitian ini menolak hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenti (2003) yakni partisipasi dalam penyusunan anggaran berhubungan baik dengan kinerja manajer tidak dapat diterima.

Kalau dilihat dari pandangan umum bahwa semakin besar keterlibatan atau partisipasi bawahan dalam merumuskan sesuatu hal dalam perusahaan, maka sangat tinggi rasa tanggungjawab mereka untuk menyukseskan kesepakatan atau keputusan tersebut agar terlaksana dengan baik. Disamping itu dengan partisipasi tersebut dari para bawahan dalam penyusunan anggaran, akan mendorong moral kerja yang tinggi, dimana akhirnya sangat mungkin meningkatkan kinerja manajerial.

Namun hasil pengujian statistik secara simultan dimana partisipasi secara bersama-sama dengan komunikasi memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja manajerial. Variabel moderat yang merupakan interaksi antara partisipasi dengan komunikasi menunjukkan hasil yang tidak signifikan (0,162 > 0,05), sehingga keadaan ini dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi bukanlah variabel moderating.


(58)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi dari penelitian Sinambela (2003), dan merupakan penelitian lanjutan dari berbagai penelitian sebelumnya oleh sebab hasil penelitian yang tidak sama. Berdasarkan hasil analis pada bab IV, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis pertama, uji signifikansi parsial (Uji t statistik) menunjukkan bahwa partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian diatas bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yenti (2003) dan sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sinambela (2003:46), Supriyono dan Syakhroza (2003:961), Deliana (2004:55), dan Alfar (2006:35).

2. Hasil pengujian hipotesis kedua, melalui hasil uji signifikansi simultan (Uji F statistik) menunjukkan bahwa variabel Partisipasi, Komunikasi dan PK (interaksi antara Partisipasi dengan Komunikasi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Manajerial. Namun secara individual variabel Partisipasi, Komunikasi dan interaksi antara Partisipasi dengan Komunikasi


(59)

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Manajerial, dengan demikian Komunikasi bukanlah variabel moderating.

Keterbatasan Penelitian.

Objek penelitian hanya satu institusi saja, yaitu PT. Bank Negara Indonesia, Tbk yang ada di Medan. Sebaiknya semua lembaga perbankan yang ada di kota Medan, agar hasilnya dapat digeneralisasi. Sudah tentu hal ini akan menggunakan waktu yang lama dalam mengumpulkan instrumen penelitian yang digunakan.

5.2 Saran

Adapun saran-saran dalam penelitian ini, antara lain :

1. Masih dibutuhkan penelitian berikutnya pada bidang yang sama tentang pengaruh partisipasi dalam pengangaran, oleh sebab hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan masih terdapatnya ketidakkonsistenan dengan menggunakan faktor-faktor kondisional atau kontekstual lainnya yang diduga mempengaruhi hubungan partisipasi dalam penganggaran dengan kinerja manajerial.

2. Berdasarkan keterbatasan penelitian yang dilakukan peneliti diatas, untuk melaksanakan penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah jumlah objek penelitian agar hasilnya dapat digeneralisasi.


(60)

3. Disarankan kepada manajemen PT Bank Negara Indonesia, Tbk di Medan untuk lebih menitikberatkan penerapan pola partisipasi dalam merumuskan sesuatu hal yang berkaitan dengan kepentingan perusahaan khususnya dalam penyusunan anggaran perusahaan, oleh sebab kemungkinan besar dapat meningkatkan kinerja manajerial untuk kemajuan perusahaan kedepan.


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri, Marwan. 2003. Anggaran Perusahaan. Edisi 2003/2004. Cetakan pertama. BPFE YogJakarta.

Alfar, Raflia. 2006. Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam Penganggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Moderating Pada Kantor Direksi PT.Perkebunan Nusantara Wilayah Sumatera Utara. Thesis, Universitas Sumatera Utara, Program Pasca Sarjana Megister Ilmu Akuntansi (Tidak Dipublikasikan), Medan.

Arep, Ishak dan Tanjung, Hendri. 2004. Manajemen Motivasi. Cetakan kedua. Grasindo Jakarta.

Corrado, Frank M. 2004. Berkomunikasi Dengan Karyawan. Cetakan pertama. Terjemahan Paulus G. Hendrata. PPM. Jakarta.

Deliana. 2004. Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dan Kepuasan Kerja Dengan Gaya Kepemimpinan Dan Persepsi Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Variabel Moderator. Thesis, Universitas Sumatera Utara, Program Pasca Sarjana Megister Ilmu Akuntansi (Tidak Dipublikasikan), Medan.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Psikologi Manajemen Dan Administrasi. Cetakan ketiga. Mandar Maju. Bandung.

Garrison, Ray H dan Eric W.Noreen. 2000. Akuntansi Manajerial. Edisi 1.

Terjemahan Totok Budisantoso. Salemba Empat. Jakarta.

Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.. Edisi 2.

Universitas Diponegoro. Semarang.

