yang terdapat dalam buku teks banyak menggunakan kosakata yang susah dan tidak dimengerti oleh peserta didik akan mengakibatkan kesulitan bagi mereka.
Selain itu, bacaan yang terdapat dalam buku teks dan LKS belum sesuai dengan keadaan lingkungan.Oleh karena itu, perlu dikembangkan materi ajar yang
kontekstual sesuai dengan prinsip pembelajaran bahasa.Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dikembangkan materi ajar untuk membaca pemahaman yang
berbasis pendidikan karakter untuk siswa SMP kelas VII di Kabupaten Pemalang.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan-permasalahan yang terjadi dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Jawa SMP di kabupaten Pemalang tanggal 25 Oktober 2012, menunjukkan bahwa
pembelajaran bahasa Jawa mengalami kesulitan pada kompetensi dasar membaca pemahaman.Pada buku teks yang digunakan, banyak ditemukan kosakata yang
sulit dan tidak dimengerti oleh siswa, sehingga menyebabkan siswa malas untuk membaca.Materi ajar yang digunakan juga belum menggunakandialek ngapak,
sedangkan di kabupaten Pemalang terdapat dua dialek yaitu ngapak dan dialekPemalangan.Perbedaan dialek tersebut dapat dijadikan acuan supaya
pendidik yang mengajar di daerah ngapak membuat materi ajar yang sesuai dengan dialek yang digunakan.Pentingnya penanaman pendidikan karakter untuk
siswa juga menjadi permasalahan.Nilai-nilai pendidikan karakter seharusnya dapat dimasukkan ke dalam materi ajar, salah satunya adalah sebagai materi ajar
membaca pemahaman.Berdasarkan kurikulum bahasa Jawa tahun 2010, kompetensi membaca pemahaman terdapat pada semua kelas untuk jenjang
SMP.Oleh karena itu, pengembangan materi ajar membaca pemahaman berbasis pendidikan karakter sangat baik jika diberikan sejak awal yaitu pada kelas VII.
1.3 Pembatasan Masalah
Beberapa masalah yang diuraikan dalam indentifikasi masalah masih terlalu luas, untuk itu perlu dibatasi.Materi ajar bahasa Jawa pada kompetensi
dasar membaca pemahaman masih sangat terbatas. Materi ajar yang dibuat oleh TIM MGMP Pemalang juga belum menggunakan dialek ngapak dan masih minim
pendidikan karakter, sehingga pendidik di daerah ngapak memerlukan materi ajar dengan dialek ngapak untuk memudahkan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pengembangan materi ajar dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa dan mengandung pendidikan karakter.Penanaman nilai
pendidikan karakter sangat tepat jika dilakukan lebih awal, pada jenjang SMP kelas VII merupakan kelas yang paling tepat.
1.4 Rumusan Masalah