Halim, Abdul dan Supomo, Bambang. 2005. Akuntansi Manajemen. Cetakan kesebelas. BPFE Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Budgeting Peranggaran. Edisi 1. Cetakan kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis. Edisi 1.


(1)

Coefficients(a)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 52.795 16.348 3.229 .003

Partisipasi .798 .175 .620 4.562 .000 .989 1.011

Komunikas

i -.105 .212 -.067 -.493 .625 .989 1.011

a Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Coefficient

Correlations(a)

Model Komunikasi Partisipasi

1 Correlations Komunikasi 1.000 .106

Partisipasi .106 1.000

Covariances Komunikasi .045 .004

Partisipasi .004 .031

a Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Collinearity

Diagnostics(a)

Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue

Condition

Index (Constant) Partisipasi Komunikasi

1 2.850 1.000 .00 .02 .00

2 .145 4.431 .01 .93 .01

1

3 .005 24.542 .99 .04 .99

a Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Residuals

Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 49.2046 77.4988 59.2778 7.34570 36

Std. Predicted Value -1.371 2.480 .000 1.000 36

Standard Error of Predicted Value 1.633 5.659 2.544 .883 36

Adjusted Predicted Value 50.5572 76.3675 59.3317 7.36596 36

Residual -18.20459 16.91594 .00000 9.04377 36

Std. Residual -1.955 1.816 .000 .971 36

Stud. Residual -2.050 1.964 -.003 1.011 36

Deleted Residual -20.01951 19.77682 -.05395 9.80999 36

Stud. Deleted Residual -2.161 2.058 -.007 1.031 36

Mahal. Distance .104 11.947 1.944 2.502 36

Cook's Distance .000 .217 .029 .044 36

Centered Leverage Value .003 .341 .056 .071 36


(2)

Charts

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Observed Cum Prob

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Ex

pe

ct

ed C

u

m

Pr

ob

Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

-1 0 1 2

Regression Standardized Predicted Value

-3 -2 -1 0 1 2

Regression St

udent

ized

Residual

Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Scatterplot


(3)

Uji Hipotesis Alternatif 1

Regression

Variables

Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Partisipasi(a) . Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Model

Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .627(a) .393 .375 9.20957

a Predictors: (Constant), Partisipasi

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Regression 1867.471 1 1867.471 22.018 .000(a)

Residual 2883.751 34 84.816

1

Total 4751.222 35

a Predictors: (Constant), Partisipasi b Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 44.914 3.424 13.116 .000

Partisipasi .807 .172 .627 4.692 .000


(4)

Uji Hipotesis Altenatif 2

Regression

Variables

Entered/Removed(b)

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1

Part*Kom, Komunikasi, Partisipasi(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Model

Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .661(a) .437 .384 9.14686

a Predictors: (Constant), Part*Kom, Komunikasi, Partisipasi

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Regressi

on 2073.940 3 691.313 8.263 .000(a)

Residual 2677.282 32 83.665

1

Total 4751.222 35

a Predictors: (Constant), Part*Kom, Komunikasi, Partisipasi b Dependent Variable: Kinerja Manajerial

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 103.347 37.479 2.758 .010

Partisipasi -1.995 1.962 -1.550 -1.017 .317

Komunikasi -.909 .580 -.594 -1.567 .127

Part*Kom .043 .030 2.214 1.430 .162


(5)

Lampiran III

r tabel Product Moment

SIGNIFIKANSI ALPHA 5%

DF r tabel satu sisi t tabel dua sisi r tabel satu sisi r tabel dua sisi

1 6.314 12.706 0.988 0.997

2 2.920 4.303 0.900 0.950

3 2.353 3.182 0.805 0.878

4 2.132 2.776 0.729 0.811

5 2.015 2.571 0.669 0.755

6 1.943 2.447 0.622 0.707

7 1.895 2.365 0.582 0.666

8 1.860 2.306 0.549 0.632

9 1.833 2.262 0.521 0.602

10 1.813 2.228 0.497 0.576

11 1.796 2.201 0.476 0.553

12 1.782 2.179 0.458 0.532

13 1.771 2.160 0.441 0.514

14 1.761 2.145 0.426 0.497

15 1.573 2.131 0.412 0.482

16 1.746 2.120 0.400 0.468

17 1.740 2.110 0.389 0.456

18 1.734 2.101 0.378 0.444

19 1.729 2.093 0.369 0.433

20 1.725 2.086 0.360 0.423

21 1.721 2.080 0.352 0.413

22 1.717 2.074 0.344 0.404

23 1.714 2.069 0.337 0.396

24 1.711 2.064 0.330 0.388

25 1.708 2.060 0.323 0.381

26 1.706 3.056 0.317 0.374

27 1.703 2.052 0.312 0.367

28 1.701 2.048 0.306 0.361

29 1.699 2.045 0.301 0.355

30 1.697 0.042 0.296 0.349

31 1.696 2.040 0.291 0.344

32 1.694 2.037 0.287 0.339

33 1.692 2.035 0.283 0.334

34 1.691 2.032 0.279 0.329

35 1.690 2.030 0.275 0.325

36 1.688 2.028 0.271 0.320

37 1.687 2.026 0.267 0.316

38 1.686 2.024 0.264 0.312

39 1.685 2.023 0.261 0.308

40 1.684 2.021 0.257 0.304

41 1.683 2.020 0.254 0.301

42 1.682 2.018 0.251 0.297

43 1.681 2.017 0.248 0.294

44 1.680 2.015 0.246 0.291

45 1.679 2.014 0.243 0.288

46 1.679 2.013 0.240 0.285

47 1.678 2.012 0.238 0.282

48 1.677 2.011 0.235 0.279

49 1.677 2.010 0.233 0.276


(6)

Lampiran IV

TABEL NILAI DISTRIBUSI F DENGAN

g

5 %

Derajat bebas Pembilang, df2 F

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 161.00 200.00 216.00 225.00 230.00 234.00 237.00 239.00 241.00 242.00 2 18.50 19.00 19.20 19.20 19.30 19.30 19.40 19.40 19.40 19.40 3 10.10 9.55 9.28 9.12 9.01 8.94 8.89 8.85 8.81 8.79 4 7.71 6.94 6.59 6.39 6.26 6.16 6.09 6.04 6.00 5.96 5 6.61 5.79 5.41 5.19 5.05 4.95 4.88 4.82 4.77 4.74 6 5.99 5.14 4.76 4.53 4.39 4.28 4.21 4.15 4.10 4.06 7 5.59 4.74 4.35 4.12 3.97 3.87 3.79 3.73 3.68 3.64 8 5.32 4.46 4.07 3.84 3.69 3.58 3.50 3.44 3.39 3.35 9 5.12 4.26 3.86 3.63 3.48 3.37 3.29 3.23 3.18 3.14 10 4.96 4.10 3.71 3.48 3.33 3.22 3.14 3.07 3.02 2.98 11 4.84 3.98 3.59 3.36 3.20 3.09 3.01 2.95 2.90 2.85 12 4.75 3.89 3.49 3.26 3.11 3.00 2.91 2.85 2.80 2.75 13 4.67 3.81 3.41 3.18 3.03 2.92 2.83 2.77 2.71 2.67 14 4.60 3.74 3.34 3.11 2.96 2.85 2.76 2.70 2.65 2.60 15 4.54 3.68 3.29 3.06 2.90 2.79 2.71 2.64 2.59 2.54 16 4.49 3.63 3.24 3.01 2.85 2.74 2.66 2.59 2.54 2.49 17 4.45 3.59 3.20 2.96 2.81 2.70 2.61 2.55 2.49 2.45 18 4.41 3.55 3.16 2.93 2.77 2.66 2.58 2.51 2.46 2.41 19 4.38 3.52 3.13 2.90 2.74 2.63 2.54 2.48 2.42 2.38 20 4.35 3.49 3.10 2.87 2.71 2.60 2.51 2.45 2.39 2.35 21 4.32 3.47 3.07 2.84 2.68 2.57 2.49 2.42 2.37 2.32 22 4.30 3.44 3.05 2.82 2.66 2.55 2.46 2.40 2.34 2.30 23 4.28 3.42 3.03 2.80 2.64 2.53 2.44 2.37 2.32 2.27 24 4.26 3.40 3.01 2.78 2.62 2.51 2.42 2.36 2.30 2.25 25 4.24 3.39 2.99 2.76 2.60 2.49 2.40 2.34 2.28 2.24 30 4.17 3.32 2.92 2.69 2.53 2.42 2.33 2.27 2.21 2.16 40 4.08 3.23 2.84 2.61 2.45 2.34 2.25 2.18 2.12 2.08 60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99 120 3.92 3.07 2.68 2.45 2.29 2.18 2.09 2.02 1.96 1.91

Der

aj

at

bebas penyebut

, df

1


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komunikasi Dan Komitmen Sebagai Variabel Moderating Pada Pdam Propinsi Sumatera Utara

0 33 76

Pengaruh Partisipasi Dalam Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Reward Sebagai Variabel Moderating Pada Asian Agri Group

1 42 82

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Daerah Air Minum (

0 2 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN BERBASIS ANGGARAN KINERJA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey Pada

0 1 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN PELIMPAHAN WEWENANG SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survey pada Rumah Sakit di Wilayah Eks Karesidenan Pa

0 0 14

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Survei Pada Rumah Sakit Di Kabupaten Klaten).

0 0 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD: DESENTRALISASI SEBAGAI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial SKPD: Desentralisasi Sebagai Variabel Moderating (Studi pada Sekretariat Daerah Kabupat

0 1 16

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN MOTIVASI Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Motivasi Sebagai Variabel Moderating(Pada Rumah Sakit Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten).

0 0 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA.

0 5 63

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial denan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Moderating pada PT. Pindad (Persero).

0 1 22